Anda di halaman 1dari 7

.

Batuan diklasifikasikan berdasarkan mineral dan komposisi kimia, dengan tekstur partikelnya dan dengan
proses terbentuknya. Maka batuan diklasifikasikan menjadi Igneous, Sedimentary dan Metamorphic.
Ketiga jenis batuan ini pada proses pembentukannya saling melengkapi dan berupa siklus. Lihat gambar
siklus pembentukan batuan.
1. Igneous Rock (Batuan Beku), terbentuk oleh pembekuan magma dan dibagi menjadi batuan plutonic dan
batuan volcanic. Plutonik atau intrusive terbentuk ketika magma mendingin dan terkristalisasi perlahan
didalam crust (contohnya granite). Sedangkan volcanic atau extrusive membeku dan terbentuk pada
saat magma keluar kepermukaan sebagai lava atau fragment bekuan (contohnya batu apung dan
basalt).
2. Sedimentary Rock (Batuan Sedimen), terbentuk karena endapan dari hasil erosi material-material batuan,
organic, kimia dan terkompaksi serta tersementasi. Batuan ini terbentuk di permukaan bumi yang
terdiri dari; 65% Mudrock (mudstone, shale dan siltstone); 20%-25% Sandstone dan 10%-15%
Carbonate Rock (limestone dan dolostone).
3. Metamorphic Rock (Batuan Metamorf), terbentuk hasil ubahan/alterasi dari mineral dan batuan lain
karena pengaruh tekanan dan temperatur. Tekanan dan temperatur yang mempengaruhi pembentukan
batuan ini sangat tinggi dari pada pembentukan batuan beku dan sedimen sehingga mengubah mineral
asal menjadi mineral lain.
Sedangkan Mineral diklasifikasikan berdasarkan sifat fisik dan komposisi kimia. Sifat fisik mineral antara
lain berdasarkan:
1. Struktur kristal, diamati melalui mikroskop.
2. Kekerasan (Hardness), diukur berdasarkan Mohs scale (1-10) ;
1. Talc Mg3Si4O10(OH)2
2. Gypsum CaSO42H2O
3. Calcite CaCO3
4. Fluorite CaF2
5. Apatite Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
6. Orthoclase KAlSi3O8
7. Quartz SiO2
8. Topaz Al2SiO4(OH,F)2
9. Corundum Al2O3
10. Diamond C (pure carbon)
3. Kilap (Luster), diukur dari interaksi terhadap cahaya.
4. Warna (Colour), tampak oleh mata.
5. Streak
6. Cleavage
7. Fracture
8. Specific gravity
9. Lain-lain (Fluorescence, Magnetism, Radioaktivity, dll).

Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kima dengan grup anion. Berikut klasifikasinya menurut
Dana :
1. Silicate Class, merupakan grup terbesar. silicates (sebagian besar batuan adalah >95% silicates), yang
terdiri dari silicon dan oxygen, dan dengan ion tambahan seperti aluminium, magnesium, iron, dan
calcium. Contoh lain seperti feldspars, quartz, olivines, pyroxenes, amphiboles, garnets, dan micas.

2. Carbonate Class, merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2- dan termasuk calcite dan aragonite
(keduanya merupakan calcium carbonate), dolomite (magnesium/calcium carbonate) dan siderite (iron
carbonate). Carbonate terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonate juga
terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua/caves, stalactites dan
stalagmites.Carbonate class juga termasuk mineral-mineral nitrate dan borate.
3. Sulfate Class, Sulfates terdiri dari anion sulfate, SO42-. Biasanya terbentuk di daerah evaporitic yang
tinggi kadar airnya perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfate dan halides berinteraksi. Contoh
sulfate; anhydrite (calcium sulfate), celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum
(hydrated calcium sulfate). Juga termasuk chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate, dan mineral
tungstate.
4. Halide Class, halides adalah grup mineral yang membentuk garam alami (salts) dan termasuk fluorite
(calcium fluoride), halite (sodium chloride), sylvite (potassium chloride), dan sal ammoniac
(ammonium chloride). Halides, seperti halnya sulfates, ditemukan juga di daerah evaporitic settings
seperti playa lakes dan landlocked seas seperti Dead Sea dan Great Salt Lake. The halide class
termasuk juga fluoride, chloride, dan mineral-mineral iodide.
5. Oxide Class, Oxides sangatlah penting dalam dunia pertambangan karena bijih (ores) terbentuk dari
mineral-mineral dari kelas oxide. Kelas mineral ini juga mempengaruhi perubahan Kutub Magnetic
Bumi. Biasanya terbentuk dekat dengan permukaan bumi, teroksidasi dari hasil pelapukan mineral lain
dan sebagai mineral asesori pada batuan beku crust dan mantle. Contoh mineral Oxides; hematite (iron
oxide), magnetite (iron oxide), chromite (iron chromium oxide), spinel (magnesium aluminium oxide
mineral pembentuk mantle), ilmenite (iron titanium oxide), rutile (titanium dioxide), dan ice (hydrogen
oxide). Juga termasuk mineral-mineral hydroxide.
6. Sulfide Class, hampir serupa dengan Kelas Oxide, pembentuk bijih (ores). Contohnya termasuk pyrite
(terkenal dengan sebutan emas palsu fools gold), chalcopyrite (copper iron sulfide), pentlandite
(nickel iron sulfide), dan galena (lead sulfide). Termasuk juga selenides, tellurides, arsenides,
antimonides, bismuthinides, dan sulfosalts.
7. Phosphate Class, termasuk mineral dengan tetrahedral unit AO4, A dapat berupa phosphorus, antimony,
arsenic atau vanadium. Phospate yang umum adalah apatite yang merupakan mineral biologis yang
ditemukan dalam gigi dan tulang hewan. Termasuk juga mineral arsenate, vanadate, dan mineralmineral antimonate.
8. Element Class, terdiri dari metal dan element intermetalic (emas, perak dan tembaga), semi-metal dan
non-metal (antimony, bismuth, graphite, sulfur). Grup ini juga termasuk natural alloys, seperti
electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides.
9. Organic Class, terdiri dari substansi biogenic; oxalates, mellitates, citrates, cyanates, acetates, formates,
hydrocarbons and other miscellaneous species. Contoh lain juga; whewellite, moolooite, mellite,
fichtelite, carpathite, evenkite and abelsonite
Sumber diambil dari sini
Entri ini dituliskan pada Oktober 6, 2007 pada 12:00 am dan disimpan dalam Earth Science. Anda bisa
mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan,
atau lacak tautan dari situsmu sendiri.
pr4s.wordpress.com/2007/10/06/batuan-dan-mineral/ - 71k
Mineral tanah adalah mineral yang terkandung di dalam tanah dan merupakan salah satu bahan
utamapenyusun tanah. Mineral dalam tanah berasal dari pelapukan fisik dan kimia dari batuan yang

merupakan bahan induk tanah, rekristalisasi dari senyawa-senyawa hasil pelapukan lainnya atau pelapukan
(alterasi) dari mineral primer dan
Mineral mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu tanah, antara lain sebagai indikator cadangan
sumber hara dalam tanah dan indikator muatan tanah beserta lingkungan pembentukannya. Jenis mineral
tanah secara garis besar dapat dibedakan atas mineral primer dan mineral sekunder.
MINERAL PRIMER
Mineral primer adalah mineral tanah yang umumnya mempunyai ukuran butir fraksi pasir (2 0,05 mm).
Contoh dari mineral primer yang banyak
terdapat di Indonesia beserta sumbernya disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa jenis mineral primer
Mineral
Sumber utama
Olivin Batuan volkan basis dan ultra basis
Biotit Batuan granit dan metamorf
PiroksenBatuan volkan basis dan ultra basis
AmfibolBatuan volkan intermedier hingga ultra basis
Plagioklas Batuan intermedier hingga basis
Orthoklas Batuan masam
Muskovit Batuan granit dan metamorf
Kuarsa Batuan masam
Analisis jenis dan jumlah mineral primer dilakukan di laboratorium mineral dengan bantuan alat
mikroskop polarisasi. Pekerjaan analisis mineral primer dilaksanakan dalam dua tahapan, yaitu pemisahan
fraksi pasir dan identifikasi jenis mineral.
Pemisahan fraksi pasir
Prinsip dasar pemisahan fraksi pasir adalah menghilangkan material penyemen yang menyelimuti atau
menyemen butir-butir pasir dan memisahkan butir mineral berukuran fraksi pasir dari fraksi debu dan liat.
Material yang menyeliputi butir pasir dalam
tanah umumnya berupa bahan organik. Namun pada beberapa jenis tanah, material penyeliput tersebut
selain oleh bahan organik, juga oleh besi (pada tanah merah) dan oleh karbonat (pada tanah kapur). Bahan
organik dihilangkan dengan hidrogen peroksida (H2O2) besi dengan sodiumdithionit (Na2S2O4) dan
karbonat dengan Chlorida (HCl).
Setelah butir mineral terlepas dilakukan pemisahan fraksi pasir dengan menggunakan ayakan yang
berukuran 1-0,05 mm. Jenis analisis mineral primer yang biasa dilaksanakan adalah fraksi berat, fraksi
ringan, dan fraksi total. Untuk analisis mineral pasir fraksi berat, terlebih dahulu harus dipisahkan antara
pasir fraksi berat dengan fraksi ringan. Yang tergolong dalam mineral pasir fraksi berat adalah mineral
pasir yang tenggelam dalam larutan bromoform dengan BJ2,87. Untuk analisis mineral pasir fraksi total,
hasil pengayakan bisa langsung diperiksa.
Indentifikasi mineral pasir
Untuk keperluan identifikasi jenis mineral pasir, diperlukan lempeng kaca berukuran 2,5 cm x 5 cm, cairan
nitro bensol, dan mikroskop polarisasi. Butir pasir ditebarkan di atas lempeng kaca hingga merata
kemudian ditetesi nitro bensol dan diaduk sampai tidak ada pasir yang mengambang. Lempeng kaca di
taruh di mikroskop dan mulai diamati (Gambar 1).
Foto: Nuraini
Gambar 1. Kenampakan mineral pasir dilihat dengan mikroskop polarisasi
Pengamatan dilakukan mengikuti metode line counting artinya hanya mineral pasir yang terletak pada
garis horizontal pada bidang pandang mikroskop yang dihitung.
Untuk analisis rutin penghitungan dilakukan hingga 100 butir, tapi untuk keperluan penelitian yang lebih
detail, penghitungan dapat dilakukan hingga 300 butir.
MINERAL SEKUNDER

Yang dimaksud dengan mineral sekunder atau mineral liat adalah mineral-mineral hasil pembentukan
baru atau hasil pelapukan mineral primer yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang komposisi
maupun strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang terlapuk. Jenis mineral ini berukuran halus
(<2), sehingga untuk identifikasinya digunakan alat XRD. Contoh dari mineral sekunder yang banyak
terdapat di Indonesia disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Beberapa jenis mineral sekunder
Mineral Keterangan
KaolinitMineral utama pada tanah Oxisol danUltisol
HaloisitMineral utama pada tanah volkanInceptisol dan Entisol
Vermikulit Mineral utama pada tanah yangberkembang dari bahan kaya mika
SmektitMineral utama pada tanah Vertisol
Alofan Mineral utama pada tanah Andisol
Goetit/hematitMineral oksida besi pada tanah merahOxisol dan Ultisol
Analisis mineral liat terdiri atas pemisahan fraksi liat dan identifikasi mineral liat.
Pemisahan fraksi liat
Prinsip dasar pemisahan fraksi liat adalahmenghilangkan bahan penyeliput dan penyemen, serta
memisahkan fraksi liat dari fraksi debu dan pasir. Dalam proses pemisahan fraksi ini dapat digunakan
contoh yang sama dengan contoh yang digunakan untuk analisis fraksi pasir, sehingga proses destruksi
bahan organik, besi, dan karbonat
bisa dilakukan sekaligus. Pemisahan fraksi liat dilakukan dengan cara yang sama seperti pemisahan fraksi
untuk tekstur yaitu dengan cara pengendapan yang didasarkan pada hukum Stoke.
Identifikasi mineral liat
Identifikasi mineral liat dilakukan dengan bantuan alat difraktometer sinar X (XRD). Terlebih dahulu
dibuat preparatnya dengan mengendapkan fraksi liat pada lempeng kramik, setelah siap, preparat tersebut
dijenuhkan dengan Mg2+, Mg2+ + glycerol, K+dan K+dipanaskan pada suhu 550oC selama 1 jam
(Gambar 2).
Foto: Nuraini
Gambar 2. Preparat mineral liat untuk analisis dengan XRD Prinsip analisis dengan XRD adalah
merekamdan memvisualisasikan pantulan sinar X dari kisi-kisi kristal dalam bentuk grafik. Grafik tersebut
kemudian dianalisis, terdiri atas mineral liat apasaja dan relatif komposisinya. Analisis mineral liat juga
dapat dilakukan dengan contoh berupa serbuk halus (powder).Analisis ini biasanya dilakukan untuk
menganalisis pupuk, mineral standar, atau mineral primer yang sulit diidentifikasi dengan mikroskop.

Bagaimana batuan di kelaskan ?


Kerak bumi terdiri daripada beraneka jenis batu-batan. Tiap-tiap batu-batan ini berbeza daripada
yang lainnya, baik tentang corak, bentuk rupa, warna, ketelusan air, cara terjadinya, mahupun kekuatannya
menahan kuasa gondolan. Bagi ahli-ahli geologi yang mengkaji kandungan dan perkembangan bumi secara
fizikal, pengetahuan tentang batu-batan ini sangatlah penting. Begitulah juga bagi ahli-ahli Geografi.
Mereka perlu mempunyai pengetahuan asas tentang jenis jenis batu-batan yang biasa terdapat dan juga
hubungannya dengan rupa bumi. Batu-batan juga menjadi asas bagi tanah-tanih dan sedikit sebanyaknya
menentukan jenis jenis tumbuhan dan penggunaan tanah-tanih di sesuatu kawasan. Oleh itu kita perlu
mengetahui dan mengenal batu-batan yang terdapat di sekeliling kita.
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan
(a) kandungan mineral iaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan ini.
(b) tekstur batuan, iaitu saiz dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batuan;
(c) struktur batuan, iaitu susunan hablur mineral di dalam batuan.
Secara umum, batu-batan boleh digolongkan kepada tiga kumpulan yang besar iaitu:
(a) batuan igneus;

(b) batuan enapan;


(c) batuan metamorfosis.

Batuan Igneus
Batuan igneus terjadi akibat daripada penyejukan dan pembekuan magma dari dalam kerak bumi.
Batu ini biasanya berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis dan tidak mengandungi fosil. Batu igneus boleh
dikelaskan berdasarkan kandungan bahan-bahan logam di dalamnya. Jikalau batuan ini mengandungi
lebih banyak silika maka batu itu digolongkan sebagai batuan asid. Sebagai batuan granit, batuan igneus
jenis asid ini tidaklah padat dan lebih muda warnanya daripada batuan bes. Batuan bes pula lebih padat dan
lebih hitam warnanya kerana banyak mengandungi oksid bes, seperti besi, aluminium dan magnesium. Dari
segi asal kejadiannya, batuan igneus boleh dikelaskan kepada dua jenis iaitu :
l. Batuan Igneus Plutonik atau Rejahan - Batu ini adalah batu igneus yang terjadi di bahagian bawah kerak
bumi. Penyejukan dan pembekuan cecair ini berlaku secara perlahan-lahan. Oleh kerana itu terjadilah
hablur-hablur kasar yang mudah dikenal. Batu jalar dalam ini, umpamanya granit, diorit dan gabro terdedah
di permukaan bumi akibat daripada proses gondolan dan hakisan.
2. Batu Gunung Berapi atau Terobosan - Batu gunung berapi adalah batu cecair yang telah melimpah
keluar dari gunung berapi sebagai lava. Lava ini membeku dengan cepat di permukaan bumi dan hablur
yang dihasilkannya berbentuk halus.
Batu gunung berapi atau batu jalar luar yang biasa terdapat ialah batu basol. Batu basol ini menghasilkan
hanyutan lava, litupan lava dan daratan tinggi lava. Setengah-setengah batu basol membeku dengan cara
yang luar biasa dan menghasilkan menara-menara batu. Sebahagian daripada lava cair itu mungkin
mengalir keluar melalui rekahan-rekahan. Lava cair itu kemudian membeku dalam bentuk daik yang tegak
dan sil yang datar.
Kebanyakan batu igneus keras lagi kukuh. Oleh kerana itulah batu igneus biasanya dipecahkan untuk
kegunaan membuat jalan raya, tugu-tugu peringatan dan batu-batu nisan yang berukir.

Batuan Enapan
Batu enapan terjadi daripada enapan yang terkumpul di kawasan perairan. Kejadiannya memakan
masa yang panjang. Batuan ini dapat dibezakan daripada batuan jenis lain oleh sifat-sifatnya yang berlapislapis. Oleh sebab itu batuan ini disebut batu-batan berlapis. Tebal lapisannya berbeza-beza dari beberapa
sentimeter hingga ke beberapa meter. Bentuknya kasar atau berbiji-biji halus, mungkin juga lembut atau
keras. Bahan-bahan yang membentuk batuan enapan ini mungkin telah diangkut oleh sungai-sungai,
glasier, angin atau binatang-binatang. Batuan enapan tidak berhablur dan seringkali mengandungi fosilfosil binatang, tumbuh-tumbuhan dan hidup-hidupan halus. Batuan enapan inilah yang paling berbeza
sekali cara kejadiannya jika dibandingkan dengan batuan lain, batuan enapan dapat dikelaskan berdasarkan
umurnya. Berbagai-bagai jenis batu-batan yang terjadi dalam jangka waktu yang sama telah dijeniskan ke
dalam satu golongan. Mengetahui sifat-sifat pelbagai jenis batu-batan itu sangatlah penting. Batuan enapan
boleh dikelaskan kepada tiga jenis utama dengan berdasarkan kepada asal kejadiannya dan kandungannya
iaitu :
l. Batuan enapan yang terjadi secara mekanik - Batuan jenis ini terjadi daripada pemaduan bahan-bahan
yang terkumpul daripada batuan yang lain. Batu pasir merupakan batuan enapan yang paling banyak
terdapat. Batuan ini terjadi daripada pasir dan kadang-kadang serpihan batu kuarza. Susunan, kandungan
dan warnanya sangatlah berbeza-beza. Batu pasir banyak dipecahkan di kuari-kuari untuk kegunaan
membuat rumah atau membuat batu penggiling. Batu pasir yang lebih besar dikenal sebagai grit. Apabila

batu-batu kelikir yang lebih besar berpadu dengan kukuhnya sehingga menjadi batu besar, maka batuan itu
disebut konglomeret (sekiranya bulat) dan brekia (sekiranya bersegi-segi). Batuan enapan yang lebih halus
menjadi tanah liat yang banyak digunakan untuk membuat bata, syil atau batu lodak. Pasir dan batu kelikir
mungkin terdapat dalam bentuk yang tidak berpadu.
2. Batuan enapan yang terjadi secara organik - Batu ini terjadi daripada bangkai hidup-hidupan yang halus.
Contohnya, organisma seperti karang dan kerang yang telah reput dagingnya akan meninggalkan kulitkulit yang keras. Kebanyakan batu yang terjadi secara ini terdiri daripada jenis kalkeria antaranya
termasuklah batu kapur dan kapur. Batu yang mengandungi karbon juga terjadi secara organik. Batuan ini
terjadi daripada pemendapan tumbuh-tumbuhan yang telah reput seperti yang terdapat di kawasan paya dan
hutan. Batuan di atas memberikan tekanan kepada tinggalan tumbuh-tumbuhan itu dan memampatkannya
menjadi jisim karbon yang padat. Akhirnya tinggalan ini menjadi gambut, lignit atau arang batu. Semua
bahan-bahan ini sangat tinggi nilainya dari segi ekonomi.
3. Batuan enapan yang terjadi secara kimia - Batu jenis ini terenap melalui tindakan kimia larutan yang
berbagai jenis. Natrium klorid (garam batu) berpunca daripada lapisan yang pada satu masa dahulu berada
di dasar laut atau tasik. Gipsum atau kulsium sulfat didapati dari penyejatan yang berlaku di tasik-tasik
masin seperti Laut Mati yang sangat masin airnya itu. Kalium karbonat dan nitrat juga terjadi dengan cara
yang sama.

Batuan Metamorfosis

Tekanan dan haba yang sangat tinggi akan menyebabkan semua batu-batuan, baik batuan igneus
mahupun batuan enapan akan bertukar menjadi batuan metamorfosis. Sifat-sifat asal batuan tersebut
mungkin berubah oleh kuasa-kuasa tersebut di atas taditerutamanya apabila pergerakan bumi yang sangat
kuat berlaku dan dengan cara ini tanah lempung akan berubah menjadi batu loh, batu kapur menjadi batu
marmar, batu pasir menjadi kuarzit, batu granit menjadi gneis, syal menjadi syis, arang batu menjadi grafit
dan grafit menjadi berlian. Batuan metamorfosis seperti batu marmar dan syis banyak dijumpai di
Malaysia. Batu marmar misalnya boleh didapati di Pulau Langkawi dan syis pula boleh didapati di kawasan
pergunungan di Sarawak.
Batuan metamorfosis ialah batuan yang telah mengalami perubahan fizikal dan kimia akibat haba dan
tekanan yang sangat tinggi. Perubahan fizikal dan kimia yang dimaksudkan itu ialah perubahan dari segi
tekstur, struktur dan komposisi mineral batuan. Batuan metamorfosis mungkin berasal daripada batuan
igneus, batuan enapan atau batuan metamorfosis yang lain. Suhu yang diperlukan untuk berlakunya proses
metamorfisma ialah antara 100C hingga 800C. Pada suhu ini batuan masih lagi berkeadaan lembut.
Dalam keadaan yang lembut ini, batuan boleh berubah dari segi susunan mineralnya. Hablur dalam mineral
pula boleh berubah dari segi saiz dan bentuknya. Komposisi batuan juga boleh berubah akibat tindak balas
kimia. Tekanan yang kuat mungkin menghimpit hablur menjadi rata atau panjang. Apabila magma panas
mengalir keluar ke permukaan muka bumi ataupun memasuki celah-celah rekahan, batuan kerak bumi yang
disentuhnya berubah menjadi batuan metamorfosis. Proses ini dikenali sebagai metamorfisma terma. Batu
marmar dan slat bintik terbentuk secara metamorfisma terma ini. Metamorfisma yang berlaku secara besarbesaran adalah metamorfisma serantau. Di kawasan kerak bumi yang pernah mengalami proses
pembentukan gunung terdapat batuan metamorfosis seperti syis dan gneis. Hal ini terjadi apabila batuan
yang terdapat jauh di dalam kerak bumi mengalami tekanan yang kuat dan haba yang tinggi. Tekanan dan
haba yang tinggi menyebabkan batuan mertgalami proses penghabluran semula.
Batuan metamorfosis mempunyai ciri-ciri yang jelas. Kesemua batuan metamorfosis mempunyai
struktur berhablur. Batuan metamorfosis mempunyai mineral yang sama seperti batuan igneus, tetapi sering
terdapat juga mineral yang hanya terbentuk pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Sesetengah batuan
metamorfosis mampat dan menjadi lebih padat akibat tekanan yang sangat tinggi yang dialaminya.
Pemadatan batuan menyebabkan molekulnya menjadi lebih rapat dan isipadu batuan lebih kecil.

Sesetengah batuan metamorfosis yang berjalur mempunyai mineral yang tersusun dalam lapisan-lapisan
yang selari. Batuan metamorfosis berjalur ini terjadi apabila mineral dalam batuan itu mengalami
penghabluran semula atau terhimpit akibat tekanan. Jaluran juga terjadi apabila mineral yang mempunyai
kepadatan berlainan terasing lalu membentuk lapisan-lapisan. Contoh batuan berjalur ialah batu loh dan
syis. Batuan ini boleh pecah menjadi lapisan-lapisan yang nipis. Batuan metamorfosis tidak berjalur seperti
batu marmar dan kuarzit pula tidak boleh pecah kepada beberapa lapisan.
inani.tripod.com/batu.htm - 15k

Anda mungkin juga menyukai