Dasar Klasifikasi
2.2.1. Dasar Klasifikasi Batuan Beku Menurut ODunn & Sill, Russel B.
Travis, Walter T. Huang
A. Menurut ODunn & Sill
Tabel 2.2 tabel pengklasifikasian batuan beku yang dibuat oleh Dr. Russell B.
Travis pada buku yang berjudul Quarterly of The Colorado School of Mines vol.
50 nomor 1. Pada tahun 1955.
b. Mineral Sekunder
Merupakan mineral mineral ubahan dari mineral minerak
utama, dapat dari hasil pelapukan, hidrotermal, maupun metamorfisma
terhadap mineral mineral utama.Dengan demikian mineral minerak
ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma (non
pirogenetik). Mineral sekunder terdiri dari :
Kelompok Kalsit (kalsit, dolomit, magnesit, siderit), dapat
terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
Kelompok Serpentin (antigorit dan Krisotit), umumnya terbentuk
dari hasil ubahan mineral mafik (terutama kelompok olivin dan
piriksin).
Kelompok klorit (prokton, penin, talk), umumnya terbentuk dari
hasil ubahan mineral kelompok plagioklas.
Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas.
Kelompok kaolin (kaolin, hallosyte), umumnya ditemukan sebagai
hasil pelapukan batuan beku.
c. Mineral Tambahan (Assesory Mineral)
Merupakan mineral mineral yang terbentuk pada kristalisasi
magma, umumnya dalam jumlah sedikit.Apabila hadir dalam jumlah
yang cukup banyak tetap tidak mempengaruhi penamaan batuan, tetapi
hal ini bisa mampunyai nilai ekonomis. Termasuk dalam golongan ini
antara lain : Hematite, Muscovite, Rutile, Magnetit, Zeolit, Apatit dan
lain lain.
Tabel 2.3 Klasifikasi Batuan Beku (Walter T. Huang, 1962)
2.2.2. Dasar Klasifikasi Batuan Piroklastik Menurut Schmid, Fisher
1. Breksi piroklastik
Breksi piroklastik adalah batuan yang disusun oleh block
block gunung api yang telah mengalami konsolidasi dalam
jumlah lebih 50 % serta mengandung lebih kurang 25 % lapili
dan abu.
2. Aglomerat
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi
material material dengan kandungan yang didominasi oleh
bomb gunung api dimana kandungan lapili dan abu kurang dari
25 %
3. Batu lapilli
Batu lapili adalah batuan yang dominant terdiri dari
fragmen lapili dengan ukuran 2 64 mm
4. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami
konsolidasi, dengan kandungan abu mencapai 75 %. Macamnya:
tuff lapili, tuff aglomerat, tuff breksi piroklastik ( Endarto,
Danang, 2005 ).
Tabel 2.7 Terms to be used for mixed pyroclastic-epiclastic rocks (after Schmid,
1981,).
<TBODY>
Tuffites (mixed pyroclastic- Epiclastic (volcanic
Average clast size in Pyroclastic
epiclastic) and/or nonvolcanic)
mm.
Agglomerate,
Tuffaceous conglomerate,
> 64 pyroclastic Conglomerate, breccia
tuffaceous breccia
breccia
64 - 2 Lapilli tuff
2 - 1/16 coarse Tuffaceous sandstone Sandstone
1/16 - 1/256 fine Tuffaceous siltstone Siltstone
< 1/256 Tuffaceous mudstone, shale Mudstone, shale
Amount pyroclastic
100% to 75% 75% to 25% 25% to 0% </TBODY>
material
2.2.3. Dasar Penggolongan Ukuran Butir Menurut Wentworth, Dasar
Klasifikasi Batuan Sedimen Menurut Koesoemadinata
A. Dasar Penggolongan Ukuran Butir Menurut Wentworth
2. Sand, Pasir
Sangat Kasar (1-2mm),
Pasir Kasar (1/2-1mm),
Pasir Sedang(1/4-1/2mm),
Pasir Halus (1/8-1/4mm), dan
Pasir Sangat Halus(1/16-1/8mm)
3. Golongan Karbonat
4. Golongan Silika
Batu jenis ini tersebar hanya dalam junlah sedikit dan terbatas.
Golongan batuan ini merupakan gabungan antara proses organik dan
kimiawi. Contoh batuan golongan ini adalah rijang (chert), radiolaria
dan diatom (diatomea).
5. Golongan Evaporit
6. Golongan Batubara
B. Menurut Folk
C. Menurut Dunham
Tabel 2.14 Dasar Klasifikasi Batuan Sedimen Karbonat (Embry dan Klovan,
1971)
Table 2.16 Diagram alir untuk identifikasi batuan metamorf secara umum (Gillen,
1982).
Tabel 2.17 Klasifikasi Batuan Metamorf (ODunn dan Sill, 1986).