Anda di halaman 1dari 15

Dip dan Ketebalan

Pengertian Dip
• True dip (kemiringan sebenarnya):
sudut kemiringan terbesar yang
terbentuk oleh suatu bidang
dengan bidang datar, diukur tegak
lurus perpotongan bidang.
• Apperent dip (kemiringan semu):
sudut yang terbentuk antara suatu
bidang dengan bidang horisontal
yang diukur tidak tegak lurus
perpotongan bidang.
• Jurus (strike): arah garis horisontal ß = true dip
yang terbentuk oleh bidang miring α = bearing/azimuth
dengan bidang horisontal. δ = apparent dip
AB = jurus N a° E
Kedudukan bidang : N a° E / ß
Mengukur Apparent dip ?
Pengukuran Dip Terdapat 3 cara :
1. Trigonometri
2. Tabel Nomogram for Estimating Apparent Dip
A 3. Tabel Apparent Dip

B
Tabel Nomogram for
Estimating Apparent Dip
A

B
Misal X : 75°
Tabel Apparent Dip
A

B
Misal X : 75°
Ketebalan
• Ketebalan adalah jarak
terpendek yang diukur antara
dua bidang sejajar yang
merupakan batas antara dua
lapisan.
• Jarak terpendek adalah jarak
tegak lurus lantai lapisan dengan
atap lapisan
• Ketebalan semu tidak mengukur
secara tegak lurus lantai lapisan
dengan atap lapisan
Mengukur Ketebalan
• Mengukur ketebalan dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
• Matematis
• Grafis
• Perhitungan ketebalan cara
matematis menggunakan ilmu
ukur sudut.
• Perhitungan tergantung besar
dan arah dari kemiringan lereng
(slope) dan kemiringan lapisan
(dip).
Matematis : Medan datar, lapisan miring
• Pengukuran tegak lurus terhadap jurus
lapisan.
• Bila ketebalan dinotasikan t, sedangkan lebar
singkapan yang tegak lurus jurus dinotasikan
w, maka:
t = w . sin δ
• δ = besar dip lapisan.

• Pengukuran menyudut terhadap jurus lapisan.


w = l . sin γ
t = w . sin δ
• γ = sudut antara lintasan dengan jurus
lapisan.
• l = lebar singkapan terukur.
Matematis :
Medan berlereng (sloping)
• Pengukuran tegak lurus jurus lapisan dan
lapisan searah dengan lereng sebesar σ
• Dip (δ) lebih besar daripada slope (σ)
(gambar a):

t = w . sin (δ - σ)

• Dip (δ) lebih kecil daripada slope (σ)


(gambar b):

t = w . sin (σ - δ)
Matematis : Medan berlereng (sloping)
• Pengukuran tegak lurus jurus lapisan dan
kemiringan lapisan berlawanan dengan slope.
• Dip (δ) lebih kecil daripada slope (σ) (gambar c):
t = w . sin (δ + σ)

• Dip (δ) lebih besar daripada slope (σ) (gambar


d):
t = w . sin (180 - δ - σ) atau
t = w . cos (90 - δ - σ)

• Lapisan horisontal (gambar e):


t = w . sin σ

• Lapisan vertikal (gambar f):


t = w . cos σ atau
t = w . sin (90 - σ)
Grafis :
Mengukur Ketebalan
• Perhitungan ketebalan secara grafis
menggunakan alignment diagram
• Diagram 4 digunakan bila pengukuran
lebar singkapan tegak lurus jurus
lapisan dan pengukuran pada medan
yang datar.
• Diagram 4 tersebut juga dapat
digunakan bila permukaan tanah
memiliki kemiringan, dengan syarat
lebar singkapan diukur tegak lurus
terhadap jurus perlapisan.
• Tetapi lebar singkapan pada diagram
adalah jarak lereng dan dip
(kemiringan lapisan) ditambah (atau
dikurang) sudut lereng.
Grafis :
Mengukur Ketebalan
• Jika kemiringan lapisan memiliki
arah yang berlawanan terhadap
kemiringan lereng, kemiringan
lereng ditambahkan terhadap
kemiringan lapisan (dip + slope).
• Jika kemiringan lapisan memiliki
arah yang sama dengan
kemiringan lereng, maka
kemiringan lereng dikurangkan
dari kemiringan lapisan (dip –
slope).
Grafis :
Mengukur Ketebalan
• Diagram 5 mempunyai fungsi yang
sama dengan diagram 4, hanya
diagram ini bisa digunakan untuk
pengukuran pada topografi yang
mempunyai kemiringan (slope) dan
pengukuran tidak tegak lurus jurus.
• Yang perlu diperhatikan adalah
bahwa kita harus membedakan
apakah kemiringan lapisan searah
dengan slope atau berlawanan.
• Bila searah maka besar sudut antara
jalur pengukuran dan jurus diplot di
bagian bawah pada skala azimuth
lintasan dan sebaliknya.
Daftar Pustaka
• Sudarno, Pramumijoyo, S., Husein, S., Marliyani G., I., 2008, Panduan
Praktikum Geologi Struktur, UGM : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai