PETROLOGI (GL-2242)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat membekunya magma pada waktu
perjalanannya ke permukaan bumi.
Magma adalah cairan silikat yang panas dan pijar yang terdiri dari unsur O, Si, Al, Fe,
Mg, Ca, Na, K dan sebagainya.
Hasil dari rekristalisasi magma tersebut membentuk berbagai macam jenis mineral dan
mengikuti aturan tingkat kristalisasi dari magma.
Bowen menyusun urutan kristalisasi dari mineral-mineral utama pembentuk batuan beku
yang dikenal sebagai Seri Reaksi Bowen :
Piroksen Bitownit
(Ca-Mg-Fe-Na-Al-Ti Silikat) (Ca-Na-Al Silikat)
Labradorit
(Ca-Na-Al Silikat)
Hornblenda
(Ca-Na-Mg-Fe-Al-OH Silikat) Andesin
(Na-Ca-Al Silikat)
Oligoklas
Biotit (Na-Ca-Al Silikat)
(K-Mg-Fe-Al-F-OH Silikat)
Albit
(Na-Al Silikat)
K-Felspar
(K-Al Silikat)
Muskovit
(K-Al-Cr Silikat)
Kuarsa Batuan
(SiO2) Granitoid
Ciri-ciri mineral seri bowen dan mineral-mineral pembentuk batuan beku, selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Ciri-ciri mineral pembentuk batuan beku
Pengelompokan batuan beku berdasarkan kelompok mineralnya :
Derajat Kristalisasi
Tekstur batuan beku berdasarkan derajat kristalisasinya :
Holokristalin : terdiri dari kristal seluruhnya
Hipokristalin : terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas
Holohyalin : terdiri dari gelas seluruhnya
Granulitas/Besar Butir
Tekstur batuan beku berdasarkan granulitas/besar butirnya :
Fanerik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa
Khusus untuk batuan bertekstur fanerik, ukuran butirnya dapat ditentukan sbb :
Halus : besar butir < 1 mm
Sedang : besar butir 1 mm - 5 mm
Kasar : besar butir 5 mm - 3 cm
Sangat kasar : besar butir > 3 cm
Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus atau amorf, hanya dapat dilihat dengan
mikroskop.
Jika batuan bertekstur porfiritik maka ukuran fenokris dan masa dasar dipisahkan.
Kemas/fabric
Tekstur batuan beku berdasarkan keseragaman butir/kristalnya :
Equigranular : ukuran besar butir relatif sama
Inequigranular : ukuran besar butir tidak sama
Khusus untuk inequigranular dapat dibedakan menjadi tekstur :
Porfiritik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar
(matriks) yang lebih halus.
Vitrofirik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar
(matriks) gelas/amorf.
1. Golongan Fanerik
Batuan bertekstur fanerik, dapat teramati secara megaskopik (mata biasa), berbutir
sedang-kasar (lebih besar dari 1 mm).
Golongan fanerik dapat dibagi atas beberapa jenis batuan, seperti terlihat pada diagram
segitiga 4a, 4b, 4c. Dasar pembagiannya adalah kandungan mineral kuarsa (Q), atau
mineral felspatoid (F), Felsfar alkali (A), serta kandungan mineral plagioklas (P).
Cara menentukan nama batuan dihitung dengan menganggap jumlah ketiga mineral utama
(Q+A+P atau F+A+P) adalah 100%.
Contoh : suatu batuan beku diketahui Q = 50%, A = 30%, P = 10% dan mineral mika =
10%. Jadi jumlah masing-masing mineral Q, A, dan P yang dihitung kembali untuk diplot
di diagram adalah sebagai berikut :
Jumlah mineral Q + A + P = 50% + 30% + 10% = 100% – 10% (jumlah mineral mika) =
90%, maka :
Mineral Q = 50/90 x 100% = 55,55%
Mineral A = 30/90 x 100% = 33,33%
Mineral P = 100% - (Q + A) = 100% - 88,88% = 11,12%
Bila diplot pada diagram 4a, hasilnya adalah batuan granitoid.
2. Golongan Afanitik
Batuan beku bertekstur afanitik, mineral-mineralnya tidak dapat dibedakan dengan mata
biasa atau menggunakan loupe, umumnya berbutir halus (< 1 mm), sehingga batuan beku
jenis ini tidak dapat ditentukan prosentase mineraloginya secara megaskopik. Salah satu
cara terbaik untuk memperkirakan komposisi mineralnya adalah didasarkan atas warna
batuan, karena warna batuan umumnya mencerminkan proporsi mineral yang dikandung,
dalam hal ini proporsi mineral felsik (berwarna terang) dan mineral mafik (berwarna
gelap). Semakin banyak mineral mafik, semakin gelap warna batuannya.
Penentuan nama/jenis batuan beku afanitik masih dapat dilakukan bagi batuan yang
bertekstur porfiritik atau vitrofirik, dimana fenokrisnya masih dapat terlihat dan dapat
dibedakan, sehingga dapat ditentukan jenis batuannya. Dengan menghitung prosentase
mineral yang hadir sebagai fenokris, serta didasarkan pada warna batuan /mineral, maka
dapat diperkirakan prosentase masing-masing mineral Q/F,A P, maka nama batuan dapat
ditentukan. (Gambar 5).
No. Batuan :
BB-01/BB-02, dll.
Warna :
Hitam bintik-bintik putih/putih kemerahan, dll (warna yang representatif)
Struktur :
Masif/vesikuler/amigdaloidal/kekar akibat pendinginan, dll.
Tekstur
Granulitas/Besar butir
Fanerik Afanitik
Derajat Kristalisasi
Keseragaman Butir/Kristal
Komposisi Mineral :
Kuarsa (%), ciri-cirinya, dll. (untuk % digunakan diagram perbandingan secara visual)
Nama Batuan :
Granitoid/Syenitoid/ Dioritoid, dll. (Gunakan diagram dari IUSGS)
BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik :
Batuan yang disusun oleh material-material yang dihasilkan oleh letusan gunung api
Dicirikan oleh kehadiran material piroklas yang dominan (gelas, kristal, batuan
vulkanik), butiran yang menyudut, porositas yang relatif tinggi.
Batuan Epiklastik :
Batuan hasil rombakan batuan vulkanik maupun batuan lainnya.
Terdiri dari material hasil rombakan batuan vulkanik (kristal, fragmen batuan) dan
material non vulkanik.
Batuan sedimen : batuan yang terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi (pelapukan –
transportasi – sedimentasi – diagenesa).
Media transportasi : air, angin, es, dll.
Terbentuk di permukaan bumi, di bawah kondisi tekanan dan temperatur rendah.
Komposisi sedimen :
Fragmen mineral/batuan hasil rombakan (terigen)
Material hasil proses kimiawi (material autigenik) : karbonat, fosfat, dll.
Material allochem (rombakan hasil presipitasi terdahulu) : fosil, material organik.
Tekstur dan mineralogi batuan sedimen dapat merefleksikan lingkungan pengendapan batuan sedimen.
Kemas/fabric : merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan packing, secara
umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan
permeabilitas batuan.
Kemas : - terbuka : kontak antar butiran tidak bersentuhan
- tertutup : kontak antar butiran bersentuhan
BATUPASIR
Klasifikasi Batupasir
1. Batupasir Silisiklastik (butiran terigen)
Batupasir Epiklastik : endapan yang berasal dari rombakan batuan terdahulu akibat pelapukan dan
erosi, termasuk batuan volkanik dan non-volkanik
Batupasir Volkaniklastik : terdiri dari material volkanik (hasil rombakan maupun yang tidak),
termasuk endapan piroklastik dan endapan epiklastik.
2. Batupasir Non-Silisiklastik (butiran karbonat dan evaporit)
Batupasir
Tekstur : ukuran butiran (pasir 0.125 - 2.00 mm), bentuk butiran (menyudut, membundar, dll.), sorting,
kemas butiran (mencakup orientasi, grain packing, grain contact, hubungan butiran dan matriks),
textural maturity, porositas, permeabilitas, struktur sedimen.
Textural maturity :
o Texturally immature sediment : matriks dominan, sortasi buruk, butiran menyudut.
o Texturally mature sediment : matriks sedikit,, sortasi sedang-baik, butiran membundar tanggung-
membundar.
Komposisi : butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan mineral-mineral lainnya), matrik dan
semen.
Klasifikasi batupasir
Parameter : butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik
matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan)
kehadiran matriks lempung : arenit (matriks < 15%)
wacke (matriks > 15%)
Pembagian secara umum (Gilbert, 1982; Pettjohn, 1987; dan Folk, 1974) : batupasir
kuarsa, batupasir arkose, batupasir litik, batupasir greywacke.
Batupasir kuarsa (Quartz Arenites) : berasosiasi dengan sedimen eolian, beach, shelf (lingkungan kerak
yang stabil), tingkat maturity : mature hingga supermature, interbedded dengan shallow marine limestones,
umumnya struktur sedimennya lapisan bersilang, mineralogi kuarsa, rijang kuarsit lebih besar dari 90%,
semen silika, karbonat, hematit.
Batupasir arkose (Arkoses) : butiran felspar prosentasenya tinggi, warnanya merah atau pink, lingkungan
non marin sering fluviatil pada iklim semi-arid, tingkat maturity : immature atau submature, mineralogi :
kuarsa <90% (rata-rata 50-60%), felsfar > fragmen litik 10-75% (rata-rata 20-40%), semen karbonat, silika
felsfar, hematit, mineral sulfat (barit, pirit, mineral lempung).
Batupasir Litik (Litharenites) : penamaan tergantung dari jenis fragmen batuan yang hadir, lingkungan
deltaik atau fluviatil, mineralogi fragmen litik 10-80%, felsfar, kuarsa, semen karbonat, silika, mineral
lempung, oksida besi, pirit, matrik lempung/klorit (kalau ada).
Batupasir wacke (Greywackes) : sebagian besar keras dan berwarna abu-abu gelap dengan matriks
melimpah, felspar dan butiran litik umumnya hadir, diendapkan oleh arus turbidit pada cekungan air dalam,
menunjukan struktur sedimen turbidit.
Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada lingkungan glasial, alivial fan dan braided stream.
Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam lingkungan deep water biasanya berasosiasi dengan
turbidit.
MUDROCK
Mudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama oleh partikel berukuran lanau-
lempung, mineral lain mungkin juga hadir.
Mudrock diendapkan terutama dalam lingkungan river floodplain, lake, low energy shoreline, delta, outer
marine shelf dan deep ocean basin.
Komposisi kimia/mineral :
Aragonit CaCO3 (ortorombik) : hasil presipitasi langsung dari air laut, bentuk serabut, tidak stabil
Kalsit CaCO3 (heksagonal) : mineral lebih stabil, berbentuk hablur yaang baik/spar, kalsit bila diberi
alizarin red menjadi merah
Dolomit CaMg(CO3)2 : berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi dengan alizarin red, kebanyak hasil
dolomitisasi dari kalsit
High Magnesium Calcite : larutan padat MgCO3 dalam kalsit
Magnesit MgCO3 : biasanya berasosiasi dengan evaporit
Siderit FeCO3
Klasifikasi Folk
berdasarkan komposisi : allochem, matiks dan semen
Bio (butiran skeletal), oo (ooid), pel (peloid), intra (intraklas)
macam-macam : Biosparit (komponen bioklas, dominan kalsit spar); pelsparit, oosparit, intrasparit, biolithit
(berasal dari terumbu)
Klasifikasi Dunham
berdasarkan tekstur proporsi dari butiran vs. matriks
Mudstone : lumpur karbonat>>>butiran (mud supported), butiran < 10%
Wackestone : lumpur karbonat>butiran (grain-mud supported), butiran> 10%
Packestone : butiran>lumpur karbonat (mud-grain supported)
Grainstone : butiran>>>lumpur karbonat (grain supported)
Boundstone : terdiri dari kerangka
Crystalline carbonate : terdiri dari kristal, tekstur pengendapan tidak diketahui
Klasifikasi Embry & Klovan
Berdasarkan terdapatnya lumpur karbonat diantara kerangka atau pecahan-pecahan kerangka
Framestone : terdiri seluruhnya dari kerangka organik seperti koral, bryozoa, ganggang, matriks <10%
Bindstone : terdiri dari kerangka/pecahan kerangka organik seperti koral, yang telah diikat kembali oleh
kerak lapisan-lapisan (encrusting) gamping yang dikeluarkan oleh ganggang merah
Bafflestone : terdiri dari kerangka organik seperti koral dalam posisi tumbuh dan diselimuti oleh lumpur
gamping
Rudstone : hasil rombakan suatu terumbu dan terkumpul setempat atau ditransport oleh gaya berat, tanpa
adanya lumpur gamping diantara fragmen-fragmennya
Floatstone : terdiri dari potongan-potongan kerangka organik yang mengambang dalam lumpur gamping
Porositas adalah perbandingan jumlah rongga terhadap volume total batuan (%)
Macam-macam porositas berdasarkan waktu terbentuknya :
Porositas Primer : terbentuk pada saat diendapkan-diagenesis awal, contoh interkristalin, intrakristalin,
intergranular, intagranular
Porositas Sekunder : terbentuk selama diagenesis lanjut mesogenesis-telogenesis, contoh porositas yang
terbentuk akibat retakan/fracturing, pengkerutan/shrinkage, dan pelarutan (butiran, semen, matriks)
Choquete and Pray (1970) mengklasifikasikan porositas batuan karbonat berdasarkan tiga kelompok yaitu
tipe fabric selective, tipe not fabric selective dan tipe fabric selective or not (gambar 17).
Proses-proses diagenesa :
sementasi, mikritisasi (oleh organik), disolusi, kompaksi, dolomitisasi, neomorfisme (adalah proses
penggantian mineral yang sejenis (polimorf); biasanya lebih kasar)
Mineralogi : aragonit, kalsit, dolomit (karbonat), lain-lain (kuarsa, felspar, mineral lempung, fosfat, oksida
besi, sulfida, evaporit)
Sementasi
isopachous , gravity (stalactitic) & meniscus, fibrous, syntaxial (semen spar kalsit melingkupi butiran, dan
optis kontinu), equent spar – drusty mosaic, poikilotopic (seperti syntaxial, tetapi tidak optis kontinu).
Batuan metamorfosa : batuan yang terbentuk akibat proses perubahan tekanan (P),
temperatur (T) atau keduanya dimana batuan memasuki kesetimbangan baru tanpa adanya
perubahan komposisi kimia (isokimia) dan tanpa melalui fasa cair (dalam keadaan padat),
dengan temperatur berkisar antara 200-8000C.
Tipe-tipe metamorfosa :
Metamorfosa termal/kontak : terjadi akibat perubahan (kenaikan) temperatur (T),
biasanya dijumpai di sekitar intrusi/batuan plutonik, luas daerah kontak bisa beberapa
meter sampai beberapa kilometer, tergantung dari komposisi batuan intrusi dan batuan
yang diintrusi, dimensi dan kedalaman intrusi.
Metamorfosa regional/dinamo termal : terjadi akibat perubahan (kenaikan) tekanan
(P) dan temperatur (T) secara bersama-sama, biasanya terjadi di jalur orogen yang
meliputi daerah yang luas, perubahan secara progresiv dari P & T rendah ke P & T
tinggi..
Metamorfosa kataklastik/kinematik/dislokasi : terjadi akibat sesar yang
menyebabkan terbentuknya zona hancuran, granulasi, breksi sesar (dangkal), milonit,
filonit (lebih dalam) kemudian diikuti oleh rekristalisasi.
Metamorfosa burial : terjadi akibat pembebanan, biasanya terjadi di cekungan
sedimentasi, perubahan mineralogi ditandai munculnya zeolit.
Metamorfosa lantai samudera : terjadi akibat pembukaan lantai samudera (ocean
floor spreading) di punggungan tengah samudera, tempat dimana lempeng (litosfer)
terbentuk.
Batusabak
Mineral utama : seringkali masih berupa mineral lempung; mineral tambahan :
muskovit, biotit, kordierit, andalusit.
Warna : abu-abu gelap yang mengkilap.
Struktur : foliasi (sekistose) mulai tampak namun belum jelas (slaty cleavage).
Tekstur : lepidoblastik dan granoblastik tetapi tanpa selang-seling mineral pipih dan
mineral granular dengan butiran yang halus.
Metamorfosa : regional.
Filit
Mineral utama : kuarsa, serisit, klorit; mineral tambahan : plagioklas, mineral bijih.
Warna : terang, abu-abu perak, abu-abu kehijauan, lebih mengkilap daripada batu
sabak.
Struktur : foliasi (sekistose) mulai jelas dibandingkan dengan batu sabak (tekstur
filitik).
Tekstur : mulai granoblastik sampai lepidoblastik dengan mulai terlihat perselingan
antara mineral pipih dan mineral granular, butiran mulai lebih kasar daripada batu
sabak.
Metamorfosa : kataklastik.
Sekis
Mineral utama : biotit, muskovit, kuarsa (sekis mika), klorit (sekis klorit), talk (sekis
talk) dll.
Warna : tergantung dari mineralnya misalnya sekis mika umumnya putih, hitam,
mengkilap.
Struktur : foliasi (sekistose tertutup).
Tekstur : granoblastik dan lepidoblastik, perselingan antara mineral pipih dan mineral
granular baik sekali, butiran umumnya sudah kasar.
Metamorfosa : regional.
Geneis
Mineral utama : k-felsfar, plagioklas, biotit, muskovit, kuarsa.
Warna : sesuai dengan batuan asalnya, misalnya dari granit atau batupasir arkose.
Struktur : foliasi (sekistose terbuka/gneisose).
Tekstur : granoblastik dan lepidoblastik, mineral pipih dipotong oleh mineral granular.
Metamorfosa : regional.
Migmatit
Beberapa jenis batuan bertekstur gneisik secara megaskopik sering memperlihatkan
sifat yang heterogen dan terlihat seperti percampuran antara metasedimen dan batuan
granitis, batuan yang demikian ini lazim disebut migmatit, material granitis
diperkirakan berasal dari luar, hasil dari insitu partial melting atau dapat juga dari
segregasi akibat proses metamorfosis.
Struktur : foliasi (sekistose terbuka/gneisose).
Tekstur : granoblastik dan lepidoblastik, mineral pipih dipotong oleh mineral granular.
Metamorfosa : regional, pada zona T tinggi, dan selalu dijumpai berasosiasi dengan
batuan granit.
Milonit
Mineral dan warna tergantung batuan yang mengalami metamorfosa kataklastik.
Struktur dan tekstur : terlihat seperti adanya foliasi dengan lensa-lensa dari batuan
yang tidak hancur berbentuk mata, butiran umumnya halus.
Tekstur : granoblastik, poikiloblastik, dengan tekstur mosaik.
Metamorfosa : kataklastik.
Filonit
Gejala dan kenampakan sama dengan milonitik (filonit butirannya halus), sudah
terjadi rekristalisasi, derajat metamorfosa lebih tinggi dibanding milonit
Matriks terdiri dari mika berserabut, terorientasi tak sempurna (berupa alur-alur sangat
halus), menunjukan kilap silky, butiran halus sekali.
Metamorfosa : kataklastik.
Kuarsit
Mineral utama : kuarsa, mineral tambahan : muskovit, biotit, k-felsfar, mineral bijih.
Warna : putih terang, warna lainnya tergantung warna mineral tambahannya.
Struktur : masif, kadang-kadang berfoliasi.
Tekstur : granoblastik tipe mosaik, kadang-kadang sacaroidal.
Metamorfosa : regional dan termal
Serpentinit
Mineral utama : serpentin, mineral tambahan : mineral bijih, mineral sisa : olivin,
piroksen.
Warna : hijau terang – hijau kekuningan
Struktur : masif, kadang-kadang terdapat struktur sisa dari peridotit.
Tekstur : lamelar, selular, tekstur sisa dari piroksen (bastit).
Metamorfosa : regional
Amfibolit
Mineral utama : amfibol, plagioklas, mineral tambahan : kuarsa, epidot, klorit, biotit,
garnet, mineral bijih.
Warna : hijau/hitam bintik-bintik putih atau kuning.
Struktur : masif atau berfoliasi, kadang-kadang ada struktur sisa dari metagabro atau
meta lava basal.
Tekstur : idioblastik/nematoblastik, kadang-kadang poikiloblastik (plagio-klas),
lepidoblastik (biotit), porfiroblastik (garnet), berukuran sedang-kasar.
Metamorfosa : regional
Granulit
Mineral utama : kuarsa, k-felspar, plagioklas, garnet, piroksen, sedikit mika.
Warna : bervariasi dari terang sampai gelap, tergantung mineralnya.
Struktur : masif dengan besar butir bervariasi.
Tekstur : granoblastik, gneisosa seringkali mineral kuarsa berbentuk pipih, berukuran
sedang-kasar.
Metamorfosa : regional
Eklogit
Batuan metamorf berkomposisi basik, mineral utama : ompasit (klinopiroksen),
garnet, kuarsa.
Warna : hijau-merah dengan bintik-bintik.
Struktur : masif dengan besar butir bervariasi.
Tekstur : granoblastik seringkali porfiroblastik, berukuran sedang-kasar.
Metamorfosa : regional
Marmer
Mineral utama : kalsit; kadang-kadang dolomit, piroksen, amfibol, flogopit, ada
mineral bijih atau oksida besi.
Warna : putih dengan garis-garis hijau, abu-abu, coklat dan merah.
Struktur : masif dengan besar butir bervariasi.
Tekstur : granoblastik dengan tekstur sacaroidal.
Metamorfosa : kontak dan regional
Hornfels
Mineral utama : andalusit, silimanit, kordierit, biotit, k-felsfar.
Warna : terang, merah, coklat, ungu dan hijau.
Struktur : masif kadang-kadang dengan sisa foliasi.
Tekstur : hornfelsik, granoblastik, poikiloblastik, kadang-kadang porfiro-blastik,
dengan tekstur mosaik, butiran ekuidimensional, tidak berorientasi, butiran halus.
Metamorfosa : kontak.
No. Batuan :
BB-01/BB-02, dll.
Warna :
Hitam bintik-bintik putih/putih kemerahan, dll (warna yang representatif)
Struktur :
Tekst r :
Homeoblastik : Heteroblastik :
Lepidoblastik atau nematoblastik atau Lepidoblastik dan atau nematoblastik dan atau
granoblastik atau granuloblastik granoblastik dan atau granuloblastik
Komposisi Mineral :
Kuarsa (%), ciri-cirinya, dll. (untuk % digunakan diagram perbandingan secara visual)
Nama Batuan :
Hornfels/Sekis/Gneis/Marmer, dll.