TERKANDUNG DI DALAMNYA
Bumi ini kaya dengan berbagai macam kekayaan yang ada di dalamnya. Bumi memiliki
berbagai macam material yang merupakan salah satu jenis kekayaan yang dimiliki. Berbagai
macam material dari bumi yang sering ditemukan antara lain tanah, pasir, batu, kapur, dan lain
sebagainya. Dari sekian banyak material yang ada di bumi, ada satu material yang keberadaannya
sangat mudah kita temukan, bahkan ada dimanapun saja. Material tersebut adalah batu.
Batu merupakan sebuah benda padat dan keras yang keberadaannya sangat mudah
ditemukan di lingkungan sekitar kita. Batu ini apabila jumlahnya banyak maka disebut degan
batuan. Batuan ini ada berbagai macam. Batuan yang jenisnya ada bermacam- mamcam ini
terbentuk oleh bermacam- macam sebab pula. Adanya perbendaan jenis jenis batuan ini dapat
dilihat dari terkstur ataupun massa dari batuan tersebut, atau juga keran proses pembentukannya.
Salah satu jenis batuan yang ada di bumi adalah batuan beku. Secara bahasa batuan beku
atau batuan igneus berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata “ignis” yang artinya api. Batuan beku
merupakan batuan yang terbentuk dari pengerasan dan pendinginan magma dengan atau tanpa
proses kristalisasi. Batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi disebut dengan batuan
intrusif (plutonik) sedangkan batuan beku yang terbentuk di atas permukaan bumi disebut dengan
batuan ekstrusif (vulkanik).
1. Batu Granit
Batu granit adalah batuan "beku dalam" atau batuan plutonik yang berwarna terang
dengan butiran mineral yang terlihat cukup besar. Butiran mineral tersebut terbentuk dari
kristalisasi magma yang lambat di bawah permukaan bumi.
Granit yang murni merupakan salah satu jenis granitoid. Sebuah granitoid
mengandung 20-60% Kuarsa dan kandungan Feldspar. Granit adalah batuan yang kuat
karena memiliki butiran mineral yang terbentuk selama periode proses pendinginan yang
sangat lambat. Penambahan kuarsa dan feldspar menunjukkan kekuatan granit lebih kuat
dibandingkan baja. Karena kekuatannya tersebut, granit banyak dipakai untuk bangunan
dan benda hiasan seperti batu nisan.
Kuarsa dan Feldspar umumnya membuat granit bercahaya terang, dari warna merah
muda sampai warna putih. Warna dasar tersebut disisipkan oleh mineral-mineral pengaya
lainnya yang memiliki warna lebih tua. Mineral pelengkap yang paling umum adalah mika
biotit hitam dan hornblenda amfibol hitam.
Granit merupakan batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir
kasar, mengandung mineral-mineral :
a. kuarsa 10-40 %,
b. felsparkalium 30-60 %,
c. plagioklas natrium 0-35%,
d. mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.
2. Batu Riolit
Riolit merupakan batuan leleran (lelehan) dari granit. Secara fisik riolit berbutir
halus, bertekstur holokristalin hingga hipokristalin dan afanitik, mempunyai komposisi
mineral sama dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam
bentuk retas, sill, dan aliran. Berwarna abu-abu kemerahan hingga kehijauan, berbutir kasar
dengan komposisi mineral yaitu kuarsa, plagioklas serta sanidin, dengan sejumlah kecil
hornblende dan biotit.
3. Batu Sianit
Sianit adalah produk dari aktivitas batuan beku basa, umumnya terbentuk di daerah
kerak benua tebal, atau di zona subduksi kordilleran. Sianit berwarma abu-abu tua atau
terang dengan struktur massive serta bertekstur phaneritik dan holokristalik.
Kandungan mineral sianit yaitu ortoklas, plagioklas, hornblende, dan mineral
tambahan seperti kuarsa, biotit, magnetit, limenit, piroksen dan sulfida. Komponen
feldspar dari sianit didominasi oleh basa (biasanya ortoklas). Felspar plagioklas mungkin
hadir dalam proporsi kecil, yaitu kurang dari 10%. Felspar seperti ini sering disisipkan
sebagai komponen pertit batuan.
Ketika mineral ferromagnesian hadir dalam sianit, mereka biasanya terjadi dalam
bentuk hornblende, amfibol dan klinopiroksen. Keberadaan biotit sangat jarang, karena
dalam magma sianit pembentukan felspar mengkonsumsi hampir semua aluminium.
4. Batu Trakit
Trakit terbentuk pada daerah vulkanik (karena merupakan batuan beku vulkanik),
yaitu dengan pembekuan magma yang cenderung cepat sehingga mineral penyusunnya
terlihat lebih kecil. Batuan vulkanik atau biasa disebut dengan batuan ekstrusi, ini terbentuk
di luar gunung berapi. Tetapi terbentuknya trakit bukanlah akibat letusan gunung api yang
eksplosif, yang terbentuk dari lava yang mengalir sehingga mempunyai kenampakkan
tekstur yang khusus, yaitu tekstur trakit. Tekstur trakit berupa mikrolit yang membentuk
orientasi tertentu, karena dihasilkan oleh mekanisme aliran. Dilihat dari warna batuan trakit
yang cenderung cerah, trakit terbentuk dari magma yang bersifat asam. Tetapi magma asam
pembentuk trakit juga bisa berasosiasi dengan lava lain di daerah vulkanik lalu terbentuk
oleh kristalisasi dan abstraksi dari unsure besi, magnesium dan mineral kalsium yang
berasal dari magma basa. Seperti pada batuan beku vulkanik lainnya, trakit terdapat
“Streaked or Banded Structure” yang disebabkan oleh aliran pada saat proses pendinginan
atau pembekuan. Struktur ini dimungkinkan oleh pengaturan parallel dari suatu fenokris
yang besar dan tabular sehingga mencolok mata. Pengujian mikroskopik dari sayatan tipis
memperlihatkan tekstur trachytic dari matriks yang halus. tiny lath-shaped dari Kristal
Sanidine, dikemas secara paralel dan bentuk garis aliran yang cenderung seperti
mengelilingi fenokris yang besar.
Mineral utama batu trakit adalah alkali felspar (sanidin), plagioklas (andesin-
labradorit), biotit 2. Sedangkan mineral asesorinya yaitu amfibol, piroksen, magnetit,
ilmenit, apatit, dcxv cgarnet, zirkon, titanit, gelas. Trakit mempunyai komposisi yang
terdiri dari alkali feldspar yang merupakan mineral essential pada batu ini, lalu terdapat
sedikit mineral plagioklas, kuarsa, dan feldspatoid seperti naphelin. Biotit, Klinopiroksen,
dan Olivin banyak menjadi mineral aksesoris utama pada batu ini.
5. Batu Sianit-Nefelin
Batuan sianit-nefelin berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik, mengandung
mineral:
a. Felspar alkali : 35-80%
b. Flespartoid (nefelin) : 10-45%
c. Plagioklas natrium : 5- 45 %
d. Mineral Mafis (biotit, amfibol, piroksen) : 65-10%
Batuan sianit-neflin tidak umum bertekstur porfiri, tetapi batuan sianit foida lainnya
umum bertekstur porfiri dan mineral yang umum sebagai fenokris adalah sanidin, ortoklas,
amfibol, piroksen dan biotit. Sedangkan yang tidak umum sebagai fenokris adalah olivin,
leusit, nefelin, sodalit, apatit dan magnetit. Batuan sianit nefelin terbentuk sebagai "stock",
lakolit, retas, dansill. Sianit nefelin merupakan batuan yang langka di alam.
6. Batu Fonolit
Batuan fonolit terbentuk sebagai batuan leleran (lelehan) dan batuan gang dalam
bentukretas, sill, konolit dan aliran. Fonolit merupakan batuan yang langka di alam. Batuan
leleran (lelehan) dari sianit nefelin, berbutir halus. Komposisi mineralnya adalah sebagai
berikut :
a. Felspar alkali : 15-75%
b. Flespatoid : 10-40%
c. Plagioklas natrium : 0-30%
d. Mafis mineral : 35-10%
Batu fonolit memiliki sejumlah mineral yang disebut juga mineral pengganti felspar atau
felspatoid, yang terdiri dari mineral leusit, nefelin, kankrinit, sodait, hauyne, melilit.
7. Batu Monsonit
Batu monsonit merupakan batuan dalam berbutir kasar, bertekstur holokristalin,
faneritik. Kandungan mineral yang terdapat di dalam kandungan batu monsonit yaitu :
a. Felspar kalium (umumnya ortoklas) : 45-20%
b. Plagioklas natrium (andesin, oligoklas) : 50-30%
c. Mineral mafis (biotit, horenblenda, augit): 30%
Apabila felspar kalium bertambah sehingga melebihi jumlah plagioklas natrium
batuan disebut sianit. Tetapi kalau felspar kalium berkurang batuan menjadi diorit.
Demikian denganhadirnya kuarsa maka batuan menjadi granodiorit. Monsonit terbentuk
sebagai "stock”, retas, lakolit dan sill. Monsonit merupakan batuan yang langka di alam.
8. Batu Latit
Batu latit merupakan batuan yang berasal leleran (lelehan) dari monsonit,
berbutir halus yang disebut juga trakit andesit, mempunyai komposisi mineral yang
sama dengan monsonit, yaitu felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam komposisi
yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar. Batuan latit terbentuk sebagai aliran dan
jarang sebagai intrusi.
9. Batu Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku intrusif dengan tekstur faneritik yang mirip dengan
granit, namun mengandung lebih banyak plagioklas felspar daripada ortoklas felspar.
Granodiorit memiliki volume kuarsa lebih besar dari 20%, dan 65-90% felsparnya
merupakan plagioklas. Plagioklas dengan jumlah yang lebih besar dapat membuat batuan
ini menjadi tonalit.
Komposisi mineral utama granodiorit adalah plagioklas dan kuarsa, sedangkan
mineral sekundernya adalah natrium dan kalsium. Granodiorit mengandung sejumlah besar
Natrium (Na) dan Kalsium (Ca) yang kaya akan plagioklas, K-felspar, kuarsa, dan
sejumlah kecil mika muskovit juga mineral-mineral lebih terang lainnya. Sejumlah kecil
mineral-mineral oksida seperti magnetit, ilmenite dan ulvospinel dapat hadir begitu juga
mineral-mineral sulfida.
Berikut ini kadar komposisi mineral pada batu granodiorit :
a. Felspar kalium : 20-40%
b. Plagioklas natrium : 25- 45%
c. Kuarsa : 35-10%
d. Mafis mineral (biotit, amfibola) : 65-10%
OLEH :
PUTU ELVIRA YULIANTHI
1608511050