Anda di halaman 1dari 12

BATUAN BEKU BERDASARKAN KOMPOSISI MINERAL YANG

TERKANDUNG DI DALAMNYA

Bumi ini kaya dengan berbagai macam kekayaan yang ada di dalamnya. Bumi memiliki
berbagai macam material yang merupakan salah satu jenis kekayaan yang dimiliki. Berbagai
macam material dari bumi yang sering ditemukan antara lain tanah, pasir, batu, kapur, dan lain
sebagainya. Dari sekian banyak material yang ada di bumi, ada satu material yang keberadaannya
sangat mudah kita temukan, bahkan ada dimanapun saja. Material tersebut adalah batu.

Batu merupakan sebuah benda padat dan keras yang keberadaannya sangat mudah
ditemukan di lingkungan sekitar kita. Batu ini apabila jumlahnya banyak maka disebut degan
batuan. Batuan ini ada berbagai macam. Batuan yang jenisnya ada bermacam- mamcam ini
terbentuk oleh bermacam- macam sebab pula. Adanya perbendaan jenis jenis batuan ini dapat
dilihat dari terkstur ataupun massa dari batuan tersebut, atau juga keran proses pembentukannya.

Salah satu jenis batuan yang ada di bumi adalah batuan beku. Secara bahasa batuan beku
atau batuan igneus berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata “ignis” yang artinya api. Batuan beku
merupakan batuan yang terbentuk dari pengerasan dan pendinginan magma dengan atau tanpa
proses kristalisasi. Batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi disebut dengan batuan
intrusif (plutonik) sedangkan batuan beku yang terbentuk di atas permukaan bumi disebut dengan
batuan ekstrusif (vulkanik).

Batuan Beku berdasarkan Komposisi Mineralnya

1. Batu Granit
Batu granit adalah batuan "beku dalam" atau batuan plutonik yang berwarna terang
dengan butiran mineral yang terlihat cukup besar. Butiran mineral tersebut terbentuk dari
kristalisasi magma yang lambat di bawah permukaan bumi.
Granit yang murni merupakan salah satu jenis granitoid. Sebuah granitoid
mengandung 20-60% Kuarsa dan kandungan Feldspar. Granit adalah batuan yang kuat
karena memiliki butiran mineral yang terbentuk selama periode proses pendinginan yang
sangat lambat. Penambahan kuarsa dan feldspar menunjukkan kekuatan granit lebih kuat
dibandingkan baja. Karena kekuatannya tersebut, granit banyak dipakai untuk bangunan
dan benda hiasan seperti batu nisan.
Kuarsa dan Feldspar umumnya membuat granit bercahaya terang, dari warna merah
muda sampai warna putih. Warna dasar tersebut disisipkan oleh mineral-mineral pengaya
lainnya yang memiliki warna lebih tua. Mineral pelengkap yang paling umum adalah mika
biotit hitam dan hornblenda amfibol hitam.
Granit merupakan batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir
kasar, mengandung mineral-mineral :
a. kuarsa 10-40 %,
b. felsparkalium 30-60 %,
c. plagioklas natrium 0-35%,
d. mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.

2. Batu Riolit
Riolit merupakan batuan leleran (lelehan) dari granit. Secara fisik riolit berbutir
halus, bertekstur holokristalin hingga hipokristalin dan afanitik, mempunyai komposisi
mineral sama dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam
bentuk retas, sill, dan aliran. Berwarna abu-abu kemerahan hingga kehijauan, berbutir kasar
dengan komposisi mineral yaitu kuarsa, plagioklas serta sanidin, dengan sejumlah kecil
hornblende dan biotit.

3. Batu Sianit
Sianit adalah produk dari aktivitas batuan beku basa, umumnya terbentuk di daerah
kerak benua tebal, atau di zona subduksi kordilleran. Sianit berwarma abu-abu tua atau
terang dengan struktur massive serta bertekstur phaneritik dan holokristalik.
Kandungan mineral sianit yaitu ortoklas, plagioklas, hornblende, dan mineral
tambahan seperti kuarsa, biotit, magnetit, limenit, piroksen dan sulfida. Komponen
feldspar dari sianit didominasi oleh basa (biasanya ortoklas). Felspar plagioklas mungkin
hadir dalam proporsi kecil, yaitu kurang dari 10%. Felspar seperti ini sering disisipkan
sebagai komponen pertit batuan.
Ketika mineral ferromagnesian hadir dalam sianit, mereka biasanya terjadi dalam
bentuk hornblende, amfibol dan klinopiroksen. Keberadaan biotit sangat jarang, karena
dalam magma sianit pembentukan felspar mengkonsumsi hampir semua aluminium.
4. Batu Trakit
Trakit terbentuk pada daerah vulkanik (karena merupakan batuan beku vulkanik),
yaitu dengan pembekuan magma yang cenderung cepat sehingga mineral penyusunnya
terlihat lebih kecil. Batuan vulkanik atau biasa disebut dengan batuan ekstrusi, ini terbentuk
di luar gunung berapi. Tetapi terbentuknya trakit bukanlah akibat letusan gunung api yang
eksplosif, yang terbentuk dari lava yang mengalir sehingga mempunyai kenampakkan
tekstur yang khusus, yaitu tekstur trakit. Tekstur trakit berupa mikrolit yang membentuk
orientasi tertentu, karena dihasilkan oleh mekanisme aliran. Dilihat dari warna batuan trakit
yang cenderung cerah, trakit terbentuk dari magma yang bersifat asam. Tetapi magma asam
pembentuk trakit juga bisa berasosiasi dengan lava lain di daerah vulkanik lalu terbentuk
oleh kristalisasi dan abstraksi dari unsure besi, magnesium dan mineral kalsium yang
berasal dari magma basa. Seperti pada batuan beku vulkanik lainnya, trakit terdapat
“Streaked or Banded Structure” yang disebabkan oleh aliran pada saat proses pendinginan
atau pembekuan. Struktur ini dimungkinkan oleh pengaturan parallel dari suatu fenokris
yang besar dan tabular sehingga mencolok mata. Pengujian mikroskopik dari sayatan tipis
memperlihatkan tekstur trachytic dari matriks yang halus. tiny lath-shaped dari Kristal
Sanidine, dikemas secara paralel dan bentuk garis aliran yang cenderung seperti
mengelilingi fenokris yang besar.
Mineral utama batu trakit adalah alkali felspar (sanidin), plagioklas (andesin-
labradorit), biotit 2. Sedangkan mineral asesorinya yaitu amfibol, piroksen, magnetit,
ilmenit, apatit, dcxv cgarnet, zirkon, titanit, gelas. Trakit mempunyai komposisi yang
terdiri dari alkali feldspar yang merupakan mineral essential pada batu ini, lalu terdapat
sedikit mineral plagioklas, kuarsa, dan feldspatoid seperti naphelin. Biotit, Klinopiroksen,
dan Olivin banyak menjadi mineral aksesoris utama pada batu ini.

5. Batu Sianit-Nefelin
Batuan sianit-nefelin berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik, mengandung
mineral:
a. Felspar alkali : 35-80%
b. Flespartoid (nefelin) : 10-45%
c. Plagioklas natrium : 5- 45 %
d. Mineral Mafis (biotit, amfibol, piroksen) : 65-10%
Batuan sianit-neflin tidak umum bertekstur porfiri, tetapi batuan sianit foida lainnya
umum bertekstur porfiri dan mineral yang umum sebagai fenokris adalah sanidin, ortoklas,
amfibol, piroksen dan biotit. Sedangkan yang tidak umum sebagai fenokris adalah olivin,
leusit, nefelin, sodalit, apatit dan magnetit. Batuan sianit nefelin terbentuk sebagai "stock",
lakolit, retas, dansill. Sianit nefelin merupakan batuan yang langka di alam.

6. Batu Fonolit
Batuan fonolit terbentuk sebagai batuan leleran (lelehan) dan batuan gang dalam
bentukretas, sill, konolit dan aliran. Fonolit merupakan batuan yang langka di alam. Batuan
leleran (lelehan) dari sianit nefelin, berbutir halus. Komposisi mineralnya adalah sebagai
berikut :
a. Felspar alkali : 15-75%
b. Flespatoid : 10-40%
c. Plagioklas natrium : 0-30%
d. Mafis mineral : 35-10%
Batu fonolit memiliki sejumlah mineral yang disebut juga mineral pengganti felspar atau
felspatoid, yang terdiri dari mineral leusit, nefelin, kankrinit, sodait, hauyne, melilit.

7. Batu Monsonit
Batu monsonit merupakan batuan dalam berbutir kasar, bertekstur holokristalin,
faneritik. Kandungan mineral yang terdapat di dalam kandungan batu monsonit yaitu :
a. Felspar kalium (umumnya ortoklas) : 45-20%
b. Plagioklas natrium (andesin, oligoklas) : 50-30%
c. Mineral mafis (biotit, horenblenda, augit): 30%
Apabila felspar kalium bertambah sehingga melebihi jumlah plagioklas natrium
batuan disebut sianit. Tetapi kalau felspar kalium berkurang batuan menjadi diorit.
Demikian denganhadirnya kuarsa maka batuan menjadi granodiorit. Monsonit terbentuk
sebagai "stock”, retas, lakolit dan sill. Monsonit merupakan batuan yang langka di alam.
8. Batu Latit
Batu latit merupakan batuan yang berasal leleran (lelehan) dari monsonit,
berbutir halus yang disebut juga trakit andesit, mempunyai komposisi mineral yang
sama dengan monsonit, yaitu felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam komposisi
yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar. Batuan latit terbentuk sebagai aliran dan
jarang sebagai intrusi.

9. Batu Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku intrusif dengan tekstur faneritik yang mirip dengan
granit, namun mengandung lebih banyak plagioklas felspar daripada ortoklas felspar.
Granodiorit memiliki volume kuarsa lebih besar dari 20%, dan 65-90% felsparnya
merupakan plagioklas. Plagioklas dengan jumlah yang lebih besar dapat membuat batuan
ini menjadi tonalit.
Komposisi mineral utama granodiorit adalah plagioklas dan kuarsa, sedangkan
mineral sekundernya adalah natrium dan kalsium. Granodiorit mengandung sejumlah besar
Natrium (Na) dan Kalsium (Ca) yang kaya akan plagioklas, K-felspar, kuarsa, dan
sejumlah kecil mika muskovit juga mineral-mineral lebih terang lainnya. Sejumlah kecil
mineral-mineral oksida seperti magnetit, ilmenite dan ulvospinel dapat hadir begitu juga
mineral-mineral sulfida.
Berikut ini kadar komposisi mineral pada batu granodiorit :
a. Felspar kalium : 20-40%
b. Plagioklas natrium : 25- 45%
c. Kuarsa : 35-10%
d. Mafis mineral (biotit, amfibola) : 65-10%

10. Batu Diorit Kuarsa/Tonalit


Tanolit merupakan batuan beku asam dengan tipe plutonik karena terbentuk di
dalam kerak bumi bagian dalam pada lempeng benua sehingga tergolong batuan beku
asam. Derajat kristalisasinya adalah holokristalin karena pada batuan ini pembentukan
kristal mineralnya lambat sehingga magma memungkinkan membentuk kristalin kasar
akibatnya ukuran butir yang dihasilkan juga bersifat fanerik atau kasat mata secara
megaskopis.
Komposisi mineral utama yang mendominasi (essential mineral) adalah mineral
kuarsa (>20%) dan mineral feldspar (terdiri dari plagioklas dan K-feldspar (ortholas dan
mikrolin)). Mineral assesori khas dari batu ini terdiri dari hornblend, biotit dan sedikit
pyroxene dengan jumlah komposisinya kurang dari 10%, yaitu Allanit, Apatit, Zirkon,
Magnetit dan Titanite. Pada batuan ini kedapatan mineral plagioklas lebih dominan dari
seluruh jumlah feldspar yaitu kurang dari 2/3 dari total feldspar dan jumlah K-feldspar
<10%. Total feldspar dan kedapatan kuarsanya tinggi yaitu lebih dari 20%, sehingga warna
dari batuan ini tergolong lebih dominan cerah, sedangkan warna sedikit gelap merupakan
hasil dari kenampakan mineral aksesori penyerta yaitu hornblend, biotit dan sedikit
pyroxene.

11. Batu Dasit


Batu dasit adalah salah satu jenis batuan beku yang terbentuk karena pembekuan
magma secara cepat. Karena terbentuk pada permukaan bumi maka batu ini termasuk
golongan batu ekstrusif (vulkanik). Permukaan dasar batu dasit halus namun permukaan
mineralnya kasar. Dalam pembentukannya batu dasit sering ditemukan bersama batu
andesit, dan membentuk aliran lava atau tanggul. Warna batu ini biasanya putih keabu-
abuan.
Komposisi mineral batu dasit terdiri dari :
a. Plagioklas 35%
b. Biotit 5%
c. Kuarsa 40%
d. Orthoklas 5%
e. Piroksen 15%

12. Batu Diorit


Batu diorit merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang
terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction
zone. Batu diorit berwarna kelabu bercampur putih atau hitam bercampur putih. Batu diorit
berstruktur massive dan bertekstur feneris dengan kandungan feldspar plagioklas.
Batuan ini mengandung sedikit kalsium (soda) plagioklas feldspar, mineral
berwarna terang dan hornblende berwarna hitam. Tidak seperti granit, batuan diorit tidak
mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga tidak seperti gabbro, diorit
mempunyai warna yang lebih terang dan mengandung soda, serta tidak mengandung kalsit
plagioklas.

13. Batu Andesit


Andesit banyak terdapat sebagai lava dan terjadi sebagai intrusi sekunder sebagai
dike. Secara genetik andesit termasuk batuan vulkanik, sehingga pada saat terjadi
penurunan suhu yang sangat cepat, maka terbentuk kristal yang sebagian (hipokristalin).
Granularitas dari andesit biasanya fanerik (halus) di dalam bentuk yang euhedral-
subhedral.
Gunung berapi di Indonesia pada umumnya menghasilkan batuan andesit. Batuan
andesit yang banyak mengandung hornblenda disebut dengan andesit-hornblenda,
sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut dengan andesit-piroksin.
Mineral batu yang berukuran kecil dan berwarna hitam disebut mineral biotite dan
yang berwarna putih disebut potassium feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-
mineral gelap lainnya yang terdapat pada batuan andesite. Batuan andesite mempunyai
komposisi mineral sebagai berikut :
a. Kuarsa 40%,
b. Piroksin 25%,
c. Hornblende 15%,
d. Biotit 15%,
e. Mineral Lain 5%

14. Batu Gabro


Gabro adalah batuan berbutir kasar tersusun dari mineral utama plagioklas, feldspar
dan pyroxene. Pada dasarnya, gabro adalah intrusif (plutonik) setara dengan basalt, tetapi
basalt secara umum sangat homogen dalam komposisi mineraloginya. Pada dasarnya,
batuan beku merupakan salah satu jenis batuan yang terjadi atau terbentuk dari hasil
pembekuan larutan silikat cair, pijar, bersifat mudah bergerak mobile, mengandung gas
folatil yang sering kita kenal dengan istilah magma. Berdasarkan susunan mineraloginya
dan proses pembentukannya batuan beku dapat dibagi menjadi dua yaitu batuan beku
ekstrusi dan batuan beku intrusi, dimana batuan ekstrusi adalah batuan beku sebagai hasil
pembekuan magma yang keluar di atas permukaan bumi tersebut baik di darat maupun di
bawah permukaan air laut. Sedangkan batuan beku intrusi adalah batuan hasil pembekuan
magma di bawah permukaan bumi.
Komposisi mineral batu gabro adalah sebagai berikut :
a. Olivine berwarna kehijaunan dengan transparansi trasnparan, kilapnya kilap kaca
karena kilap yang dimilikinya sama dengan kilap yang dimiliki kaca, kekerasannya
6,5 dapat digores dengan paku baja tetapi tidak dapat digores dengan kaca.
Kelimpahan pada batuan berkisar sekitar 16%.
b. Piroksen berbentuk prismatic pendek dengan warna hitam dan dapat digores
dengan kaca, kilapnya kilap kaca karena kilap yang dimilikinya sama dengan kilap
yang dimiliki kaca, kelimpahannya pada batuan sekitar 32%.
c. Plagioklas berwarna putih dengan kilap kaca dengan kekerasan 6 dapat digores
dengan paku baja tetapi tidak dapat digores dengan kaca. Ceratnya berwarna putih
dan kelimpahannya pada batuan sekitar 40%.
d. K-Feldspar (10%) , berwarna bening, kadang merah jambu, hijau, putih. Kekerasan
6, belahan 2 arah, belahan dan perawakan prismatic atau tabular, panjang massif
kadang membutir, kilap kaca hingga lemak.

15. Batu Basalt


Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk
lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran
mineral mineral tidak terlihat. Basalt adalah umum ekstrusif batuan vulkanik . Biasanya
berwarna abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava pada
suhu permukaan.. Menurut definisi resmi, basalt didefinisikan sebagai batuan beku
aphanitic yang mengandung volume kurang dari 20% kuarsa dan kurang dari 10%
feldspathoid dan di mana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas.
Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan
mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir
kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
Basalt mempunyai komposisi mineral yang bermacam-macam. Plagioclase
feldspar, pyroxene, olivine, magnetite, and ilmenite mineral yang umumnya ditemukan di
batuan basalt. Analisis X-ray menunjukkan bahwa kandungan utama berupa Augite dan
Feldspar. Heamatite, calcite and zeolite hanya terdapat dalam jumlah sedikit. Analsis
petrokimia menunjukkan kandungan mineral berupa :
a. Olivine : Sebagai mineral utama
b. Feldspar : Terbentuk sebagai plagioclase
c. Pyroxene : Terbentuk sebagai clinopyroxene
d. Calcite and zeolite : Sebagai mineral sekunder

16. Batu Diabas/Dolerit


Batu diabas merupakan batuan beku basa yang kaya kandungan Fe dan berwarna
gelap terbentukatuan menjadi akibat tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng
samudera. Tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya partial melting yang bersifat
basalitik (magma yang komposisinya kaya akan Fe dan bersifat relatif encer).
Secara petrografis batuan diabas menunjukkan struktur diabasic atau ophitic dan
tersusun oleh mineral plagioklas (labradorite, bytownite), piroksen (augit, hypersten,
enstanit dan diopsid), magnetit, sedikit klorit, serisit serta mineral karbonat. Batuan diabas
mempunyai kandungan kuarsa 4%, feldspar (ortoklas 25% dan plagioklas 46%) dan
mineral tambahan (biotit 15% dan hornblende 10%).

17. Batu Peridotit


Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi ultra basa pada kedalaman dari permukaan bumi. Peridotit
merupakan suatu batuan ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan suatu tenunan
crystallkine, merupakan karakteristik dari kerak samudera bagian bawah dan pembentukan
jenis batuan dengan prinsip theupper mantel. Mineral penyusun peridotite sebagian besar
terdiri dari olivine dan pyroxene.
Olivin adalah ortosilikat magnesium yang mengandung beberapa zat besi dengan
rumus kimia (Mg,Fe)2SiO4. Piroksen merupakan rantai silikat yang mempunyai rumus
kimia (Ca,Na,Fe2+,Mg)(Cr,Al,Fe3+,Mg,Mn,Ti,V)Si2O6 terdiri dari banyak mineral yang
berbeda. Olivin kaya magnesium membentuk sebagian besar peridotit, dan oleh sebab itu
konten magnesiumnya tinggi. Kompleks batuan beku berlapis memiliki komposisi jauh
lebih bervariasi, tergantung pada fraksi piroksen, klorit, plagioklas, dan amfibol. mineral -
mineral minor dan kelompok mineral di peridotit termasuk plagioklas, spinel (umumnya
mineral kromit), garnet (terutama mineral pirop), amfibol, dan flogopit.
Dalam peridotit, plagioklas stabil pada tekanan yang relatif rendah (kerak bumi
yang dalam), spinel alumina pada tekanan yang lebih tinggi (sampai kedalaman 60 km atau
lebih), dan garnet pada tekanan belum tinggi. Piroksenit merupakan terkait batuan ultrabasa
yang terkait dengan peridotit, yang sebagian besar terdiri dari ortopiroksen dan atau
klinopiroksen, mineral yang mungkin ada dalam kelimpahan yang lebih rendah termasuk
olivin, garnet, plagioklas, amfibol, dan spinel.

18. Batu Obsidian/Batu Kaca


Obsidian merupakan batuan yang terbentuk dari hasil kegiatan erupsi gunung api
bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk
gelas atau kaca daripada kristal dominan. Batu obsidian berwarna bening seperti kaca dan
warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang
ada yang berwarna kuning atau merah putih atau biru.
Obsidian ini biasanya ditemukan dalam pinggiran dari aliran lava mineral felsik,
dimana batuan tersebut dapat membeku dengan cepat. Secara keseluruhan, batu obsidian
memiliki kandungan mineral yang tersusun dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar,
mineral hitam dan kuarsa.
19. Batu Apung
Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih
yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan
gelas vulkanik silikat.
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api yang
mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal
dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang
tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas
alam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau
fragmen-fragmen dalam gunung api. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu
apung adalah Feldspar, Kuarsa, Obsidian, Kristobalit, dan Tridimit.

20. Batu Pegmatit


Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai
akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan
residual yang akan terinjeksi dan menerobos batuan di sekelilingnya sebagai dyke, sill, dan
stockwork.
Pegmatit muncul pada tahapan akhir kristalisasi magma dan kadang-kadang
mengandung pengkayaan beberapa mineral jarang yang mengandung unsur-unsur seperti
Boron, Lithium, Uranium dan REE.
Mineral-mineral pegmatit yaitu logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-
silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang
(Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire,
beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock crystal).
Sebagian besar berasal dari komposisi granit pegmatites atau alkaligranitischer
terutama terdiri dari mineral kuarsa, feldspar (orthoclase, microcline dan natrium
plagioclase) dan micas seperti biotite, muscovite atau lepidolite.
TUGAS KIMIA BAHAN ALAM ANORGANIK

BATUAN BEKU BERDASARKAN KOMPOSISI MINERAL YANG


TERKANDUNG DI DALAMNYA

OLEH :
PUTU ELVIRA YULIANTHI
1608511050

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

Anda mungkin juga menyukai