Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI POTENSI CBM DAN BATUBARA BAWAH PERMUKAAN

DARI HASIL PENGEBORAN DI DAERAH TAMIANG LAYANG


KABUPATEN BARITO TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

M. Abdurachman Ibrahim, Asep Suryana dan Rita Susilawati


Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI
Kegiatan pengeboran dalam dan pengukuran gas pada lapisan batubara di daerah
Tamiang Layang, dilakukan Pusat Sumberdaya Geologi sebagai salah satu upaya untuk
menghimpun data awal potensi CBMdan batubara Indonesiapada kedalaman lebih dari 100
meter. Daerah Tamiang Layang termasuk wilayah Kecamatan Patangkep Tutui, Kabupaten
Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.Secara geografis terletak pada koordinat1°55’00”-
2010’00” LSdan 115°10’00”-115°25’00” BT.Pengeboran di daerah Tamiang Layang dilakukan
di satu titik lokasi(TL-1) padakoordinat 01°58’17,1” LSdan 115°19’36,5” BT, dengan elevasi 85
meter di atas permukaan laut.
Secara geologi, daerah penyelidikan termasuk dalam Cekungan Barito.Lapisan
batubara target di daerah penyelidikan termasuk kedalam Formasi Tanjung yang berumur
Eosen.Singkapan batuan disekitar lokasi bor mempunyai jurus lapisan batuan utara baratlaut-
selatan tenggara dengan kemiringan lapisan antara 15°. Tebal singkapan batubara antara 1,8-
3,0 m. Secara megaskopis batubara pada lokasi penyelidikan berwarna hitam, mengkilap
(80% bright), berlapis, tidak mengotori tangan dengancleat yang berkembang baik.
Kegiatan pengeboran di daerah penyelidikan dilakukan hingga kedalaman 508 meter.
Bor berhasil menembus lima lapisan batubara(A, B, C, D, dan E) denganketebalan bervariasi
antara 0,15-2,72 meter. Kandungan gas dalam batubara hasil pengeboran di sumur TL-1
berkisar antara 1.279,64-2.026,89cc (24,82-54,98 scf/ton). Dengan komposisi CH4berkisar
antara 72,67-86,09%, besarnya volume gas metana didaerah penyelidikan diestimasi sebesar
18,03-43,29 scf/ton.

PENDAHULUAN sumber daya geologi, diantaranya adalah


evaluasi potensi CBM dan batubara bawah
Latar Belakang permukaan..
Indonesia memiliki sumberdaya
batubara yang cukup signifikan, termasuk Maksud dan Tujuan
didalamnya adalah batubara bawah Kegiatan pengeboran dalam dan
permukaan (kedalaman >100m) yang pengukuran gas pada lapisan batubara di
sebagian besar belum terinventarisasi daerah Tamiang Layang, dilakukan dengan
dengan baik. Disamping dapat ditambang, maksud untuk menghimpun data awal
batubara bawah permukaan juga potensi CBMdan batubara Indonesia pada
berpotensi mengandung gas methan kedalaman lebih dari 100 meter.
(coalbed methane/CBM) yang bisa Secara khusus kegiatan
dimanfaatkan sebagai sumber energi pengeboran dalam dilakukan dengan
setara dengan gas alam konvensional. tujuan untuk mengetahui data kualitas dan
Pusat Sumber Daya Geologi kuantitas batubara bawah permukaan
mempunyai tugas pokok dan fungsi serta untuk mengetahui kandungan dan
menyelenggarakan penelitian, penye- komposisi gas di dalamnya.
lidikan, dan pelayanan bidang
Lokasi Kegiatan merupakan para ahli dan karyawan dari
Lokasi kegiatanberada di daerah Pusat Sumber Daya Geologi. Kegiatan ini
Tamiang Layang, Kecamatan Petangkep juga melibatkan tenaga lokal masyarakat
Tutui, Kabupaten Barito Timur, Provinsi setempat.
Kalimantan Tengah.Secara geografis
terletak pada koordinat 01055’00”- Penyelidik Terdahulu
02010’00”LSdan 115010’00”-115025’00” Geologi Cekungan Barito telah
BT. dibahas oleh Heryanto dkk (2010). Geologi
daerah penyelidikan termasuk pada Peta
Keadaan Lingkungan Geologi Lembar Amuntai, Kalimantan
Kabupaten Barito Timur yang (Heryanto dan Sanyoto 1994) serta Peta
beribukota di Tamiang Layang sebagian Geologi Lembar Buntok, Kalimantan
besar merupakan dataran rendah kecuali (Soetrisno, dkk., 1994).
sebagian Kecamatan Awang dan Potensi batubara di daerah
Petangkep Tutui yang merupakan daerah penyelidikan telah diselidiki oleh Tim
perbukitan. Daerah penyelidikanberiklim Inventarisasi Batubara Direktorat
tropis dengan suhu mencapai 34,6ºC pada Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
siang hari dan 21,0ºC pada malam hari. Bandung, pada tahun 2002. Sedangkan
Rata-rata curah hujan pertahun relatif tinggi kajian potensi CBM telah dilakukan oleh
yaitu mencapai 228,9 mm.Tidak adanya Tim Kajian WKP CBM Pusat Sumber Daya
sungai besar dan banyaknya sungai kecil Geologi,pada tahun 2011.
menjadi ciri khas daerah ini.
Kecamatan Patangkep Tutui Ucapan Terima Kasih
mempunyai pusat pemerintahan di Desa Kegiatan ini bisa terlaksana atas
Bentot. Lokasi pengeboran berada di Desa bantuan banyak pihak yang tidak bisa
Lalap yang telah memiliki infrastruktur disebutkan satu persatu. Ucapan terima
memadai. Jalanan desa walaupun belum kasih disampaikan kepada semua pihak
diaspal tetapisudah bisa dilalui truk besar. yang telah membantusehingga
Fasilitas pendidikan sudah tersedia kegiatanpengeboran dalam di daerah
sedangkan fasilitas kesehatan Puskesmas Tamiang Layang berhasil diselesaikan.
berada di kecamatan. Daerah penyelidikan
telah mendapatkan layanan litrik PLN. GEOLOGI UMUM
Mayoritas penduduk di daerah Secara geologi, daerah penye-
penyelidikan beragama Kristen. Fasilitas lidikan termasuk kedalam Cekungan Barito
ibadah berupa gereja banyak tersebar. dan merupakan bagian dari peta geologi
Penduduk setempat sebagian besar regional lembar Amuntai dan Buntok yang
berasal dari etnis Dayak dengan mata diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan
pencaharian utama berkebun. Lahan Pengembangan Geologi (Heryanto dan
disekitar desa ditumbuhi pohon karet Sanyoto 1994, Soetrisno dkk., 1994).
sementara sebagian dibuka untuk tambang
batubara. Kesulitan terbesar penduduk di Tatanan Tektonik
daerah penyelidikan berhubungan dengan Cekungan Barito terletak di bagian
kurangnya sarana air bersih. tenggara Pulau Kalimantan. Pada Tersier
Akhir rekahan berarah baratdaya-tenggara
Waktu dan Pelaksana terbentuk pada cekungan ini. Selanjutnya
Kegiatan ini dilaksanakan selama selama Paleosen Akhir, pada rekahan
50hari, dari tanggal 9 September-28 tersebut diendapkan sekuen aluvial dan
Oktober 2015. Pelaksana kegiatan
sedimen lakustrin dari Formasi Tanjung Stratigrafi
bagian bawah. Urutan stratigrafi Tersier dari tua ke
Pada awal Eosen Tengah mulai muda menurut peta geologi lembar
terjadi transgresi laut di bagian timur Amuntai dan Buntok yaitu:
sehingga lingkungan sedimen menjadi  Formasi Tanjung berumur Eosen Akhir,
lebih fluvial delta dan akhirnya menjadi terdiri dari perselingan batupasir,
lingkungan laut. Proses transgresi batulempung, konglomerat,
berkembang ke arah baratdaya sepanjang batugamping, dan napal, dengan
rekahan. Ketidakselarasan regional yang sisipan tipis batubara. Batupasir dan
terjadi pada akhir Eosen Tengah batugamping menunjukkan struktur
memisahkan serpih endapan laut dangkal sedimen perlapisan paralel dan silang
dari Formasi Tanjung bagian bawah siur.
dengan Formasi Tanjung bagian atas.  Formasi Montalat terdiri daribatupasir
Formasi Tanjung bagian atas merupakan kuarsa, berbutir halus hingga sedang,
bagian dari transgresi yang terjadi berwarna kuning dan kelabu muda,
sepanjang Eosen Akhir-Oligosen Awal. mengandung sisipan batulempung dan
Pengendapan formasi tanjung bagian batubara.
berlangsung hingga terjadinya proses  Formasi Berai berumur Oligosen-
regresi pada Oligosen Tengah. Miosen Awal, bagian bawah tersusun
Selanjutnya pada fase erosional oleh batugamping, napal, dan serpih.
endapan karbonat dengan lingkungan laut Bagian tengah dan atas tersusun oleh
dangkal dari Formasi Berai diendapkan batugamping.
pada Oligosen Akhir hingga Miosen Awal.  Formasi Warukin berumur Miosen
Pada masa ini suplai klastik halus dari Tengah-Miosen Akhir, litologi berupa
Pegunungan Schwaner di baratdaya perselingan batupasir dan
bertambah. Perkembangan karbonat batulempung dengan bersisipan
terhenti pada Miosen Awal dengan batubara.
dimulainya suplai endapan prodelta dari  Formasi Dahor terdiri daribatupasir,
arah barat. batulempung, batulanau, dan napal.
Endapan pada Miosen didominasi
oleh suatu progradasi sekuen regresi delta Struktur Geologi
dari arah timur. Formasi Warukin bagian Struktur geologi di daerah
bawah bergradasi dari fasies prodelta pada penyelidikan berdasarkan peta geologi
bagian bawah terus menjadi delta front ke lembar Amuntai dan Buntok terdapat
fasies lower delta plain pada bagian atas. beberapa perlipatan dengan arah sumbu
Regim tekanan dimulai pada Miosen Akhir lipatan relatif utara timurlaut-selatan
dengan kembalinya Pegunungan Meratus baratdaya. Terdapat juga sesar naik dan
di bagian timur. Suplai sedimen dari sesar normal dengan arah relatif baratlaut-
pengangkatan membuat pemuatan tenggara.
cekungan cepat dan terjadi penurunan
melintasi deposenter (pusat cekungan). Indikasi Endapan Batubara
Formasi Dahor yang diendapkan Formasi pembawa batubara dari
dalam penurunan deposenter secara cepat Formasi Tanjung, Formasi Montalat, dan
sebagai delta dari utara dan barat Formasi Warukin. Akan tetapi target yang
menjemari dengan endapan klastik dituju dalam pengeboran dalam di daerah
membaji menjadi cekungan dari Tamiang Layang adalah batubara pada
pegunungan ke arah timur. Struktur rezim Formasi Tanjung.
endapan ini menerus hingga saat ini.
Mengacu pada literatur (Heryanto, kandungan dan komposisi gas,
dkk. 2010), batubara Formasi Tanjung pengambilan sampel batubara untuk
memiliki kenampakan hitam, mengkilap analisis batubara di laboratorium, serta
(bright – bright banded), gores hitam, pengukuran log kawat pada lubang bor.
pecahan konkoidal, ringan. Formasi ini Kegiatan pemetaan geologi
mempunyai nilai kalori antara 5.970-7.725 permukaan, deskripsi inti bor, dan
kal/gram, dan reflektansi vitrinit (Rv) antara pengambilan sampel menggunakan
0,42-0,54%. peralatan dasar geologi berupa kompas
Hasil uji petik pada kajian WKP geologi, palu geologi, GPS, kaca pembesar
CBM (2011) menemukan 2 singkapan (lup), pita ukur, kantong sampel, kamera,
batubara pada Formasi Tanjung (M-2 dan buku dan alat tulis, dilengkapi dengan peta-
M3). Singkapan M2 terdiri dari dua lapisan peta dasar. Sedangkan kegiatan
batubara (seam) dengan ketebalan 1,8 pengeboran menggunakan mesin bor Atlas
meter, dan 2,3 meter. Sedangkan Copco seri Christensen CS10 berikut
singkapan batubara M-3 memiliki peralatan pendukungnya berupa pompa
ketebalan hingga 3 meter. Hasil analisis pembilas, pompa pengantar, wire line,
laboratorium menunjukkan bahwa penginti core barrel ukuran HQ dan NQ,
batubara tersebut memiliki nilai kalori dan mata bor. Alat logging menggunakan
antara 6.650-7.157 kal/gram (adb). peralatan dari Robertson Geo-logging dan
peralatan pendukungnya.
KEGIATAN PENYELIDIKAN Pengukuran kandungan dan
Kegiatan evaluasi potensi CBM dan komposisi gas dilakukan di lokasi dengan
batubara bawah permukaan dilakukan menggunakan mobil laboratorium yang
dengan pengeboran dalam batubara telah dilengkapi peralatan gas
hingga kedalaman 500 meter. Secara garis chromatography (GC), water bath, kanister,
besar kegiatan penyelidikan yaitu gelas ukur, dan peralatan pendukung
melakukan pemetaan geologi permukaan, lainnya.
pengeboran, pengukuran kandungan dan
komposisi gas, dan log kawat(electric HASIL PENYELIDIKAN
logging). Secara keseluruhan kegiatan
dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap Geologi Hasil Penyelidikan
persiapan, tahap penyelidikan lapangan, Daerah penyelidikan sebagian
tahap analisis laboratorium, dan tahap besar merupakan daerah dataran.
pengolahan data dan penyusunan laporan. Ketinggian di daerah penyelidikan berkisar
Pengumpulan data sekunder antara 20-300 meter diatas permukaan
termasuk dalam tahap persiapan. Tahap ini laut. Berdasarkan pengamatan, analisis
digunakan untuk studi pendahuluan berupa peta topografi, dan analisis peta Digital
studi ustaka/literature terkait kondisi Elevation Model(DEM), daerah
geologi di daerah penyelidikan. penyelidikan dapat dibagi menjadi dua
Pengumpulan data primer satuan geomorfologi berdasarkan
merupakan kegiatan utama dalam klasifikasi dari Brahmantyo dan Bandono
penyelidikan lapangan untuk mendapatkan (2006), yaitu satuan dataran banjir
data dengan melakukan pemetaan geologi menempati 80% daerah penyelidikan dan
permukaan, pengeboran dalam hingga satuan punggungan homoklin menempati
kedalaman 500 meter dengan metode 20% daerah penyelidikan.
pengeboran inti (full coring), deskripsi Batuan yang tersingkap pada
sampel batuan inti bor, pengambilan daerah penyelidikan merupakan batuan
sampel batubara untuk pengukuran sedimen berumur Tersier. Singkapan
batuan ditemukan pada tebing jalan, bekas  Selubung (casing) diameter 6” sedalam
kupasan tambang, dan sungai-sungai. 4 meter dengan pelebaran (reaming)
Formasi Warukin, Formasi Montalat, dan dari 0-8 meter.
Formasi Tanjung terbukti sebagai formasi  Kedalaman 0-27,90 meter non-
pembawa batubara di daerah penyelidikan. coringmenggunakan polycrystalline
Formasi Tanjung menjadi target utama diamond HQ.
untuk pengeboran batubara karena  Kedalaman 27,90-48,85 meter
memiliki nilai kalori batubara yang cukup coringmenggunakan mata bor drilltec
tinggi dibandingkan Formasi Montalat dan HQ.
Formasi Warukin.  Kedalaman 48,85-315,00 meter
Di daerah penyelidikan terdapat coringmenggunakan mata bor diamond
antiklin dan sinklin. Lokasi pengeboran 7 step HQ.
terdapat di sayap antiklin sebelah barat.  Selubung HW digunakan hingga
Sumbu antiklin relatif berarah utara kedalaman 67,50 meter menggunakan
baratlaut-selatan tenggara. Jurus lapisan diamond casing shoe HWT.
batuan umumnya mempunyai arah relatif
 Kedalaman 315,00-508,00 meter
utara baratlaut-selatan tenggara sama
coringmenggunakan mata bor diamond
dengan sumbu antiklin. Kemiringan lapisan
7 step NQ.
batuan antara 5°-30°.
 Selubung NW digunakan hingga
kedalaman 337,50 meter
Potensi Endapan Batubara
menggunakan diamond casing shoe
Pengeboran daerah Tamiang
NW.
Layang menembus lapisan batuan dari
Aktivitas log kawat (logging)
Formasi Tanjung yang berumur Eosen.
dilakukan sebanyak dua kali. Pengukuran,
yang pertama pada kedalaman 0-297
Data Pengeboran
m,dan yang kedua pada kedalaman 0-502
Lokasi pengeboran berada di Desa
m. Hasil log tersebut menunjukkan hasil
Lalap, Kecamatan Patangkep Tutui,
yang tidak berbeda dengan hasil deksripsi
Kabupaten Barito Timur, Provinsi
batuan pada batuan inti hasil pengeboran
Kalimantan Tengah. Secara geografis titik
TL-1.
bor berada pada koordinat 01°58’17,1” LS
dan 115°19’36,5” BT. Elevasi bor berada
Interpretasi Batubara
pada ketinggian 85 meter di atas
Pengeboran TL-1 dilakukan
permukaan laut. Bor pada daerah ini diberi
berdasarkan singkapan batubara Formasi
notasi TL-1.
Tanjung yaitu singkapan batubara YY-6,
Seri rangkaian batang bor (drilling
YY-7, M-2, dan M-3. Singkapan batuan
rod) HQ digunakan hingga kedalaman 315
disekitar lokasi bor mempunyai jurus relatif
meter, kemudian dilanjutkan dengan seri
utara baratlaut-selatan tenggara dengan
rangkaian batang bor NQ hingga
kemiringan lapisan yang cukup landai
tercapainya kedalaman 508 meter.Core
berkisar15°. Tebal singkapan batubara
recovery mendekati 100%. Pengeboran
antara 1,8-3,0 meter. Secara megaskopis,
TL-1 menggunakan air sebagai bahan
kenampakan batubara berwarna hitam,
utama fluida pengeboran, dengan
mengkilap (80% bright), berlapis, terlihat
campuran fluid viscosities (bentonite) dan
cleat batubara dengan baik, tidak
additive shale stabilizer lubricity (ez-
mengotori tangan.
mud/polymer). Seri rangkaian bor TL-1
Bor TL-1menembus lima lapisan
secara lengkap yaitu:
batubara. Lapisan batubara ini diberi notasi
A, B, C, D, dan E. Ketebalan batubara
bervariasi antara 0,15-2,72 meter. 29,06-48,73% (adb), kandungan air (M)
Kemiringan lapisan hasil pengeboran antara 2,11-3,40% (adb), zat terbang (VM)
antara 15°-20°. antara 36,05-48,21% (adb), kandungan
Adanya pita-pita batubara serta abu (Ash) antara 2,18-32,79% (adb),
batulempung karbonan pada sumur TL1 di kandungan sulfur (TS) antara 0,83-5,99%
kedalaman 240-280 m dan 408-488 yang (adb), SI antara 1,00-1,50 (adb), dan berat
mengindikasikan bahwa batubara pada jenis antara 1,23-1,45 (adb). Nilai kalori
lokasi pengeboran tidak berkembang baik. batubara antara 5.495-7.709 kal/gram
Formasi Tanjung di daerah pengeboran (adb). Apabila nilai kalori tersebut
perkembangannya secara lateral tidak dikonversikan dari air dried basis (adb) ke
terlalu menerus, atau dapat dikatakan dry ash free (daf) maka nilai kalori batubara
setempat-setempat. Lingkungan antara 7.450-8.441 kal/gram (daf).
pengendapan Formasi Tanjung yang Hasil analisis ultimat batubara yaitu
terjadi berkali-kali transgresi dan regresi kandungan C antara 66,39-80,62% (daf),
sangat mempengaruhi perkembangan kandungan H antara 6,37-7,11% (daf),
batubara pada formasi ini. kandungan N antara 1,04-2,01% (daf),
Adanya perbedaan Formasi kandungan S antara 0,87-7,12% (daf), dan
Tanjung bagian bawah dan bagian atas kandungan Oantara 8,06-21,80% (daf).
diperkirakan juga mempengaruhi kondisi Hasil analisis petrografi organik
lapisan batubara pada sumur TL-1. menunjukkan bahwa batubara di sumur TL-
Konglomerat pada kedalaman 346 meter 1 memiliki nilai reflektansi vitrinit antara
menjadi pembeda antara Formasi Tanjung 0,49-0,60%. Komposisi maseral didominasi
bagian atas dan bagian bawah. Formasi oleh maseral vitrinit (87,5-94,1%) dengan
Tanjung bagian atas cenderung kandungan maseral inertinit antara 0,8-
mempunyai lapisan batubara yang lebih 1,9%, dan maseral liptinit antara 0,9-2,4%.
tebal, pengapit batubara berupa Batubara memiliki kandungan mineral
batulempung karbonan dan batupasir berupa lempung (1,0-3,2%), oksida besi
mengandung fosil foram dan kuarsaan. (0,2-1,1%), dan mineral pirit (1,4-6,3%).
Formasi Tanjung bagian bawah hanya Berdasarkan nilai reflektansi vitrinit
terdapat pita-pita batubara dalam pada klasifikasi ASTM batubara didaerah
batulempung dan batupasir. Batupasir penyelidikan berada pada peringkat
beberapa terlihat kehijauan batubara high volatile bituminous C hingga
mengindikasikan adanya komponen high volatile bituminous B.
glaukonit dan pirit. Komponen glaukonit,
pirit, dan pita-pita karbon meyakinkan Potensi Gas Metana
Formasi Tanjung bagian bawah lebih Analisis kandungan dan komposisi
didominasi oleh lingkungan pengendapan gas dalam batubara dilakukan di lokasi
laut atau neritik. Sedangkan adanya pengeboran TL-1 menggunakan metode
lapisan batubara yang lebih tebal pada desorpsi. Sampel batubara yang
Formasi Tanjung bagian atas digunakan untuk pengukuran gas
mengindikasikan bahwa formasi tersebut merupakan sampel batubara yang berasal
lebih didominasi lingkungan pengendapan dari kedalaman lebih dari 100 meter yaitu
paralis. Lapisan batubara C dan D.
Kandungan gas Q1 antara 12,40-
Kualitas Endapan Batubara 207,16 cc. Kandungan gas Q2 antara
Hasil analisis proksimat dan nilai 1.107,50-1.669,50 cc. Gas pada saat
kalori batubara pada sumur TL-1 yaitu kondisi Q2 cukup baik, hingga akhir
kandungan karbon tertambat (FC) antara perhitungan, grafik Q2 menunjukkan kurva
yang belum mendatar (gas masih keluar campuran dengan batubara lain yang lebih
pada waktu tertentu). Akan tetapi rendah nilai kalorinya. Secara lateral,
dikarenakan waktu penyelidikan telah batubara formasi Tanjung penyebarannya
berakhir, maka sampel batubara dalam kurang menerus sehingga kemungkinan
kanister dibuka untuk melakukan menyulitkan untuk pengembangan potensi
perhitungan Q3. Kandungan gas Q3 antara CBM dan batubara bawah permukaan.
150,23-498,63 cc. Kandungan gas total Potensi CBM daerah Tamiang
dalam batubara antara 1.279,64- Layang dan sekitarnya dari Formasi
2.026,89cc atau 24,82-54,98 scf/ton. Tanjung mempunyai kandungan gas yang
Komposisi gas didaerah cukup banyak dengan persentase metana
penyelidikan berupa metana (CH4) antara yang lebih dari 80%. Diharapkan
72,67-86,09%, oksigen (O2) antara 3,00- pengeboran CBM selanjutnya dapat
4,33%, dan kandungan gas nitrogen (N2) menembus lapisan batubara yang lebih
antara 10,33-23,01%. Hasil perhitungan tebal dan lebih dalam, sehingga didapatkan
menunjukkan besarnya volume gas potensi CBM yang lebih baik. Potensi CBM
metana didaerah penyelidikan berkisar yang ada jika dikembangkan diharapkan
antara 929,91-1.663,33 cc atau 18,03- dapat dimanfaatkan untuk sumber energi
43,29 scf/ton. lokal disekitar daerah Tamiang Layang.

Sumber Daya KESIMPULAN


Sumber daya batubara tambang Formasi Tanjung berumur Eosen
terbuka dihitung dari lapisan batubara A, B, Akhir menjadi target utama pengeboran di
C, dan D yang mempunyai kedalaman daerah Tamiang Layang. Lokasi
kurang dari 100 meter. Total sumber daya pengeboran berada di sayap antiklin
tambang terbuka sebesar 6.711.992,46 dengan arah lipatan dan jurus lapisan
ton. batuan utara baratlaut-selatan tenggara,
Sumber daya batubara tambang serta kemiringan lapisan batuan antara 5°-
dalam dihitung dari lapisan batubara A, B, 30°.
C, dan D yang mempunyai kedalaman Batubara Formasi Tanjung secara
lebih dari 100 meter. Total sumber daya megaskopis memiliki warna hitam,
tambang dalam sebesar 13.335.069,36 mengkilap (80% bright), berlapis, terlihat
ton. cleat batubara dengan baik, tidak
Sumber daya batubara yang mengotori tangan. Batubara formasi ini
dihitung untuk CBM hanya dari lapisan penyebarannya secara lateral kurang
batubara C dan D. Total sumber daya menerus. Tebal singkapan batubara antara
batubara untuk CBM sebesar 1,8-3,0 meter.
10.408.581,72 ton. Total sumber daya gas PengeboranTL-1 mencapai total
metana sebesar 265.073.849,44 scf. kedalaman 508 meter. Bor menembus lima
lapisan batubara yang diberi notasi lapisan
Prospek Pemanfaatanserta Pengem- batubara A, B, C, D, dan E. Ketebalan
bangan Batubara dan CBM lapisan batubara hasil pengeboran antara
Batubara Formasi Tanjung 0,15-2,72 meter.Nilai kalori batubara
mempunyai nilai kalori yang cukup baik antara 5.495-7.709 kal/gram (adb). Nilai
dibandingkan formasi pembawa batubara reflektansi vitrinit batubara di daerah
lainnya. Batubara Formasi Tanjung ini penyelidikan berkisar antara 0,49-0,60%,
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dimana menurut klasifikasi ASTM termasuk
industri dengan nilai kalori yang tinggi, atau pada peringkat batubara high volatile
dapat juga digunakan sebagai bahan bituminous C hingga high volatile
bituminous B. Maseral vitrinit menjadi memiliki nilai reflektansi 0.55% serta
maseral dominan dengan komposisi >90%. memiliki kandungan metana lebih dari 80%
Kandungan gas total dalam dengan volume mencapai 38 scf/ton.
batubara antara 1.279,64-2.026,89 cc atau Total sumber daya batubara
24,82-54,98 scf/ton. Komposisi gas metana tambang terbuka (<100 m) sebesar
dalam batubara berkisar antara 72,67- 6.711.992,46 ton.Total sumber daya
86,09%. Volume gas metana antara tambang dalam (> 100 m) sebesar
929,91-1.663,33 cc atau 18,03-43,29 13.335.069,36 ton. Total sumber daya
scf/ton. Lapisan batubara D menjadi batubara untuk CBM (lapisan batubara C
lapisan paling berpotensi. Lapisan dan D) sebesar 10.408.581,72 ton. Total
batubara tersebut cukup tebal sumber daya gas metana sebesar
dibandingkan lapisan batubara lainnya, 265.073.849,44 scf.

DAFTAR PUSTAKA
Bakosurtanal, 2003, Peta Provinsi Kalimantan Tengah, Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional, Cibinong.
Brahmantyo, B. dan Bandono, 2006, Klasifikasi Bentuk Muka Bumi (Landform) untuk
Pemetaan Geomorfologi pada Skala 1:25.000 dan Aplikasinya untuk Penataan Ruang,
Jurnal Geoaplika, Vol.1 No.2, 71-78.
Heryanto, R., 2010, Publikasi Khusus: Geologi Cekungan Barito, Kalimantan, Badan Geologi
KESDM, Bandung.
Heryanto, R. dan Sanyoto, P., 1994, Peta Geologi Lembar Amuntai, Kalimantan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Ibrahim, M.A., 2012, Gas Metana Batubara, Energi Alternatif Non-Konvensional, Geomagz
Badan Geologi Vol.2 No.2 Juni 2012, 50-55.
Patra Nusa Data, 2006, Indonesia Basin Summaries, PT Patra Nusa Data, Jakarta.
Pusat Sumber Daya Geologi, 2012, Potensi CBM Indonesia, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Soetrisno, Supriatna, S., Rustandi, E., Sanyoto, P., Hasan, K., 1994, Peta Geologi Lembar
Buntok, Kalimantan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Tim Inventarisasi Batubara, 2002, Laporan Inventarisasi Batubara Daerah Tamiang Layang
dan Sekitarnya, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten
Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral, Bandung.
Tim Kajian Kokas, 2012, Laporan Kajian Kokas Kalimantan Tengah, Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
Tim Kajian WKP CBM, 2011, Laporan Kajian WKP CBM di Wilayah Prospektif Kalimantan,
Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Anonim, 2014, Patangkep Tutui, https://id.wikipedia.org/wiki/Patangkep_Tutui,_Barito_Timur,
diunduh pada 27 November 2015.
Anonim, 2015, Sejarah Barito Timur, http://www.baritotimurkab.go.id/statis-6-profil.html,
diunduh pada 27 November 2015.
Gambar 1. Peta Lokasi, Formasi Pembawa Batubara, dan Foto Singkapan Batubara Daerah
Tamiang Layang (laporan kajian WKP CBM, 2011).

Gambar 2. Aktivitas Penyelidikan Lapangan dan Pengeboran di Lokasi TL-1.


Gambar 3. Foto Sampel Batuan Inti Hasil Pengeboran di Lokasi TL-1.

Tabel 1. Stratigrafi Daerah Tamiang Layang


(laporan inventarisasi batubara daerah Tamiang Layang, 2002).
Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat dan Nilai Kalori Hasil Pengeboran TL-1.
Kedalaman Batubara (m) FM TM M VM FC Ash TS SG SI CV
Seam
Top Bottom % (ar) % (abd) adb cal/gr (adb)
A 44.30 45.65 2.26 5.58 3.40 45.70 48.73 2.18 0.83 1.23 1.50 7709
B 67.80 68.20 0.65 2.68 2.04 48.21 35.90 13.86 5.99 1.32 1.00 6959
C 177.00 177.30 1.88 3.99 2.15 40.75 37.29 19.82 4.59 1.38 1.50 6277
187.55 187.95 2.28 4.50 2.27 41.59 41.56 14.59 2.23 1.32 1.50 6778
187.95 188.34 1.73 4.20 2.51 41.24 39.78 16.48 2.19 1.32 1.50 6622
D 188.60 189.10 1.96 4.20 2.28 33.75 28.74 35.24 1.49 1.50 1.00 4790
189.10 189.60 1.78 3.63 1.88 31.68 18.25 48.20 1.83 1.63 1.00 3719
189.60 190.10 1.93 4.00 2.11 36.05 29.06 32.79 2.25 1.45 1.00 5495

Tabel 3. Hasil Analisis Ultimat Dan Konversi Nilai Kalori Hasil Pengeboran TL-1.
Kedalaman Batubara (m) VM C H N S O CV
Seam
Top Bottom % (daf) cal/gr (adb) cal/gr (daf) btu/lb (daf)
A 44.30 45.65 48.40 80.62 6.37 2.01 0.87 10.11 7709 8165 14686
B 67.80 68.20 57.32 76.40 6.95 1.47 7.12 8.06 6959 8275 14884
C 177.00 177.30 52.22 75.36 6.47 1.52 5.88 10.76 6277 8044 14470
187.55 187.95 50.02 78.90 6.43 1.48 2.68 10.51 6778 8153 14665
187.95 188.34 50.91 75.67 6.63 1.35 2.70 13.65 6622 8174 14704
D 188.60 189.10 54.02 71.39 6.84 1.31 2.39 18.07 4790 7666 13790
189.10 189.60 63.46 66.39 7.11 1.04 3.66 21.80 3719 7450 13401
189.60 190.10 55.38 73.51 6.71 1.26 3.45 15.07 5495 8441 15183

Tabel 4. Hasil Analisis Petrografi Organik Hasil Pengeboran TL-1.


Kedalaman (m) Rv mean Rv kisaran Komposisi Maseral (%) Mineral Lain (%)
Seam
Top Bottom (%) Vitrinit Inertinit Liptinit Clay Ox B Pirit
A 44.30 45.65 0.60 0.53 - 0.68 93.5 1.4 2.4 1.0 0.2 1.5
B 67.80 68.20 0.52 0.45 - 0.57 91.6 1.3 2.3 1.7 1.0 2.1
C 177.00 177.30 0.49 0.42 - 0.56 87.5 1.7 2.1 2.1 0.3 6.3
187.55 187.95 0.52 0.43 - 0.57 90.0 1.9 1.6 3.2 0.9 2.4
187.95 188.34 0.56 0.51 - 0.64 94.1 0.8 1.3 2.0 0.4 1.4
D 188.60 189.10 0.52 0.45 - 0.58 91.8 1.5 1.0 2.2 1.1 2.4
189.10 189.60 0.55 0.46 - 0.60 93.0 1.7 1.7 1.6 0.4 1.6
189.60 190.10 0.52 0.44 - 0.61 89.0 1.5 0.9 2.3 0.8 5.5

Tabel 5. Hasil Analisis Kandungan Gas Dalam Batubara Hasil Pengeboran TL-1.
Kedalaman Batubara (m) Kandungan Gas (cc) Qtotal Qtotal Qtotal
Seam Canister
Top Bottom Tebal Q1 Q2 Q3 Qtotal (scf) (scf/ton) (m3/ton)
C 177.00 177.30 0.30 C1 207.16 1669.50 150.23 2026.89 0.0716 54.98 1.56
187.55 187.95 0.40 C2 163.69 1513.00 232.03 1908.72 0.0674 48.60 1.38
187.95 188.34 0.39 C3 12.40 1107.50 159.74 1279.64 0.0452 24.82 0.70
D 188.60 189.10 0.50 C4 21.49 1450.00 348.34 1819.84 0.0643 38.21 1.08
189.10 189.60 0.50 C5 28.63 1582.50 320.96 1932.09 0.0682 33.01 0.93
189.60 190.10 0.50 C6 23.18 1445.50 498.63 1967.31 0.0695 38.17 1.08
Tabel 6. Hasil Analisis Komposisi Gas Dalam Batubara Hasil Pengeboran TL-1.
Komposisi Gas (%) Volume Gas Metana
Seam Canister
O2 N2 CH4 (cc) (scf/ton) (m3/ton)
C C1 3.43 17.83 78.74 1595.97 43.29 1.23
C2 3.43 17.24 79.19 1511.51 38.48 1.09
C3 4.33 23.01 72.67 929.91 18.03 0.51
D C4 3.42 13.54 82.75 1505.91 31.62 0.90
C5 3.58 10.33 86.09 1663.33 28.42 0.80
C6 3.00 14.75 82.25 1618.11 31.40 0.89

Tabel 7. Sumber Daya Batubara di Lokasi TL-1.


Kedalaman Batubara (m) Lebar Lebar Berat Sumber Daya Sumber Daya
Seam Panjang
Top Bottom Tebal <100 m >100 m Jenis Tambang Terbuka (ton) Tambang Dalam (ton)
A 44.30 45.65 1.35 2000 386.40 819.16 1.23 1283234.40 2720430.36
B 67.80 68.20 0.40 1000 386.40 390.26 1.32 204019.20 206057.28
C 177.00 177.30 0.30 1000 220.49 815.30 1.38 91282.86 337534.20
D 187.55 190.27 2.72 2000 699.00 1371.33 1.35 5133456.00 10071047.52
Total Sumber Daya Batubara 6711992.46 13335069.36
Total Sumber Daya Batubara untuk CBM (seam C dan D) 10408581.72

Tabel 8. Sumber Daya Gas Metana.


Kedalaman Batubara (m) Gas Total Gas Metana Sumber Daya
Seam
Top Bottom Tebal (scf/ton) (scf/ton) Batubara (ton) Gas (scf) Gas Metana (scf)
C 177.00 177.30 0.30 54.98 43.29 337534.20 18556338.93 14611261.28
187.55 187.95 0.40 48.60 38.48 1448124.48 70376214.97 55730924.63
187.95 188.34 0.39 24.82 18.03 1411921.37 35038226.31 25462279.06
D 188.60 189.10 0.50 38.21 31.62 1851295.50 70735424.84 58533564.06
189.10 189.60 0.50 33.01 28.42 1851295.50 61110700.83 52610202.34
189.60 190.10 0.50 38.17 31.40 1851295.50 70669444.46 58125618.07
Total Sumber Daya Gas Metana 265073849.44

Anda mungkin juga menyukai