Anda di halaman 1dari 20

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan sehari – hari terkadang kita salah konsep atau tidak mengetahui
optimalisasi ketinggian tertentu untuk memperoleh tekanan hidrostatik tertentu.
Untuk itulah kelompok kami melakukan percobaan tekanan hidrostatik.
Pada praktikum ini akan di bahas tentang tekanan hidrostatis pada suatu zat cair
serta faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatis tersebut. Untuk
menyelidiki hal tersebut, maka dilakukan praktikum tentang hydrostatis pressure.
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diberikan oleh gaya berat zat cair itu sendiri
pada suatu bidang tekan. Dengan asumsi bahwa zat cair dalam bentuk lapisan-lapisan
sesuai dengan tingkat kedalaman yang terukur dari permukaan zat cair. Maka
tekanan hidrostatis zat cair adalah sama besar untuk setiap bagian zat cair yang
memiliki kedalaman yang sama.
Selama ini diketahui bahwa tekanan pada zat padat hanya ke arah bawah, hal ini
berlaku jika tidak ada gaya dari luar. Hal ini berbeda dengan tekanan pada zat cair,
tekanan pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan di dalam zat cair
disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut.
Besar tekanan zat cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin dalam letak
suatu bagian zat cair, akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Pada
percobaan ini yang akan dibahas adalah tekanan hidrostatis yang terjadi pada suatu
fluida dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatis.
Tekanan hidrostatis merupakan besarnya suatu tekanan pada zat cair yang
dipengaruhi oleh massa jenis zat cair, kedalaman benda zat cair dan percepatan
gravitasi. Tekanan hidrostatik sebanding/berbanding lurus dengan massa jenis zat
cair, kedalaman zat cair dan percepatan gravitasi. Kedalaman benda dalam zat cair
dapat dimanipulasi atau dibuat berbeda untuk membuktikan ada atau tidaknya
pengaruh kedalaman benda terhadap tekanan hidrostatik. Pada percobaan tekanan
hidrostatik biasanya digunakan selang yang juga dibuat berbeda posisi ujung
selangnya sehingga dapat membuktikan bahwa pada suatu kedalaman tertentu,
apakah tekanan zat cair yang dihasilkan sama besar ke segala arah atau tidak.
Berdasarkan uraian di atas, maka pada praktikum ini akan di bahas
tentang tekanan hidrostatis pada suatu zat cair serta faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan hidrostatis tersebut.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui tekanan hidrostatis yang
terjadi pada suatu fluida dan mengalami faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan
hidrostatis tersebut. Praktikum ini berguna agar mahasiswa dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari terutama dalam teknologi pertanian, seperti pada prinsip
pembuatan bendungan yang menggunakan konsep tekanan hidrostatis.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fluida

Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya


F dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan A. Konsep
tekanan utamanya berguna dalam membahas fluida. Dari fakta
eksperimental, fluida memberikan tekanan kesegala arah. Hal ini
diketahui dari perenang dan penyelam yang merasakan tekanan
air didalam tubuh mereka. Pada setiap titik ,pada fluida diam
(statis), besarnya tekanan dari segala arah adalah sama. Tekanan
pada satu sisi harus sama dengan tekanan disisi sebaliknya. Jika
hal ini tidak terjadi maka akan ada gaya total, sehingga benda
dapat bergerak. Artinya, dalam fluida statis, tekanan-tekanannya
harus sama besar. Sifat penting lainnya dari fluida yang berada
dalam keadaan diam adalah gaya yang disebabkan oleh tekanan
fluida selalu bekerja tegak lurus terhadap permukaan yang
bersentuhan dengannya. Jika ada komponen gaya yang sejajar
dengan permukaan, maka menurut hukum newton ketiga bahwa
permukaan akan memberikan gaya kembali pada fluida yang juga
akan memiliki komponen sejajar dengan permukaan. Komponen
ini akan menyebabkan fluida mengalir. Dengan demikian gaya
yang disebabkan oleh tekanan pada fluida statis selalu tegak
lurus terhadap permukaan. Tekanan zat cair pada massa jenis
yang sama, dapat diilustrasikan misalnya dengan mengambil
salah satu titik yang berada pada kedalaman h di bawah
permukaan zat cair (yaitu permukaan yang berada diketinggian h
diatas titik ini), seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini
(Jewwet, 2009) :
Gambar 1-1. Tekanan ke segala arah dan dipengaruhi oleh kedalaman benda
Sumber : Conceptual Physics
Menurut Jewwet, 2009 Tekanan yang disebabkan pada kedalaman h ini
disebabkan oleh berat kolom zat cair diatasnya. Dengan demikian gaya yang bekerja
pada daerah tersebut adalah F = m.g = ρ.V.g = ρ.A.h.g, dimana A.h adalah volume
benda, ρ adalah massa jenis zat cair (dianggap h konstan), dan g adalah percepatan
gravitasi (10m/s2). Sehingga besar tekanan, P adalah sebagai berikut:
P = F/A
P = m x g/A = ρ x V x g/A = ρ x g x V/A = ρ x g x h
P=ρxgxh
Menurut Jewwet, 2009 Persamaan diatas menyatakan tekanan hidrostatik
tersebut yang disebabkan oleh zat cair itu sendiri, yang dimana didalam zat cair yang
diam tersebut tidak terjadi tegangan geser dan tekanan pada suatu titik didalam zat
cair tersebut adalah sama besar kesegala arah. Dengan demikian, tekanan berbanding
lurus dengan massa jenis zat cair dan dengan kedalaman didalam zat cair. Besarnya
tekanan hidrostatis tidak dipengaruhi oleh bentuk wadah zat cair. Berikut ini adalah
sifat-sifat dari tekanan hidrostatis adalah sebagai berikut :
1. Semakin dalam letak suatu titik dari permukaan zat cair, tekanannya semakin
besar
2. Pada kedalaman yang sama, tekanannya juga sama
3. Tekanan zat cair kesegala arah adalah sama besar
2.2 Tekanan
Tekanan ada kaitannya dengan konsep gaya. Pada tinjauan mengenai zat padat,
tekanan itu sendiri didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu permukaan
tiap satuan luas permukaan. Jika gaya terdistribusi secara merata kepada suatu
luasan, maka besarnya tekanan adalah gaya dibagi luas. Tekanan zat cair disebarkan
ke segala arah dengan sama rata. Pada bidang horisontal, intensitas tekanan adalah
sama. Dengan kata lain, tekanan merupakan perbandingan antara gaya tekan (yang
arahnya tegak lurus bidang tekan) dan luas bidang tekannya (Sarwey, 2009).
Tekanan yang ditimbulkan pada suatu permukaan hanya dipengaruhi oleh berapa
besar gaya tekannya dan seberapa luas permukaan yang mengenai bidang tekan itu.
Artinya, semakin besar gaya tekannya maka semakin besar pula tekanan yang
ditimbulkannya. Sebaliknya, semakin besar luas permukaan yang mengenai bidang
tekan, semakin kecil tekanannya Kedua balok di atas memiliki ukuran dan berat yang
sama. Akan tetapi balok yang diletakkan secara tegak (berdiri) memiliki luas
permukaan kontak dengan meja yang lebih kecil dibandingkan balok yang diletakkan
secara mendatar (berbaring). Oleh karena gaya beratnya sama maka gaya tekan yang
ditimbulkan pada permukaan meja akan sama besarnya. Namun tekanan yang
ditimbulkan pada meja tidak sama, dimana tekanan yang ditimbulkan oleh balok
yang diletakkan secara tegak lebih besar dibandingkan tekanan yang ditimbulkan
oleh balok yang diletakkan secara mendatar dikarenakan tekanan pada suatu
permukaan berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang tekannya, dimana
luas permukaan yang lebih kecil akan menimbulkan tekanan yang lebih besar. Pada
fluida yang diam, tekanan pada suatu titik dalam fluida disebabkan oleh gaya berat
fluida yang berada di atas titik tersebut dimana tekanan pada fluida tersebut di
namakan Tekanan Hidrostatis (Sarwey, 2009).
2.3 Tekanan Hidrostatis
Menurut Sutiah dkk., 2012 Pengaruh tekanan hidrostatis memegang peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut :
A. Kapal Laut
Kapal laut dapat mengapung di permukaan air karena adanya rongga didalam tubuh
kapal. Rongga yang berisi udara ini mampu memindahkan volume air yang cukup
besar, Kapal akan mendapat gaya ke atas yang menyamai berat kapal. Gaya ke atas
tersebut mampu menahan kapal laut tetap berada dipermukaan air. Bagaimana
dengan paku ? Sebuah paku kecil akan mendapat gaya tekan ke atas yang lebih kecil
daripada berat paku sehingga paku akan tenggelam (Sutiah dkk.,2012).
B. Kapal Selam
Kapal Selam adalah salah satu jenis kapal laut yang dapat mengapung, melayang,
dan tenggelam. Bagaimanakah cara kerja kapal selam? Kapal selam memiliki rongga
yang terletak di antaran lambung dalam dan lambung luar yang berfungsi sebagai
jalan keluar masuk udara dan air (Sutiah dkk, 2012).
C. Hidrometer
Hidrometer adalah sebuah alat berbentuk tabung kaca yang alasnya diberi timbal.
Hidrometer dapat berfungsi sebagai alat untuk menentukan massa jenis atau
kepekatan suatu zat cair. (Sutiah dkk, 2012).
D. Konstruksi Bangunan
Konstruksi bendungan dibuat sedemikian rupa, yaitu semakin ke bawah bendungan
dibuat semakin tebal atau kuat agar dapat menahan tekanan yang semakin dalam juga
bisa semakin kuat (Sutiah dkk, 2012).
E. Pemasangan infus
Sebelum infus dipasang biasanya dilakukan pengukuran tekanan darah pasien. Hal
ini dilakukan karena pemasangan infus harus memperhatikan tekanan darah pasien.
Dimana tekanan infus harus lebih tinggi dari tekanan darah pasien agar cairan
infusmengalir ke dalam tubuh pasien. Jika tekanan darah pasien lebih besar dari
tekanan cairan infus maka yang terjadi darah pasien akan mengalir melalui selang
infus menuju kantong infus (Sutiah dkk, 2012).
2.4 Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas zat
cair. Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat
cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya
keatas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan (Pada prinsip
Archimedes, sebuah benda akan mengapung didalam fluida jika massa jenis suatu
benda lebih kecil dari pada massa jenis zat cair (Jewwet,2009).
Massa jenis adalah kuantitas yang menggambarkan massa per satuan volume
suatu zat.Massa jenis juga merupakan salah satu sifat dari suatu zat karena setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda-beda. Zat cair yang biasa diukur massa jenisnya
yaitu produk susu, minyak goreng atau oli. Susu, minyak goreng dan pelumas
umumnya telah mempunyai standar massa jenis yang telah ditetapkan untuk
menunjukkan kualitas dari zat cair tersebut (Sutiah dkk, 2012).
2.5 Hukum Pascal
suatu hukum yang berlaku untuk zat cair yang berada di dalam ruangan tertutup.
Hukum tersebut menyatakan bahwa “Tekanan yang diberikan kepada zat cair di
dalam ruangan tertutup diteruskan ke segala arah dan sama besar ”. Hukum tersebut
dikenal dengan “Hukum Pascal” (Pascal 1623-1662).
Rumus hukum pascal :
PA = PB atau F1 = F2
F1 / A1 = F2 / A2
F1 = A1 / A2 x F2
F1 = (D1 / D2)2 x F2
Dimana :
F1 / F2 = Gaya yang ada pada permukaan A dan atau B (Newton / N)
A1 / A2 = Luas permukaan dari A dan atau B (meter persegi / m2)
D1 / D2 = Diameter dari permukaan A dan atau B (meter / m)
Tekanan yang ditimbulkan pada suatu permukaan hanya dipengaruhi oleh berapa
besar gaya tekannya dan seberapa luas permukaan yang mengenai bidang tekan itu.
Artinya, semakin besar gaya tekannya maka semakin besar pula tekanan yang
ditimbulkannya. Sebaliknya, semakin besar luas permukaan yang mengenai bidang
tekan, semakin kecil tekanannya Kedua balok di atas memiliki ukuran dan berat yang
sama. Akan tetapi balok yang diletakkan secara tegak (berdiri) memiliki luas
permukaan kontak dengan meja yang lebih kecil dibandingkan balok yang diletakkan
secara mendatar (berbaring). Oleh karena gaya beratnya sama maka gaya tekan yang
ditimbulkan pada permukaan meja akan sama besarnya. Namun tekanan yang
ditimbulkan pada meja tidak sama, dimana tekanan yang ditimbulkan oleh balok
yang diletakkan secara tegak lebih besar dibandingkan tekanan yang ditimbulkan
oleh balok yang diletakkan secara mendatar. Hal ini dikarenakan tekanan pada suatu
permukaan berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang tekannya, dimana
luas permukaan yang lebih kecil akan menimbulkan tekanan yang lebih besar
(Sarwey, 2009).
Hukum Pascal dalam fluida statis terjadi apabila zat cair dimasukkan dalam
wadah tertutup, jika satu bagian zat cair tersebut mengalami penambahan tekanan,
maka seluruh bagian zat cair mengalami penambahan tekanan yang besarnya sama.
Salah satu aplikasi utama hukum pascal adalah pembuatan dongkrak hidrolik atau
penggerak hidrolik lainnya. Keuntungan dongkrak atau penggerak hidrolik adalah
hanya dengan gaya kecil kita sanggup menggerakkan benda yang massanya sangat
besar. Jika tekanan di satu bagian dalam zat cair yang berada di dalam wadah tertutup
ditambah, maka pada seluruh bagian-bagian zat cair mendapat tambahan tekanan
yang sama besar(Abdullah, 2016).
Blaise Pascal menjelaskan tentang prinsip-prinsip barometer, mesin tekanan
hidrolik dan distribusi tekanan dalam zat cair yang dikenaldengan Hukum Pascal.
Pascal membuat pernyataan tentang prinsip hidrostatika bahwa pada zat cair yang
mendapat tekanan akan meneruskan tekanan tersebut ke segala arah yang sama besar
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya (Suhendra,2019).
3. METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, 25 September 2019 di Lab Teknik Tanah
dan Air
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hydrostatic pressure, pemberat 15 g,
25 g, 35 g, lap kasar, lap halus dan kalkulator. Bahan yang digunakan adalah air.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum ini terbagi menjadi 2, yaitu :
3.3.1 Partial Immertion
A. Menyeimbangkan lat dengan cara memuta rsekrup pada bagian bawah
B. Mengukur nilai a,b,L,d pada alat
C. Menyeimbangkan swimming arm dengan cara memutar-mutar pemberat sehingga
berada pada posisi seimbang
D. Memasukkan air secara perlahan-lahan haingga air menyentuh bibir kuadran,
usahakan tidak mengganggu keseimbangan swimming arm
E. Menggantung pemberat pada bandul, kemudian menambahkan air secara
perlahan-lahan hingga swimming arm kembali pada posisi seimbang. Catat tinggi air
pada posisi seimbang
F. Mengulang prosedur 5 untuk berat yang berbeda
G. Mengurangi sebagian pemberat pada bandul kemudian mengeluarkan air secara
perlahan-lahan dengan cara membuka kran pengeluaran hingga swimming arm
kembali pada posisi seimbang. Catat tinggi air pada posisi seimbang
H. Ulangi prosedur ke 7 hingga pemberat habis.
3.3.2 Total Immertion
A. Menyeimbangkan alat dengan cara memutar sekrup pada bagian bawah
B. Mengukur nilai a,b,L,b pada alat
C. Menggantung pemberat pada bandul sebesar 200 gram,kemudian menambahkan
air secara perlahan-lahan hingga air berada pada ketinggian 10dan swimming arm
berada pada posisi seimbang dengan cara memutar-mutar pemberat
D. Menggantung pemberat pada bandul gram, kemudian menambahkan air secara
perlahan-lahan hingga swimming arm kembali pada posisi seimbang
E. Mengulangi prosedur 4 untuk berat beban yang berbeda
F. Mengurangi sebagian pemberat pada bandul kemudian mengeluarkan air secara
perlahan-lahan dengan cara membuka kran pengeluaran hingga swimming arm
kembali pada posisi seimbang. Catat tinggi air pada posisi seimbang
G. Ulangi prosedur ke-6 hingga pemberat kembali menjadi 200 gram.
3.4 Rumus Yang Digunakan
A. Partial immertion
Dalam menghitung partial immertion dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Hrn = h1+h0/2, hn=hrn/3

F.L = ½ ρ.b.h2 (α+d x hn)

Fr = Fisi + Fkosong/2
Keterangan :
hrn = rata-rata tinggi muka air (m)
h = tinggi muka air (m)
hn = tinggi muka air rata-rata/3 (m)
Fr =gaya rata-rata (N)
B. Total immertion
F.L = ½ ρ.b.d (α+d/2 x d2//12.hn)

Hn = h x d/2
Keterangan :
F = gaya tekanan hidrostatis (N)
Hn = tinggi fluida hasil perhitungan (m)
Ρ = massa jenis air (kg/m2)
α = nilai kuadran (mm)
b = nilai kuadran (mm)
d = diameter (mm)
L = panjang kuadran(mm)
H = tinggi fluida hasil pengamatan (m)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel pengamatan
A. Partial immersion
Tabel 1-1 Hasil pengolahan Partial immersion
Pengisian Pengosongan
No. Pemberat Muka air Jumlah Pemberat Muka air Jumlah
(g) (mm) (mm) (g) (mm) (mm)
1. 15 27+38 65 35 42+38 80
2. 25 36+38 74 25 22+38 60
3. 35 42+38 80 15 20+38 58

B. Total immersion
Tabel 2-1. Hasil pengolahan total immersion
Pengisian Pengosongan
No. Pemberat Muka air Jumlah Pemberat Muka air Jumlah
(g) (mm) (mm) (g) (mm) (mm)
1. 210 102+38 140 230 108+38 268
2. 220 105+38 143 220 106+38 144
3. 230 108+38 146 210 101+38 139

4.1.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat
pengaruh pemberat dengan swimming arm terhadap besarnya tekanan hidrostatik.
Sesuai dengan hipotesis kami, jika semakin banyak air yang ditambahkan maka
tekanan hidrostatiknya akan semakin besar pula. Hal ini dapat dilihat pada data hasil
percobaan kami yakni pada saat pengisian ditambahkan pemberat partial immertion
dengan berat masing-masing 15 g, 25 g, 35, g dengan muka air 27 mm, 36 mm dan
42 mm selanjutnya pada saat pengosongan didapatkan muka air dengan masing-
masing 42 mm, 22mm, dan 20mm dan total immertion dengan berat masing-masing
210 g, 220 g dan 230 g dengan muka air 102 mm, 105 mm dan 108mm selanjutnya
pada saat pengosongan didapatkan muka air dengan masing-masing 108 mm,
106mm, dan 139mm. Hasil ini juga sesuai dengan teori yang ada bahwasanya
kedalaman atau ketinggian suatu benda di dalam zat cair mempengaruhi besarnya
tekanan hidrostatis. Sesuai dengan persamaan P = ρgh, dimana P adalah tekanan
hidrostatik, ρ adalah massa jenis zat cair, g adalah percepatan gravitasi dan h adalah
ketinggian. Sehingga dari persamaan tersebut diketahui bahwa ketinggian sebanding
dengan tekanan hidrostatik.
Berdasarkan teori yang ada dijelaskan bahwa terjadinya tekanan hidrostatis
disebabkan oleh zat cair itu sendiri, dimana di dalam zat cair yang diam tidak terjadi
tegangan geser dan tekanan pada suatu titik didalam zat cair adalah sama besar ke
segala arah.

4.2Grafik
5. KESIMPULAN
Semakin banyak air yang di masukkan maka semakin besar tekanan hidrostatisnya.
Ini sesuai dengan teori yang ada. Namun, besarnya tekanan hidrostatis terdapat
rentang yang tidak sama pada tiap kedalaman.
Posisi swimming arm yang tidak seimbang akan mempengaruhi tekanan hidrostatik.
Hal ini sesuai dengan teori yang ada karena tekanan hidrosatatis dipengaruhi oleh
posisi massa jenis, percepatan gravitasi dan kedalaman atau ketinggian.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Rohimah. Tanpa Tahun, Penerapan Tekanan Dalam Kehidupan Sehari-hari.
[Online]http://www.slideshare.net/rohimahamalia9/penerapan-tekanan-dalam-
kehidupan-seharihari. Diakses pada tanggal 29 September 2019.
Firdaus, Rahmat. 2014. Tekanan Hidrostatik. [Online] http://www.rahmatfirdaus-
pgsd.info/2014/10/tekanan-hidrostatis.html. Diakses pada tanggal 29
September 2019.
Giancoli. 2001. Fisika Edisi ke-5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Tim. 2015. Panduan Praktikum Fluida. Surabaya : Pendidikan Sains.
LAMPIRAN
Lampiran 1 tabel hasil pengamatan
1. Partial immertion

Tabel 3-1 Data Partial Immertion


Pengisian Pengosongan

No. Pemberat Muka air Jumlah Pemberat Muka air Jumlah

(g) (mm) (mm) (g) (mm) (mm)

1. 15 27+38 65 35 42+38 80
2. 25 36+38 74 25 22+38 60
3. 35 42+38 80 15 20+38 58

Tabel 4-1. Hasil pengolahan total immersion


Pengisian Pengosongan

No. Pemberat Muka air Jumlah Pemberat Muka air Jumlah

(g) (mm) (mm) (g) (mm) (mm)

1. 210 102+38 140 230 108+38 268


2. 220 105+38 143 220 106+38 144
3. 230 108+38 146 210 101+38 139

Perhitungan
A.partial immertion
1). pengisian
F x L = ½ x ρ x b x h2 x ( a + d – h/3)

a. Untuk beban 15 g = 0.015 kg


F x L = ½ x1000x0.07x(0.065)2x(0.1+0.045-0.065/3)
Fx0.264 = 0.147875x(0.124)
F = 0.01833655/0.265
F = 0.069194339 N
b. Untuk beban 25 g= 0.025 kg
F x L = ½ x 1000 x 0.07 x (0.074)2 x (0.1 x 0.045 -0.074/3)
Fx 0,265 = 0.19166 x (0.121)
F = 0.02319086/0.265
F = 0.087512679 N
c. Untuk beban 35 g = 0.035 kg
F x L = 1//2 x 1000 x 0.07 x (0.080)2 x (0.1+ 0.045-0.080/3)
F x 0.265 = 0.224 x (0.119)
F = 0.026656/0.265
F= 0.100588679 N
2. Pengosongan
d. Untuk beban 35 g = 0.035 kg
F x L = 1//2 x 1000 x 0.07 x (0.080)2 x (0.1+ 0.045-0.080/3)
F x 0.265 = 0.224 x (0.119)
F = 0.026656/0.265
F= 0.100588679 N
e. Untuk beban 25 g = 0.025 kg
F x L = 1//2 x 1000 x 0.07 x (0.060)2 x (0.1+ 0.045-0.060/3)
F x 0.265 = 0.126 x (0.125)
F = 0.01575/0.265
F= 0.059433962 N
f. Untuk beban 15 g = 0.015 kg
F x L = 1//2 x 1000 x 0.07 x (0.58)2 x (0.1+ 0.045-0.058/3)
F x 0.265 = 0.11774 x (0.126)
F = 0.01483524/0.265
F= 0.055982037 N

3. Menghitung Fr
Fisi + Fkosong/2
a. Untuk 0,015 g = 0,069 + 0,55/2
= 0,124/2
=0,062
b. Untuk 0,025 g = 0,087 + 0,59/2
= 0,146/2
=0,073
c. Untuk 0,035 g = 0,100 + 0,100/2
= 0,2/2
=0,1
4. Menghitung hrn
hrn = h1+h0/2
hr1 = 0,065 + 0,058/2
= 0,0615 m
hr2 = 0,074 + 0,060/2
= 0,067 m
hr3 = 0,080 + 0,080/2
= 0,08 m
5. Menghitung hn
hn = hrn/3
h1 = hr/3
= 0,0615/3
=0,0205 m
h2 =hr2/3
= 0,061/3
= 0,0223 m
H3 =hr3/3
= 0,08/3
= 0,026 m

2. Total immertion
a. Menghitung gaya tekanan hidrostatik saat penambahan

Perhitungan ho

Untuk pengisian
a) Untuk beban 210 g = 0,210 kg

b) Untuk beban 220 g = 0,220 kg

c) Untuk beban 230 g = 0,230 kg

Untuk pengosongan
d) Untuk beban 230 g = 0,230 kg

e)

f)

Untuk beban 210 g = 0,210 kg

 Untuk beban 220 g = 0,220


 Untuk beban 230 g = 0,230

a. Menghitung gaya hidrostatis saat pengurangan

Untuk beban 0,230

Untuk beban 0,220

Untuk beban 0,210

0,0055
b. Menghitung Fr

c. Menghitung hrn
d. Menghitung hn

Lampiran 3. Dokumentasi

A. Dokumentasi Alat

8 1 2
3

4 5

9
6

7
10
11

Gambar 2-1. Alat dan fungsinya

Keterangan
Bagian- bagian alat hydrostatic pressure dan fungsinya.
1. Swimming arm berfungsisebagai tempat melekatnya titik tumpu dan bandul.
2. Titiktumpuberfungsisebagaititiktumpuanswimming arm.
3. Bandul berfungsiuntukmeyeimbangkanswimming arm.
4. Kuadranberfungsisebagaitempatmelekatnyaskalapembacaan.
5. Kaki tigasebagaipenyanggaalatsertapenyeimbangalat.
6. Bakpenampungberfungsiuntukmenampungfluida.
7. Skala pembacaansebagaitempatmembacaketinggianmuka air.
8. Pengaitbeban berfungsisebagaipenggantungbeban.
9. Selangpengeluaransebagaitempatkeluarnya air.
10. Kranberfungsisebagaitempatmembuka dan menutupaliran air.
11. Beban berfungsisebagaipenyeimbangswimming arm.

B. Dokumentasi praktikum
3-1.Dokumntasi praktikum

Anda mungkin juga menyukai