PENDAHULUAN
Tujuan dari praktikum Pengenalan Kayu dan Logam yaitu dapat memahami
proses terbentuknya kayu dan proses terbentuknya logam serta mengetahui
jenis-jenis kayu dan logam. Kegunaan praktikum Pengenalan Kayu dan Logam
adalah mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya kayu dan logam serta
mengetahui jenis-jenis kayu dan logam untuk menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari seperti jika ingin membangun rumah menggunakan jenis kayu jati.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kayu sebagai hasil hutan sekaligus hasil sumber kekayaan alam, merupakan
bahan mentah yang diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan
teknologi. Secara umum, kayu merupakan bahan organik yang diproduksi sebagai
xylem sekunder yang berasal dari dalam hutan tanaman, terutama pada pohon-
pohon dan tanaman lainnya (Arifin dan Yuliana, 2013).
Kayu sebagai hasil hutan merupakan bahan mentah yang diproses untuk
dijadikan barang rumah tangga seperti bufet, almari, kursi, meja dan lain-lain.
Karena begitu banyaknya jenis kayu yang mempunyai corak atau bentuk tekstur
yang hampir sama, hal ini akan menyulitkan manusia dalam mengenali jenis kayu
terutama bagi industri pengolah kayu yang kurang mengetahui jenis-jenis kayu
yang akan di olah. Pada perusahaan manufaktur, proses penyortiran bahan baku
secara visual berperan penting terhadap kualitas suatu produk yang akan
dihasilkan. Perkembangan industri manufaktur pada kayu yang makin pesat akan
memaksa produsen kayu untuk menyediakan bahan baku kayu dengan kualitas
yang baik agar diterima oleh customer (Arifin dan Yuliana, 2013).
Logam adalah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki
ikatan logam. Logam merupakan salah satu dari tiga kelompok unsur yang
dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan non logam.
Dalam kimia logam adalah material yang keras tak tembus cahaya, berkilau dan
memiliki konduktivitas listrik dan termal yang baik (Sosrosumihardjo, 2010).
Logam mempunyai sifat konduktivitas listrik, konduktivitas termal, tingkat
kekerasan, titik lebur dan kapasitas panas. Sifat logam yang keras banyak
dimanfaatkan untuk kendaraan bermotor, jembatan dan bahan konstruksi
bangunan. Selain itu, logam juga digunakan sebagai perhiasan, sebagai kabel
listrik karena merupakan konduktor yang baik serta alat memasak seperti
ketel, panci dan kuali karena mempunyai kapasitas panas yang lebih
kecil dibandingkan dengan non logam. Sifat logam yang istimewa tersebut
menyebabkan logam sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa contoh logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi, timah,
perak, titanium, uranium, dan seng (Simbolon dkk., 2013).
Logam pada umumnya mempunyai kapasitas panas jenis yang lebih kecil dari
pada non logam misalnya kapasitas panas jenis air. Panas yang diperlukan untuk
memanaskan 1 g besi dengan kenaikan suhu 1oC lebih sedikit dibanding untuk air,
dengan kata lain jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1 g besi lebih sedikit dibanding untuk menaikkan suhu 1 g air. Kapasitas panas dari
suatu bahan sangat penting untuk diketahui misalnya dalam pembuatan
material-material nanokomposit (Simbolon dkk., 2013).
Menurut Indiyanto (2012), logam dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
2.4.1. Logam Ferro (Besi)
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur
karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai
sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan
bermacam-macam logam lainnya. Logam Ferro terdiri dari komposisi kimia yang
sederhana antara besi dan karbon. Masuknya unsur karbon ke dalam besi dengan
berbagai cara. Jenis logam ferro adalah sebagai berikut.
a. Besi Tuang
Komposisi besi tuang yaitu besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 4 %,
sifatnya rapuh tidak dapt ditempa, baik untuk dituang, liat dalam pemadatan,
lemah dalam tegangan. Besi tuang biasa digunakan untuk membuat alas mesin,
meja perata, badan ragum, bagian-bagian mesin bubut, blok silinder dan cincin
torak.
b. Besi Tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99 % besi murni, sifatnya yaitu dapat
ditempa, liat, dan tidak dapat dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan
untuk membuat rantai jangkar, kait keran dan landasan kerja plat.
c. Baja Lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1% - 0,3%, mempunyai
sifat dapat ditempa dan liat. Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa dan
keperluan umum dalam pembangunan.
d. Baja Karbon Tinggi
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,7% - 1,5%. Sifat dapat
ditempa, dapat disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat
kikir, pahat, gergaji, tap, stempel dan alat mesin bubut.
e. Baja Karbon Tinggi dengan Campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, krom atau tungsten.
Sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras,
dan dimudakan. Digunakan untuk membuat mesin bubut dan alat – alat mesin.
2.4.2. Logam Non Ferro
Logam non ferro yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Logam
non ferro antara lain sebagai berikut.
a. Tembaga (Cu)
Warna coklat kemerah-merahan, sifatnya dapat ditempa, liat, baik untuk
penghantar panas, listrik, dan kukuh. Tembaga digunakan untuk membuat suku
cadang bagian listrik, radio penerangan, dan alat-alat dekorasi.
b. Alumunium (Al)
Warna biru putih. Sifatnya dapt ditempa, liat, bobot ringan, penghantar panas
dan listrik yang baik, mampu dituang. Alumunium digunakan untuk membuat
peralatan masak, elektronik, industri mobil dan industri pesawat terbang.
c. Timbal (Pb)
Warna biru kelabu, sifatnya dapat ditempa, liat dan tahan korosi. Timah
digunakan sebagai pelapis lembaran baja lunak (plat timah) dan industri
pengawetan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, J. dan Yuliana M. 2013. Klasifikasi Jenis Kayu dengan Gray-Level Co-
Occurrence Matrices (Glcms) dan K-Nearest Neighbor Vol. 7, No. 1.
STIMIK Asia Malang: Surabaya.
Fernandes, A. dan Suryanto. 2011. Nilai Jasa Oksigen pada Meranti. Balai Besar
Penelitian Dipterokarpa: Samarinda.
Winarto. 2013. Penyiapan Bahan Produksi Kriya Kayu untuk Sekolah Menengah
Kejuruan. Direktorat Pembinaan SMK: Jakarta.