PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis
kayu dan logam serta penggolongannya berdasarkan karakteristik serta unsur
penyusun kayu dan logam tersebut.
Kegunaan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengidentifikasikan
jenis-jenis kayu dan logam yang akan dibutuhkan seperti pada saat membuat
konstruksi bangunan serta dapat diaplikasikan dalam bidang keteknikan pertanian.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kayu
Sebagai negara tropis Indonesia kaya akan kayu sebagai hasil hutanya. Terdapat
beberapa ribu jenis yang ada di nusantara ini. Kayu merupakan hasil hutan dari
sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk
dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat
sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengetian kayu disini
ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan,
yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian
mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan.
Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar. Kayu adalah
bahan yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan (Darmono, 2015).
Kayu sebagai hasil hutan sekaligus hasil sumber kekayaan alam, merupakan
bahan mentah yang diproses untuk dijadikan barang rumah tangga seperti: Bufet,
almari, kursi, meja dan lain-lain. Karena begitu banyaknya jenis kayu yang
mempunyai corak atau bentuk tekstur yang hampir sama, hal ini akan menyulitkan
manusia dalam mengenali jenis kayu terutama bagi industri pengolah kayu yang
kurang mengetahui jenis-jenis kayu yang akan di olah (Arifin dan Yuliana 2013).
Beberapa kelebihan kayu sehingga orang masih tetap menggunakan kayu
sebagai bahan bangunan, diantaranya harga relatif murah dibandingkan logam,
beton dan lain-lain, mudah dikerjakan dan tidak memerlukan keahlian khusus.
Sifat fisis dan mekanis kayu merupakan salah satu indikator yang menentukan
kualitas kayu terutama kayu pertukangan, sifat mekanis disebut juga dengan
kekuatan kayu yaitu sifat-sifat kayu yang dihubungkan dengan kemampuan kayu
dalam menahan beban untuk muatan yang diberikan (Husain dkk, 2019).
2.5. Logam
Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap, kuat, liat, keras
dan umumnya sebagai penghantar listrik dan penghantar panas yang baik.
Logam merupakan barang yang padat dan berat, biasanya digunakan orang
untuk alat atau perhiasan yaitu besi, baja, emas, dan perak (Ryadi, 2015).
Material logam secara umum banyak digunakan sebagai struktur yang
membentuk sebuah konstruksi sebuah bangunan, hal yang berkaitan secara teknis
dari kegunaan logam yang memiliki karakteristik kuat serta dan cukup tahan
terhadap cuaca. Penggunaan material logam sebagai komponen konstruksi adalah
hasil dari perkembangan teknologi yang semakin maju, sehingga menghasilkan
komposisi material yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan
manusia. Selain itu, perkembangan material logam juga telah dapat diaplikasikan
dalam elemen interior dan furnitur (Hartanti dan Amarena, 2016).
Menurut Ryadi (2015), logam dapat dibagi dalam dua golongan yaitu logam
ferro atau logam besi dan logam non-ferro yaitu logam bukan besi.
1. Logam Ferro (Besi)
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon
dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai sifat
yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam
lainnya. Logam ferro terdiri dari komposisi kimia yang sederhana antara besi dan
karbon. Masuknya unsur karbon ke dalam besi dengan berbagai cara. Jenis logam
ferro adalah sebagai berikut.
a. Besi Tuang
Komposisinya yaitu besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 4 %, sifatnya rapuh
tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, liat dalam pemadatan, lemah dalam
tegangan. Digunakan untuk membuat alas mesin, meja perata, badan ragum,
bagian-bagian mesin bubut, blok silinder dan cincin torak.
b. Besi Tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99 % besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan
tidak dapat dituang.
c. Baja Lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1 % sampai 0,3 %,
mempunyai sifat dapat ditempa dan liat. Digunakan untuk membuat mor, sekrup,
pipa dan keperluan umum dalam pembangunan
d. Baja Karbon Sedang
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar 0,4 % sampai 0,6 %. Sifat lebih
kenyal dari yang keras. Digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat,
poros, dan rel baja.
e. Baja Karbon Tinggi
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,7 % sampai 1,5 %. Sifat
dapat ditempa, dapat disepuh keras, dan dimudakan.
f. Baja Karbon Tinggi Dengan Campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, krom atau tungsten.
Sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras,
dan dimudakan. Digunakan untuk membuat mesin bubut dan alat-alat mesin
pertanian.
2. Logam Non-ferro
Logam non-ferro yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Logam
nonferro antara lain sebagai berikut.
a. Tembaga (Cu)
Warna coklat kemerah-merahan, sifatnya dapat ditempa, liat, baik untuk
penghantar panas, listrik, dan kukuh.
b. Alumunium (Al)
Aluminium adalah logam lunak dan ringan dan memiliki warna keperakan kusam
karena lapisan tipis oksidasi yang terbentuk saat unsur ini terkena udara.
Aluminium adalah logam tidak beracun dan non magnetik. Unsur ini hanya
memiliki satu isotop alami, yaitu aluminium-27, yang tidak radioaktif.
3. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Maret 2020 pukul 13.00 WITA
sampai selesai di Laboratorium Teknik Bengkel, Program Studi Teknik Pertanian,
Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis dan handphone.
Adapun bahan yang digunakan yaitu berbagai jenis kayu dan logam.
Hasil