Anda di halaman 1dari 17

TUGAS SISTEM REKAYASA SIPIL

OLEH:

FATHUL FADLY SARWOKO

E1A1 16 008

JURUSAN S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
TUGAS SISTEM REKAYASA SIPIL

Soal: jika terdapat suatu masalah atau kegagalan dalam suatu Proyek Bangunan
Gedung Berlantai Banyak & Proyek Pembangunan Bendungan

Jika terdapat suatu masalah atau kegagalan dalam pengerjaan atau


penyelesaian suatu proyek banyak hal yang perlu kita ketahui dalam
menyelesaikan masalah ataupun mengetahui penyebab permasalahan dalam
kegagalan pekerjaan tersebut. Berikut penjelasan megenai berbagai hal yang
menyangkut masalah dan kegagalan dalam suatu pengerjaan proyek:

1) Bagaimana cara anda menemukan penyebab masalah kegagalan tersebut dan


buatlah pemetaan masalah-masalah yang menyebabkan keterlambatan proyek
itu terjadi.
Jawaban pembahasan:
● Masalah-masalah yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan
terdapat banhyak sumber yag saya ketahui diantaranya yaitu masalah dalam
pembebasan lahan, masalah teknik pada pabrik pencampuran material,
keterlambatan pemasukan BBM untuk alat yang akan digunakan, kendala
kerusakan alat yang tidak terduga, kendala keterlambatan masuknya
material karena proses lalulintas jalan yang macet, dan lain sebagainya.

● Untuk mengetahui penyebab suatu masalah kegagalan suatu proyek yaitu


kita juga perlu mengetahui faktor-faktor dalam project management
(PMBOK), maka penyebab kegagalan proyek dapat dipetakan dalam
fishbone diagram berikut ini:
a. Scope
faktor pertama dari penyebab kegagalan proyek adalah cakupan atau scope
proyek yang dilakukan. Terkadang hal ini dianggap hal sepele bagi
sebagian project manager, dimana mereka membuat scope menjadi
fleksibel, tanpa dibatasi secara jelas dan dibuat mekanisme perubahan
(change request) jika terjadi penambahan scope proyek. Akibatnya terjadi
penambahan scope diluar perencanaan yang berakibat pada pembengkakan
biaya dan molornya waktu pelaksanaan proyek. DImensi ini juga
menentukan baik buruknya sebuah perencanaan proyek yang dilakukan,
dimana hal ini akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan proyek.
b. Time
Dimensi berikutnya adalah waktu. Keterlambatan pelaksanaan suatu
proyek dapat berakibat fatal bagi proyek tersebut. Waktu yang terlambat
tentunya akan membutuhkan biaya ekstra diluar biaya proyek yang telah
direncanakan. Selain itu, keterlambatan juga dapat berakibat pada
buruknya image pengembang di mata pemberi proyek. Keterlambatan
pelaksanaan proyek dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya
adalah penambahan scope, pergantian tim proyek di tengah-tengah
pelaksanaan proyek dan atau konflik internal yang terjadi pada perusahaan
pemilik proyek. Sehingga memanage waktu pelaksanaan proyek dengan
baik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan proyek.
c. Cost
Dimensi berikutnya adalah biaya proyek. Masih berkaitan erat dengan
scope dan time, biaya proyek pun merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan proyek. Besar kecilnya alokasi biaya untuk pelaksanaan
proyek akan mempengaruhi waktu dan tentunya kualitas yang diharapkan.
Permasalahan pada dimensi ini biasanya terjadi ketika proyek sudah
mengalami keterlambatan dan atau perkembangan scope proyek diluar
perencanaan.
d. Quality
Hal penting lain dalam pelaksanaan proyek adalah kualitas proyek
tersebut. Untuk proyek pengembangan sistem informasi, kualitas proyek
ditentukan oleh user melalui mekanisme user acceptance test, dimana user
akan melakukan pengujian apakah sistem yang dibangun telah memenuhi
spesifikasi yang ditentukan sebelumnya. Untuk beberapa kasus tertentu,
terkadang kualitas “dikorbankan” demi menekan kerugian atau
memperbesar keuntungan.
e. Human Resource
Mengelola manusia dengan berbagai karakter bukanlah hal mudah dalam
sebuah proyek yang sifatnya sementara dan berlangsung dalam waktu
yang relatif singkat. Konflik antar anggota tim maupun konflik antara
anggota tim dengan project manager menjadi penghalang yang dapat
menggagalkan tercapainya tujuan proyek sesuai dengan perencanaan awal.
Isu lain adalah rendahnya kompetensi SDM yang dimiliki dapat
mengancam selesainya proyek tepat waktu dengan kualitas yang telah
ditentukan. Permasalahan-permasalahan klasik seperti ini terkadang
menjadi penting untuk dipikirkan dalam suatu manajemen proyek.
Menciptakan iklim kerja yang kondusif mungkin dapat menjadi salah satu
alternatif dalam mengatasi permasalahan sumberdaya manusia dalam
proyek.
f. Communication
Kesalahpahaman yang terjadi baik antar tim proyek maupun antara tim
proyek dengan project manager dapat memicu konflik yang berpotensi
memperburuk atmosfir kerja yang dibangun. Dengan load yang tidak
menentu, kesalahpahaman bisa berujung menjadi pertikaian. Untuk itu,
komunikasi yang baik antar sesama anggota tim proyek perlu dijalin.
Selain itu, kegagalan komunikasi biasanya terjadi ketika mensosialisasikan
project task kepada anggota dan atau transfer knowledge tentang proyek
yang akan dilaksanakan. Hal ini dapat berakibat fatal dimana masing-
masing anggota proyek akan mempunyai persepsi yang berbeda tentang
pekerjaan yang dilakukan. Bahkan besar kemungkinan apa yang
dikerjakan oleh anggota tim tidak selaras dengan tujuan dan scope proyek
tersebut.
g. Risk
Ada 3 (tiga) hal penting dalam memanage resiko terkait dengan
pelaksanaan proyek, yaitu bagaimana merencanakan tindakan korektif atas
resiko yang kemungkinan muncul (preventive action), atau mengambil
tindakan yang diperlukan ketika resiko tersebut terjadi dan tidak dapat lagi
dicegah dengan tujuan meminimalisasi dampak yang ditimbulkan akibat
resiko tersebut(corrective action), atau menerima resiko tersebut (accepted
the risk) jika cost of risk yang ditimbulkan lebih besar daripada mengatasi
resiko tersebut.
h. Project Change
Perubahan lingkungan perusahaan pemilik proyek, baik lingkungan
eksternal maupun internal, dapat mengakibatkan munculnya permintaan-
permintaan baru yang secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi scope proyek yang telah direncanakan. Perubahan tersebut
otomatis akan mempengaruhi waktu pelaksanaan dan biaya yang
dibutuhkan. Jika perubahan terjadi tanpa adannya penambahan biaya yang
sesuai dan atau pemunduran waktu pelaksanaan proyek, maka masalah ini
bisa menjadi salah satu penyebab gagalnya proyek. Untuk itu penting bagi
project manager dalam mengelola perubahan yang terjadi, salah satunya
adalah dengan mengendalikan perubahan melalui change request
form yang berarti adanya kesepakatan baru dalam kontrak terkait
perubahan yang terjadi.

2) Bagaimana solusi atau strategi yang tepat untuk mengatasi keterlambatan


akan lebih mudah didapatkan jika proyek telah petakan faktor-faktor
utama (soal-1) yang menyebabkan proyek mengalami keterlambatan.
Jawaban pembahasan:
Untuk mengatasi keterlambatan yang terjadi pada proyek
Bangunan Gedung Berlantai Banyak & Proyek Pembangunan Bendungan
dilakukan langkah atau strategi percepatan proyek (schedule compression)
Percepatan proyek akan mengurang durasi pelaksanaan, tetapi akan
menambah biaya proyek. Sehingga untuk menjaga keseimbangan atas the
project constraint antara waktu dan biaya, maka strategi yang dilakukan
haruslah yang berdampak pada percepatan yang sebanyak mungkin
dimana biaya tambahan yang terjadi adalah sekecil mungkin serta masih
memenuhi persyaratan. Adapun strategi percepatan terbaik yang
berdasarkan pengalaman yaitu:

a. Prioritas pada jalur kritis, aplikasi jalur kritis untuk percepatan


proyek tersebut telah terbukti. Prioritas jalur kritis dilakukan pada
perencanaan, urutan pelaksanaan aktivitas, ketersediaan sumber daya,
dan penyelesaian masalah.

b. Zoning pekerjaan jalur kritis sekecil mungkin, berdasarkan


pengalaman mengerjakan proyek-proyek sebelumnya, aktivitas jalur
kritis telah diketahui untuk pelaksanaan proyek berikutnya. Pekerjaan
akan lebih cepat apabila area zoning pada jalur kritis dibuat sekecil
mungkin.
c. Menggantikan sumber daya manusia dengan alat, Pelaksanaan
dengan menggunakan sumber daya manusia memiliki produktifitas
yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan alat. Adapun
contohnya adalah penggunaan alat Crane untuk segala pengangkatan
untuk menuju ke daerah ketinggian agar lebih mudah, dan alat berat
lainnya.

d. Prioritas pekerjaan yang multi fungsi, dengan banyaknya aktivitas


dan masalah di proyek, maka memprioritaskan pekerjaan yang multi-
fungsi akan membantu kecepatan pelaksanaan proyek. Adapun
contohnya adalah mempercepat pelaksanaan atap pada bagian tertentu
suatu bangunan agar dapat cepat melindungi bagian dalam bangunan
atas cuaca (hujan).

e. Menggunakan alat dengan produktifitas terbaik, Peralatan proyek


konstruksi terutama peralatan berat adalah tulang punggung kecepatan
pelaksanaan proyek. Produktifitas alat menjadi salah satu kunci
kecepatan proyek. Oleh karena itu, proyek harus memprioritaskan alat
dengan tingkat produktifitas yang terbaik.

f. Mempercepat pelaksanaan sejak awal proyek, mempercepat


pelaksanaan di awal pada dasarnya adalah untuk mengurangi
tingkat multi-tasking yang terjadi pada pertengahan masa pelaksanaan
proyek. Sehingga kebutuhan sumber daya dapat dikurangi dan akan
lebih fokus dalam melaksanakan dan mengendalikan pekerjaan
selanjutnya.
g. Pemanfaatan sumber daya lokal sebanyak mungkin, Proyek
pembangunan gedung berlantai banyak dan proyek pembangunan
bendungan tidak selalu berada pada pusat sumber daya. Seringkali
proyek konstruksi seperti ini berada di daerah remote. Mendatangkan
sumber daya pada daerah itu akan membutuhkan waktu dan biaya
ekstra. Untuk memangkas waktu transportasi, maka dapat
memanfaatkan sumber daya lokal terdekat.

h. Menggunakan material yang multi fungsi, dengan banyaknya


tahapan pekerjaan pada proyek konstruksi, maka penggunaan material
yang multi-fungsi akan dapat mengurangi durasi pelaksanaan. Adapun
contohnya adalah penggunaan metal deck pada pekerjaan pelat lantai.

i. Menggunakan material setengah jadi atau material jadi,


Penggunaan material atau bahan yang sudah setengah jadi, akan
memangkas durasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi. Adapun
contohnya adalah penggunaan material sandwich panel

j. Desain prefabrikasi tinggi, proses ini yaitu desain elemen tertentu


dari bangunan dengan aplikasi konsep prefabrikasi yang tinggi.
Umumnya elemen yang didisain dengan cara ini adalah elemen yang
dengan tingkat kesulitan pelaksanaan yang tinggi. Adapun contohnya
adalah pada elemen toilet.

k. Penggunaan material struktur mutu tinggi, penggunaan material


dengan mutu lebih tinggi pada struktur yang sama, akan mengurangi
volume kebutuhan material. Berkurangnya volume akan berdampak
pada berkurangnya durasi pelaksanaan. Adapun contohnya adalah
penggunaan besi mutu fy 500 MPa yang akan mengurangi jumlah
kebutuhan besi fy 400 MPa sekitar 15%-20%. Hal ini berarti akan
mengurangi durasi aktifitas pembesian sekitar 10%-15%.

l. Menggunakan metode prefabrikasi, metode prefabrikasi merupakan


metode yang mengolah material mentah menjadi setengah jadi.
Melakukan prefabrikasi dapat dilakukan sebelum pekerjaan dilakukan,
sehingga akan memotong waktu pelaksanaan. Adapun contohnya
adalah prefabrikasi bekisting, prefabrikasi besi tulangan kolom,
prefabrikasi beton atau precast, dan lainnya.

m. Aplikasi metode modularisasi, metode ini adalah perkembangan


terbaru atas metode prefabrikasi dimana dilakukan pada multi-elemen
bangunan dalam bentuk yang hampir jadi. Metode ini dapat
mempercepat pelaksanaan konstruksi secara signifikan dan aktif
dikembangkan oleh berbagai negara, salah satunya Cina.

n. Aplikasi metode pelaksanaan bersifat dua arah, proyek konstruksi


memiliki banyak ketergantungan yang membuat pekerjaan harus
dilakukan secara berurutan sesuai ketergantungan antar pekerjaan.
Aplikasi metode pelaksanaan yang bersifat dua arah bertujuan untuk
mengurangi tingkat ketergantungan antar pekerjaan tersebut. Adapun
contoh dari metode ini seperti metode top-down construction.

o. Menghilangkan aktivitas saling ketergantungan yang tidak perlu,


terdapat beberapa aktivitas pada proyek konstruksi dapat dihilangkan.
Contohnya adalah pada pekerjaan bored pile. Pengecoran bored
pile umumnya dilakukan hingga elevasi permukaan tanah. Padahal,
elevasi yang diperlukan adalah berada di bawah tanah. Sehingga harus
dilakukan pembongkaran pondasi bored pile yang berada di atas
elevasi rencana. Untuk menghilangkan aktivitas ini, dilakukan dengan
dengan membatasi beton di atas elevasi rencana dan sesegera mungkin
membuang beton di atas elevasi rencana segar sedemikian hingga
elevasi atas beton sesuai elevasi rencana.

p. Strategi khusus atas masa pengerasan beton, Beton adalah elemen


utama hampir semua jenis proyek konstruksi. Mempercepat pekerjaan
beton akan mempercepat pelaksanaan proyek secara signifikan.
Namun beton memerlukan waktu cukup lama untuk mendapatkan kuat
tekan tertentu, sehingga diperlukan strategi khusus untuk
mengatasinya. Adapun contoh strategi adalah penggunaan
metode shoring pada pekerjaan bekisting.

q. Menyiapkan proteksi atas kondisi alam, Untuk mengatasi masalah


dimana kondisi alam yang menghambat pekerjaan proyek konstruksi,
maka harus disiapkan berbagai proteksi. Contohnya adalah proteksi
hujan saat pengecoran dengan menggunakan tenda.

Setiap strategi memiliki kelebihan dan kekurangan serta


mensyaratkan kondisi-kondisi tertentu untuk dapat berjalan efektif dan
memberikan hasil yang optimal dimana dengan tingkat percepatan
yang tinggi dengan biaya yang efisien. Oleh karena itu, pada
rekomendasi strategi yang telah diberikan dan dijelaskan di atas,
penggunaannya harus dengan memperhatikan kondisi dan situasi
proyek yang unik. Rekomendasi strategi percepatan tersebut juga dapat
dilakukan beberapa penyesuaian sesuai kebutuhan untuk dapat
diaplikasikan dengan hasil yang sesuai tuntutan dan optimal bagi
setiap proyek.
3) Jika keterlambatan proyek dapat dilihat dalam dua hal seperti yang telah
disebutkan diatas yaitu aspek yang terpengaruh dan faktor yang
mempengaruhi atau yang menjadi penyebab. Jika anda menemukan
faktor yang terpengaruh yang menyebabkan proyek terlambat seperti
berikut dan alasan/ komentar/ pendapat tentang 11 faktor pengaruh
berikut.
Jawaban Pembahasan:

1. Keterlambatan terkait material


Keterlambatan pengerjaan atau penyelesaian proyek yang
disebabkan karena keterlambatan material biasanya hal yang paling
sering sekali terjadi pada suatu pekerjaan yang bisa kita lihat dengan
kondisi kemacetan lalulintas yang menghambat mobilisasi atau
pengangkutan berbagai material yang akan digunakan untuk
pengerjaan proyek tersebut, dan juga berbagai hambatan lainnya
seperti proses perjalanan pengangkutan material menuju ke lokasi
proyek pembangunan Bendungan yang aksesnya sangat susah dilalui
melalui hutan atau jalan yang rusak akibat pembukaan lahan ditengah
hutan untuk pembangunan bendungan tersebut masih belum memadai
untuk dijadikan akses jalan umum untuk penyaluran material dan
sebagainya. Untuk solusi dan pesan saya pada faktor keterlambatan ini
yaitu agar setiap pihak proyek atau perusahaan menyiapkan bahan
material secara lebih dan penyaluran material yang dilakukan setiap
saat sebelum diperlukan dengan cara yang kepept karena hal itu yang
akan menyebabkan keterlambatan pengerjaan proyek.
2. Keterlambatan terkait tenaga kerja
Keterlambatan terkait tenaga kerja, menurut saya hal ini sangat
berpengaruh terhadap keterlambatan pengerjaan suatu proyek karena
apabila keterlambatan atau permasalahan mengenai tenaga kerja maka
pengerjaan proyek tersebut akan otomatis terhambat bahka akan
terhenti karena sumber tenaga dari pengerjaan suatu proyek yaitu dari
tenaga-tenaga pekerja yang diperintahkan dengan kerjaannya masing-
masing. Solusi dan pendapat saya mengenai hal ini agar proses
pengerjaan sutu proyek tidak terhambat lagi yaitu dengan memberikan
kebijakan yang sewajarnya terhadap setiap tenaga kerja dan
memberikan hak mereka seperti gaji ataupun pesangon dengan tepat
waktu. Dalam hal ini ada beberapa solusi juga agar pengerjaan proyek
bisa berjalan dengan lancar bahkan bisa memberikan target
penyelesaian yang lebih cepat lagi dari waktu yang telah ditentukan
yaitu dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan alat atau dengan
memperbanyak alat-alat berat untuk menggantikan proses pengerjaan
tenaga kerja manusia agar pengerjaan lebih cepat dari biasanya.

3. Keterlambatan terkait peralatan


Keterlambatan terkait peralatan biasanya disebabkan karena
problem yang terjadi pada alat-alat pekerja sehingga pekerjaan
terhambat bahkan berhenti, hal ini biasanya dilakukan dengan solusi
menunggu alat-alat tersebut hingga bagus kembali agar bisa memulai
pekerjaannya lagi. Hal ini dikarenakan pihak perusahaan atau pihak
proyek kurang mmberikan perawatan terhadap peralatan kerja maupun
alat-alat berat yang akan berproses denagn pekerjaan dilapangan
maupun di kantor sehingga terjadinya keterlambatan penyelesaian
suatu pekerjaan. Hal tersebut sangat tidak relatif dipaparkan pada
pengerjaan suatu proyek karena akan memberikan penurunan tingkat
pekerjaan suatu perusahaan. Maka solusi dan ulasan yang akan say
berikan yaitu agar setiap perusahaan yang akan melakukan pekerjaan
proyek jangka panjang maupun jangka pendek maka terlebih dahulu
haru menyiapkan peralatan yang serba baru dan bisa dipaasatikan
tidak ada kendala sedikitpun dalam menghadapi pekerjaan, dan juga
menyiapkan Mechannical Engineering sebagai agen yang mengatasi
setiap permasalahan yang dihadapi pada peralatan kerja maupun alat
berat, dan juga menyiapkan alat-alat cadangan yang akan digunakan
apabila terjadi kerusakan mendadak pada alat dan deadline pekerjaan
yang akan harus diselesaikan dengan cepat.

4. Perencanaan yang tidak sesuai


Perencanaan yang tidak sesuai merupakan hal yang sangat fatal
dalam proses pengerjaan suatu proytek. Yang dimaksud dalam hal ini
yaitu perencanaan suatu proyek bangunan tidak sesuai dengan hasil
pekerjaan yang telah dikerjakan yang diakibatkan dari banyak faktor
diantaranya yaitu pengawas yang tidak memperhatikan atau tidak teliti
dalam pengawasan pembangunan pada tukang atau tenaga kerja suatu
pekerjaan bangunan, dan juga tidak detailnya dalam mencampur atau
kesalahan pekerjaan yang mengakibatkan pengerjaan tidak sesuai
dengan spek yang telah ditentukan pada saat sebelum perencanaannya.
Saran dan ulasan yang dapat saya berikan yaitu agar pekerja,
pengawas lapangan maupun tenaga kerja lainnya atau tukang yang
bekerja dalam suatu pekerjaan harus memperhatikan dengan teliti dan
secara ditail mengenai perencanaan dan spek-spek dalam
pembangunan sutu bangunan konstruksi, karena apabila ada kesalaha
pengerjaan suatu bangunan yang tidak sesuai dengan konstruksi
bangunan yang direncanakan maka hal tersebut sangat fatal dan
bahkan bisa saja mengulangi pekerjaan dari awal lagi dengan
mengikuti spek dan data yang sesuai dalam perencanaan.
5. Lemahnya kontrol waktu proyek
Lemahnya kontrol waktu proyek, yaitu kurangnya pengontrolan
waktu atau schedule suatu pekerjaan, karena schedulee sangat penting
dalam suatu proses perencanaan dan pembangunan suatu proyek maka
hal tersebut sebaiknya perlu lebih diperhatikan lagi. Apabila waktu
kontrol proyek tidak begitu diperhatikan oleh pihak perusahaan maka
waktu pengerjaan suatu proyek akan terhambat bahkan bisa berhenti
karena kurangnya memperhatikan schedule yang telah disusun dalam
perencanaan suatu bangunan dan proses tahap pengerjaan sampai
finishnya pekerjaan telah ditentukan dalamm schedulle perencanaan
maka hal tersebut sangan penting dalam suatu perencanaan proyek.

6. Keterlambatan Subkontraktor
Keterlambatan subkontraktor merupakan disebabkan karena
kurangnya peran aktif kontraktor dalam suatu pengerjaan proyek,
semakin lebih aktifnya kontraktor dalam pengurusan suatu pekerjaan
maka pekerjaan tersebut tidak akan ada kendala atau keterhambatan.

7. Koordinasi yang lemah


Koordinasi yang lemah, hal tersebut dapat mempengaruhi sistem
kinerja pekerjaan dan bisa memberi hambatan terhadap pekerjaan
suatu proyek karena lemahnya koordinasi antara pihak kontraktor,
konsultan, pengawas, tenaga kerja, bahkan terhadap pihak pemerintah.
Hal tersebut sangat berperan penting dalam suatu pengerjaan karena
semakin aktifnya atau lancarnya koordinasi antara pihak-pihak proyek
maka semakin cepatnya juga pengurusan surat-surat, pendataan
proyek, bahkan pengurusan biaya proyek terhadap pihak perusahaan
dengan pemerintah akan memicu cepatnya proses pekerjaan proyek
tersebut.
8. Pengawasan yang tidak memadai
Pengawasan yang tidak memadai mengakibatkan keterlambatan
pekerjaan yang diakibatkan karena malasnya para tenaga kerja keras
atau disebut dengan tukang karena pihak konsultan pengawas lapangan
yang kurang memadai atau kurang tegas dalam peraturan pekerjaan
suatu proyek. Saran atau ulasan yang dapat saya berikan terhadap tiap
pekerja dan pengawas lapangan harus tegas dalam mengikuti SOP
pekerjaan yang telah ditentukan pada suatu proyek, pengawas
lapangan juga harus selalu memperhatikan dan mengawasi dengan
ketat terhadap tiap pekerja dalam menyelesaikan setiap
tugas/pekerjaannya agar pengawasannya dpat disebiut dengan
pengawasan yang memadai dan juga dapat mempercepat proses
pengerjaan suatu proyek pembangunan bangunan/ bendungan tersebut.

9. Metode pelaksanaan yang tidak sesuai


Metode pelaksanaan yang tidak sesuai, dalam hal ini yang
seharusnya disalahkan diawal yaitu dari pihak pengawas lapangan
yang memberikan arahan dan pengawasan dilapang terhadap pekerja
dan tukang, terjadinya tidak sesuainya metode pelaksanaan suatu
pekerjaan dikarenakan pengawas yang tidak memperhatikan metode
yang telah disusun atau telah dibuat dalam perencanaan pembangunan,
dan juga pada sisi negatifnya memungnkinkan pihak pengawas
lapangan melakukan permain dalam suatu pekerjaan dengan tidak
mengikuti metode yang telah ditentukan dikarenakan banyak dari
pihak-pihak tertentu yang mengharapkan keuntungan yang lebih besar
dengan tidak mengikuti secara penuh metode yang telah ditentukan
sebelumnya dan juga bahkan pihak-pihak tersebut tidak
memperhatikan atau mengikuti spek-spek pekerjaan yang telah
ditentukan demi untuk mendapatkan keuntungan yang besar tetapi
tidak memikirkan kehidupan masyarakat dan kondisi struktur
bangunan yang dikerjakan.
10. Kurangnya personil secara teknikal
Kurangnya personil secara teknikal, seperti yang saya sudah jelaskan
diatas bahwa sdebaiknya pekerja-pekerja yang sangat diperlukan dapat
diganti dengan menggunaka alat-alat yang lebih canggih lagi agar
suatu pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada
keterlambatan lagi.

11. Komunikasi yang lemah


Koordinasi yang lemah dapat memberikan keterlambatan yang sangat
berpengaru terhadap pengerjaan suatu proyek, kurangnya komunikasi
terhadap pengawas lapang dengan teaga kerja lapangan, ataupun juga
pengawas lapangan terhadap pihak kontraktor atau pemerintah dalam
mempercepat proses pengerjaan suatu proyek dengan memberikan
komunikasi yang jelas dan selalu terhadap kepentingan suatu proyek
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai