Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa


atas segala rahmatdan berkah-Nya, yang telah melimpahkan
kesehatan akal pikiran dan jasmani kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Eskursi Pengantar Geologi
guna memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Pengantar
Geologi Fisik yang merupakan mata kuliah wajib semester I
mahasiswa Teknik Kebumian, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Jambi.
Ucapan Terimakasih sebesar-besarnya kepada para dosen
serta kakak/abang asisten yang telah membimbing rombongan
mahasiswa Teknik Kebumian selama tiga hari yang terhitung pada
tanggal 11-13 November 2022 pada pelaksanaa kegiatan ekskursi
Pengantar Geologi sehingga kegiatan tersebut berjalan lancar
walaupun sangat melelahkan namun begitu menyenangkan bagi
penulis pribadi khususnya selama berada dilapangan. Tidak lupa
pula saya ucapkan Terimakasih kepada penduduk desa Air Batu
Kabupaten Merangin, karena telah menyediakan serta
menyempatkan ruang dan waktu dengan sangat baik dan selayak-
layaknya untuk mahasiswa Teknik Kebumian, Univesitas Jambi
serta para dosen dan asisten sehingga ekskursi tahun ini bisa
berjalan dengan aman dan lancar. Penulis menyadari betul bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, makadari itu kritik dan
saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun akan selalu
saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Jambi, 22 November 2022

Anggia Selpiana

F1D122060

i|Geologi Fisik
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….iii

DAFTAR TABEL ………………………………….. .........................................iv

BAB I PENDAHULUAN ……………………..................................................... 5

I.1 Latar Belakang .................................................................................................. 5

I. 2 Tujuan .............................................................................................................. 6

I. 3 Lokasi Kegiatan Ekskursi ................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ………………....................................11

3.1 Museum Geopark Merangin ..........................................................................11

3.2 Jeram Ladeh ................................................................................................... 13

3.3 Teluk Gedang ................................................................................................. 13

3.4 Muara Karing ................................................................................................. 15

3.5 Goa Tiangko... ................................................................................................ 16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 18

4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 18

4.2 Saran ............................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19

LAMPIRAN .....................................................................................................20

ii | G e o l o g i F i s i k
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Granit ................................................................................................12

Gambar 3. 2 Basaltic Andesite Metalava .............................................................12

Gambar 3. 3 Kuarsit ..............................................................................................12

Gambar 3. 4 Fosil Kayu Sungkai ......................................................................... 12

Gambar 3. 5 Bentang alam jeram ladeh dan sampel Batuan Beku ….................. 13

Gambar 3. 6 Bentang alam teluk gedang ............................................................. 14

Gambar 3. 7 Fosil kayu Arau dan Formasi Mengkarang ..................................... 15

Gambar 3. 8 Bentang Alam Air Terjun Muara Karing ........................................ 15

Gambar 3. 9 Fosil Daun Pakis .............................................................................. 16

Gambar 3. 10 Bagian luar dan bagian dalam Gua Tiangko ................................. 17

iii | G e o l o g i F i s i k
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 3 Lokasi Kegiatan Ekskursi Geologi Fisik ......................... …………6

iv | G e o l o g i F i s i k
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang
mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya
yang pernah ada. Ilmu Geologi merupakan kelompok ilmu yang
membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk
bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun
diatas permukaan bumi, kedudukannya di alam semesta serta
sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta
hingga sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang sangat kompleks, mempunyai pembahasan
materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang
ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari.
Geopark adalah wilayah geografis tunggal dan terpadu di mana
situs dan lanskap geologi penting di kelola dengan konsep
perlindungan menyeluruh baik itu pendidikan dan pembangunan
berkelanjutan. Istilah Geopark sendiri merupakan singkatan dari
"Geological Park" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
sebagai Taman Geologi atau taman bumi. Awal tujuan Geopark
adalah untuk melindungi warisan geologi yang berada di negara-
negara Eropa oleh organisasi non pemerintah bernama EGN
(Europe Geopark Network) pada tahun 2001.
Geopark memiliki beberapa fungsi yaitu yang pertama sebagai
perlindungan keunikan situs geologi, keanekaragaman hayati, dan
warisan budaya yang terdapat dalam satu kawasan, yang kedua
yaitu untuk penilitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Dan yang ke tiga yaitu sebagai pemberdayaan
masyarakat dalam pemanfaatan potensi geopark. Geopark sendiri
memiliki tujuan diantaranya adalah untuk mengambil berbagai

5|Geologi Fisik
manfaat, menggali, menghargai dan mengembangkan warisan
geologi tersebut seperti halnya Pelestarian Bioma.
Geopark merangin memiliki kekayaan geologis yang lebih
lengkap jika dibandingkan dengan geopark lainnya, hal tersebut
dikarenakan banyaknya fosil kayu Araucarixylon dan fosil
Stereochia Semireticalatus yang berupa kerang- kerangan yang
tercetak membatu di endapan abu vulkanik purba dan diyakini
masih banyak fosil objek geologi lainnya yang terpendam di dalam
tanah. Hal inilah yang menjadikan geopark merangin menjadi
daerah yang tepat bagi mahasiswa teknik kebumian untuk
melakukan pembelajaran maupun penelitian.

6|Geologi Fisik
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan diadakannya Ekskursi
Geologi Fisik ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa saja yang terdapat dalam Geopark
Merangin
2. Untuk mengetahui apa itu batuan beku dan proses
pembentukannnya
3. Untuk mengetahui formasi batuan yang terdapat pada
lokasi muara karing
4. Untuk mengetahui bagaimana terbentuknya fosil

1.3 Lokasi Kegiatan Ekskursi


Berikut ini tabel 1.3 tentang lokasi Ekskursi yang
dikunjungi adalah Geopark Merangin, Provinsi Jambi.Yang
dilaksanakan pada 11 – 13 November 2022.
Lokasi Tempat Hari /Tanggal Koordinat
Lokasi Museum Jumat /11
Pengamatan Geopark Novcmber 2022 -
Pertama Merangin
Lokasi Sabtu /12 X : 0182068
Pengamatan Jeram Ladeh November 2022 Y : 9759679
Kedua Elevasi : 103
Lokasi Sabtu /12 X : 0182068
Pengamatan Teluk Gedang November 2022 Y : 9759679
Ketiga Elevasi : 103
Lokasi Sabtu /12 X : 0183301
Pengamatan Muara Karing November 2022 Y : 9761832
keempat Elevasi :141
Lokasi Gua Ulu Minggu/13 X : 0183369
Pengamatan Tiangko November 2022 Y : 9761813
Kelima Elevasi : 168

7|Geologi Fisik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Geopark Merangin berada di Kabupaten Merangin bagian


selatan khususnya di bantaran dan aliran sungai Batang Merangin
dan Batang Mengkarang. Kolom sratigrafi Formasi mengkarang di
sepanjang sungai Merangin mencapai ketebalan sekitar 500 m
dengan ketebalan tanah penutup sekitar 1-7 m dengan jenis tanah
andosol, litosol, regosol. Selain itu kawasan ini memiliki beberapa
potensi Geodiversity bernilai tinggi untuk dikembangkan sebagai
situs warisan geologi.
Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral
Kejadian dan sifat dari batuan ditentukan oleh kandungan
mineralnya dan hubungan atau keadaan mineralnya satu sama
lain(tekstur). Pada mulanya dari batuan berasal dari magma.
Magma keluar di permukaan bumi melalui puncak gunung berapi.
Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma
yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma
yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku
muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur
terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan
hewan. Selanjutnya hancuran batuan yang tersangkut oleh air,
angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran
batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan
sedimen. Baik batuan sedimen atau beku berubah bentuk dalam
waktu yang sangat lama karena Adanva perubahan temperatur
dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan
malihan atau batuan metamorf. Inilah yang disebut dengan siklus
batuan (Affandy, 2019).

8|Geologi Fisik
Menurut proses terbentuknya batuan dibagi menjadi 3 jenis
batuan adalah sebagai berikut :
1. Batuan Beku
2. Batuan Sedimen
3. Batuan Metamorf
Berdasarkan batuan yang terdapat di Kecamatan Muara Siau,
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi merupakan batuan yang
termasuk jenis batuan beku dan batuan sedimen.
1. Batuan Beku (Iqneous Rocks)
Kata Igneous berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari
kata ignis yang berarti api atau pijar. Karena magma
merupakan material atau bahan yang pijar dan sangat
panas maka batuan beku disebut dengan Igneous Rock,
yang termasuk jenis batuan beku adalah lava dan scoria
(terak).
a. Lava termasuk kelompok batuan ekstrusi yaitu material
yang dikeluarkan ke permukaan bumi baik di daratan
maupun dibawah permukaan laut. Material ini mendingin
dengan cepat,bentuknya padat, debu/suatu larutan yang
kental dan panas.
b. Scoria atau yang disebut juga terak merupakan lava yang
sebagian bear terdiri dari lubang-lubang yang bentuknya
tidak beraturan, karena mengandung gas-gas. Larva
tersebut membentuk rongga-rongga yang dulunya ditempati
oleh gas pada saat larva membeku. Gas-gas yang keluar
menhasilkan lubang-lubang berbentuk bulat, elip, silinder
atau pun bentuknya tidak beraturan.
c. Lahar merupakan aliran material vulkanik yang biasanya
berupa campuran batu, pasir dan kerikil akibat adanya
aliran air yang terjadi di lereng gunung (gunung berapi).
DiIndonesia khususnya,aktivitas aliran lahar ini akan
meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas curah

9|Geologi Fisik
hujan. Aliran lahar sangat berbahaya terutama bagi
penduduk yang tinggal di perkampungan yang berada
dileher gunung atupun bagi para penambang pasir yang
sering berada di daerah aliran lahar ini.

2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)


Batuan sedimen banvak sekai jenisnva dan tersebar sangat
luas dengan ketebalan antara beberapa centimeter sampai
beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus
sampai sangat kasar. Dibanding dengan batuan beku, batuan
sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan
sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat
dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah
80%,batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80%. Menurut
Suwarno (2008) batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di
endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang Kemudian
mengalami pembatuan. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di
permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanva
2 % dari volume seurun kerak humi ni berarti batuan sedimen
tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya
relatif tipis. Penyebaran batuan metamorf tidak seluas batuan
beku dan sedimen karena batuan ini terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi dan hanya berhubungan dengan proses
tekovulkanisme. Lingkungan pembentukan batuan dipengaruhi
oleh ph, komposisi magma asal (batuan beku), komposisi batuan
asal (sedimen dan metamorf), temperature pembentukan, proses
dekomposisi (rekritalisasi, lithhifikasi), tekanan dan waktu.
Batubara merupakan salah satu bahan galian dari alam.
Batubara dapat didefinisikan sebagai Batuan sedimen yang
terbentuk dari dekomposisi tumpukan Tanaman selama kira-kira

10 | G e o l o g i F i s i k
300 Juta tahun. Dekomposisi tanaman ini terjadi karena proses
biologi dengan melibatkan mikroba dimana banyak oksigen dalam
selulosa diubah menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H20).
Perubahan yang terjadi di dalam kandungan bahan tersebut
disebabkan oleh adanya tekanan, pemanasan yang kemudian
membentuk lapisan tebal sebagai akibat pengaruh panas humi
dalam jangka waktu berjuta-juta tahun, sehingga lapisan tersebut
akhirnya memadat dan mengeras (Mutasim, 2007).
Pola yang terlihat dari proses perubahan bentuk tumbuh-
tumbuhan hingga menjadi batubara yaitu dengan terbentuknya
karbon. Kenaikan kandungan karbon dapat menunjukkan beda
tingkatan batubara. Dimana tingkatan batubara yang paling tinggi
adalah antrasit, sedangkan tingkatan dari yang lebih rendah dari
antrasit akan lebih banyak mengandung arau terkandung
hidrogen dan oksigen. Menurut dari proses terbentuknya suatu
batuan, batuan dibagi menjadi 3 jenis batuan: 1. Batuan Beku, 2.
Batuan Sedimen, 3. Batuan Metamorf. Berdasarkan batuan yang
terdapat di daerah Kecamatan Muara Siau, Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi batuan-batuan yang terdapat disana merupakan
batuan yang termasuk ke dalam jenis batuan beku dan batuan
sedimen.
Fosil merupakan sisa tulang belulang binatang atau sisa-
sisa tumbuhan dari zaman purba yang membantu atau yang
tertanam dari zaman purba yang membantu tertanam dibawah
lapisan tanah. Sedangkan syarat-syarat terbentuknya foil yaitu
mempunyai bagian yang keras, terhindar dari proses-proses kimia,
tidak menjadi manga bintang lain, terendapkan pada batuan yang
berbutir halus, fosil kayu merupakan kayu yang sudah membantu
dimana semua bahan organiknya telah digantikan oleh mineral
silika dan sejenis kursa (Palmer, 2002).

11 | G e o l o g i F i s i k
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Museum Geopark Merangin
Pusat Informasi Geopark Nasional Merangin adalah pusat
informasi mengenai Geopark Nasional Merangin yang terletak di
kabupaten Merangin, provinsi Jambi. koleksi yang disimpan
meliputi benda biologi, geologi, arkeologi, dan numismatika. Benda
biologi terdiri dari fosil-fosil flora dan fauna. Sedangkan koleksi
benda geologi berupa bebatuan yang berusia 70 juta tahun hingga
300 juta tahun. Informasi yang disajikan di dalam pusat informasi
ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, informasi tentang
geodiversitas yang menjelaskan sejarah Bumi sejak zaman Karbon
akhir Perm awal dan Jura sampai Tersier. Kedua, informasi
tentang biodiversitas yang menjelaskan mengenai kekayaan Jambi
melalui empat taman nasional. Sedangkan informasi ketiga
berkaitan dengan diversitas budaya yang menampilkan berbagai
alat rumah tangga, alat pertukangan, dan alat kesenian khas
Jambi khususny Kabupaten Merangin.
Geopark adalah wilayah geografis tunggal dan terpadu di
mana situs dan lanskap geologi penting di kelola dengan konsep
perlindungan meyeluruh baik itu pendidikan dan pembangunan
berkelanjutan. Istilah Geopark sendiri merupakan singkatan dari
“Geological Park” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
sebagai Taman Geologi atau taman bumi. Awal tujuan geopark
dalah untuk melindungi warisan geologi yang berada di negara-
negara Eropa oleh organisasi non pemerintah bernaama EGN
(Europe Geopark Network) pada tahun 2001.
Geopark memiliki bebrapa fungsi yaitu yang pertama
sebagai perlindungan keunikan situs geologi, keanekaragaman
hayati, dan warisan budaya yang terdapat dalam satu kawasan,
yang kedua yaitu penelitian, pendidikan. Dan yang ketiga yaitu
sebagai pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan potensi

12 | G e o l o g i F i s i k
geopark. Geopark sendiri memiliki tujuan diantaranya adalah
untuk mengambil berbagai manfaat, menggali, menghargai dan
mengembangkan warisan geologi tersebut seperti halnya
Pelestarian Bioma. Beberapa contoh batuan yang terdapat pada
museum yaitu:

Gambar 3.1 Granit Gambar 3.2 Basaltic Andesite Metalava

Gambar 3.3 Kuarsit Gambar 3.4 Fosil Kayu Sungkai

13 | G e o l o g i F i s i k
3. 2 Jeram Ladeh

(a) (b)
Gambar 3.5 (a) Foto Singkapan (b) Foto Sampel Batuan Beku
Pada lokasi pengamatan ini diamati pada tanggal 12
November 2022 dengan kondisi cuaca pada saat itu cerah. Lokasi
ini berada di jeram ladeh dengan koordinat X: 0182068 dan Y:
9759679 dengan elevasi 103 mdpl.
Pada lokasi ini didapatkan jenis formasi batuan yaitu TRjgdt
dan diinterpretasikan bahwa lokasi ini memiliki bentukan asal
vulkanik dengan bentukan lahan intrusi yang berada pada zona
fisiografi dataran bergelombang. Batuan yang di dapatkan di
daerah ini merupakan jenis Batuan Beku dengan contoh batuan
yang didapatkan yaitu Andesit dan Diorit.
3.2 Teluk Gedang
Pada lokasi pengamatan ini diamati pada tanggal 12
November 2022 pada pukul 10:20 WIB dengan kondisi cuaca pada
saat itu cerah berawan. Lokasi ini berada di Teluk Gedang dengan
azimuth singkapan N 254° E serta terletak pada koordinat-
koordinat X:0182813 dan Y:9760780 dengan elevasi 116 mdpl.
Pada lokasi ini juga termasuk kedalam formasi PM (Formasi
Mengkarang) dan QTK (Formasi Kasai).

14 | G e o l o g i F i s i k
Gambar 3.6 Bentang alam Teluk Gedang

Pada lokasi ini didapatkan jenis formasi batuan yaitu TRjgr,


Pm, QTK dan diinterpretasikan bahwa lokasi ini memiliki
bentukan asal vulkanik dari aglomerat, metabatupasir tufan,
metabatulempung yang terhubung dengan fosil kayu tersebut.
Batuan yang di dapatkan di daerah ini merupakan jenis Batuan
Beku, Sedimen, dan Piroklastik dengan contoh batuan yang
didapatkan yaitu batu lempung, lanau, pasir serts batubara. Pada
Lokasi ini juga didapatkan Fosil jenis kayu, biasanya fosil ini
disebut dengan Fosil Kayu Araucaryoxylon. Yang dimana Fosil ini
merupakan bukti nyata lingkungan pengendapan daerah Formasi
ini sudah cukup tua. Selain keterdapatannya Fosil Kayu
Araucaryoxylon, pada Formasi ini juga terdapat jenis Fosil Fauna
jenis kerang. Fosil kerang sendiri merupakan penciri lingkungan
pengendapan Laut Dangkal.

15 | G e o l o g i F i s i k
PM
Fosil Arau

(a) (b)

Gambar 3.7 (a) Fosil Kayu Arau (b) Formasi Mengkarang dan QTK

3.3 Muara Karing

Gambar 3.8 Bentang alam Air terjun Muara Karing

16 | G e o l o g i F i s i k
Pada lokasi pengamatan ini diamati pada tanggal 12
November 2022 pukul 13.26 WIB dengan kondisi cuaca pada saat
itu mendung. Lokasi ini berada di Muara Karing dengan koordinat
X: 0183301 dan Y: 9761832 dengan elevasi 141 mdpl.
Formasi yang terdapat pada lokasi ini merupakan formasi
mengkarang, dengan batuan metasedimen akibat pengaruh
struktur. Pada Formasi ini juga didapatkan Fosil jenis daun pakis
akibat pengaruh daerah pengendapan batuan di formasi ini. Selain
keterdapatan Fosil kayu pada Formasi Mengkarang, Terdapat juga
fosil lainnya. Pada Formasi ini juga didapatkan Fosil jenis daun
Pandan akibat pengaruh daerah pengendapan batuan di formasi
ini. Selain itu, Formasi Mengkarang memiliki potensi fosil flora dan
fauna.

Gambar 3.9 Fosil Daun Pakis

3.4 Goa Ulu Tiangko


Pada Lokasi pengamatan ini diamati pada tangal 13
November 2022,pada pukul 09.31 WIB dengan kondisi cerah
berawan. Lokasi ini berada di gua tiangko dengan koordinat X:
0183369 dan Y: 9761813 dengan elevasi 168 mdpl.
Gua Tiangko ini memiliki luas 206 meter persegi serta lebar
mulut depan 4 meter dan bagian belakang mencapai 11,5 meter.

17 | G e o l o g i F i s i k
(a) (b)

Gambar 3.10 (a) Bagian luar goa (b) Bagian dalam goa
Lantai goa terdiri atas pasir putih berbatu-batu dengan
langit dihiasi sarang burung wallet dan kelelawar bergelantungan.
Pada bagian atas goa terdapat stalatmit dan stalagtit di bagian
bawah goa, merupakan ciri khas dari goa karsit.
Stalagtit merupakan suatu jenis speleothem atau mineral
sekunder yang letaknya menggantung di langit-langit gua. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, jenis gua yang paling sering
ditumbuhi oleh stalagtit adalah gua kapur. Stalagtit memiliki
tekstur cukup keras yang termasuk dalam golongan batu tetes
Stalagtit adalah formasi berkapur yang terbentuk melalui proses
sedikit demi sedikit dan melakukannya melalui infiltrasi air. Ketika
perpindahan bawah tanah terjadi, air melarutkan kalsium
karbonat yang dimiliki oleh batuan sedimen dan berhasil
menyaring celah-celah goa.
Secara genesa batuan kapur terbentuk dari kulit kerang
atau hewan-hewan bawah laut dari ribuan tahun yang lalu.Batuan
-batuan di gua tiangko merupakan batuan karbonat,Karena
batuan bereaksi mengeluarkan busa saat disemprot dengan HCl.

18 | G e o l o g i F i s i k
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari kegiatan ekskursi Geologi Fisik di


Geopark Merangin yang dilakukan pada tanggal 11-13 November 2022,
adalah sebagai berikut :

1. Geopark merupakan taman bumi, ada tiga unsur dalam geopark


merangin yaitu unsur geologi, unsur biologi, dan unsur budaya.
2. Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku, mendingin dan
mengeras dengan komposisi mineralnya adalah Plagioklase, K-
feldspar, Potassium Feldspar, Kuarsa dan Horblende. Mineral yang
terdapat pada batu konglemerat adalah campuran rijang, kursa,
dan Granit. Mineral yang terdapat pada batu bara adalah Kaolinite,
Calcite, Pyrite dan Kuarsa.
3. Urutan formasi terbentuknya dari tertua hingga termuda. Lokasi
yang tertua yakni formasi mengkarang yang berada di lokasi
Teluk Gedang. Yang kedua formasi mengkarang di muara
karing. Kemudian dari kedua formasi tersebut diterobos oleh
formasi granit tantan.
4. Syarat-syarat terbentuknya fosil yaitu, mempunyai bagian yang
keras, terhindar dari proses-proses kimia (Oksidasi dan Reduksi),
tidak terjadi mangsa binatang lain, terendapnya pada batuan yang
berbutir halus agar tidak larut atau dalam waktu geologi (500.000
tahun ).

4.2 Saran

Diharapkan mahasiswa mematuhi peraturan yang telah


ditetapkan dan mengantisipasi diri agar kegiatan Ekskursi
berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.

19 | G e o l o g i F i s i k
DAFTAR PUSTAKA

Graha, Setia Doddy Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Nova: Bandung.

Palmer, D. 2002. Buku saku: Fosil; Alih Bahasa Latin, Yulin

Lestari.

Sapiie, Benyamin. 2012. Prinsip Dasar Geologi Struktur.

Penerbit ITB: Bandung.

Suhardi, M.S. 1984. Geologi Teknik, Untuk Teknik Sipil.

Yogyakarta.

Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Duta Pustaka


Ilmu: Lombok

20 | G e o l o g i F i s i k
LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Topografi Desa Air Batu

Lampiran 2. Segmen Geo Diversity Museum Geopark Merangin

21 | G e o l o g i F i s i k
Lampiran 3. Foto lokasi Teluk Gedang

Lampiran 6. Foto bersama di lokasi Muara Karing

Lampiran 5. Foto bersama d lokasi Muara Karing

1|Geologi Fisik
Lampiran 6. Foto di lokasi Goa Ulu Tiongkong

2|Geologi Fisik

Anda mungkin juga menyukai