Anggia Selpiana
F1D122060
i|Geologi Fisik
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….iii
I. 2 Tujuan .............................................................................................................. 6
LAMPIRAN .....................................................................................................20
ii | G e o l o g i F i s i k
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 5 Bentang alam jeram ladeh dan sampel Batuan Beku ….................. 13
iii | G e o l o g i F i s i k
DAFTAR TABEL
iv | G e o l o g i F i s i k
BAB I
PENDAHULUAN
5|Geologi Fisik
manfaat, menggali, menghargai dan mengembangkan warisan
geologi tersebut seperti halnya Pelestarian Bioma.
Geopark merangin memiliki kekayaan geologis yang lebih
lengkap jika dibandingkan dengan geopark lainnya, hal tersebut
dikarenakan banyaknya fosil kayu Araucarixylon dan fosil
Stereochia Semireticalatus yang berupa kerang- kerangan yang
tercetak membatu di endapan abu vulkanik purba dan diyakini
masih banyak fosil objek geologi lainnya yang terpendam di dalam
tanah. Hal inilah yang menjadikan geopark merangin menjadi
daerah yang tepat bagi mahasiswa teknik kebumian untuk
melakukan pembelajaran maupun penelitian.
6|Geologi Fisik
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan diadakannya Ekskursi
Geologi Fisik ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa saja yang terdapat dalam Geopark
Merangin
2. Untuk mengetahui apa itu batuan beku dan proses
pembentukannnya
3. Untuk mengetahui formasi batuan yang terdapat pada
lokasi muara karing
4. Untuk mengetahui bagaimana terbentuknya fosil
7|Geologi Fisik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8|Geologi Fisik
Menurut proses terbentuknya batuan dibagi menjadi 3 jenis
batuan adalah sebagai berikut :
1. Batuan Beku
2. Batuan Sedimen
3. Batuan Metamorf
Berdasarkan batuan yang terdapat di Kecamatan Muara Siau,
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi merupakan batuan yang
termasuk jenis batuan beku dan batuan sedimen.
1. Batuan Beku (Iqneous Rocks)
Kata Igneous berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari
kata ignis yang berarti api atau pijar. Karena magma
merupakan material atau bahan yang pijar dan sangat
panas maka batuan beku disebut dengan Igneous Rock,
yang termasuk jenis batuan beku adalah lava dan scoria
(terak).
a. Lava termasuk kelompok batuan ekstrusi yaitu material
yang dikeluarkan ke permukaan bumi baik di daratan
maupun dibawah permukaan laut. Material ini mendingin
dengan cepat,bentuknya padat, debu/suatu larutan yang
kental dan panas.
b. Scoria atau yang disebut juga terak merupakan lava yang
sebagian bear terdiri dari lubang-lubang yang bentuknya
tidak beraturan, karena mengandung gas-gas. Larva
tersebut membentuk rongga-rongga yang dulunya ditempati
oleh gas pada saat larva membeku. Gas-gas yang keluar
menhasilkan lubang-lubang berbentuk bulat, elip, silinder
atau pun bentuknya tidak beraturan.
c. Lahar merupakan aliran material vulkanik yang biasanya
berupa campuran batu, pasir dan kerikil akibat adanya
aliran air yang terjadi di lereng gunung (gunung berapi).
DiIndonesia khususnya,aktivitas aliran lahar ini akan
meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas curah
9|Geologi Fisik
hujan. Aliran lahar sangat berbahaya terutama bagi
penduduk yang tinggal di perkampungan yang berada
dileher gunung atupun bagi para penambang pasir yang
sering berada di daerah aliran lahar ini.
10 | G e o l o g i F i s i k
300 Juta tahun. Dekomposisi tanaman ini terjadi karena proses
biologi dengan melibatkan mikroba dimana banyak oksigen dalam
selulosa diubah menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H20).
Perubahan yang terjadi di dalam kandungan bahan tersebut
disebabkan oleh adanya tekanan, pemanasan yang kemudian
membentuk lapisan tebal sebagai akibat pengaruh panas humi
dalam jangka waktu berjuta-juta tahun, sehingga lapisan tersebut
akhirnya memadat dan mengeras (Mutasim, 2007).
Pola yang terlihat dari proses perubahan bentuk tumbuh-
tumbuhan hingga menjadi batubara yaitu dengan terbentuknya
karbon. Kenaikan kandungan karbon dapat menunjukkan beda
tingkatan batubara. Dimana tingkatan batubara yang paling tinggi
adalah antrasit, sedangkan tingkatan dari yang lebih rendah dari
antrasit akan lebih banyak mengandung arau terkandung
hidrogen dan oksigen. Menurut dari proses terbentuknya suatu
batuan, batuan dibagi menjadi 3 jenis batuan: 1. Batuan Beku, 2.
Batuan Sedimen, 3. Batuan Metamorf. Berdasarkan batuan yang
terdapat di daerah Kecamatan Muara Siau, Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi batuan-batuan yang terdapat disana merupakan
batuan yang termasuk ke dalam jenis batuan beku dan batuan
sedimen.
Fosil merupakan sisa tulang belulang binatang atau sisa-
sisa tumbuhan dari zaman purba yang membantu atau yang
tertanam dari zaman purba yang membantu tertanam dibawah
lapisan tanah. Sedangkan syarat-syarat terbentuknya foil yaitu
mempunyai bagian yang keras, terhindar dari proses-proses kimia,
tidak menjadi manga bintang lain, terendapkan pada batuan yang
berbutir halus, fosil kayu merupakan kayu yang sudah membantu
dimana semua bahan organiknya telah digantikan oleh mineral
silika dan sejenis kursa (Palmer, 2002).
11 | G e o l o g i F i s i k
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Museum Geopark Merangin
Pusat Informasi Geopark Nasional Merangin adalah pusat
informasi mengenai Geopark Nasional Merangin yang terletak di
kabupaten Merangin, provinsi Jambi. koleksi yang disimpan
meliputi benda biologi, geologi, arkeologi, dan numismatika. Benda
biologi terdiri dari fosil-fosil flora dan fauna. Sedangkan koleksi
benda geologi berupa bebatuan yang berusia 70 juta tahun hingga
300 juta tahun. Informasi yang disajikan di dalam pusat informasi
ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, informasi tentang
geodiversitas yang menjelaskan sejarah Bumi sejak zaman Karbon
akhir Perm awal dan Jura sampai Tersier. Kedua, informasi
tentang biodiversitas yang menjelaskan mengenai kekayaan Jambi
melalui empat taman nasional. Sedangkan informasi ketiga
berkaitan dengan diversitas budaya yang menampilkan berbagai
alat rumah tangga, alat pertukangan, dan alat kesenian khas
Jambi khususny Kabupaten Merangin.
Geopark adalah wilayah geografis tunggal dan terpadu di
mana situs dan lanskap geologi penting di kelola dengan konsep
perlindungan meyeluruh baik itu pendidikan dan pembangunan
berkelanjutan. Istilah Geopark sendiri merupakan singkatan dari
“Geological Park” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
sebagai Taman Geologi atau taman bumi. Awal tujuan geopark
dalah untuk melindungi warisan geologi yang berada di negara-
negara Eropa oleh organisasi non pemerintah bernaama EGN
(Europe Geopark Network) pada tahun 2001.
Geopark memiliki bebrapa fungsi yaitu yang pertama
sebagai perlindungan keunikan situs geologi, keanekaragaman
hayati, dan warisan budaya yang terdapat dalam satu kawasan,
yang kedua yaitu penelitian, pendidikan. Dan yang ketiga yaitu
sebagai pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan potensi
12 | G e o l o g i F i s i k
geopark. Geopark sendiri memiliki tujuan diantaranya adalah
untuk mengambil berbagai manfaat, menggali, menghargai dan
mengembangkan warisan geologi tersebut seperti halnya
Pelestarian Bioma. Beberapa contoh batuan yang terdapat pada
museum yaitu:
13 | G e o l o g i F i s i k
3. 2 Jeram Ladeh
(a) (b)
Gambar 3.5 (a) Foto Singkapan (b) Foto Sampel Batuan Beku
Pada lokasi pengamatan ini diamati pada tanggal 12
November 2022 dengan kondisi cuaca pada saat itu cerah. Lokasi
ini berada di jeram ladeh dengan koordinat X: 0182068 dan Y:
9759679 dengan elevasi 103 mdpl.
Pada lokasi ini didapatkan jenis formasi batuan yaitu TRjgdt
dan diinterpretasikan bahwa lokasi ini memiliki bentukan asal
vulkanik dengan bentukan lahan intrusi yang berada pada zona
fisiografi dataran bergelombang. Batuan yang di dapatkan di
daerah ini merupakan jenis Batuan Beku dengan contoh batuan
yang didapatkan yaitu Andesit dan Diorit.
3.2 Teluk Gedang
Pada lokasi pengamatan ini diamati pada tanggal 12
November 2022 pada pukul 10:20 WIB dengan kondisi cuaca pada
saat itu cerah berawan. Lokasi ini berada di Teluk Gedang dengan
azimuth singkapan N 254° E serta terletak pada koordinat-
koordinat X:0182813 dan Y:9760780 dengan elevasi 116 mdpl.
Pada lokasi ini juga termasuk kedalam formasi PM (Formasi
Mengkarang) dan QTK (Formasi Kasai).
14 | G e o l o g i F i s i k
Gambar 3.6 Bentang alam Teluk Gedang
15 | G e o l o g i F i s i k
PM
Fosil Arau
(a) (b)
Gambar 3.7 (a) Fosil Kayu Arau (b) Formasi Mengkarang dan QTK
16 | G e o l o g i F i s i k
Pada lokasi pengamatan ini diamati pada tanggal 12
November 2022 pukul 13.26 WIB dengan kondisi cuaca pada saat
itu mendung. Lokasi ini berada di Muara Karing dengan koordinat
X: 0183301 dan Y: 9761832 dengan elevasi 141 mdpl.
Formasi yang terdapat pada lokasi ini merupakan formasi
mengkarang, dengan batuan metasedimen akibat pengaruh
struktur. Pada Formasi ini juga didapatkan Fosil jenis daun pakis
akibat pengaruh daerah pengendapan batuan di formasi ini. Selain
keterdapatan Fosil kayu pada Formasi Mengkarang, Terdapat juga
fosil lainnya. Pada Formasi ini juga didapatkan Fosil jenis daun
Pandan akibat pengaruh daerah pengendapan batuan di formasi
ini. Selain itu, Formasi Mengkarang memiliki potensi fosil flora dan
fauna.
17 | G e o l o g i F i s i k
(a) (b)
Gambar 3.10 (a) Bagian luar goa (b) Bagian dalam goa
Lantai goa terdiri atas pasir putih berbatu-batu dengan
langit dihiasi sarang burung wallet dan kelelawar bergelantungan.
Pada bagian atas goa terdapat stalatmit dan stalagtit di bagian
bawah goa, merupakan ciri khas dari goa karsit.
Stalagtit merupakan suatu jenis speleothem atau mineral
sekunder yang letaknya menggantung di langit-langit gua. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, jenis gua yang paling sering
ditumbuhi oleh stalagtit adalah gua kapur. Stalagtit memiliki
tekstur cukup keras yang termasuk dalam golongan batu tetes
Stalagtit adalah formasi berkapur yang terbentuk melalui proses
sedikit demi sedikit dan melakukannya melalui infiltrasi air. Ketika
perpindahan bawah tanah terjadi, air melarutkan kalsium
karbonat yang dimiliki oleh batuan sedimen dan berhasil
menyaring celah-celah goa.
Secara genesa batuan kapur terbentuk dari kulit kerang
atau hewan-hewan bawah laut dari ribuan tahun yang lalu.Batuan
-batuan di gua tiangko merupakan batuan karbonat,Karena
batuan bereaksi mengeluarkan busa saat disemprot dengan HCl.
18 | G e o l o g i F i s i k
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
19 | G e o l o g i F i s i k
DAFTAR PUSTAKA
Graha, Setia Doddy Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Nova: Bandung.
Lestari.
Yogyakarta.
20 | G e o l o g i F i s i k
LAMPIRAN
21 | G e o l o g i F i s i k
Lampiran 3. Foto lokasi Teluk Gedang
1|Geologi Fisik
Lampiran 6. Foto di lokasi Goa Ulu Tiongkong
2|Geologi Fisik