Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN EKSKURSI PENGANTAR GEOLOGI

GEOPARK MERANGIN JAMBI 2023

Oleh :
EXNA TIARA PUTRI
F1D223053

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2023

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN EKSKURSI PENGANTAR GEOLOGI
GEOPARK MERANGIN JAMBI 2023

Disusun untuk memenuhi mata kuliah (PTG211) Geologi Dasar pada prodi
Teknik Geologi

EXNA TIARA PUTRI


F1D223053

Disetujui Oleh :
Asisten Lapangan

Farhan Asyarowi
NIM : F1D219027

Diketahui Oleh

Dosen Lapangan Dosen Lapangan

Bagus Adhitya, S.T., M.T. Rakhmatul Arafat, M.T.


NIP. NIP.

Dosen Lapangan Dosen Lapangan

Ir. Hari Wiki Utama, S.T., M.Eng. Anggi Deliana S, S.T., M.T
NIP. NIP.

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas segala rahmat dan berkah-Nya yang telah melimpahkan kesehatan akal
pikiran dan jasmani kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Eskursi Pengantar Geologi guna memenuhi persyaratan kelulusan mata
kuliah Pengantar Goelogi Dasar yang merupakan mata kuliah wajib semester I
mahasiswa Teknik Geologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada para dosen serta kakak dan
abang asisten yang telah membimbing mahasiswa/mahasiswi Teknik Geologi
2023 selama tiga hari yang terhitung pada tanggal 17-19 November 2023 pada
pelaksanaan kegiatan ekskursi Pengantar Geologi sehingga kegiatan tersebut
berjalan lancar walaupun sangat melelahkan namun, begitu menyenangkan bagi
penulis pribadi khususnya selama berada di lapangan. Penulis menyadari sekali
bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun akan selalu penulis
terima dengan lapang dada demi kesempurnaan laporan Ekskursi ini.

Jambi, 17 November 2023

EXNA TIARA PUTRI


F1D223053

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ……………………………………………………………….i

Kata Pengantar…………………………………………………………………….ii

Daftar Isi………………………………………………………………………….iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..1
1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………..5
1.3 Waktu dan tempat……………………………………………….5
BAB II. GEOLOGI REGIONAL
2.1 Fisiografi …………………………………………………………..6
2.2 Statigrafi……………………………………………………………6
2.3 Struktur Geologi……………………………………………………8
2.4 Geomorfologi……………………………………………………....9
BAB III. HASIL LAPANGAN
3.1 Museum Geopark merangin……………………………………….10
3.2 Air Terjun Neng-Nong…………………………………………….12
3.3 Jeram Ladeh……………………………………………………….13
3.4 Teluk Gedang………………………………………………………
14
3.5 Muara
Karing……………………………………………………....15
3.6 Goa Ulu Tiangko…………………………………………………..17

BAB IV. KESIMPULAN...........................................................................................18

BAB V. KESAN DAN PESAN


5.1 Kesan…………………………………………………………..19
5.2
Pesan…………………………………………………………...19

Daftar Pustaka……………………………………………………………………20
Lampiran 1 Dokumentasi……………………………………………………….21

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 3


Lampiran 2 Tabel Tabulasi………………………………………………………22
Lampiran 3 Peta …………………………………………………………………23
Lampiran 4 Catatan lapangan dan Sketsa Singkapan…………………………...24

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 4


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki berbagai macam kekayaan alam. Indonesia juga memiliki letak geografis
yaitu diantara dua benua dan dua samudera. Selain itu Indonesia merupakan salah
satu wilayah dengan tingkat aktivitas tektonik dan vulkanik yang paling aktif di
dunia. Hal ini diakibatkan karena Indonesia terletak antara pertemuan 3 lempeng
besar yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia
tumbukan antara lempeng samudera Indo-Australia dengan lempeng Eurasia
mengakibatkan munculnya zona pemunjaman dari pulau Sumatera hingga pulau
Jawa - Nusa Tenggara. Disepanjang zona penunjaman tersebut terbentuk jalur
vulkanik yang panjang dan memungkinkan daerah tersebut memiliki potensi
sumber daya alam yang cukup melimpah
Sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi dimana masyarakat
setempat berperan untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam
merupakan pengertian dari geopark. "Geological Park" merupakan istilah atau
singkatan yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai taman
geologi atau taman bumi.
Geopark dikembangkan sebagai upaya melindungi warisan dunia dengan
konsep konservasi, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal Pentingnya usaha konservasi
terhadap warisan dunia, serta pengelolaan sumber daya alam di kawasan geopark
sangat berpotensi Objek-objek yang terdapat di kawasan geopark perlu
dilestarikan karena keberadaannya yang tidak dapat diperbaharui dan dapat
mengalami kerusakan jika tidak dilestarikan dengan baik. Selain memiliki
keindahan dan keunikan yang langka, kawasan geopark ini sangat berguna bagi
wisata edukasi terutama ilmu geologi, Konsep geopark juga diciptakan sebagai
bentuk dorongan terhadap masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan
sekitar dan pemanfaatan sumber daya alam yang baik, perubahan iklim, bencana
alam dan cara menanggulanginya.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 5


1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan diadakannya Ekskursi geologi dasar ini adalah :
1. Untuk mengetahui Museum Pusat Informasi Geopark Merangin-Jambi.
2. Untuk mengetahui beberapa formasi yang ada di Kawasan Geopark
Merangin
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fosil dan apa saja fosil yang
ada di Kawasan Geopak Merangin
4. Untuk mengetahui informasi Goa Ulu Tiangko

1.2 Waktu dan Tempat

NO Hari, Tanggal Waktu (WIB) Keterangan


1. Jum’at, 17 November 09.00 – 15.10 1. Perjalanan Dari Muaro
2023
Jambi, Jambi Menuju
Pusat Informasi
Geopark Merangin
20.17 – 23.00 2. pembekalan atau kuliah
2. Sabtu, 18 November 07.22 – 07.50 1. Perjalanan Dari
2023
Homestay Menuju Air
Terjun Neng-Nong.

08 – 09.00 2. Perjalanan Dari Air


Terjun Neng-Nong
Menuju Jeram Ladeh.
3. Perjalanan Dari Jeram
10.00 – 10.39
Ladeh Menuju Ke Teluk
Gedang.

11.30 – 13.00 4. Perjalanan dari Teluk


Gedang Menuju Ke
Muara Karing.
3. Minggu, 19 November 08.30 - selesai 1. Goa Ulu Tiangko
2023

BAB II

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 6


GEOLOGI REGIONAL

Gambar 1. Peta Regional Sarolangun Bangko


Wilayah kajian, secara fisiografi termasuk ke dalam kawasan antara mendala
Pegunungan Barisan dan Daerah Rendah Sumatera Timur. Morfologi daerah ini
didominasi oleh dataran rendah dan dataran bergelombang Rangkaian
punggungan topografi yang mendominasi wilayah tersebut pada umumnya
berjalan secara aksial di Sumatera yaitu dari barat laut ke tenggara, meskipun
beberapa memotong arah pergerakan formasi sedimen (Verstappen, 1973).
Kawasan geopark merangin ini termasuk kedalam peralihan antara mandala
pegunungan Barisan dan daerah rendahnya sumatra dibagian timur. Morfologi
Kawasan ini didominası oleh daratan bergelombang dengan undulasi yang tidak
begitu kasar Rangkaian pegunungan topografi ini yang menepati wilayah umum
nya searah dengan sumbu pulau Kabupaten Merangin merupakan bagian darı
Perbukitan Barısan, terletak di tinggian bagian Barat Cekungan Sumatra Selatan
dan dibagian Selatan dari kompleks Gunung Masurai Berdasarkan letaknya secara
tektonik yang berada di area ring of fire dan termasuk daerah komplek vulkanık,
serta adanya beberapa faktor pendukung kehadiran panas bumi seperti keberadaan
gunung api sebagai sumber panas dan terdapatnya struktur aktif (Danessa, 2022).

2.1 Fisiografi

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 7


Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 8
Gambar 2. Peta Fisiografi Sumatra
Berdasarkan pembagian zona fisiografi Van Bamellen (1949), Pulau Sumatra
ini dibagi menjadi enam zona fisiografi yaitu Zona Pegunungan Barisan, Zona
Sesar Semangko, Zona Pegunungan Tigapuluh, Zona Dataran Rendah dan
Dataran Bergelombang, Zona Paparan Sunda, dan Zona Kepulauan Busur Luar.
Daerah telitian termasuk kedalam zona dataran rendah dan pembuktian
bergelombang. Berada pada kaki pembuktian barisan yang berada di baratdaya
daerah telitian dan ditimur laut berbatasan dengan perbukitan tigapuluh. Wilayah
kajian pulau Sumatra dibagi menjadi enam zona fisiografi yaitu pegunungan
barisan, zona sesar bangko, pegunungan tigapuluh, dataran rendah dan dataran
bergelombang, zona paparan sunda, zona kepulauan busur luar. Zona Fisiografi
terdapat didaalam peta regional. Peta regional merupakan peta yang berisi
informasi tentang tatanan geologi suatu daerah dengan cakupan dan skala yang
relatif luas. Gambar dibawah menunjukan tentang peta regional di daerah
Sarolangun Bangko, Jambi.

2.2 Statigrafi
Geopark Merangin merupakan situs warisan peninggalan zaman purba yang
ada di Kabupaten Merangin. Geopark ini memiliki koleksi berupa fosil-fosil dari
daun, kayu, akar, hewan, dan juga kerang-kerangan. Fosil tersebut diperkirakan
berumur lebih dari 300 juta tahun dan tersebar di sepanjang aliran Sungai Batang
Merangin dan Sungai Mengkarang. Menurut Sumarwa 1998 daerah Geopark
Merangin tersusun oleh beberapa formasi tua yang berumur lebih dari 300 juta
tahun yang lalu. Terdapat beberapa formasi dikawasan Geopark Merangin yaitu
formasi mengkarang, formasi granit tantan, dan formasi kasai. Formasi yang
tertua ialah berfomasi Mengkarang (IAGI, 1996).
Formasi Mengkarang (Pm)
Merupakan satuan batuan berupa batu pasir, batu lempung, konglomerat,
serpih, batu lanau yang termetamorfisme dengan sisipan batu bara dan batu
gamping. Disungai muara karing terdapat komponen-komponen batuan metapelite
dengan kandungan fosil pakis dan fosil pandan. Batuan ini tersesarkan oleh sesar
mendarat dengan relatife bergerak turun dan sesar turun yang membentuk jenjang
atau tangga pada sungai yang mengarah pada sungai batang merangin pada bagian

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 9


timur sungai muara karing Formasi Mengkarang di sungai mengkarang desa
bedeng rejo, memperlihatkan susunan stratigrafi batu pasir, batu lempung.
konglemerat yang diterobos oleh granit tantan dan secara tidak selaras ditutupi
oleh tuf dari formasi kasai Berdasarkan analisis statigrafi dari formasi ini, diyakini
berumur Permian atau 290 tahun yang lalu atau bahkan lebih. Statigrafi sedimen
dari formasi ini bersosiasi dengan produk batuan vulkanik seperti aglomerat yang
bersosiasi dengan singkapan fosil kayu Araucarioxylin, aglomerat, dan lava basal
dihulu muara karing terhadap sungai mengkarang yang bersosiasi dengan meta
batu pasir, dan meta batu lempung yang mengandung fosil, yaitu fosil pandan.
Formasi Mengkarang ini secara keseluruhan diduga terendapkan di lingkungan
darat laut dangkal, berlumpur, dalam kondisi rezim rendah, berdekatan dengan
suatu busur kepulauan bergunung api. Sebarannya terletak di Sungai Mengkarang,
Karing, Merangin, Ketiduran, dan Titi Meranti Oleh karena itu di formasi ini
terdapat fosil flora dan fauna yang khas (Graha, 1987).
Formasi Granit Tantan (TR Jgr)
Secara litologi, satuan batuan ini terdiri atas granodionte, granit, dan
adamelit yang mengintruksi lava andesit-basal yang diinterpretani sebagai bagian
dari produk formasi plepat. Formasi batuan ini terletak dan tersingkap dijeram
ladeh desa Air Batu, yang memiliki insitu yaitu hidup disana, mati disana, dan
terfosilkan disana yang memiliki daerah atas yaitu Permian pelepat dan
mengkarang Untuk batuan disini terdapat jenis batuan sedimen. Batuan sedimen
adalah batuan yang terlapukkan dan terendapkan. Formasi Granit Tantan adalah
formasi yang memotong formasi
mengkarang. Formasi ini memiliki singkapan tubuh batuan yang terekspos
dipermukaan secara alami. Forması ini memiliki umur Trias jura yang Trias akhir
dan jura awal (Kusnama dkk, 1992).
Formasi kasai (QTk)
Formasi Kasai tersusun oleh tuf dan tuf batuapung (pumis) dengan sisipan
batupasir, batulempung, dan batulanau, yang umumnya tufan, setempat ditemukan
konglomerat, breksi tuf, serta sisipan lignit dan gambut kayu tekersikkan sangat
umum, dan oksida besi pada bagian bawah formasi Batupasır, tufan, mengandung
lensa-lensa konglomerat, setempat struktur silang-siur mangkok. Batulempung

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 10


dan batulanau, tufan, tebal sekitar 3 m, struktur perarian sejajar.
Satuan berlapis baik pejal, struktur silang-siur pada batuan berbutir kasar sangat
umum. Lingkungan pengendapan darat, bahan yang terendapkan adalah hasıl
kikisan dan erosi dari Geantiklin Barisan Formasi ini dapat mencapai ketebalan
450 m. Singkapannya cukup luas dikawasan sebelah barat dan utara Sungai
Merangin, sebelah timur Sungai Mengkarang, serta wilayah antara Sungat
Merangin dan Mengkarang (Suwarna dkk, 1992).

2.3 Struktur Geologi


Struktur Geologi hasil dari deformasi Kerak Bumi, penyebabnya, dan
implikasinya terhadap sumberdaya dan kebencanaan. Deformasi menyebabkan
batuan berubah dari posisi dan bentuk awal ketika terbentuk dalam bentuk kekar,
patahan dan lipatan. Geotermal atau panas bumi adalah salah satu sumber energi
terharukan yang potensinya melimpah di Indonesia
Geopark Merangin Jambi menjadi salah satu tujuan wisata baru karena
memiliki keanekaragaman geologi, keanekaragaman hayati dan keanekaragaman
budaya yang tinggi. Geopark mempunyai manfaat secara ekonomi, pendidikan,
sosial dan budaya. Pengelolaannya memerlukan perencanaan yang dapat
menjamin keberlanjutan fungsi dan manfaat tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk megetahui strategi pengembangan eco-geotourion Geopark Merangin Jambi
dan menentukan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan eco-
geotourism Geopark Merangin Jambi.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 11


2.4 Geomorfologi
Kawasan geopark merupakan kawasan yang memiliki berbagai macam potensi
sumber daya alam, potensi geologi, dan juga potensi bencana alam. Oleh karena
itu, kawasan geopark membutuhkan perhatian khusus untuk menjaga
keseimbangan antara kesejahteraan masyarakat dan isu lingkungan. Kesejahteraan
yang diperoleh tanpa merusak lingkungan (konsep green economy) sebagai upaya
atau mitigasi dalam kerusakan lingkungan untuk mencapai keberlanjutan
pengelolaan lingkungan. Hal ini juga dapat dilakukan dengan perhitungan valuasi
ekonomi, yaitu konsep dan pendugaan penilaian barang dan jasa, khususnya
penilaian secara kelingkungan. Dari nilai ekonomi lingkungan dapat dilakukan
pemilihan prioritas untuk konservasi dan pembangunan yang sustainable. Selain
itu, juga diketahui potensi dan kendala yang dihadapi dalam melestarikan kawasan
geopark, sehingga secara ekonomi akan memperoleh hasil yang tinggi guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dari sisi lingkungan tidak
menimbulkan terjadinya
degradasi lingkungan.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 12


BAB III

HASIL LAPANGAN
3.1 Museum Geopark Merangin
Sebelum melakukan kegiatan ekskursi, kami semua memulai perjalanan
pertama yaitu ke Museum Geopark Merangin. Geopark nasional merangin adalah
museum tentang informasi taman bumi di kabupaten Merangin. Lokasi museum
berada di kantor Dinas Pariwisata, Pemuda, Seni dan Budaya kabupaten
Merangin. Kepemilikan museum diserahkan kepada pemerintah Provinsi Jambi,
sedangkan pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten
Merangin. Di museum tersebut terdapat banyak fosil dari tumbuhan serta hewan,
sejarah daerah Merangin, serta batuan batuan seperti kuarsit, granit, dan lain
sebagainya.

Gambar 3.1 Pusat


Informasi Geopark
Pada saat pertama kali masuk museum, kami para mahasiswa dikenalkan
dengan hal hal yang mencakup tentang Geopark. Seperti pengertian geopark yang
merupakan wilayah geografis tunggal dan terpadu dimana situs dan lanskap
geologi penting dikelola dengan konsep perlindungan menyeluruh baik itu
pendidikan dan pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya dijelaskan fungsi
geopark antara lain yang pertama sebagai perlindungan keunikan situs geologi,
keanekaragaman hayati serta warisan budaya yang terdapat didalam suatu
kawasan. Yang kedua, sebagai tempat penelitian, pendidikan serta pengembangan

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 13


ilmu pengetahuan. Yang ketiga sebagai pariwisata dengan pengenalan pada
geowisata, dan yang terakhir sebagai pemberdayaan masyarakat dalam
pemanfaatan potensi Geopark.

Gambar 3.2 Fosil Hewan


Selain diperkenalkan dengan geopark, kami juga diperlihatkan serta
diperkenalkan dengan fosil fosil kayu yang ada dimuseum seperti kayu Sungkai,
serta fosil tumbuhan pakis dan fosil flora seperti fosil kerang, fosil buaya,
tringgiling, ular sawah, kura kura, biawak, serta berbagai macam ikan-ikanan
yang hidup di sungai.
Informasi yang disajikan juga berupa pusat informasi yang dibagi menjadi
tiga bagian. Yang pertama Informasi tentang Geodiversitas yang menjelaskan
sejarah bumi sejak zaman Perm awal dan Jura. Kedua, informasi berupa
biodiversitas yang menjelaskan mengenai kekayaan jambi melalui empat taman
nasional. Sedangkan yang ketiga yang berkaitan dengan diversitas budaya yang
menampilkan berbagai alat rumah tangga, alat pertukangan, dan alat kesenian
khas Jambi dan kebudayaan daerah Jambi.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 14


Gambar 3.3 Dekorasi Wajib Saat pernikahan dan Alat Tradisional
Gambar di atas merupakan salah satu kebudayaan daerah Merangin, dimana
dahulu setiap ada pernikahan, dekorasi tersebut harus ada. dan konon katanya
tujuan adanya dekorasi tersubut dikarenakan agar rumah tangga bisa selalu
harmonis dan tentram. Selain dekorasi, di Museum Geopark Merangin juga ada
keragaman peninggalan kebudayaan yang tak kala penting seperti alat kecantikan
yang terbuat dari tanah liat yang berguna untuk meletakan seluruh alat – alat
kecantiikan seperti bedak dan lain sebagainya. Kemudian ada juga alat untuk
meletakan perhiasan, beras, air, makanan dan lain sebagainya. Benda tersebut
memiliki bentukan yang unik
3.2 Air Terjun NengNong
Titik koordinat lokasi ploting pertama yaitu dengan titik koordinat X=
0181578, Y= 9759371 dan dengan elevasi 121 Mdpl.

Gambar 3.1 Singkapan Batuan Beku. X= 0181578, Y= 9759371 Azimuth = N


314° E.
Pada hari pertama kami melakukan pengamatan di Sungai Air Terjun
Neng-Nong yang terletak di Desa Air Batu dengan jarak jauh dan dekat. Akses
untuk menuju LP 1 dilakukan pengamatan dari jarak jauh dan jarak dekat, hal ini
dikarenakan pada LP 1 terletak di pinggir Sungai yang dangkal sehingga mudah
untuk melakukan pengamtan dari jarak dekat. Dengan cuaca yang cerah pada LP
1, arus Sungai terbilang cukup deras dan terdapat banyak vegetasi dan bongkahan

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 15


batuan di sekitar daratan pinggiran Sungai. Memiliki Formasi Granodiorite dan
Granite. Tanan dengan umur Trias Akhir dengan litologi Batuan Beku Intrisif.
Pada saat tiba di lokasi pertama dilakukan pengamatan dari jarak jauh dan jarak
dekat di Sungai Air Terjun Neng-Nong yang terletak di Desa Air Batu Geopark
Merangin. Jalan masuk untuk menuju stopsite 1 dilakukan pengamatan dari jarak
jauh dan jarak dekat, dikarenakan pada stopsite 1 terletak di pinggir Sungai yang
dangkal sehingga mudah untuk melakukan pengamatan dari jarak dekat. Pada
stopsite 1 terdapat titik koordinat X=0181578, Y=5759371 dan elavasi 121 Mdpl
di atas permukaan bumi. Di bagian utara terdapat batuan granidiorit yang
memiliki warna fresh abu-abu keputihan, sedangkan pada warna lapuknya
berwarna abu-abu kekuningan memiliki tekstur holokristalin dan granulitas
fenerik. Arus Sungai di Air Terjun Neng-Nong cukup deras dan terdapat vegetasi
serta bongkahan batuan di sekitar daratan pinggiran Sungai. Lokasi ini memiliki
Formasi Granite Tantan dengan umur Trias Akhir dengan litologi Batuan Beku
Intrusif

Gambar 3.2 Lokasi penelitian 1 jarak dekat


Secara pengamatan jarak dekat, objek pada lokasi ini memiliki jenis litologi
berupa lapisan batuan Batuan Beku Intrusif. Warna lapuk dari batuan beku
intrusive ini adalah abu kekuningan, disebabkan karena adanya vegetasi serta
aliran mata air yang mngekibatkan batuan ini lapuk, selain itu warna segar dari
batu ini berwarna abu keputihan. Intrusif merupakan salah satu bagian batuan
beku yang terjadi di dalam permukaan magma. Pada LP ini jenis batuan masuk ke
dalam kelompok plutonik dengan struktur massif, dengan tekstur kristaisasi
Holokristalin, granularitas Fanerik, relasi Equigranular, dan komposisi quartz,
plagioclase, dan biotite. Lokasi ini memiliki Azimuth N 314° E.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 16


3.3 Jeram Ladeh
Titik Koordinat lokasi ploting kedua yaitu dengan titik koordinat X=
0182066, Y= 9759682 dan dengan elevasi 121 Mdpl.

Gambar 3.2.1 Singkapan Batuan Beku X=0182066, Y=9759682 Azimuth N 287° E


Lokasi pengamatan 2 dilakukan di Jeram Ladeh yang berlokasi sekitar 15 menit
dari lokasi ke 2. Pada stopsite berkoordinat (x: 0182066, y: 9759682), pada
kawasan sungai Mengkarang, setelah asisten lapangan mengumumkan titik
koordinat tersebut maka praktikan memploting petanya masing-masing sesuai
dengan titik koordinat yang sudah diberi tahu. Pada lokasi ke 2 ini terdapat batuan
disekitar sungai yang disebut Bhatolit salah satu tubuh batuan dari batuan beku
intrusive. Berada pada formasi Granite Tantan dengan umur Trias Akhir. Dengan
dua litologi berbeda yaitu batu andesine dan granotoid tantan. Pengamatan ini
dilakukan pada Hari Jum’at, 18 November 2023, kegiatan pertama adalah
memploting lokasi atau melakukan pemetaan wilayah Jeram Ladeh.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 17


.

Gambar 3.2.2 Foto Pengamatan Jarak dekat


Pada saat pengamatan menggunakan jarak dekat di tepi Sungai, pada lokasi
pengamatan 2 ini memiliki 2 litologi berbeda yaitu andesit dan granotoit tantan.
Pada litologi granotoit tantan terdapat warna lapuk abu kemerahan akibat
pengaruh suhu dan tekanan dan warna segarnya berwarna abu kehijauan memiliki
srtruktur granularitas fanerik, derajat kristalisasi holokristalin, relasi Equigranular,
dan komposisi terdapat quartz, biotit, hornblende, orthoclase. Pada lokasi
pengamatan jerum ladeh ini memiliki dua litologi berbeda pada tubuh satu batuan
beku dengan azimuth N 287° E.
3.4 Teluk Gedang
Titik Koordinat lokasi ploting ketiga yaitu dengan titik koordinat X=
0182817, Y= 9760765 dan dengan elevasi 112 Mdpl.

Gambar 3.4 Foto Pengamatan Jarak Jauh Fosil Araucarioxylon

Pada lokasi pengamatan kedua di Teluk Gedang terdapat fosil kayu yang

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 18


terfosilkan secara insitu artinya hidup disitu, mati disitu dan terfosilkan disitu. Hal
ini dibuktikan dengan fosil kayu yang tegak lurus terhadap perlapisan batuan dan
terdapat akar. Namun pada saat itu tidak kelihatan karena debit air yang sedang
naik. Dilokasi ini terdapat tiga formasi yaitu Formasi Mengkarang, Formasi
Kasai, dan Formasi Pelepat. Dilokasi ini juga ditemui hubungan mejemari antara
Formasi Mengkarang dengan Formasi Pelepat. Terdapat juga proses lecing, yaitu
proses kimiawi yang menggantikan kayu menjadi batuan-batuan beku. Fosil yang
terdapat diteluk gedang ini adalah fosil kerang dan fosil batang kayu sungkai. Di
teluk gedang ini terdapat juga formasi granit tantan. Granit tantan yang berusia
lebih muda (Jura) sekitar 200 juta tahun yang lalu antara trias akhir sampai jura
awal. Granit tantan ini dikatakan muda karena menerobos.
Pada lokasi pengamatan kedua di Teluk Gedang terdapat fosil kayu yang
difosilkan secara insitu artinya hidup disitu, mati disitu dan terfosilkan disitu. Hal
ini dibuktikan dengan fosil kayu yang tegak lurus terhadap perlapisan batuan dan
terdapat akar. Namun pada saat itu tidak kelihatan karena debit air yang sedang
naik. Pada tempat ini praktikkan dapat mengamati kontak formasi dan kontak
litologi. Kontak formasi yang terdapat pada teluk gedang yaitu antara formasi
mengkarang dan formasi kasai. Yang mana pada bagian bawah adalah formasi
mengkarang dan formasi kasai. Yang mana pada bagian bawah adalah formasi
mengkarang dan bagian atas adalah formasi kasai. Kontak litologi pada tempat ini
adalah antara sedimen dan meta sedimen.
3.5 Muara Karing
Titik Koordinat lokasi ploting keempat yaitu dengan titik koordinat X=
0183373, Y= 9761852 dan dengan elevasi.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 19


Gambar 3.5.1 Foto Pengamatan Jarak Jauh
Pada lokasi pengamatan keempat yaitu di lokasi Muara Karing kita akan
menemukan Formasi Mengkarang yang terdapat pada Air Terjun Muara Karing
jenis batuan pada Formasi Mengkarang di stopsite adalah batuan sedimen. Pada
formasi tersebut adanya intrusi-intrusi yang dimaksud adalah batuan yang muncul
karena adanya pergerakan lempeng pada zona lemah (rekahan). Di stopsite Muara
Karing dapat diperhatikan adanya kekar turun yang artinya kekar yang terjadi
apabila suatu bidang mengalami penurunan, dilihat dari aliran sungai yang
berbentuk anak tangga sedangkan pada bagian lain tidak. Pada air terjun Muara
Karing kita dapat menemukan dan melihat adanya fosil-fosil kerang, fosil daun
pandan, fosil pakis dan fosil akar kayu. Fosil merupakan makhluk yang telah mati
kemudian terbatukan. Dapat dikatakan fosil jika waktu terbentuknya minimal
10.000 tahun agar dapat dinyatakan fosil. Formasi Mengkarang ini diyakini
sebagai batuan alas dari cekungan bangko. Di Sungai muara karing disusun oleh
batuan metasediment, dimana batuan ini belum sepenuhnya termetamorfise
sehingga disebut dengan meta sedimen. Pada lapangan penelitian muara karing ini
terdapat titik koordinat x=0183373, Y=9761852.

Gambar 3.5.2 Fosil


Daun Pandan

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 20


Gambar 3.5.3 Fosil Daun Pakis
Pada LP ini terdapat striket/dip dimana adanya kekar gerus/berpasangan dan kekar
Tarik, yang sendiri itu kekar tarik.
Strike Dip
N 164° E 53°
N 224° E 66°
N 232° E 65°
N 231° E 66°
3.6 Goa Ulu Tiongko

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 21


Gambar 3.6 Foto Jarak Jauh Goa Ulu Tiangko
Kawasan Cagar Alam Gua Ulu Tiangko, berdasarkan Peta Kawasan
Konservasi Dinas Kehutanan Merangin, seluas 3,25 Ha. Secara geografis terletak
antara 101o 58’ 51” BT s/d 101o 59’ 04” BT dan 02o 05’ 20” s/d 02o 05’ 30” LS.
Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan termasuk Desa Tiangko,
Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi dan termasuk
Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari Sub DAS Batang Merangin-Tembesi.
Adapun fungsinya, menurut Paduserasi Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
dengan TGHK Propinsi Jambi, Kawasan Konservasi Gua Ulu Tiangko merupakan
areal penggunaan lain (APL).
Cagar alam Gua Ulu Tiangko berbatasan langsung dengan sawah milik warga
setempat. Batas utara, barat, selatan hingga batas timur Cagar Alam Gua Ulu
Tiangko ialah persawahan warga. Batas-batas kawasan cagar alam hanya berupa
patok kayu yang baru dibuat dalam 3 tahun terakhir, yaitu sebelum tahun 2006.
Pintu masuk menuju cagar alam ini hanya ada satu, yakni di sebelah timur yang
juga merupakan sawah. Secara ekologi, Cagar Alam Gua Ulu Tiangko merupakan
habitat walet dan kelelawar dan memiliki peranan penting baik bagi masyarakat
sekitar maupun makhluk hidup lain yang terdapat di dalamnya. Kawasan ini
memiliki Potensi pada kawasan Cagar Alam Gua Ulu Tiangko adalah sarang
burung wallet yang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan.
Ada banyak sekali fauna di sekitar Goa Ulu Tiangko Kelelawar, Walet,
Macan dahan (Neopelis nebulosa), Kijang (Muntiacus muncak), Rusa (Cervus
timorensis), Kijang hutan (Felis bengalensis), Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrensis), Babi hutan (Sus serova), Ungko (Hylobates agilis),Siamang
(Symphalagus syndactilus), Beruk (Macaca fascicularis).
Akses untuk mencapai lokasi kegiatan di Kawasan CA. Gua Tiangko dapat
ditempuh dengan menggunakan bus umum dari Bangko menuju Sungai Manau
dengan jarak tempuh ± 48 Km. Dari kota Kecamatan Sungai Manau perjalanan
dapat dilanjutkan menuju Desa Tiangko menggunakan kendaraan bermotor
dengan waktu tempuh ± 30 menit, yang kemudian dilanjutkan dengan berjalan
kaki dari Desa Tiangko menuju lokasi yaitu Kawasan CA. Gua Ulu Tiangko.
Jalan dari Sungai Manau menuju Desa Tiangko masih berupa jalan tanah dengan

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 22


pengerasan batu koral yang memiliki kondisi kurang baik, apalagi ketika musim
hujan tiba.

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan ekskursi lapangan yang telah dilakukan dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut :
1. Pusat Informasi Geopark Nasional Merangin adalah pusat informasi
mengenai Geopark Merangin-Jambi yang terletak di kabupaten Merangin,
provinsi Jambi. Jenis koleksi yang disimpan meliputi benda biologi,
geologo, dan budaya. Benda biologi terdiri dari fosil-fosil flora dan fauna.
Sedangkan koleksi benda geologi berupa bebatuan yang berusia 70 juta
tahun hingga 300 juta tahun. Dan peninggalan budaya berupa alat dan

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 23


senjata tradisinal, dokumentasi tarian dan barang tradisional.
Informasi yang disajikan di dalam pusat informasi ini dibagi menjadi tiga
bagian. Pertama informasi tentang yang menjelaskan sejarah bumi sejak
zaman Karbon akhir Perm awal dan Jura sampai tersier. Kedua, informasi
tentang biodiversitas yang menjelaskan mengenai kekayaan Jambi melalui
empat taman nasional. Sedangkan informasi ketiga berkaitan dengan
diversitas budaya yang menampilkan berbagai alat rumah tangga, alat
pertukangan, dan alat kesenian khas Jambi khususnya Kabupaten
Merangin.
2. Formasi yang terdapat pada kegiatan ekskursi kali ini yaitu berupa formasi
mengkarang yaitu satuan batuan berupa perselingan batupasir,
batulempung
batulanau, serpih, konglomerat dan tuf. Formasi Granit Tantan yaitu
batuan
yang lebih muda dari formasi Mengkarang. Karena granit tantan memiliki
umur sekitar 200 juta tahun yang lalu dan formasi Kasai yaitu yang
tersusun
oleh tuf dan tuf berbatu apung dengan sisipan batulempung, batulanau
yang
umumnya tufan pada setempat ditemukan konglomerat, breksi tuf, serta
sisipan gambut, kayu terkesikkan sangat umum dan oksidasi besi pada
bagian bawah formasi.
3. Fosil adalah Makhluk hidup yang telah mengalami pengendapan sehingga
tercetak dan membatu akibat dari tekanan yang terjadi lebih dari 1000 juta
yang lalu. Dan fosil yang terdapat dikawasan Geopark Merangin yaitu
fosil kerang laut, fosil batang kayu sungkai, fosil daun pakis serta fosil
pandan.
4. Kawasan Cagar Alam Gua Ulu Tiangko, berdasarkan Peta Kawasan
Konservasi Dinas Kehutanan Merangin, seluas 3,25 Ha. Secara geografis
terletak antara 101o 58’ 51” BT s/d 101o 59’ 04” BT dan 02o 05’ 20” s/d
02o 05’ 30” LS. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan termasuk
Desa Tiangko, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Provinsi

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 24


Jambi dan termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari Sub DAS
Batang Merangin-Tembesi. Adapun fungsinya, menurut Paduserasi
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi dengan TGHK Propinsi Jambi,
Kawasan Konservasi Gua Ulu Tiangko merupakan areal penggunaan lain
(APL).

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 25


BAB V
KESAN DAN PESAN
5.1 Kesan
Adapun kesan yang saya dapat pada ekskursi kali ini yaitu pengalaman yang
sangat membangun. Meninggalkan banyak sekali kesan pada diri saya pribadi
salah satu nya saat melakukan tracking bersama teman-teman sekelompok dan
asisten penanggung jawab. Disaat itu pula saya mengerti bagaimana sikap
persaudaraan yang dibaru saja dibangun dalam dunia perkuliahan dengan saling
menolong dan selalu kompok bagaimana pun keadaan perjalanan dilapangan. Saat
itu juga beriringan dengan perasaan yang lelah dan letih kami harus tetap berjalan,
belajar, dan mengamati bagaimana peristiwa geologi yang terjadi dikawasan
goepark merangin. Dan sebelum nya berhasil menemui jutaan orang baik salah
satu nya menemui Bukde dan Pakde yang sedia memberikan rumah untuk saya
dan teman-teman jadikan sebagai tempat peristirahatan. Juga menjadikan saya dan
teman-teman layaknya anak mereka sendiri.
Sebagai mahasiswa teknik yang memang pada dasarnya akan berada
dilapangan, saya dan teman-teman dituntut untuk bersikap ramah terhadap
wargasekitar dan dimana tempat peristirahat, juga dengan orang-orang yang akan
kita temui. Banyak sekali kesan menarik yang terdapat disepanjang perjalanan
saya dan teman-teman kemarin. Dengan itu saya mengerti banyak hal, terutama
tentang bagaimana keadaan yang akan saya lalui kedepanya.
5.2 Pesan
Saya berharap kegiatan ekskursi berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik
dari perjalanan kali ini, dan mungkin menambah waktu agar disetiap stopsite
dapat dijelaskan dengan tidak terburu-buru sehingga semua peserta dapat
mempelajari peristiwa yang terjadi dengan baik dan dapat mengerti dengan jelas
serta lebih mengetahui lebih banyak lagi.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 26


DAFTAR PUSTAKA
Danessa, 2022. Geologi dan Karakteristiknya Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi. Universitas Lampung.
Graha, D. S. 1987. Batuan dan Mineral. Jurnal Ilmiah. Vol 2 (2) : 6-9.
Ikatan Ahli Geologi Indonesia. 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia. Ikatan Ahli
Geologi Indonesia : Jakarta.
Kusnama R., Pardede., S Andi Mangga. 1993. Geologi Lembar Sungai Penuh dan
Ketaun, Sumatera. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi :
Bandung.
Suwarna,. N Suharsono, S., Gafoer, Amin, T. C., Kusmana dan Hermanto H.
1994. Geologi lembar Sarolangun, Sumatera. Pusat Penelitian dan
Pengebangan Geologi : Bandung.
Verstappen, H. Th. 1973. A Geomorphological Reconnaissance Of Sumatera And
Adjacent Island (Indonesia). Netherlands : ITC

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 27


LAMPIRAN

Lampiran 1.

Dokumentasi Kegiatan Ekskursi Pengantar Geologi

Fosil Daun Pakis Fosil Teluk Gedang

Fosil Daun Pandan


Foto Kegiatan

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 28


Lampiran 2

Tabel Tabulasi Kegiatan

LP Koordinat Strike/dip Deskripsi Gambar


(N E0)
1. - - Pada saat melakukan
pengunjungan di Pusat
Informasi Geopark
Merangin, terdapat
beberapa informasi, yaitu
fosil yang paling terkenal
adalah flora dan fauna.
Dimana Fosil flaura dan
fauna yang berada di
Desa Air Batu, yag
dikenal dengan fosil
araucarixylon dan
berumur 300 juta tahun
lalu . Kemudian terdapat
beberapa alat-alat
tradisional seperti pisau
parah, penokok inau,
tempat bedak, gantang
fitrah, dan lain-lain.
Kemudian terdapat
perlengkapan untuk di
pelaminan sertawisata
alam yang ada di
dalamnya yaitu, air terjun
empenau, air terjun telun
perentak, air terjun putih
debar, air terjun
lematang, air terjun
kambing, dan bukit
ngarau.
2. X= Pada Lp 2 dibagian utara
0181578, terdapat batuan
Y= 9759371 granidiorit yang memiliki
dan elavasi warna fresh abu-abu
121 Mdpl keputihan dan pada
warna lapuknya terdapat
warna abu-abu
kekuningan yang N 314° E
memiliki struktur
holokristalin dan
granulitas fenerik. Air
Terjun Neng-Nong

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 29


terdapat vegetasi serta
bongkahan batuan
disekitar daratan
pinggiran sungai. Dan
Kawasan ini terdapat
formasi granit tantan.
3. X=0182066, Pada LP 3 terdapat
Y= 9759682 formasi granit tantan
dan elevasi dengan umur trias akhir
123 Mdpl dan memiliki dua litologi
yang berbeda yaitu batu
andesit dan granotoid
tantan. Pada batuan
granotoid tantan terdapat N 287° E
warna lapuk abu-abu
kemerahan akibat
pengaruhsuhu dan
tekanan sedangkan pada
warna freshnya berwarna
bau-abu kehijauan yang
memiliki struktur
granulitas fenerik, derajat
kristalisasi holokristalin,
dan relasi equigranular.
Terdapat komposisi
mineral quartz, biotit,
hornblende, dan
orthoclase.
4. X=0182817, - Pada LP 4 berada di
Y= 9760765 Teluk gedang dengan
elevasi 112 formasi mengkarang,
m dpl. yang berumur 290 Ma.
Di lokasi ini juga dilalui
oleh Sungai Merangin di
sebelah timur dan
baratnya. Singkapan ini N 298° E
diawali dengan
pembentukan dari batuan
vulkanik dari aglomerat,
metabatupasir tufan,
metabatu lempung yang
terhubung dengan fosil
kayu tersebut. Fosil ini
merupakan fosil flora
penciri khas dari formasi
mengkarang.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 30


5. X=0183373, N 164°E/ Pada LP 5 di lokasi
Y= 9761852 53° Muara Karing di lokasi
N 224° E/ ini terdapat fosil daun
66° yang terendapkan fosil
N 232° E/ daun ini terdiri dari fosil
65° daun pakis dan fosil daun
N 231° E/ pandan penciri khas dari
66° formasi mengkarang
yang tersingkap di Air
Terjun Muara
Karing.terdapat strike
deep pada meta sedimen.
Dimana metasediment ini
berupa batuan yang tidak
mencapai P dan T
sehingga tidak
termetamorfisme dan
berubah menjadi
metasedimen. Muara
karing yang terlihat saat
ini sebagai hasil dari
proses struktur dan juga
deformasi.

6. - - Pada LP 6 yang berada di


Goa Ulu Tiangkok
terdapat keunikan dari
goa tersebut. Namun, goa
ini memiliki tingkat
keunikan terendah
dibandingkan goa yang
lainnya yang berada di
provinsi jambi. Goa ini
memiliki interior berupa
stalagmite, stalaktif,
Menara goa, dan jendela
goa. Stalaktif batuan
yang mengarah ke bawah
dengan bentuk runcing
dan berlubang,
sedangkan staglamit
batuan runcing yag
mengarah ke atas.
Menara goa bertemunya
stalakmit dan staglaktif
sehingga terbentuknya
Menara goa.dan terdapat
jendela goa.

Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 31


Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin 32

Anda mungkin juga menyukai