Diusulkan Oleh :
Erfan Septanto
111.140.150
Kelompok 14
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMETAAN GEOLOGI PEMALANG
b. NIM : 111.140.150
4. Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang merupakan
salah satu rangkaian prosedur dalam pelaksanaan Kuliah Lapangan Pemetaan Geologi
2017 dan sebagai pengantar dalam permohonan izin guna terlaksananya Kuliah Lapangan
Pemetaan Geologi dengan tidak ada suatu halangan yang berarti.
Ucapan terima kasih tercurahkan dari penulis kepada :
1. Bapak Sajana dan Ibu Sri Haryanti, orangtua penulis yang selalu memberikan
yang terbaik.
2. Bapak Ir. Ediyanto, M.T selaku pembimbing lapangan yang dengan sabar
membimbing pembuatan proposal.
3. Bapak Dr. Ir. Dwi Fitri Yudiantoro, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Geologi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Ir. Jatmika Setiawan, M.T. selaku Koordinator Lapangan.
Proposal ini disusun berdasarkan pada beberapa referensi yang sudah ada dan
digunakan sebagai awal untuk memulai Kuliah Lapangan Pemetaan Geologi 2017.
Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran unuk perbaikan maupun penyempurnaan
proposal ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Erfan Septanto
iii
ABSTRAK
Kuliah lapangan pemetaan geologi 2017 merupakan sarana untuk menerapkan
berbagai ilmu-ilmu yang didapatkan dari kuliah teori dan praktikum. Pada kuliah lpangan
ini mahasiswa diharapkan dapat belajar tentang pemetaaan geologi dari studi pustaka,
pembuatan proposal, hingga pelaksanaan pemetaan lapangan yang meliputi pengamatan,
pengukuran, serta penghimpunan data-data lapangan dan dilanjutkan dengan pengolahan
data-data lapangan di studio kemudian diakhiri dengan penyusunan laporan akhir
pemetaan geologi.
Litologi penyusun daerah penelitian dari umur tua yaitu adalah Formasi
Rambatan, lalu Formasi Halang, Lempung Pasir, Endapan Undak, dan yang paling muda
adalah lava Gunung Slamet.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
BAB II .............................................................................................................................. 12
BAB III............................................................................................................................... 3
BAB IV ............................................................................................................................. 14
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Kavling Daerah Penelitian ...................................................................... 10
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian .................................................................................... 2
Gambar 3. Peta Fisiografi Jawa Tengah ............................................................................. 4
Gambar 4. Susunan Stratigrafi Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah ................. 10
Gambar 5. Pola Struktur Regional (Palunggono dan Martodjojo, 1994) ......................... 12
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Koordinat Kavling 14 ......................................................................................... 10
Tabel 2. Tabel Kegiatan Pemetaan Geologi 2017 ............................................................ 11
Tabel 3. Rencana Anggaran Biaya Pemetaan Geologi 2017 ............................................ 14
viii
BAB I
PENDAHULUAN
9
Gambar 1. Peta Kavling Daerah Penelitian
10
I.4. Waktu Penelitian
Berikut ini adalah jadwal kegiatan pemetaan geologi 2017 daerah kecamatan
Bantar Bolang, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah
Tabel 2. Tabel Kegiatan Pemetaan Geologi 2017
Laporan akhir
11
BAB II
TAHAPAN DAN METODE PENELITIAN
Data Kedudukan
Dokumentasi foto
12
daerah penelitian ditemukan suatu kondisi topografi (jalan, sungai, bukit) yang
tidak tergambar pada peta dasar yang digunakan.
13
kontaknya dan hubungannya dengan singkapan batuan lainnya, keadaan
unsur-unsur struktur geologi serta gejala-gejala tektonik dan sedimentasi
pada batuan, pengamatan kondisi fisik batuan yang dapat diamati langsung
di lapangan dan pengambilan contoh batuan untuk analisa laboratorium.
1
II.4 Diagram Alir Penelitian
Studi
Pendahuluan
Pengambilan
Data Lapangan
Domukentasi Foto
Pengolahan Data
2
BAB III
GEOLOGI REGIONAL
2. Gunungapi Kuarter
Morfologi dari daerah penelitian secara umum dicirikan oleh perbukitan dan
Gunung serta pendataran yang semakin meluas ke arah Utara dan ke arah Selatan.
Keadaan morfologi ini erat hubungannya dengan struktur geologi yang terbentuk,
demikian pula halnya dengan pengaruh erosi dan pelapukan batuan yang terjadi pada
daerah tersebut. Batuan yang bersifat masif dan kompak membentuk bentang alam yang
berupa perbukitan, sedangkan bentang alam pendataran umumnya dibentuk oleh batuan
yang bersifat lunak dan tidak terkonsolidasikan (lepas) sehingga tidak tahan terhadap
proses-proses denudasi.
4
Morfologi pada Kabupaten Pemalang dapat dibagi menjadi tiga satuan bentang alam
yaitu:
III.2.1 Satuan Bentang Alam Pendataran
Satuan ini menempati bagian Utara dan bagian Selatan Kawasan Pertambangan
Gunung Slamet dengan ketinggian kurang dari 250 m dpl. Litologi dari daerah
tersebut berupa endapan alluvial yang terdiri dari lempung, lanau, pasir dan kerikil.
Pola aliran sungai pada daerah ini adalah dendritic. Sungai-sungai utama yang
bermuara di Laut Jawa (pantai Utara) diantaranya adalah Sungai Pedis, Sungai
Cacaban, Sungai Rambut dan Sungai Comal, sedangkan yang bermuara di Samudera
Indonesia diantaranya Sungai Klawung, Sungai Serayu dan Sungai Tajum.
9
III.3 Stratigrafi Regional Daerah Penelitian
Formasi ini tersusun dari serpih napal dan batupasir gampingan. Napal
berselang-seling dengan batupasir gampingan berwarna abu-abu muda serta banyak
dijumpai lapisan tipis kalsit yang tegak lurus bidang perlapisan. Banyak mengandung
foraminifera kecil. Menunjukan umur Miosen Tengah. Tebal sekitar 300 m.
10
III.3.2 Formasi Halang
Formasi Halang tersusun atas batupasir andesit, konglomerat tufan, dan napal
bersisipan batupasir. Terdapat jejak organisme di atas bidang perlapisan batupasir.
Formasi Halang merupakan jenis endapan sedimen turbidit pada zona batial atas
(Kastowo dan Suwarna, 1996). Umur Formasi Halang adalah Miosen Akhir dan
mempunya ketebalan 390-2600 meter. Praptisih dan Kamtono (2009) menyatakan
Formasi Halang Bagian Atas disusun oleh batupasir, batulempung, dan perselingan
antara batupasir dan batulempung. Pada perselingan batupasir dan batulempung
dicirikan oleh batupasir yang berwarna abu-abu, halus-kasar, tebal lapisan 10-20 cm,
struktur sedimen perlapisan bersusun, laminasi sejajar, dan wavy. Batulempung
berwarna kehitaman, tebal 0,5-10 cm.
Umumnya satuan batuan ini tersusun dari perselingan antara lempung pasiran
dan breksi terutama di bagian bawah meliputi daerah terluar atau bagian terendah dari
Kabupaten Pemalang. Satuan ini menempati luasan sekitar 45% luas Kabupaten
Pemalang. Dalam kaitannya dengan stratigrafi regional, maka satuan lempung
pasiran ini dapat disebandingkan dengan anggota Formasi Halang bagian atas yang
berumur Miosen Tengah Miosen Atas (M. Djuri, 1996). Tebal satuan Lempung
pasiran mencapai 300 meter.
Batuan terdiri dari aliran lava andesit berongga dari gunungapi slamet terutama
lereng sebelah timur. Satuan lava flow ini mempunyai pelamparan yang relatif sempit,
mencapai sekitar 5% luas Kabupaten Pemalang, membentang disepanjang dasar
sungai. Ukuran lava flow dengan ketebalan dan lebar berkisar antara 5 15 meter.
11
III.4 Struktur Geologi Regional
Kontrol struktur di Pulau Jawa sangat dipengaruhi aktivitas tektonik lempeng yang
aktif, yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Akibat dari aktivitas lempeng
tektonik tersebut di Pulau Jawa berkembang tiga pola struktur geologi yang dominan, yaitu
Pola Meratus yang berarah Timur Laut - Barat Daya, Pola Sunda yang berarah Utara -
Selatan, dan Pola Jawa yang berarah Timur - Barat (Pulonggono dan Martodjojo, 1994).
Pola Meratus memiliki arah Timur Laut - Barat Daya dan berumur Kapur Akhir
hingga Paleosen (80-52 juta tahun yang lalu). Rezim tektonik kompresi Lempeng Indo-
Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya pola
Meratus ini. Salah satu sesar yang mencerminkan pola Meratus di Pulau Jawa adalah Sesar
Cimandiri yang terbentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu hingga ke Subang. Sesar
tersebut tergolong sesar mendatar dengan arah Timur Laut - Barat Daya. Di Jawa Tengah,
singkapan batuan Pra-Tersier di Lok Ulo juga menunjukan arah ini.
Pola Sunda berarah Utara - Selatan dan berumur Eosen Awal hingga Oligosen Akhir
(53-32 juta tahun yang lalu). Setelah rezim kompresi pada pola Meratus terjadi penurunan
kecepatan gerak dari lempeng Indo-Australia sehingga terjadi rezim tektonik regangan pada
masa ini yang membentuk struktur dengan pola Sunda. Struktur sesar yang termasuk ke
dalam Pola Sunda umumnya berkembang di Utara Jawa (Laut Jawa).
Pola Jawa merupakan pola struktur dengan arah Timur - Barat yang berumur
Oligosen Akhir hingga Miosen Awal (32 juta tahun yang lalu). Pola struktur ini terbentuk
akibat rezim kompresi yaitu subduksi Lempeng Indo - Australia yang berada di Selatan
Jawa hingga kearah Sumatera. Di Jawa Tengah hampir semua sesar di jalur Serayu Utara
dan Selatan mempunyai arah yang sama, yaitu Barat - Timur. Salah satu sesar yang
12
mencerminkan pola Jawa adalah Sesar Baribis yang membentang mulai dari Purwakarta
hingga ke Jawa Tengah di daerah Baribis Kadipaten Majalengka dengan arah Barat - Timur.
13
BAB IV
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN
6. Biaya Laporan
Kertas HVS A 4 1 rim Rp 45.000,00 Rp 45.000,00
Tinta Printer Hitam 1 kotak Rp 90.000,00 Rp 90.000,00
Tinta Printer Warna 3 kotak Rp 90.000,00 Rp 270.000,00
Print poster A0 4 lembar Rp 100.000,00 Rp 400.000,00
14
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Haris. 2011. Geologi Regional Daerah Jawa Tengah. Bandung: ITB
Bemmelen, Van, R. W. 1949. The Geology of Indonesia. Martinus Nyhoff, The Haque:
Netherlands
Juri m, dkk. 1996. Geologi Lembar Purwokerto dan Tegal, Jawa: Geological Research and
Development Center Indonesa
15