Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Mekanika Batuan

Laboratorium Tambang

M-II
SIFAT FISIK BATUAN

Disusun Oleh :

Nama : Nadhif Faisal Anbari


NPM : 10070122090
Shift : III (Tiga)
Hari / Tanggal Praktikum : Selasa / 27 Februari 2024
Hari / Tanggal Laporan : Senin / 26 Februari 2024
Asisten : 1. Iswandaru, S.T., M.T.
2. Rully Syahrul A
3. Muhammad Azka

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1445 H / 2024 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warramatulahi wabarrakatuh


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan awal praktikum mekanika tanah yang berjudul “Sifat Fisik Batuan.” Tidak
lupa penulis ucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad S.A.W
yang telah membimbing penulis.
Penulis sangat berharap laporan yang telah penulis buat ini untuk dapat di
terima oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum warramatullahi wabarakatuh

Bandung, 26 Februari 2024


Penulis,

Nadhif Faisal Anbari


100.701.22.090
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
M – II SIAFT FISIK
BATUAN....................................................................II-1
2.1 Tujuan .................................................................................II-1
2.2 Landasan Teori....................................................................II-1
2.2.1 Pendahuluan ..............................................................II-1
2.3 Alat dan Bahan ....................................................................II-5
2.3.1 Alat .............................................................................II-5
2.3.2 Bahan .........................................................................II-5
2.4 Prosedur...............................................................................II-6
2.4.1 Penimbangan Berat Sampel ......................................II-7
2.5 Rumus Yang Digunakan……………………………….…..…..I-7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................II-9
LAMPIRAN………………………………………………………………………
M-II
SIFAT FISIK BATUAN

2.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dilaksanakan kegiatan praktikm kali ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui sifat-sifat fisik yang dimiliki batuan.
2. Mengetahui nilai derajat kejenuhan sampel batuan.
3. Mengetahui nilai berat jenis sampel batuan

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Pendahuluan
Mekanika batuan adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari perilaku
batuan di bawah tekanan dan gaya. Hal ini melibatkan penelitian tentang sifat-sifat
fisik dan mekanik dari batuan, termasuk kekuatan, elastisitas, deformasi, dan
kestabilannya. Mekanika batuan digunakan dalam bidang geoteknik untuk
memahami bagaimana batuan akan merespons terhadap konstruksi seperti
terowongan, bendungan, dan jembatan. Salah satu konsep penting dalam
mekanika batuan adalah mekanisme kegagalan. Mekanisme kegagalan adalah
cara di mana batuan akan retak atau runtuh di bawah tekanan tertentu.
Pemahaman yang mendalam tentang mekanisme kegagalan batuan
penting dalam merencanakan struktur di atas atau di dalam batuan. Teknik-teknik
seperti analisis elemen hingga dan pemodelan numerik digunakan untuk
memprediksi perilaku batuan di bawah kondisi tertentu. Selain itu, mekanika
batuan juga berperan penting dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam,
seperti pengeboran sumur minyak dan gas, penambangan mineral, dan
pembangkitan energi geotermal. Dengan pemahaman yang baik tentang sifat-sifat
mekanik batuan, pengeboran dan penambangan dapat dilakukan dengan lebih
efisien dan aman.
Batuan adalah materi yang membentuk kerak bumi dan merupakan salah
satu elemen penting dalam geologi. Sifat fisik batuan adalah karakteristik batuan
yang dapat memahami lebih dalam tentang asal-usul, pembentukan, dan jenis
batuan yang ada di sekitar. Salah satu sifat fisik batuan yang penting adalah
kekerasan. Kekerasan batuan dapat diukur dengan skala kekerasan Mohs, yang
berkisar dari 1 hingga 10. Batuan dengan tingkat kekerasan yang tinggi, seperti
batu granit, memiliki nilai Mohs yang tinggi, sementara batuan seperti batu kapur
memiliki nilai Mohs yang lebih rendah. Kekerasan batuan mempengaruhi
kegunaan dan keawetan batuan tersebut.
Selain kekerasan, kepadatan batuan juga merupakan sifat fisik penting
lainnya. Kepadatan batuan dapat bervariasi tergantung pada komposisi mineral
dan porositasnya. Batuan dengan kepadatan tinggi cenderung lebih kuat dan
tahan terhadap tekanan, sedangkan batuan dengan kepadatan rendah lebih
rentan terhadap erosi dan deformasi. Struktur batuan juga menjadi bagian penting
dalam memahami sifat fisiknya. Struktur batuan dapat berupa struktur foliasi,
struktur lapisan, atau struktur retakan. Struktur ini dapat mempengaruhi sifat
mekanik batuan, seperti kekuatan tekan, kekuatan tarik, dan kekuatan geser.
Dengan memahami struktur batuan, kita dapat merencanakan penggunaan
batuan secara lebih efektif dalam berbagai proyek konstruksi.
Selain itu, warna dan tekstur juga merupakan sifat fisik yang dapat
memberikan informasi tambahan tentang batuan. Warna batuan dapat disebabkan
oleh kandungan mineral tertentu, seperti oksida besi yang memberikan warna
merah pada batuan. Sedangkan tekstur batuan dapat bersifat halus seperti pada
batuan pasir, atau kasar seperti pada batuan breksi. Melalui analisis warna dan
tekstur, geolog dapat mengidentifikasi jenis batuan dan kondisi lingkungan di mana
batuan tersebut terbentuk. Dalam studi geologi, sifat fisik batuan juga digunakan
untuk mengidentifikasi proses-proses geologis yang terjadi di masa lalu. Misalnya,
batuan yang mengandung fosil dapat memberikan informasi tentang
perkembangan kehidupan di masa lampau, sedangkan batuan vulkanik dapat
mengungkapkan aktivitas vulkanik di suatu daerah.
Sifat fisik batuan merujuk pada karakteristik fisik yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi jenis batuan. Beberapa sifat fisik yang umum dari batuan
meliputi warna, tekstur, kekerasan, densitas, porositas, dan kilap. Warna batuan
dapat bervariasi dari putih hingga hitam, tergantung pada mineral yang ada di
dalamnya. Tekstur batuan dapat dibagi menjadi kasar, sedang, atau halus,
tergantung pada ukuran butiran mineral di dalamnya. Kekerasan batuan mengacu
pada seberapa sulitnya batuan tersebut dipecah atau diukir, sedangkan densitas
mengukur seberapa padat batuan tersebut. Porositas mengacu pada jumlah dan
ukuran pori-pori di dalam batuan, sementara kilap mengacu pada seberapa
bersinar permukaan batuan tersebut.
Salah satu cara untuk mengidentifikasi batuan berdasarkan sifat fisiknya
adalah dengan melakukan pengamatan langsung dan pengujian laboratorium.
Pengamatan langsung melibatkan pengamatan warna, tekstur, dan kilap batuan
di lapangan, sementara pengujian laboratorium dapat dilakukan untuk mengukur
kekerasan, densitas, dan porositas batuan secara lebih akurat. Dengan
memahami sifat fisik batuan, geologis dapat menentukan asal usul, pembentukan,
dan karakteristik batuan tersebut.
Sifat fisik batuan meliputi bobot isi, berat jenis, porositas, absorpsi, dan void
ratio, sedangkan sifat mekanik batuan meliputi kuat tekan, kuat tarik, modulus
elastisitas, dan poisson ratio. Sifat fisik batuan dapat ditentukan dengan mengukur
massa, panjang, lebar, dan tinggi sampel batuan, sedangkan sifat mekanik batuan
dapat ditentukan dengan melakukan uji kekuatan tekan pada sampel batuan. Sifat
fisik batuan tidak tergantung pada ukuran dan jumlah materi pada objek (sifat
intensif) serta bergantung pada ukuran dan jumlah materi pada objek (sifat
ekstensif). Sifat mekanik batuan sangat penting dalam konteks pertambangan
karena dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan stabilitas struktur
geologi yang dapat mempengaruhi kestabilan lereng penambangan.
Analisis sifat batuan terhadap geoteknik adalah analisis karakteristik fisik
dan mekanik dari batuan yang sangat penting dalam merancang pondasi dari
struktur yang direncanakan dan untuk perbaikan yang diperlukan karena kondisi
di bawah permukaan. Sifat batuan yang dianalisis meliputi kekasaran, pelapukan,
lebar isian, dan kekuatan batuan. Analisis sifat batuan terhadap geoteknik sangat
penting untuk menentukan jenis pondasi yang paling sesuai dan strategi mitigasi
risiko. Langkah-langkah dalam melakukan analisis sifat batuan meliputi
pengumpulan data awal, investigasi lapangan, analisis data dan model, dan
interpretasi hasil. Hasil analisis sifat batuan sangat penting dalam menentukan
metode konstruksi yang paling sesuai dan strategi mitigasi risiko
Sifat fisik batuan dapat bervariasi tergantung pada jenisnya, tetapi
beberapa sifat umum yang sering digunakan untuk menggambarkan batuan
adalah:
1. Kepadatan
Mengacu pada berat batuan per volume tertentu. Batuan yang lebih padat
memiliki kepadatan yang lebih tinggi.
2. Porositas
Porositas adalah rasio volume pori atau ruang kosong di dalam batuan
terhadap volume total batuan.
3. Permeabilitas
Kemampuan batuan untuk memungkinkan air atau fluida lainnya untuk
melewati strukturnya. Batuan yang sangat permeabel memungkinkan aliran
fluida dengan mudah, sementara yang tidak permeabel mencegah aliran.
4. Kekerasan
Merujuk pada tingkat kekuatan atau ketahanan batuan terhadap deformasi
atau kerusakan. Batuan yang keras sulit untuk diubah bentuknya atau
dipecahkan.
5. Kekakuan
Adalah kemampuan batuan untuk menahan tekanan tanpa mengalami
deformasi permanen. Batuan yang kaku tidak mudah berubah bentuknya di
bawah tekanan.
6. Tekstur
Tekstur batuan mencakup ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam
batuan. Tekstur bisa bervariasi dari kasar hingga halus, tergantung pada
proses pembentukannya.
7. Warna
Warna batuan dapat bervariasi tergantung pada jenis mineral yang dominan di
dalamnya. Hal ini dapat memberikan petunjuk tentang komposisi kimia batuan.
8. Kemagnetan
Beberapa batuan memiliki sifat magnetik yang bisa diamati dengan
menggunakan kompas atau instrumen khusus.
9. Daya Hantar Listrik
Batuan memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik, yang bisa menjadi
penting dalam aplikasi geolistrik.
Sifat mekanik batuan mengacu pada respons batuan terhadap gaya,
tekanan, dan beban mekanis. Beberapa sifat mekanik utama dari batuan
termasuk:
1. Kekuatan Tekan
Adalah kemampuan batuan untuk menahan tekanan dari beban yang
diterapkan padanya sebelum mengalami kegagalan atau pecah.
2. Kekuatan Tarik
Adalah kemampuan batuan untuk menahan tegangan atau gaya tarik sebelum
mengalami patah.
3. Kekuatan Lengkung
Merujuk pada kemampuan batuan untuk menahan gaya lentur tanpa
mengalami patah atau retak.
4. Kekuatan Geser
Adalah kemampuan batuan untuk menahan gaya geser sebelum terjadi
pergeseran atau retakan.
5. Kekakuan
Merupakan kemampuan batuan untuk menahan deformasi elastis atau lentur
tanpa mengalami perubahan permanen.
6. Modulus Elastisitas
Adalah ukuran kekakuan batuan, yaitu seberapa jauh batuan bisa meregang
saat dikenai tekanan tanpa mengalami kerusakan permanen.
7. Kohesi
Adalah kemampuan batuan untuk tetap bersama-sama tanpa retakan atau
pecah.
8. Rekahan
Rekahan dalam batuan mempengaruhi kekuatan dan kemampuannya untuk
menahan beban mekanis. Struktur rekahan juga dapat memengaruhi sifat
hidrolik batuan.

2.3 Alat dan Bahan


2.3.1 Alat
Adapun alat ang digunakan dalam pengujian sifat fisik batuan, yaitu:
1. Desikator
2. Oven dengan suhu 105° C sampai 110° C
3. Jngka sorong ketelitian 0,01 mm
4. Neraca ohaus engan ketelitian 0,1 gr
5. Pompa vaccum, untu menjenuhkan sampel
6. Stopwatch
7. Continer
2.3.2 Bahan
Bahan atau sampel batuan yang digunakan ntuk pengujian sifat fisik
batuan adalah pecahan dari bongkah batuan.

2.4 Prosedur
Langkah yang harus dilakukan dalam pengujian sifat fisik batan,
diantaranya adalah:
1. Siapkan ± 2-3 sampel
2. Ukur dimensi batuan menggunakan jangka sorong
3. Timbang berat conainer kosong da berat container berisi sampel
mengguunakan neraca ohaus dengan ketelitian 0,1 gr
4. Lakukan penjenyhan sampel secara bertahap, meliputi:
a. Tahap I : Lakukan pengisian air ¼ tinggi sampel dengan
container dan lakukan pemvakuman selama 15 menit.
b. Tahap II : Lakukan pengisian air ½ tinggi sampel dalam
container dan lakukan pemvakuman selama 15 menit.
c. Tahap III : Lakukan pengisian air setinggi sampel dalam
container dan lakukan pemvakuman selama 20 menit.
5. Sampel dijenuhkan dalam tabung vaccum dengna daya hisap kurang dari
0,0008 kgf/cm2 selama 24 jam.
6. Batuan diangkat dari tempat pemvakuman setelah penjenuhan 24 jam.
7. Tiriskan air dari container hasil penjenuhan secara perlahan agar butiran
sampel tidak ikut terbuang.
8. Timbang berat jenuh sampel hasil penjenuhan.
9. Lakukan penimbangan untuk mengetahui berat jenuh tergantung pada sampel
beserta container.
10. Selanjutnya sampel dimasukn kedalam oven dengan suhu 105° – 110° C
selama ± 24 jam.
11. Lakukan penimbangan berat kering sampel yang didinginkan.
12. Lakukan penimbangan berat kosong container tergantung.
2.4.1 Penimbangan Berat Sampel
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan data guna
memerlukan sifat fisik batuan adalah pengukuran terhadap:
1. Berat sampel asli (natural): Wn
2. Beart sampel kering (sesudah dimasukan kedalam oven selama 244 jam): Wo
3. Berat sampel jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam): Ww
4. Berat sampel jenuh didalam air: Ws
5. Berat sampel tanpa pori: Wo - Ws
6. Volume sampel total: Ww – Ws

2.5 Rumus Yang Digunakan


Rumus yang digunakan untuk menentukan sifat fisik batuan adalah:
1. Bobot isi asli (Natural Density)
Wn
ρn =
Ww - Ws

2. Bobot isi kering (Dry Density)

Wo
ρo =
Ww - Ws

3. Bobot isi jenuh (Saturated Density)

Ww
ρw =
Ww - Ws

4. Berat jenis semu (Apparent Spesific Gravity)

Wo
/ Massa Jenis Air
Ww - Ws

5. Berat jenis sejati (True Spesific Gravity)

Wo
/ Massa Jenis Air
Wo - Ws

6. Kadar air asli (Natural Water Content)

Wn - Wo
x 100%
Wo

7. Kadar air jenuh (Absorption)

Ww - Wo
x 100%
Wo

8. Derajat kejenuhan (Degree Of Saturation)

Wn - Wo
x 100%
Ww - Wo
9. Porositas (Porosity)

Ww - Wo
n=
Ww - Ws

10. Void ratio


𝒏
𝒆 =
𝟏 − 𝒏
DAFTAR PUSTAKA

1. Anon, 1995, “The Description and Classification of Weatherred Rocks for


Engineering Purposes.”, G.J Engineering Geol 28:207-242.

2. Das, B.M, 1998, “Mekanika Batuan (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis)”,


Jilid I dan II, Penerbit Erlangga, Jakarta.

3. Hardiyatmo .C, 1994, “Analisis Geoteknik”, P.T. Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta.

4. Goodman, Richard E., 1989. “Introduction to Rock Mechanics” . John Wiley


and Sons, USA, p. 562.

5. Rai dkk., 2013. “Mekanika Batuan”. Institut Teknologi Bandung. Press:


Bandung
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai