Dalam pengujian tidak merusak atau non destructive test (NDT) pada
sebuah logam harus memahami bagaimana metode-metode yang digunakan, salah
satunya dengan metode Magnetic Particle Inspection. Pengujian ini akan
mengetahui cacat atau tidaknya sebuah logam. Logam akan di uji dengan
menggunakan tiga metode dari metode Magnetic particle yaitu metode dry particle,
wet particle, dan wet fluorescent.
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah
permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui.
Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang
tegak lurus dengan arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan
magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material.
Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah
dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan bahan uji. Partikel-partikel
tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat, nikmat, dan anugerah-Nya sehingga Laporan Praktikum NDT ini dapat
terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan terlihat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Pengukuran ini, terkhusus
kepada:
2
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................
ABSTRAK .................................................................................................................
DAFTAR ISI………………...………………………………………………….…
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB IV ANALYSA DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Blangko Percobaan
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mendeteksi defect pada suatu benda kerja dengan menggunakan metode
magnetic particle inspection (MPI).
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas tentang Pengertian dan Prinsip Kerja MPI,
Jeins-jenis Magnet, Kerentanan Material Terhadap Mmedan
Magnet, Orientasi Medan Magnet, Klasifikasi Metode MPI dan
Jenis Arus Pada MPI
7
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
2.2 Jenis-jenis Magnet
Secara umum, magnet terbagi menjadi dua jenis, yaitu ada magnet
permanen, dan electromagnet. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis
magnet :
1. Magnet Permanen
Merupakan bahan-bahan logam tertentu yang jika dimagnetisasi maka
bahan logam tersebut akan mampu mempertahankan sifat magnetnya dalam jangka
waktu yang lama atau bahkan permanen.
Secara umum magnet permanen terbagi atas 4 jenis, yaitu :
1. Ceramic or Ferrite
Jenis magnet ini dapat ditemukan dimana saja khususnya dalam bentuk
aksesoris rumah tangga, seperti magnet aksesoris kulkas, mainan anak-anak,
white board, jam dinding, dan lain-lain. Magnet ini memiliki kekuatan yang
relatif kecil dan kemampuan magnetnya sangat lemah. Harganya murah dan
warnanya hitam. Jenis magnet ini adalah jenis magnet yang memiliki sifat
kemagnetan yang paling rendah tingkatannya.
2. Alnico
Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat motor seperti kipas
angin, speaker, mesin motor dan sebagainya. Magnet ini sering juga
dijumpai di dalam laboratorium di sekolah bahkan juga dapat ditemukan
pada sepatu kuda yang berfungsi untuk meningkatkan daya lari kuda.
Magnet ini memiliki kekuatan yang relatif sedang dan kemampuan
magnetic yang lemah. Jenis magnet ini masih dapat dikategorikan ke
magnet yang memiliki sifat kemagnetan yang rendah.
3. Samarium Cobalt (SmCo)
Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat elektronik seperti VCD,
DVD, VCR Player, Handphone, dan banyak lagi. Magnet ini memiliki
kekuatan yang relatif kuat dan kemampuan magnetiknya yang cukup kuat,
magnet ini jarang digunakan dalam terapi magnet pada umumnya. Jenis
10
magnet ini dapat dikategorikan ke magnet yang memiliki sifat kemagnetan
yang cukup kuat.
4. Neodymium Iron Boron (NdFeB or NIB)
Jenis magnet ini biasa dikenal juga dengan sebutan “King Of Magnet” yaitu
raja dari segala magnet permanen. Magnet ini sangat terkenal diberbagai
bidang kesehatan baik secara fisiotherapy dan pengobatan alternatif, juga
digunakan diberbagai rumah sakit, dan terapi magnet dalam pakar
fisiotherapy. Magnet ini dapat dikategorikan ke magnet yang memiliki sifat
kemagnetan yang sangat kuat.
2. Elektromagnet
Merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang jika
diberikn arus listrik maka bahan tersebut akan menjadi magnet, tetapi jika
pemberian arus listrik dihentikan, maka sifat magnet pada bahan tersebut akan
berkurang dan bahkan hilang. Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet
dengan menggunakan arus listrik. Aplikasinya dapat ditemukan pada motor listrik,
speaker, relay, dsb.
11
2.5 Klasifikasi Metode MPI
12
mempertahankan sensitivitas yang baik. Kebanyakan partikel kering campuran
memiliki partikel dengan rasio L / D antara satu dan dua.
Salah satu keuntungan dari inspeksi partikel magnetik ini adalah memiliki
beberapa metode evaluasi yaitu indikasi cacat umumnya menyerupai cacat
sebenarnya. Ini tidak terjadi dengan metode NDT seperti inspeksi saat ultrasonik
dan eddy, di mana sebuah sinyal elektronik harus ditafsirkan. Ketika pemeriksaan
partikel magnetik digunakan, retak pada permukaan bagian muncul sebagai garis
tajam yang mengikuti jalan retak. Cacat yang ada di bawah permukaan bagian yang
kurang didefinisikan dan lebih sulit untuk dideteksi. Berikut adalah beberapa
contoh indikasi partikel magnetik diproduksi menggunakan dry particle (partikel
kering).
Partikel magnetik juga disertakan dalam suspensi basah seperti air atau
minyak (Magnetik Particle Inspection Wet Visible). Metode pengujian partikel
magnetik basah umumnya lebih sensitif daripada kering karena suspensi
menyediakan partikel dengan mobilitas lebih banyak dan memungkinkan partikel
yang lebih kecil untuk digunakan karena debu dan kepatuhan ke permukaan
kontaminasi dikurangi atau dihilangkan. Metode basah juga membuatnya mudah
untuk menerapkan partikel merata ke daerah yang relatif besar.
13
Metode magnetik partikel basah memiliki produk berbeda dari produk
serbuk kering dalam beberapa cara. Salah satu cara adalah bahwa baik partikel
terlihat dan neon yang tersedia. Kebanyakan nonfluorescent partikel oksida besi
feromagnetik, yang hitam atau cokelat warna. Fluorescent partikel yang dilapisi
dengan pigmen yang berpendar bila terkena sinar ultraviolet. Partikel yang
berpendar hijau-kuning yang paling umum untuk mengambil keuntungan dari
puncak sensitivitas warna mata tetapi warna neon lainnya juga tersedia.
Partikel digunakan dengan metode basah lebih kecil dalam ukuran daripada
yang digunakan dalam metode kering karena alasan yang disebutkan di atas.
Partikel biasanya 10 mm (0,0004 inci) dan lebih kecil dan oksida besi sintetis
memiliki diameter partikel sekitar 0,1 mm (0,000004 inci). Ukuran sangat kecil
merupakan hasil dari proses yang digunakan untuk membentuk partikel dan tidak
terlalu diinginkan, karena partikel hampir terlalu halus untuk menyelesaikan keluar
dari suspensi. Namun, karena magnetisme sisa sedikit, partikel oksida yang hadir
sebagian besar dalam kelompok yang menyelesaikan keluar dari suspensi jauh lebih
cepat dibandingkan dengan partikel individu. Hal ini memungkinkan untuk melihat
dan mengukur konsentrasi partikel untuk tujuan pengendalian proses. partikel basah
juga merupakan campuran ramping panjang dan partikel bulat.
Solusi pembawa dapat air atau berbasis minyak. pembawa air berbasis
bentuk indikasi lebih cepat, umumnya lebih murah, hadiah kecil atau tidak ada
bahaya kebakaran, tidak mengeluarkan asap petrokimia, dan lebih mudah untuk
membersihkan dari bagian tersebut. solusi berbasis air biasanya dirumuskan dengan
inhibitor korosi untuk menawarkan beberapa perlindungan korosi. Namun, solusi
carrier berbasis minyak menawarkan perlindungan embrittlement unggul korosi
dan hidrogen untuk bahan-bahan yang rentan terhadap serangan oleh mekanisme
ini.
14
Gambar 2.2 Pengujian Logam Dengan Metode Wet Visible
15
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mulai
Praktikum
Studi Literatur
2.Analisa
3. Selesai
Analisa
Data
Kesimpulan
Praktikum
Selesai
16
3.2 Prosedur Pengujian
1. Persiapan Pengujian
2 Langkah Pengujian
18
6. Setelah proses penginspeksian selesai dan tidak ditemukan lagi
adanya defect atau cacat pada bahan yang diuji, maka perlu
dilakukan demagnetisasi, demagnetisasi ini dimaksudkan untuk
menghilangkan sisa sifat magnet yang terdapat pada bahan uji agar
bahan uji tersebut tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang
nantinya akan menyulitkan proses pembersihan. Demagnetisasi ini
dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC ataupun DC.
Apabila menggunakan arus AC, bahan uji dimasukkan ke dalam koil
yang dialiri arus AC kemudian diturunkan perlahan-lahan. Apabila
menggunakan arus DC step down maka demagnetisasi dilakukan
dengan cara bolak-balik berulang.
7. Setelah proses demagnetisasi, prosedur terakhir adalah post
cleaning, post cleaning ini dimaksudkan untuk membersihkan sisa-
sisa dari pemberian serbuk magnetic pada saat pengujian.
19
6. Menginspeksi bentuk defect yang terdapat pada benda uji. Selain itu,
juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat menentukan apakah
benda uji tersebut harus diperbaiki atau tidak.
7. Setelah proses penginspeksian selesai dan tidak ditemukan lagi
adanya defect atau cacat pada bahan yang diuji, maka perlu
dilakukan demagnetisasi, demagnetisasi ini dimaksudkan untuk
menghilangkan sisa sifat magnet yang terdapat pada bahan uji agar
bahan uji tersebut tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang
nantinya akan menyulitkan proses pembersihan. Demagnetisasi ini
dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC ataupun DC.
Apabila menggunakan arus AC, bahan uji dimasukkan ke dalam koil
yang dialiri arus AC kemudian diturunkan perlahan-lahan. Apabila
menggunakan arus DC step down maka demagnetisasi dilakukan
dengan cara bolak-balik berulang.
8. Setelah proses demagnetisasi, prosedur terakhir adalah post
cleaning, post cleaning ini dimaksudkan untuk membersihkan sisa-
sisa dari pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian.
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum magnetic particle inspection
ini adalah sebagai berikut :
A. Alat
1. Jangka Sorong
2. Yoke
3. Black Light
4. Senter
5. Sikat kawat
6. Penggaris
20
B. Bahan
1. Benda uji
3. Cleaner
4. Wet particle
6. Dry particle
21
BAB IV
22
4.2 Analysa Jenis Defect
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Berdasarkan dari praktikum NDT yang sudah dilaksanakan, maka saran untuk
praktikum pengukuran sudut ke depannya adalah sebagai berikut.
1. Praktikan sebaiknya belajar tentang modul yang ingin di praktek kan dahulu
sebelum praktikum
2. Selalu fokus saat melakukan pengukuran guna meminimalisir kesalahan