Anda di halaman 1dari 31

Inspeksi partikel magnetik (MPI) adalah pengujian non-destruktif (NDT) proses untuk mendeteksi

diskontinuitas permukaan dan bawah permukaan bahan feroelektrik seperti besi, nikel, kobalt,
dan beberapa paduan mereka.

Proses ini menempatkan sebuah medan magnetik ke bagian tersebut dan potongan tersebut
dapat termagnetisasi dengan magnetisasi langsung atau tidak langsung. Magnetisasi secara
langsung terjadi ketika arus listrik dilewatkan melalui benda uji dan medan magnet terbentuk
dalam materi. Sedangkan Magnetisasi tidak langsung terjadi ketika tidak ada arus listrik
dilewatkan melalui benda uji, tetapi medan magnet diterapkan dari sumber luar.

 Adapun material yang digunakan:


1. Magnavis ® WCP-2 Contrast Paint
Magnavis ® WCP-2 Contrast Paint menyediakan latar belakang putih yang meningkatkan
indikasi partikel magnetic.
Magnavis ® WCP-2 terdiri dari aseton dan pigmen anorganik dan memanfaatkan karbon
dioksida aerosol propelan untuk kemudahan aplikasi.
2. Magnavis ® 7HF Black Visible Magnetic Particle
Wet Method Prepared Bath
Magnavis ® 7HF Black Visible Magnetic Particle Wet Method Prepared Bath dirancang untuk
pemeriksaan mendadak, karena ukuran mereka atau lokasi, harus diperiksa di lapangan.
Magnavis ® 7HF terdiri dari 7C Hitam bubuk magnetik Magnaflux ditangguhkan dalam
minyak mineral volatilitas yang rendah. Ia menawarkan keuntungan yang signifikan dalam situasi
di mana pengolahan massal ditemukan tidak praktis dan sering digunakan dalam kombinasi
dengan WCP-2 White Contrast Paint.

Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan
(subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya adalah
dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan
magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini
mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya
kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-
partikel tersebuat akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magne
LAPORAN PRAKTIKUM NON DESTRUCTIVE TESTING ( NDT ) 

MAGNETIC PARTICLE
 

Disusun oleh

 NAMA : AHMADI RAFE‟I

 NPM : 3331101530

KELOMPOK : C10

TGL PERCOBAAN : 9 JUNI 2011

LABORATORIUM NON DESTRUCTIVE TESTING ( NDT

) UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

CILEGON  BANTEN

2011

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb
Puji syukur khadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Ridho-NYA
sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan Non Destructive Test (NDT) ini tanpa
halangan suatu apapun.

Makalah ini berisi tentang pengujian NDT dengan menggunakan metode Magnetic
Particle Inspection dan menggunakan tiga metode Magnetic Particle Inspection
yaitu Dry Visible, Wet Visible dan Wet Fluorescent. Makalah ini di buat berdasarkan
hasil praktek yang telah di lakukan pada hari sebelum nya.

Penulis mengucapkan Terima kasih kepada Assisten laboratorium NDT yang telah
membantu praktikan dalam pengujian NDT. Selain itu penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat di harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan bagi penulis pada
khususya.

Wasalamu‟alaikum Wr.Wb

Cilegon, Mei 2011

Penulis

Halaman

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………
…………………………………………….. i

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………
……………………………………………………..  ii

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………
………………………………………………….. iii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………
………………………………………………………………… V
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


 praktikum………………………………………………………………………………
……………………………………….. 1

1.2 Tujuan
 praktikum………………………………………………………………………………
………………………………………………….  

1.3 Batasan
masalah…………………………………………………………………………………
………………………………………………….. 2

1.4 Sistematika
 penulisan………………………………………………………………………………
…………………………………………….. 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori umum


MPI……………………………………………………………………………………
……………………………………………. 4

2.2 Klasifikasi metode


MPI……………………………………………………………………………………
……………………………………. 14

2.2.1 MPI
Dray Visible……………………………………………………………………………
………………………………………………….. 14 

2.2.2 MPI Wet


Visible…………………………………………………………………………………
……………………………………………… 16

2.2.3 MPI Wet


Fluorescent………………………………………………………………………………
……………………………………….. 17

BAB III METODE PENGUJIAN


3.1 Instalasi
 pengujian………………………………………………………………………………
……………………………………………….. 18 

3.2 Prosedur
 pengujian………………………………………………………………………………
……………………………………………… 18

3.2.1 Prosedur pengujian MPI Dry


Visible…………………………………………………………………………………
………………… 18

3.2.2 Prosedur pengujian MPI Wet


Visible…………………………………………………………………………………
…………………. 19 

3.2.3 Prosedur Pengujian MPI Wet


Fluorescent………………………………………………………………………………
……………. 20 

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUJIAN

4.1 Sketsa hasil


 pengujian………………………………………………………………………………
…………………………………………… 22

4.2 Analisis jenis


cacat……………………………………………………………………………………
………………………………………… 23

BAB V

PENUTUP 5.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………
………………………………………………………….. 24 

5.2
Saran……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………. 25 

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Dokumentasi praktikum

Halaman

DAFTAR GAMBAR  

Gambar 1.1 Arah medan magnet terpotong oleh


retakan…………………………………………………………………………………..
4

Gambar 1.2 Sifat


elektromagnetik…………………………………………………………………………
……………………………………….. 7

Gambar 1.3 Garis magnet membentuk selubung seputar kawat


 berarus…...........................................................................................8 

Gambar 1.4 Prinsip putaran


sekrup……………………………………………………………………………………
………………………….. 8 

Gambar 1.5 Elektromagnetik sekeliling


kawat……………………………………………………………………………………
…………….. 9

Gambar 1.6 Kawat melingkar berarus membentuk kutub


magnet............................................................................................................10

Gambar 1.7 Belitan kawat membentuk kutub


magnet…………………………………………………………………………………
…….. 10 

Gambar 1.8 skema metode


magnetic particle………………………………………………………………………
……………………………. 11

Gambar 1.9 Pengujian logam dengan metode Dry


Visible…………………………………………………………………………………..
15
Gambar 2.0 Pengujian logam dengan metode Wet
Visible…………………………………………………………………………………..
17

Gambar 2.1 Pengujian logam dengan metode


Wet Florescent…………………………………………………………………………
….. 17

Gambar 2.2 Cacat retakan pada Las-


an………………………………………………………………………………………
……………………. 23 

Gambar 2.3 Benda


uji………………………………………………………………………………………
…………………………………………….. 27

Gambar.....Alat kalibrasi
Yoke……………………………………………………………………………………
…………………………………. 27

Gambar.....Hasil dari
 pengujian………………………………………………………………………………
………………………………………  28

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1 Latar belakang praktikum 

Sekarang ini kebutuhan akan logam yang berkualitas pada Industir-


industri permesinan sangat di butuhkan untuk pembuatan alat-alat penunjang yang di
 butuhkan oleh manusia.

Hampir dari semua hal ciptaan manusia di dominasi oleh logam, mulai dari mobil,
sepeda, sepeda motor, jembatan dan lain sebagainya. Tentu saja logam yang di
gunakan bukanlah satu jenis logam saja melainkan dari banyak jenis logam. Selain
 pemilhan jenis logam yang di gunakan, produsen-produsen pengguna logam juga
harus memikirkan bagaimana kualitas dari logam tersebut, apakah logam itu akan
mampu menahan beban yang akan diberikan. Oleh karena itu sebuah logam pasti
melalui proses Quality Control (QC) atau uji kelayakan sebelum di pasarkan.
Dalam pengujian sebuah logam kita harus memahami metode-motode yang di
gunakan, salah satunya dengan cara Non destructive test ( pengujian tak merusak )
yang didalamnya terdapat metode Magnetic particleinspection. Pengujian ini akan
mengetahui cacat atau tidaknya sebuah logam. Logam akan di uji dengan
menggunakan tiga metode dari metode Magnetic particle yaitu metode Dry particle,
Wet particle, dan Wet Fluorescent.

1.2 Tujuan praktikum

Untuk mengetahui cacat pada sebuah benda kerja dengan menggunakan metode
Magnetic particle inspection (MPI).

1.3 Batasan masalah

Seperti kita ketahui bersama untuk mengetahui cacat tidaknya sebuah benda kerja
kita harus melakukan pengujian terhadap benda kerja tersebut. Banyak metode yang
bisa di gunakan dalam pengujian sebuah benda kerja, salahsatunya dengan
metode Magnetic particle inspection. 

Metode Magnetic particle inspection adalah metode dengan bantuan magnet dan
serbuk besi. Metode MPI bisa di gunakan untuk mengetahui cacat yang terdapat di
 permukaan sebuah benda kerja, cacat bisa berupa retakan, patahan, dan lubang.
 Namun metode ini masih terdapat kelemahan diantaranya adalah hanya bisa di
terapkan pada benda yg bersifat feromagnet, dan hanya bisa mendeteksi cacat pada
 permukaan benda kerja saja.

1.4 Sistemtika penulisan

Aadapun sistematika penulisan laporan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN 

BAB ini berisi tentang latar belakang praktikum, tujuan praktikum, basatan masalah
dan sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB ini berisi tentang teori umum MPI dan klasifikasi metode MPI yang terdiri dari
Dry visible, Wet visible dan Wet Fluorescent.

BAB III METODE PENGUJIAN


BAB ini berisi tentang instalasi pengujian dan prosedur pengujian yang terdiri dari
tiga prosedur pengujian yaitu Prosedur pengujian MPI Dry visible, Prosedur
 pengujian MPI Wet visible, dan prosedur pengujian MPI Wet Fluorescent.

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUJIAN 

BAB ini berisi tentang Sketsa hasil pengujian dan analisi jenis cacat.

BAB V PENUTUP

BAB ini berisi kesimpulan dan saran dari laporan.

DAFTAR PUSTAKA 

LAMPIRAN 

Dokumentasi praktikum

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori umum MPI

Pengujian terhadap sebuah benda kerja dengan menggunakan metode MPI adalah
dengan meggunakan prinsip dasar magnet. Sebuah medan magnet selalu menunjukan
gejala yang sama yaitu arah medan magnet selalu bergerak dari kutub utara menuju
kutub selatan ( diluar magnet ). Dengan prinsip dasar inilah kita bisa gunakan untuk
menguji logam yang bersifat ferromagnet.

Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi, dan selalu memiliiki dua
kutub yaitu kutub selatan dan kutub utara. Dimana arah medan magnet disetiap titik
 bersumber dari kutub utara menuju ke selatan dan mengarah dari kutub selatan ke
kutub utara didalam magnet.
Prinsip kerja dari Magnetic Particle Inspection ( MPI ) adalah dengan memagnetisasi
 benda yang di inspeksi yaidu dengan cara mengalirkan arus listrik dalam bahan
yangg di inspeksi. Ketika terdapat cacat peda benda uji maka arah medan
magnet akan
 berbelok sehingga terjadi kebocoran dalam flux magnetic. Bocoran flux magnetic
akan menarik butir-butir ferromagnetic di permukaan sehingga lokasi cacat dapat di
tunjukan

Gb.1.1 Arah medan magnet terpotong oleh retakan

Jenis-jenis magnet 

Magnet mendapat nama dari suatu tempat di Yunani yang bernama Magnesia.
Mineral yang ditambang di kawasan ini dinamakan Magnetite. Oleh karena itu,
nama itu
diturunkan menjadi „magnet‟. Orang Yunani menyebutnya Magnetic,
atau Magnetos. Orang Inggris menyebutnya Lodestone karena sifatnya yang selalu
menujuk ke arah
Utara dan oleh karena itu dapat dipakai sebagai pedoman arah.
Orang Prancis menyebutnya Ament atau Batu yang Bercinta, sementara orangIndia
menyebutnya Chumbak,  batu yang berciuman. Orang Tionghoa juga mengartikan Chu
She. Nama-nama ini menunjukan pada sifat gaya tarik-menarik dari batu ini.

Batu magnet yang ditemukan dalam bahan tambang adalah Feri Oksida (FeO). Dari
 bahan ini, disiapkan magnet buatan. Magnet buatan ini disiapkan dengan tiga macam
metode.

  Magnet alam digosok pada bahan magnet, sebagai hasilnya-bahan itu


bersifat magnet namun dengan daya yang lemah.
  Dalam metode membuat magnet dengan menggunakan listrik, kawat yang
terbungkus isolasi digulungkan mengelilingi sebuah bahan magnet dan arus
listrik dialirkan melewati kumparan ini. untuk periode waktu yang berbeda
guna memperoleh kekuatan berbeda. Proses ini menghasilkan magnet yang
lebih kuat.
  Ilmuwan merancang mesin yang disebut Magnetiser. yang mengubah
bahan magnet menjadi magnet tanpa menggunakan kawat. Mesin ini umum
digunakan dewasa ini untuk membuat magnet buatan dan magnet untuk
menyembuhkan.

1.   A. Magnet permanen

Merupakan bahan-bahan logam tertentu yang jika di magnetisasi maka bahan logam
tersebut akan mampu mempertahankan sifat magnetnya dalam jangka waktu yang
lama ( permanen)

Secara umum magnet permanent terbagi atas 4 jenis, yaitu:

1. Ceramic or Ferrite 

Jenis magnet ini dapat ditemukan dimana saja khususnya dalam bentuk aksesoris
rumah tangga, seperti magnet aksesoris kulkas, mainan anak-anak, white board, jam
dinding,dan lain-lain. Magnet ini kekuatannya relatif kecil dan kemampuan terapinya
sangat lemah dan tidak dianjurkan untuk digunakan dalam terapi magnet. Harganya
murah dan warnanya hitam. magnet ini adalah magnet paling rendah tingkatannya.

2. Alnico

Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat motor (kipas angin, speaker,
mesin motor), juga sering dijumpai dalam perkakas rumah tangga, mainan anak-
anak,dan lain-lain. Magnet ini juga sering dijumpai dalam lab sekolahan bahkan juga
dapat ditemukan pada sepatu kuda yang berfungsi untuk meningkatkan daya lari
kuda. Magnet ini kekuatannya relatif sedang dan kemampuan terapinya sangat lemah
dan tidak dianjurkan untuk digunakan dalam terapi magnet. Harganya murah, magnet
ini adalah magnet yang masih termasuk kategori berenergi rendah.

3. Samarium Cobalt (SmCo) 

Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat elektronik seperti VCD, DVD,
VCR Player, Handphone, dan banyak lagi. Magnet ini kekuatannya relatif kuat dan
kemampuan terapinya biasa saja, jarang digunakan dalam terapi magnet pada
umumnya. Harganya cukup mahal. magnet ini adalah magnet yang termasuk kategori
 berenergi sedang.

4. Neodymium Iron Boron (NdFeB or NIB)


Jenis magnet ini dikenal juga dengan sebutan “King Of Magnet” yaitu raja dari
segala magnet permanent yang kita sebut tadi baik dari segi kekuatan magnet, daya
terapi, harga, dan manfaat dalam membantu memulihkan kesehatan tubuh manusia.
Magnet ini sangat terkenal diberbagai bidang kesehatan baik secara
fisiotherapy dan
 pengobatan alternatif, juga digunakan oleh rumah sakit-rumah sakit (seperti MRI),
dan terapi magnet dalam pakar fisiotherapy. Magnet ini sangat dianjurkan untuk
kebutuhan terapi karena memiliki energi yang sangat kuat.

1.   B. Elektromagnet

Merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang jika diberikn arus
listrik maka bahan tersebut akanmenjadi magnet, tetapi jika pemberian arus listrik di
hentikan, maka sifat magnet pada bahan tersebut akan hilang

Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan menggunakan arus


listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada motor listrik, speaker, relay dsb.
Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya meninggalkan kita (tanda silang),
maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet melingkar, lihat gambar 1.2
Sedangkan gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari serbuk besi yang
ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik, seperti gambar di bawah ini.

Gb.1.2 Sifat elektromagnetik

Sebatang kawat pada posisi vertikal diberikan arus listrik DC searah panah, maka
arus menuju keatas arah pandang (tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk
selubung berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak
tampak oleh mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus besi atau kompas yang
didekatkan dengan kawat penghantar tsb. Kompas menunjukkan bahwa arah garis
gaya sekitar kawat melingkar. Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah
 putaran sekrup (James Clerk Maxwell, 1831-1879). arah arus kedepan (meninggalkan
kita) maka arah medan magnet searah putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah
arus kebelakang (menuju kita) maka arah medan magnet adalah kekiri.

Gb.1.3 Garis magnet membentuk selubung seputar kawat


berarus.

Gb. 1.4 Prinsip putaran sekrup

Aturan sekrup mirip dengan hukum tangan kanan yang menggenggam, dimana arah
ibu jari menyatakan arah arus listrik mengalir pada kawat. Maka keempat arah jari
menyatakan arah dari garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan.
Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar menentukan arah garis gaya
elektromagnet. Arah arus listrik DC menuju kita (tanda titik pada penampang kawat),
arah garis gaya elektromagnet melingkar berlawanan arah jarum jam. Ketika arah
arus listrik DC meninggalkan kita (tanda silang penampang kawat), garis gaya
elektromagnet yang ditimbulkan melingkar searah dengan jarum jam (sesuai dengan
model mengencangkan sekrup). Makin besar intensitas arus yang mengalir semakin
kuat medan elektro-magnet yang mengelilingi sepanjang kawat tersebut.
 

Gb.1.5 Elektromagnetik sekeliling kawat.

 Elektromagnet pada Belitan Kawat 

Jika sebuah kawat penghantar berbentuk bulat dialiri arus listrik I sesuai arah panah,
maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet yang arahnya secara gabungan
membentuk kutub utara dan kutub selatan. Makin besar arus listrik yang melewati
kawat, maka akan semakin kuat medan elektromagnetik yang ditimbulkannya.

Gb.1.6 Kawat melingkar berarus membentuk kutub magnet

Jika beberapa belitan kawat digulungkan membentuk sebuah coil atau lilitan, dan
kemudian dipotong secara melintang maka arah arus ada dua jenis. Kawat bagian
atas
 bertanda silang (meninggalkan kita) dan kawat bagian bawah bertanda titik (menuju
kita).
Gb.1.7 Belitan kawat membentuk kutub magnet.

Pengujian Benda Kerja dengan metode Magnetic particle inspection ( MPI )

Magnetic particle inspection merupakan suatu cara untuk mengetahui adanya


retak atau cacat yang ada di permukaan ( surface atau sub surface discontinuitas) pada
 bahan-bahan ferromagnetic. Prinsip kerja pengujian ini didasarkan pada sifat benda-
 benda ferromagnetic yang akan memberikan kutub-kutub magnet jika benda tersebut
di magnetisasi, adanya kutub magnet itu akan menyebabkan timbulnya aliran medan
magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Jika terdapat cacat pada benda uji maka
cacat tersebut akan menyebabkan timbulnya medan magnet baru, jika cacatnya
terletak tegak lurus terhadap arah medan magnet.

Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan
(subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya
adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus
arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan
magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk
memdeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel
magnetik dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan berkumpul pada daerah
kebocoran medan magnet.
Gb. 1.8 Skema metode Magnetic particle inspection

 Magnetic Testing (MT) / Magnetic Particle Inspection (MPI) digunakan untuk


mendeteksi cacat / diskontinuitas las-lasan yang berada di permukaan ( suface) dan
di
 bawah permukaan ( sub-surface) dengan kedalaman plus minus 2 mm. Cara kerjanya
dengan menggunakan alat yang disebut Yoke yang didalamnya berisi kumparan / coil
yang apabila dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang fungsinya
nanti menarik keluar magnetic flux pada benda uji. Dimana flux line yang berada
pada cacat benda uji akan berpendar (stray) dan menjadi magnetic attractive poles
North
dan South. Sehingga menimbulkan medan magnet dankeberadaan cacat pun bisa
terbaca dari sini.

Inspeksi Partikel Magnetik (MPI) digunakan untuk mendeteksi cacat permukaan dan
dekat-permukaan bahan ferromagnetic. Sebuah medan magnet diterapkan untuk
spesimen, baik lokal atau keseluruhan, menggunakan magnet permanen,
elektromagnet, kabel fleksibel atau genggam prods. Jika bahan tersebut adalah suara,
sebagian besar fluks magnet terkonsentrasi di bawah permukaan material. Namun,
 jika cacat hadir, seperti yang berinteraksi dengan medan magnet, fluks terdistorsi
lokal dan „kebocoran‟ dari permukaan spesimen di wilayah cacat. Partikel magnetik
Fine, diaplikasikan pada permukaan spesimen, tertarik ke daerah kebocoran fluks,
menciptakan indikasi terlihat cacat. Bahan yang umum digunakan untuk tujuan ini
adalah partikel besi oksida besi hitam dan merah atau kuning. Dalam beberapa kasus,
 partikel-partikel besi yang dilapisi dengan bahan fluorescent memungkinkan mereka
untuk dilihat di bawah lampu UV dalam kondisi gelap.

Partikel magnetik biasanya digunakan sebagai suspensi dalam air atau parafin. Hal
ini memungkinkan partikel untuk mengalir di atas permukaan dan untuk bermigrasi
ke setiap kekurangan. Pada permukaan yang panas, atau dimana kontaminasi adalah
kekhawatiran, serbuk kering dapat digunakan sebagai alternatif untuk tinta basah.
Pada permukaan gelap, lapisan tipis cat putih biasanya diterapkan, untuk
meningkatkan kontras antara latar belakang dan partikel-partikel magnetik hitam.
Teknik yang paling sensitif, bagaimanapun, adalah menggunakan partikel fluoresen
dilihat dalam UV (hitam) cahaya.

MPI sangat sensitif terhadap permukaan-melanggar atau retak dekat-permukaan,


 bahkan jika pembukaan retak sangat sempit. Namun, jika retak berjalan sejajar
dengan medan magnet, ada sedikit gangguan medan magnet dan tidak mungkin
bahwa retak akan terdeteksi. Untuk alasan ini disarankan bahwa permukaan
pemeriksaan
magnetised dalam dua arah pada 90 ° satu sama lain. Atau, teknik menggunakan
 berayun atau memutar medan magnet dapat digunakan untuk memastikan bahwa
semua orientasi retak yang terdeteksi.

Metode magnet tergantung pada geometri komponen dan apakah atau tidak semua
atau hanya sebagian dari spesimen yang akan magnetised. magnet permanen yang
menarik untuk pemeriksaan di lokasi, karena mereka tidak membutuhkan catu daya.
 Namun, mereka cenderung hanya digunakan untuk memeriksa daerah yang relatif
kecil dan harus ditarik dari permukaan uji. Meskipun membutuhkan catu daya mereka
sendiri, elektromagnet (belenggu) menemukan aplikasi luas. daya tarik utama mereka
adalah bahwa mereka mudah untuk menghilangkan (setelah saat ini telah dimatikan)
dan bahwa kekuatan medan magnet dapat bervariasi. Sebagai contoh, sebuah
elektromagnet AC dapat digunakan untuk berkonsentrasi lapangan pada permukaan
tempat yang membutuhkan. Dipegang tangan listrik prods berguna dalam ruang
terbatas. Namun, mereka menderita dua kerugian besar yang dapat menyingkirkan
 penggunaannya sama sekali. Pertama, pemogokan busur dapat terjadi di prod titik
kontak dan ini dapat merusak permukaan spesimen. Kedua, karena partikel harus
diterapkan ketika saat aktif, inspeksi operasi menjadi dua orang. unit Bench adalah
tetap instalasi digunakan untuk menguji sejumlah besar spesimen diproduksi
berbagai ukuran. Komponen listrik unit mobile (seperti yang dijelaskan di atas) yang
tergabung dalam unit bangku membuat pengujian lebih cepat, nyaman dan efisien.

Dalam beberapa kasus, MPI dapat meninggalkan sisa bidang yang kemudian
mengganggu perbaikan pengelasan. Ini dapat dihilangkan dengan perlahan menyeka
 permukaan dengan AC yoke energi.

MPI sering digunakan untuk mencari keretakan pada sambungan las dan di daerah-
daerah yang diidentifikasi sebagai rentan terhadap lingkungan retak (misalnya korosi
retak tegang atau hidrogen induced cracking), kelelahan retak atau creep retak. Basah
neon MPI menemukan digunakan secara luas dalam mencari kerusakan lingkungan
di
 bagian dalam kapal.

2.1 Klafsifikasi metode MPI


2.2.1 MPI Dry Visible

Magnetik Particle Inspection Dry Visible atau Partikel magnetik kering biasanya
dapat dibeli dalam banyak warna yaitu merah, hitam, abu-abu, kuning dan banyak
lagi sehingga tingkat tinggi kontras antara partikel dan bagian yang sedang diperiksa
dapat dicapai. Ukuran partikel magnetik juga sangat penting. Produk Partikel
magnetik kering diproduksi untuk menyertakan berbagai ukuran partikel. Partikel
halus adalah sekitar 50 mm (0,002 inci) dalam ukuran, dan sekitar tiga kali lebih
kecil dengan diameter lebih dari 20 kali lebih ringan dari partikel kasar (150 mm atau
0.006 inci). Ini membuat mereka lebih sensitif terhadap bidang kebocoran dari
diskontinuitas yang sangat kecil. Namun, pengujian partikel kering tidak bisa dibuat
secara eksklusif dari
 partikel-partikel halus. Partikel kasar yang diperlukan untuk menjembatani
diskontinuitas besar dan untuk mengurangi sifat berdebu bubuk itu. Selain itu,
partikel kecil mudah melekat ke permukaan kontaminasi, seperti sisa-sisa kotoran
atau uap air, dan terjebak dalam fitur kekasaran permukaan. Ini juga harus diakui
bahwa partikel halus akan lebih mudah terpesona oleh angin, karena itu, kondisi
berangin dapat mengurangi sensitivitas inspeksi. Selain itu, reklamasi partikel-
partikel kering tidak dianjurkan karena partikel kecil cenderung ditangkap
kembali dan “pernah
digunakan” campuran akan menghasilkan inspeksi yang kurang sensitif. 

Bentuk partikel juga berpengaruh. Bentuk yang panjang, partikel ramping cenderung
menyesuaikan diri sepanjang garis gaya magnetik. Namun, penelitian telah
menunjukkan bahwa jika serbuk kering hanya terdiri dari bentuk panjang, partikel
ramping, proses aplikasi akan kurang diinginkan. Partikel memanjang berasal dari
dispenser di rumpun dan kurangnya kemampuan untuk mengalir bebas dan
membentuk “awan” yang diinginkan partikel mengambang pada komponen. Oleh
karena itu, partikel bulat ditambahkan yang lebih pendek. Campuran hasil partikel
 bulat dan memanjang dalam bubuk kering yang mengalir dengan baik dan
mempertahankan sensitivitas yang baik. Kebanyakan partikel kering campuran
memiliki partikel dengan rasio L / D antara satu dan dua.

Salah satu keuntungan dari inspeksi partikel magnetik ini adalah memiliki beberapa
metode evaluasi yaitu indikasi cacat umumnya menyerupai cacat sebenarnya. Ini
tidak terjadi dengan metode NDT seperti inspeksi saat ultrasonik dan eddy, di mana
sebuah sinyal elektronik harus ditafsirkan. Ketika pemeriksaan partikel magnetik
digunakan, retak pada permukaan bagian muncul sebagai garis tajam yang mengikuti
jalan retak. Cacat yang ada di bawah permukaan bagian yang kurang didefinisikan
dan lebih sulit untuk dideteksi. Berikut adalah beberapa contoh indikasi partikel
magnetik diproduksi menggunakan dry particle (partikel kering).
 

Gb. 1.9 Pengujian logam dengan metode Dry Visible

2.2.2 MPI Wet Visible

Partikel magnetik juga disertakan dalam suspensi basah seperti air atau minyak
(Magnetik Particle Inspection Wet Visible). Metode pengujian partikel magnetik
 basah umumnya lebih sensitif daripada kering karena suspensi menyediakan partikel
dengan mobilitas lebih banyak dan memungkinkan partikel yang lebih kecil untuk
digunakan karena debu dan kepatuhan ke permukaan kontaminasi dikurangi atau
dihilangkan. Metode basah juga membuatnya mudah untuk menerapkan partikel
merata ke daerah yang relatif besar.

Metode magnetik partikel basah memiliki produk berbeda dari produk serbuk kering
dalam beberapa cara. Salah satu cara adalah bahwa baik partikel terlihat dan neon
yang tersedia. Kebanyakan nonfluorescent partikel oksida besi feromagnetik, yang
hitam atau cokelat warna. Fluorescent partikel yang dilapisi dengan pigmen yang
 berpendar bila terkena sinar ultraviolet. Partikel yang berpendar hijau-kuning yang
 paling umum untuk mengambil keuntungan dari puncak sensitivitas warna mata
tetapi warna neon lainnya juga tersedia.

Partikel digunakan dengan metode basah lebih kecil dalam ukuran daripada yang
digunakan dalam metode kering karena alasan yang disebutkan di atas. Partikel
 biasanya 10 mm (0,0004 inci) dan lebih kecil dan oksida besi sintetis memiliki
diameter partikel sekitar 0,1 mm (0,000004 inci). Ukuran sangat kecil merupakan
hasil dari proses yang digunakan untuk membentuk partikel dan tidak terlalu
diinginkan, karena partikel hampir terlalu halus untuk menyelesaikan keluar dari
suspensi. Namun, karena magnetisme sisa sedikit, partikel oksida yang hadir
sebagian
 besar dalam kelompok yang menyelesaikan keluar dari suspensi jauh lebih cepat
dibandingkan dengan partikel individu. Hal ini memungkinkan untuk melihat dan
mengukur konsentrasi partikel untuk tujuan pengendalian proses. partikel basah juga
merupakan campuran ramping panjang dan partikel bulat.

Solusi pembawa dapat air atau berbasis minyak. pembawa air berbasis bentuk
indikasi lebih cepat, umumnya lebih murah, hadiah kecil atau tidak ada bahaya
kebakaran,
tidak mengeluarkan asap petrokimia, dan lebih mudah untuk membersihkan dari
 bagian tersebut. solusi berbasis air biasanya dirumuskan dengan inhibitor korosi
untuk menawarkan beberapa perlindungan korosi. Namun, solusi carrier berbasis
minyak menawarkan perlindungan embrittlement unggul korosi dan hidrogen
untuk bahan-
 bahan yang rentan terhadap serangan oleh mekanisme ini.

Gb. 2.0 Pengujian logam dengan metode Wet Visible

2.2.3 MPI Wet Fluorescent

Pengujian logam dengan metode MPI Wet Flourescent pada dasarnya hampir sama
dengan metode Wet visible, hanya metode ini menggunakan serbuk maget yang
akan terlihat dengan sinar UV ( 20 Lux ) dan Black ight ( 1000 Lux ).

Gb. 2.1 Pengujian logam dengan metode Wet Florescent

BAB III 

METODE PENGUJIAN 

3.1 Instalasi pengujian 


Sebelum pengujian dengan menggunakan metode MPI ada beberapa hal yang perlu di
 persiapkan yaitu menguji kekuatan yoke terlebih dahlu ( Power Lifting of Yoke )
 berdasarkan ASME section V Article 6 ( T-773,2 ), yaitu untuk arus AC yoke harus
mampu mengangkat beban sebesar 4,5 kg ( 10 lb ) pada maximum pole sepacing-
nya.
Apabila yoke masih dapat mengangkat beban yang disyaratkan, maka yoke tersebut
masih untuk digunakan.

3.2 Prosedur pengujian

3.2.1 Prosedur pengujian MPI Dry Visible 

1.  Cleaning

Kondisi permukaan harus di perhatikan, permukaan harus kering dan bersih dari
segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu proses inspeksi seperti karat,
oli/gemuk, debu dll.

1.  Apply AC/DC yoke

 Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai di magnetisasi, magnetisasi benda uji
dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetik yang nantinya
serbuk ferromagnetik tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut.

1.  Aplikasi serbuk magnet

Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan pada benda uji.
Serbuk magnet yang digunakan adalah type kering

1.  Inspection

Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji. Selain itu
 juga dari hasil pengevalusian kita akan dapat menentukan apakah benda uji harus di
 perbaiki atau tidak.

1.  Demagnetisasi

Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat magnet


yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak akan dapat menarik
serbuk- serbuk besi yang nantinya akan menylitkan proses pembersihan.

Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC. Jika


menggunakan arus AC, benda uji dimasukan kedalam koil yan gdi aliri arus AC
kemudian di turunkann perlahan-perlahan. Jika menggunakan arus DC step down
 bolak-balik berulang.

1.  Post cleaning

Post cleaning dimaksudkan utuk membersihkan benda uji dari sisa-sisa dari
 pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian.

3.2.2 Prosedur pengujian MPI Wet Visible

1.   Cleaning

Kondisi permukaan harus di perhatikan, permukaan harus kering dan bersih dari
segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu proses inspeksi seperti karat,
oli/gemuk, debu dll.

1.  Apply WCP-2

Setelah permukaan dipastikan bersih dan keringg maka dilakukan penymprotan


WCP 2 secara merata. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mendeteksi adanya
cacat. Karena warna dari WCP 2 lebih kontras dari pada serbuk ferromagnetik.

1.  Apply AC/DC yoke

 Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai di magnetisasi, magnetisasi benda uji
dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetik yang nantinya
serbuk ferromagnetik tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut.

1.  Aplikasi serbuk magnet

Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan pada benda uji.
Serbuk magnet yang digunakan adalah type kering.

1.  Inspection

Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji. Selain itu
 juga dari hasil pengevalusian kita akan dapat menentukan apakah benda uji harus di
 perbaiki atau tidak.

1.  Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat magnet
yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak akan dapat menarik
serbuk- serbuk besi yang nantinya akan menylitkan proses pembersihan.

Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC. Jika


menggunakan arus AC, benda uji dimasukan kedalam koil yan gdi aliri arus AC
kemudian di turunkann perlahan-perlahan. Jika menggunakan arus DC step down
 bolak-balik berulang.

1.  Post cleaning

Post cleaning dimaksudkan utuk membersihkan benda uji dari sisa-sisa dari
 pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian.

3.2.3 Prosedur Pengujian MPI Wet Fluorescent 

1.   Cleaning

Kondisi permukaan harus di perhatikan, permukaan harus kering dan bersih dari
segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu proses inspeksi seperti karat,
oli/gemuk, debu dll.

1.  Menyalakan black


light 2.  Seting
penerangan

Atur intensitas uv light ( 20 lux ) dan black light ( 1000 lux

) 1.  Apply AC/DC yoke

 Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai di magnetisasi, magnetisasi benda uji
dimaksudkan agar benda uji dapat menarik serbuk ferromagnetik yang nantinya
serbuk ferromagnetik tersebut akan mendeteksi adanya cacat pada benda uji tersebut.

1.  Aplikasi serbuk magnet

Aplikasi serbuk magnet disesuaikan dengan keadaan permukaan pada benda uji.
Serbuk magnet yang digunakan adalah type basah.

1.  Inspection
Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji. Selain itu
 juga dari hasil pengevalusian kita akan dapat menentukan apakah benda uji harus di
 perbaiki atau tidak.

1.  Demagnetisasi

Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa sifat magnet


yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut tidak akan dapat menarik
serbuk- serbuk besi yang nantinya akan menylitkan proses pembersihan.

Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menggunakan arus AC atau DC. Jika


menggunakan arus AC, benda uji dimasukan kedalam koil yan gdi aliri arus AC
kemudian di turunkann perlahan-perlahan. Jika menggunakan arus DC step down
 bolak-balik berulang.

1.   Post cleaning

Post cleaning dimaksudkan utuk membersihkan benda uji dari sisa-sisa dari
 pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian.

BAB IV

ANLISIS HASIL PENGUJIAN 

4.1 Sketsa hasil pengujian


 

4.2 Analisa jenis Cacat

Berdasarkan data yang didapat setelah melakukan praktikkum dengan


menggunakan tiga metode pengujian MPI dapat di simpulkan bahwa cacat
yang terdapat pada Las-an kedua acarah cacat Retakan ( Crack ) 

Gb .2.2 Cacat retakan pada Las-


an
BAB V 

PENUTUP 

5.1 Kesimpulan 

Dalam pengujian sebauah Benda kerja bisa dilakukan dengan dua cara yang pertama
adalah Destructive Testing ( pengujian merusak ) pengujian menggunakan cara ini
 biasanya digunakan untuk mengetahui seberapa kuat benda kerja tersebut bisa
menahan energi yang di berikan. Pengujian yang kedua adalah Non Destructive
Testing ( pengujian tidak merusak ) pengujian menggunakan cara ini untuk
mengetahui ada tidakny cacat pada benda kerja dengan pengujian tanpa merusak
 benda kerja tersebut. Dalam pengujian NDT banyak metode yang bisa digunakan
salah satunya dengan metode Magnetic Particle Inspection. Dengan menggunakan
metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan (subsurface) suatu
komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan
memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan
magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini
mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk
memdeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel
magnetik dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan berkumpul pada daerah
kebocoran medan magnet. Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk
material ferromagnetik. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak
lurus atau memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
Sedangkan kelebihan dari metode ini yaitu Flexible dan mudah
pengoperasiandilapangannya. Hanya saja membutuhkan ketersedian power listrik
sebagai power supply untuk bisa melakukan pekerjaan MT / MPI. Dan metode MT /
MPI ini digunakan terbatas hanya
untuk mendeteksi cacat yang terbuka yang berada di permukaan (surface) dan sub-
surfacenya saja.

Metode MPI diklasifikasikan menjadi 3 partikel yaitu

: 1.  Magnetik Particle Inspection Dry Visible


2.   Magnetik Particle Inspection Wet Visible
3.   Magnetik Particle Inspection Wet Fluorescent

5.2Saran 
 
 Banyak metode yang bisa digunakan dalam pengujian sebuah benda kerja
selain menggunakan MPI, oleh karena itu mohon di realisasikan menggunakan
metode lain.
  Faktor cahaya dalam metode MPI sangat mempengaruhi hasil dari
pengujian
 benda kerja, oleh karena itu mohon diperhatikan mengenain unsur sahaya
yang terdapad di ruangan praktik.

DAFTAR PUSTAKA

Assisten, 2011, Modul Praktikum Non Destructive Testing ( NDT ), Cilegon:

Laboratorium Non Destructive Testing ( NDT )

 
 http://www.ndt.org/
 
 http://en.wikipedia.org/wiki/Nondestructive_testing
 
 http://www.b4t.go.id/id/content/view/47/54/
 
 http://www.ndtindonesia.com/
 
 http://wiryanto.wordpress.com/2007/04/18/non-destructive-testing-ndt/ 
 
 http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic-particle_inspection
 
 http://www.tcreng.com/services/NDT-tests.shtml
 
 http://www.tcreng.com/services/NDT-tests.shtml
 
 http://www.google.co.id/search?q=magnetic+particle+inspection&hl=id&biw=
1192&bih=630&prmd=ivnsb&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=PG7
zTbuvNY68vQOH6LXfBg&ved=0CDkQsAQ

LAMPIRAN 

Dokumentasi praktikum

Gb. 2.3 Benda uji


 

Gb. 2.4 Alat kalibrasi yoke

Gb. 2.5 Hasil dari pengujian


 

Anda mungkin juga menyukai