Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET

PENERAPAN KONSEP FISIKA DALAM PEMELIHARAAN DAN PENGENDALIAN


GULMA, HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN TEH

Mata Kuliah : MAGANG II APLIKASI DUNIA INDUSTRI


Dosen Pengampu : Dr. Makmur Sirait. M.Si

DISUSUN OLEH:
RAGIL NICHOLAS SITANGGANG ( 4181240006 )
FISIKA NON DIK 2018

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Berkat dan Rahmat-Nya yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Mini Riset
Magang Aplikasi Dunia Industri II.

Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Dr. Makmur Sirait. M.Si


selaku dosen pengampuh mata kuliah Magang Aplikasi Dunia Industri Juga tak lupa
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya
yang selalu ikut peran yakni yang selalu memberikan dukungan materi dan moril
dalam membantu kami untuk kelancaran dan kemudahan dalam menuntut ilmu .

Tujuan penulis menyelesaikan laporan ini ialah sebagai ketaatan dan


kepatuhan seorang Mahasiswa untuk melaksakan perintah dari dosen, serta ingin
menyampaikan seberapa dalam ilmu pengetahuan perkembangan peserta didik yang
penulis ketahui.Dalam penulisan MR ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki.

Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini.

Medan, April 2021

Siti Rahmah
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan alat alat yang menerapkan konsep
fisika, alat - alat yang menggunakan konsep fisika tersebut salah satunya alat yang
digunakan pekerja di PT.Perkebunan Nusantara IV Unit teh untuk bekerja seperti alat
semprot yang digunakan seperti sprayer dan mis blower. Agar alat alat ini dapat bekerja
dengan baik maka diperlukannya penerapan konsep fisika untuk menentukan kalibrasinya
yaitu dengan tiga faktor seperti menghitung curah semprot / Flow Rate , lebar gawang
penyemprotan, dan kecepatan berjalan aplikator.

Maka dari itu miniriset ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana konsep fisika yang
terjadi dalam pemeliharaan dan pengendalian gulma, hama dan penyakit pada tanaman
teh.

B. Tujuan Kegiatan

Tujuan miniriset ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas,
khususnya mata kuliah Magang II, serta untuk menambah wawasan yang luas akan
pengetahuan khususnya di bagian pemeliharaan dan perawatan tanaman teh.

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat miniriset ini antara lain :

1. Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang pemeliharaan daun teh

2. Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang perawatan daun teh
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. LANDASAN TEORI

1.1.1. Hama
a. Kepik pengisap daun teh (Helopeltis  spp.)

Helopeltis antonii dan Helopeltis theivora, Famili Miridae, Ordo Hemiptera. Kepik


pengisap daun atau Helopeltis  menyerang pucuk daun muda. Kepik ini menusuk dan
mengisap daun teh sehingga menjadi bercak-bercak hitam. Serangan pada ranting dapat
menyebabkan kanker cabang.

Pengendalian hama dapat dilakukan antara lain :


1. Secara biologis ( Dengan Musuh alami, Dolichoderus atau semut hitam)
2. Cara mekanis (Melalui pemupukan yang seimbang dan pengaturan kultur teknis (pohon
pelindung)
3. Cara kimiawi

Dengan penggunaan insektisida Capture 100 EC dengan menggunakan bahan aktif


cypermethrin 100 g/l. Racun ini berbentuk pekatan yang dapat dielmusikan berwarna kuning
untuk mengendalikan serangga hama pada tanaman dengan aturan pakai 100 lt air + 100 ml
insektisida capture.
1.1.2. Penyakit
a. Penyakit Cacar Daun Teh Blister Blight / Exobasidium vexans
Cacar daun teh atau yang sering disebut dengan merupakan patogen yang dapat
menyerang beberapa bagian tanaman seperti batang dahan ranting atau daun atau buah dan
bunga. Penyebab dari penyakit cacar daun teh ini adalah jamur Exobasidium Vexans Massee.
Cacar daun dapat menyerang daun ranting tunas bagian tanaman yang terserang tampak
adanya bintik-bintik yang mula-mula berukuran kecil tetapi kemudian membesar mencapai
ukuran 10-15 mm. Pada bagian bawah daun yang terserang tampak pada permukaannya
lapisan selaput yang berwarna putih, terdiri dari spora-spora (basidiospora) yang berjuta-juta
jumlahnya. Dalam keadaan telah masak (tua), spora-spora akan terlepas dan kemudian
hinggap dan melekat pada daun atau ranting lain. Dalam waktu kurang lebih lima hari setelah
menghasilkan spora, jamur mati. Bagian daun atau ranting yang terserang mengering
kemudian mati. Setelah beberapa hari, bekas-bekas serangan lapuk dan menimbulkan lubang-
lubang pada daun. Serangan yang hebat menggugurkan daun teh dan menurunkan kuantitas
maupun kualitas produksi. Serangan ini akan lebih hebat bila keadaan kebun tidak
mendukung dengan cuaca sangat lembab. Penyakit ini sangat berbahaya pada musim hujan.
Penularannya mudah karena spora tergolong halus dan mudah tersebar dibawa angin.
Tanaman yang mempunyai kondisi fisik lemah bisa hancur diserang. Bibit yang masih di
persemaian tidak lepas dari ancaman penyakit cacar daun. Kelembaban udara merupakan
faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan penyakit cacar daun teh.
Pengendalian hama dapat dilakukan antara lain :
1. Penggunaan klon tahan

Klon GMB 1-11 tahan terhadap penyakit cacar daun teh dan berpotensi hasil tinggi,
terutama untuk peremajaan/penanaman di areal baru.
2. Penanaman dan pengelolaan pohon pelindung
a. Pemangkasan pohon pelindung pada ketinggian 8-10 m di atas permukaan tanah
bertujuan agar sinar matahari yang masuk ke dalam pertanaman teh akan lebih
banyak dan membunuh spora jamur vexans secara langsung.
b. Waktu pemangkasan dilakukan pada awal musim penghujan.
c. Hasil pangkasan pohon pelindung digunakan sebagai mulsa, dihamparkan di atas
permukaan tanah untuk menambah bahan organik sehingga akan mengaktifkan
mikroorganisme tanah.
3. Cara kimiawi

Cara kimiawi dengan penggunaan racun anvil 50 SC yang merupakan fungisida


berbahan aktif Heksakonazol 50 g/l dengan bentuk cair berwarna putih kecoklatan.
Fungisida Anvil 50 sc ini adalah fungisida racun sistemik yang berfungsi untuk
mengendalikan penyakit pada tanaman.

1.1.3. CWC (Chemical Weed Control)


CWC adalah proses untuk mengontrol dan mengendalikan pertumbuhan gulma pada
tanaman teh. CWC dilakukan sekali dalam tiga bulan. Racun yang digunakan adalah bahan
aktif jenis glyphosate. Untuk 1 Ha digunakan air 200 liter + racun 1,5 liter. Pekerja CWC
menggunakan norma 2 orang / Ha. Adapun alat yang digunakan adalah alat semprot
(sprayer).

1.1.4. DHP ( Pengendalian Hama Dan Penyakit)


DHP adalah proses penyemprotan racun untuk membasmi hama/ penyakit teh. Hama
dan penyakit pada tanaman teh sampai saat ini masih merupakan masalah, karena
menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran
produksi. Alat yang digunakan yaitu menggunakan mesin yang disebut mist blower. Dalam
satu alat blower bermuatan maksimal 15 liter air, namun untuk mengurangi tumpahan maka
satu mesin di isi 13 liter.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian mini riset ini dilakukan di kawasan pekebunan teh PT.Perkebunan Nusantara IV
Unit Bahbutong pada tanggal 30 Januari 2021.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pelaksanaan mini ridet ini adalah sebagai
berikut
1. Air
2. Satu unit kompor Sprayer
3. Satu unit kompor Mist Blower
3.3 Prosedur Kegiatan
1. Mentukan Curah Semprot (CS-liter/menit)
- Isi sprayer dengan air dan pompa maksimum
- Semprotkan air kedalam ember selama 1 menit
- Ukur volume air yang tercurah
- Lakukan pengukuran 3 kali untuk memperoleh rata-rata curah semprot
2. Mentukan Lebar Semprot (LS – meter)
- Isi sprayer dengan air dan pompa maksimum.
- Semprotkan air di atas tanah kering atau semen jarak nozle dengan sasaran (40-50
cm)
- Ukur lebar semprot
- Lakukan pengukuran 3 kali untuk memperoleh rata-rata lebar semprot
3. Mentukan Kecepatan Jalan Penyemprotan
- Penyemprotan berjalan lurus sambal menyemprot selama 15 detik atau 30 detik
- Ukur beberapa meter panjang jalan selama menyemprot tersebut
- Lakukan pengukuran 3 kali untuk memperolah rata-rata kecepatan semprot per menit
4. Menghitung Volume Semprot (VS- liter/Ha)
Hitung volume semprot per hektare dengan cara memasukkan setiap hasil pengukuran ke
dalam rumus kalibrasi.

Perhitungan kalibrasi alat :


10.000 x cs
Vs=
ls x Kj
Untuk
Vs = Volume semprot ( liter / ha )
Cs = Curah semprot ( liter / menit )
ls = lebar semprot ( meter )
Kj = kecepatan jalan (meter / menit )
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sprayer atau dikenal sebagai alat semprot punggung. Sprayer paling umum
digunakan oleh petani hamper fisemua areal pertanian padi, sayuran, atau perkebunan.
Prinsip kerjanya adalah : Larutan dikeluarkan dari tangka akibat dari adanya tekanan
udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada
waktu gagang pompa digerakkan, larutan keluar dari tangka menuju tabung udara
sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan
pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle
bidang sasaran semprot.

Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar
0,7 – 1,0 kg/ cm2, tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara memompa sebanyak 8 kali.
Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah
pompa harus digerakkan sekali naik-turun.

Kapasitas pompa adalah jumlah fluida yang dialirkan oleh pompa per satuan
waktu. Kapasitas pompa ini tergantung pada kebutuhan yang harus dipenuhi sesuai
dengan fungsi pompa yang direncanakan. Untuk menghitung debit air, dapat memakai
beberapa rumus dalam metode perhitungan. Metode untuk mengukur dan memperkirakan
debit dari sebuah aliran dilakukan berdasarkan bentuk sederhana dari persamaan
kontinuitas dan turunannya. Persamaan tersebut hanya berlaku fluida yang tak dapat
dimampatkan (incompressible) seperti air.

Dengan rumus :
Volume(m 3 )
Debit ( Q )=
waktu(detik )
Diketahui volume air = 15 m3, dengan waktu (t) = 13 menit
15 m 3
Debit Q =
( )
46.800 s
3
m 3
Debit ( Q )=0,00032 =0,032 cm / s
s

Q= A . v

0,00032 m3 /s=(7,07 cm2 ). v

cm3
0,032
s
v=
7,07 cm2

cm
v=0,0045 =0,000045 m/ s
s

Untuk menghitung volume semprot dengan mengansumsikan suatu data ,


Jika diasumsikan :
Cs = 1,5 liter / menit
ls = 1,2 meter
Kj = 48 meter / menit
Maka volume semprot :
10.0000 x cs
Vs=
ls x vj
10.0000 x 1,5
Vs=
1,2 x 48 m/menit
Vs=260l /ha
Jika Dosis Glyphosate = 1,5 l / ha
Kapasitas tangki = 15 liter
Maka,
Dosis Glyphosate/ha
Dosis Glyphosate per tangki=
Volume semprot
kapasitas tangki
1,5 liter/ha
Dosis Glyphosate=
260 liter/ha
15 l
liter
1,5
ha
Dosis Glyphosate=
liter
17,3
ha
¿ 0,088 liter/kap
¿ 88 ml /kap
Dosis Glyphosate /liter air=Dosis Glyphosate/ kapasitas tangki
88 ml/kap
¿
15 l
¿ 6 ml /liter air

BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Alat yang digunakan para pekerja di PT.Perkebunan Nusantara IV Unit teh untuk
bekerja seperti alat semprot yang digunakan seperti sprayer dan mis blower menerapkan
konsep fisika untuk menentukan kalibrasinya yaitu dengan tiga faktor seperti menghitung
curah semprot / Flow Rate , lebar gawang penyemprotan, dan kecepatan berjalan aplikator.

5.2. SARAN

Semoga tugas Mini Riset ini dapat dijalankan dan dijadikan sebuah wawasan baru
bagi para pembaca , walaupun dengan metode ini belum menutup kemungkinan menjadi
lebih menguntungkan dibandingkan dengan metode metode yang sudah ada sebelumnya .
Untuk itu penulis mengharapkan saran saran yang dapat menyempurnakan makalah rekayasa
ide ini sehingga menjadi lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, C.S., 2000. Teh dan Kesehatan (Diktat).

Data Karyawan PTPN IV Unit Usaha Bahbutong, 2017.

http://www.wikipedia.com., 2010. Pengolahan Teh. [18 Juli 2013].

Machfoedz, M.K., 1992. Budidaya dan Pengolahan Teh. LPP Kampus, Yogyakarta.

Nasution, Z. dan T. Wachyuddin, 1975. Pengolahan Teh. IPB-Press, Bogor.

Ramaswamy, M.S., 1958. The Cemistry of Tea Manufacture. Tea Quart. New York.

Rossi, A., 2010. 1001 Teh dari Asal-Usul, Tradisi, Khasiat, Hingga Racikan Teh. Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai