Anda di halaman 1dari 44

No.

Kode: DAR@/Profesional/1/4/2019

PENDALAMAN MATERI TEKNIK MESIN


MODUL 1: TEKNIK PEMESINAN

KELOMPOK BELAJAR 2
PEMESINAN FRAIS

Nama
Penulis:
Paryanto

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2019
1
DAFTAR ISI

Halaman Judul 1
Daftar Isi 2
A. Pendahuluan 3
1. Deskripsi Singkat 3
2. Relevansi 3
3. Panduan Belajar 3
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran 4
2. Sub Capaian Pembelajaran 4
3. Pokok-Pokok Materi 4
4. Uraian Materi 4
5. Forum Diskusi 35
C. Penutup 36
1. Rangkuman 36
2. Tes Formatif 38
3. Daftar Pustaka 41
A. Pendahuluan
1. Diskripsi singkat : Kegiatan Belajar (KB) ini berisi tentang materi proses
pengefraisan, yaitu terdiri dari persiapan pekerjaan frais manual, proses frais
benda kerja bertingkat dan proses frais benda kerja suaian. Materi pada KB
ini relevan dengan kebutuhan guru terkait dengan kemampuan mengerjakan
dan mengajarkan proses frais. Untuk mempelajari KB ini, mestinya
mahasiswa sudah memiliki pengetahuan tentang pengoperasian mesin frais
dan pengefraisan benda kerja datar.
2. Relevansi : Kedalaman materi modul ini setara dengan KKNI level 5.
Capaian pembelajaran modul dalam lingkup pengetahuan dan ketrampilan
PPG vokasi Teknik Mesin yang relevan dengan struktur kurikulum SMK.
Kegiatan- kegiatan belajar yang disajikan relevan dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa, program keahlian
Teknik Mesin. Dengan dikuasainya materi Pemesinan Frais maka cukup
signifikan dengan pekerjaan di industri bidang manufaktur.
3. Petunjuk belajar: Proses pembelajaran materi Pemesinan Frais yang sedang
diikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
a) Bacalah dan pahami capaian pembelajaran dan sub capaian pembelajaran
kemudian catat bagian yang belum Anda kuasai dan yang sudah Anda
kuasai.
b) Bacalah uraian materi pada bagian yang belum Anda kuasai dan apabila
belum cukup dapat ditambah dengan sumber belajar lain dari buku
bacaan di daftar pustaka. Lakukan kajian terhadap proses pemesinan frais
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda.
c) Setelah Anda menguasai semua tugas dan tes formatif pada keempat
kegiatan belajar, silahkan Anda lanjutkan dengan mengerjakan tugas
akhir dan tes akhir.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran (CP):
Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi: Teknik
pemesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik mekanik
industri; Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi Logam
dan Manufaktur termasuk kewirausahan dan advance materials secara
bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa”
(filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari)
sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi
keahlian yang dibutuhkan oleh DUDI

2. Sub Capaian Pembelajaran:


Menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan
pemesinan Bubut (bubut bertingkat, tirus, ulir dan suaian), pemesinan Frais
(frais benda kerja bertingkat, frais roda gigi payung dan suaian), pemesinan
Gerinda (penggerindaan datar, penggerindaan selinder dan mengasah pahat
bubut dan frais), pemesinan CNC (pemrograman G-code) yang relevan
dengan kebutuhan DUDI.

3. Pokok-Pokok Materi
a) Persiapan pekerjaan frais manual
b) Frais benda kerja bertingkat
c) Frais roda gigi payung
d) Frais benda kerja suaian

4. Uraian Materi
1) Persiapan pekerjaan frais manual
Proses pemesinan frais adalah proses pemotongan benda kerja
dengan alat potong yang berputar. Proses pemesinan frais merupakan
proses pemotongan benda kerja yang sangat efektif, karena pisau frais
memiliki sisi potong jamak. Permukaan yang dipotong bisa berbentuk
bidang rata
datar, bidang rata miring menyudut, bidang siku, bidang sejajar, alur lurus
atau melingkar, dan segi banyak beraturan maupun yang tidak beraturan.
Disamping itu dengan penggunaan peralatan bantu, mesin frais dapat
digunakan untuk mengerjakan pembuatan roda gigi (lurus, rack, helik,
payung, dan roda gigi cacing), nok/eksentrik, ulir scolor (ulir pada bidang
datar), dan ulir cacing yang mempunyai kisar besar dan tidak dapat
dikerjakan di mesin bubut.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan
proses pengefraisan, diantaranya sebagai berikut:
a. Perlengkapan mesin frais
Beberapa perlengkapan mesin frais yang dapat digunakan selama
proses pekerjaan menggunakan mesin frais, diantaranya sebagai
berikut:
1) Drill Chuck Arbor
Alat ini dipakai untuk mencekam
mata bor, atau tool lain yang
berdiameter kecil dan memiliki
bentuk tangkai silindris.

2) Sleeve Arbor

a) Slevee Arbor for cutter Digunakan untuk mencekam end


mill cutter yang memiliki bentuk
tangkai tirus.

b) Sleeve Arbor for twist-drill


Digunakan untuk mencekam twist
drill yang memiliki bentuk tangkai
tirus.

3) Collet Arbor
Digunakan untuk mencekam pisau
dengan tangkai silindris, dan didesain
untuk dapat mencekam pisau dengan

5
diameter yang bervariasi sesuai
dengan kapasitas collet yang sudah
ditentukan.

4) Stub Arbor Digunakan untuk mencekam face


mill, shell end mill cutter, dan
beberapa tools lain yang memiliki
lubang silindris di tengah, dan tanpa
perlu menambahkan ring untuk
membantu pencekaman

5) Short Arbor
Short arbor ini digunakan untuk
mencekam shell end mill cutter dan
beberapa tools lain yang memiliki
lubang silindris ditengah, dan
biasanya perlu ditambahkan ring
untuk membantu proses pencekaman.

6) Long Arbor Long Arbor digunakan sebagai


dudukan pisau (slab mill, side and
face mill, slitting saw, dll.) yang
dipasang pada spindel utama pada
posisi mendatar (horizontal). Long
arbor dilengkapi dengan ring-ring
yang berfungsi untuk memposisikan
kedudukan pisau dan sekaligus untuk
menjepit pisau. Pada long arbor
terdapat alur pasak.

7) Side Lock Arbor Salah satu jenis Arbor yang


digunakan untuk mencekam cutter
dengan tangkai silindris, dimana
prinsip pencekamannya cukup
sederhana, yaitu hanya dengan
mengencangkan screw yang ada pada
arbor, sehingga screw tersebut
menekan cutter dan mengikatnya,
untuk itu perlu ada bidang rata pada

6
sisi tangkai cutter, agar bisa tercekam
dengan baik.

8) Boring Head Arbor

Digunakan untuk mencekam boring


tools, dimana pada boring head
biasanya disertai skala yang cukup
teliti untuk pembuatan lubang yang
memiliki ukuran presisi.

9) Clamping

Clamping digunakan untuk


mencekam material langsung pada
meja mesin frais. Dalam hal ini
clamp digunakan sebagai pencekam
sedangkan T-slot Bolt sebagai
pengencangnya.

10) Angle Plate Angle plate digunakan sebagai


dudukan atau basis dari benda kerja
yang dituntut memiliki kesikuan yang
teliti, yang tidak bisa dicekam dengan
ragum. Benda kerja yang dipasang
pada angle plate, dicekam dengan
menggunakan clamp.

11) V-Block V-blocks digunakan untuk


pencekaman batang poros yang akan
dikerjakan dengan mesin frais.
Batang poros yang pendek biasanya
ditempatkan pada sebuah V-blocks
saja, tetapi jika batang porosnya
panjang, dibutuhkan dua buah V-
blocks atau lebih dipasang pada meja
mesin. V-blocks dan benda kerja
dicekam pada meja mesin frais
dengan menggunakan clamp.
12) Vice Machine
a) Vice Plate
Vice plate atau ragum rata
merupakan alat pencekam benda
kerja yang paling sering digunakan
dalam proses pemesinan frais.

b) Swivel Vice Swivel vice memiliki kemampuan


untuk diubah sudutnya pada satu
sudut putar, sehingga mampu
digunakan untuk pembuatan sudut
pada proses pemesinan frais.

c) Compound Vice

Compound vice ini memiliki lebih


dari satu sudut putar, sehingga bisa
digunakan untuk pembuatan sudut /
profil yang lebih rumit.

13) Rotary Table

Rotary table digunakan untuk


membuat pembagian jarak-jarak
lobang, alur radius (melingkar), dan
bentuk-bentuk segi banyak.
14) Deviding Heads Deviding head digunakan untuk
membuat segi-segi yang beraturan
pada poros benda kerja, maupun
untuk membuat alur helik pada
pemesinan frais. Deviding head
biasanya dilengkapi dengan plat
pembagi yang berfungsi untuk
membantu pembagian yang tidak
dapat dilakukan dengan pembagian
langsung. Untuk melakukan
pembagian deferensial dan
pembuatan alur helik, deviding head
dilengkapi juga dengan roda-roda
tukar.

b. Jenis pisau frais


Untuk melakukan pekerjaan dengan mesin frais maka kita harus tepat
memilih jenis pisau frais yang akan digunakan. Berdasarkan bentuknya
pisau frais dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Pisau Frais Rata (Plain Milling Cutter)
Pisau frais rata dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, pisau frais
rata untuk pemotongan ringan dan pisau frais rata untuk
pemotongan berat.
a) Pisau frais rata Untuk Pemotongan Ringan (Light Duty Plain
Milling Machine)
Pisau ini pada umumnya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan
ringan Bentuk gigi dari pisau ini pada umunya berupa gigi lurus
maupun gigi miring/helik. Gigi helik biasanya mempunyai sudut
250. Gigi-gigi helik lebih sesuai untuk pemakanan dengan
tenaga yang lebih sedikit mulai awal pemakanan, getaran yang
lebih ringan dan mampu menghasilkan permukaan yang lebih
halus. Gigi-gigi pisau ini pada umumnya kecil dengan pitch
kecil pula. Pisau ini didesain untuk pemotongan ringan dengan
kecepatan sedang.
Gambar. 1. Pisau Frais Lurus (Plain Milling Cutter)

b) Pisau frais rata untuk Pemotongan Kasar/Berat (Heavy Duty


Plain Millimg Cutter)
Pisau ini dibuat dengan ukuran lebih besar dan lebar dengan
jumlah gigi yang lebih kecil daripada light duty plain milling.
Untuk pisau frais dengan diameter 3” biasanya terdiri dari 8 gigi
dan untuk diameter 4” biasanya 10 gigi. Sudut kemiringan gigi
pisau antara 250-450. Pisau ini didesain untuk pekerjaan–
pekerjaan kasar (berat)

Gambar 2. Pisau Lurus Untuk Pemotongan


Kasar/Berat (Heavy Duty Plain Millimg
Cutter)

2) Pisau Sisi ( Side Milling Cutter)


Side Millling Cutter sama dengan Plain Milling Cutter namun pada
salah satu sisi atau kedua sisi terdapat mata potong/mata pisau.
Dengan pisau ini dapat dilakukan pemakanan pada sisi muka dan
pada kedua sisi samping.
Macam-macam pisau sisi (side milling cutter) antara lain:
a) Pisau sisi lurus (Plain side milling cutter) dengan sisi lurus pada
sisi muka dan kedua sisi sampingnya.
b) Pisau setengah sisi (half side milling cutter) mempunyai gigi
helik pada sisi muka dan gigi pemotong pada satu sisi samping.
Pisau
tipe ini dianjurkan untuk pengefraisan permukaan kasar dan
pengfraisan pada satu sisi saja.
c) Pisau Staggered (Staggered tooth side milling cutter) pisau ini
dianjurkan untuk pemotongan kasar dan alur atau slotting.

a. Pisau sisi lurus b. Pisau setengah sisi c. Pisau Staggered

Gambar 3. Macam-macam Pisau Sisi ( Side Milling Cutter)

3) Pisau Potong/Gergaji (Metal Slitting Saw)


Pisau ini didesain untuk operasi pemotongan benda kerja dan
pembuatan alur sempit dan dalam (narrow slot). Untuk pemotongan
yang dalam diperlukan kelonggaran (clearance) samping yang
mencukupi.
Terdapat beberapa macam pisau gergaji antara lain:
a) Pisau gergaji rata (Plain metal seltting saw). Merupakan pisau
yang paling tipis dengan sisi rata dan pada sisi sampingnya dibuat
tirus masuk. Hal ini digunakan untuk mencegah terjadinya tekanan
pada sisi pisau. Gigi-gigi pisau harus tajam dan mempunyai jumlah
yang lebih banyak daripada pisau muka lurus (plain milling
cutter). Namun demikian kecepatan pemakanan (feed) harus lebih
rendah (biasanya 1/8 hingga ¼ dari feed yang digunakan pada
pisau lurus. Pisau gergaji lurus biasanyan dibuat dengan ketebalan
1/32 inch sampai dengan 3/16 inch dengan diameter 2 ½“ sampai 8
“.
b) Pisau Potong dengan Gigi Samping (Metal Slitting Saw with Side
Teeth)
Pisau ini mempunyai bentuk sama dengan pisau sisi. Pada sisi
samping diberi kelonggaran untuk beram dan untuk melindungi
atau mencegah pisau dari tekanan dan jepitan sewaktu
pengoperasian. Pisau ini biasanya dibuat dengan tebal 1/16 inch
sampai 3/16 inch
dan diameter dari 2 ½ “ sampai 8 “. Pisau jenis ini dianjurkan untuk
membuat alur yang dalam dan proses pemotongan.
c) Pisau Potong Staggered (Stanggered Tooth Metal Slitting Saw)
Pisau ini mempunyai bentuk yang sama pisau staggered. Pisau ini
dianjurkan untuk pemotongan selebar 3/16 inchi dan selebihnya,
dan bisa pula untuk pemotongan yang lebih tajam. Biasanya pisau
ini mempunyai lebar3/16 inchi hingga ¼ Inchi dengan diameter 3”
sampai 8”.
d) Pisau Alur Sekrup (Screw Sloting Cutter) adalah pisau potong
khusus yang didesain untuk memotong alur dalam kepala baut.
Pisau ini juga dapat digunakan untuk pemotongan ringan seperti
pemotongan tube copper, ring piston dan benda sejenisnya. Pisau
ini mempunyai fine feeds. Pada sisi pisau ini dibuat lengkung lurus
san sejajar. Pisau ini mempunyai lebar 0,020”-0,182” dan diameter
maksimal 2 ¾ inchi.

a b c
a. Pisau gergaji lurus, b. Pisau potong staggered dan pisau
potong dengan gigi samping, dan c. Pisau alur sekrup

Gambar 4. Macam-macam Pisau Potong/Gergaji (Metal Slitting Saw)

4) Pisau Sudut (Angular Milling Cutter)


Pisau sudut digunakan untuk pemotongan sudut seperti
pemotongan alur V, ekor burung, serrations dan gigi reamer.
Terdapat dua macam pisau sudut yaitu:
a) Pisau sudut tunggal. Pisau ini mempunyai satu sisi permukaan
sudut. Pisau ini digunakan pada pembuatan alur ekor burung,
nothes pada roda ratchet dan operasional sejenis. Sudut pisau
ini pada umumnya antara 450-600
b) Pisau sudut ganda digunakan untuk pembuatan alur V. Pisau
ini mempunyai bentuk sisi V dan biasanya dibuat dengan sudut
450, 600, atau 900..

a b

a. Pisau sudut ganda, b. Pisau sudut tunggal

Gambar 5. Pisau Sudut (Angular Milling Cutter)

5) Pisau Jari ( End Mill Cutter)


End Mill Cutter merupakan pisau solid dengan sisi dan gagang
yang menjadi satu. Namun demikian terdapat pisau end mill
dengan mata pisau dan gagang terpisah yang disebut tipe shell.
Selain tipe shell tersebut pisau end mill mempunyai gagang lurus
atau tirus yang dapat dipasangkan pada spindel mesin frais. End
mill dapat digunakan untuk pengefraisan muka, pengefraisan
horizontal, vertikal, menyudut atau melingkar. Secara operasional
end mill digunakan untuk pembuatan alur, keyways, pockets
(kantong), shoulders (tingkat), permukaan datar dan pengefraisan
bentuk.
End Mill sebagian besar digunakan pada mesin frais vertikal
meskipun tidak menutup kemungkinan dipakai pada mesin frais
horizontal. Terdapat berbagai macam bentuk end mill dan
biasanya terbuat dari HSS, comented carbide, atu gigi comented
carbide yang disisipkan. Macam-macam end mill tersebut antara
lain:
a. End mill dua mata (two flute). Pisau ini hanya mempunyai
dua mata potong pada selubungnya. Ujung sisi didesain untuk
dapat memotong hinggga ke center. Pisau ini dapat
digunakan
sebagaimana bor dan dapat pula digunakan untuk membuat
alur.
b. End mill dengan mata potong jamak. Pisau ini mempunyai
tiga, empat, enam atau delapan sisi potong dan biasanya
mempunyai diameter di atas 2“
c. Ball end mill. Pisau ini digunakan untuk pengefraisan fillet
atau alur dengan radius pada permukaannya, untuk alur bulat,
lubang, bentuk bola dan untuk semua pengerjaan bentuk
bulat.
d. Shell end mill. Pisau ini mempunyai lubang untuk
pemasangannya pada arbor pendek. Gigi-gigi pisau ini
biasanya berbentuk helik. Pisau ini dibuat lebih besar
ukurannya dari pada pisau solid dan biasanya berukuran 1 ¼
“ sampai 6 “ .

Gambar. 6. Pisau Jari ( end mill cutter) (A) Dua mata satu ujung, (B) Dua
mata dua ujung, (C) Tiga mata satu ujung, (D) Mata ganda satu
ujung, (E) Empat mata dua ujung, (F) Dua mata ujung bulat, (G)
Type Carbide , (H) Tipe carbide gigi helik kanan, (I) Mata potong
ganda gagang tirus, (J) Tipe carbide dengan ujung tirus dan gigi
helik.
Gambar. 7. Pisau Shell End Mill

6) Pisau Muka (Face Milling Cutter)


Adalah pisau bentuk khusus dari pisau end mill besar. Pisau ini
dibuat dengan ukuran 6 “ atau lebih. Face milling cutter biasanya
mempunyai mata potong sisip (inserted). Pisau ini biasanya
dipasangkan langsung pada spindel mesin frais dan digunakan
untuk menghasilkan permukaan datar.

Gambar 8. Pisau Muka

7) T-Slot Milling Cutter.


Merupakan pisau tipe end mill khusus yang didesain untuk
pemotongan alur T, seperti pada alur yang terdapat pada meja
mesin frais.

8) Pisau Modul
Pisau ini dipakai untuk membuat roda-roda gigi. Dalam satu set,
pisau modul terdapat 8 dan 15 buah pisau modul.
9) Pisau ekor burung
Pisau ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Pisau ini
sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu:
300, 450, 600

10) Pisau Bentuk (Cekung dan Cembung)


Pisau bentuk digunakan untuk mengefrais permukaan dengan
bentuik yang bervariasi sesuai keinginan. Pisau ini dapat
digunakan untuk mengefrais bentuk-bentuk dan ukuran standar
maupun bentuk-bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
Bermacam-macam pisau bentuk dapat dilihat pada Gambar 9.

a (pisau Cekung) b (Pisau Cembung)

c (Pisau Sudut dan Bulat)) d (Pisau Roda Gigi)


e. Pisau Frais Bentuk Khusus

Gambar 9. Pisau Frais Bentuk

c. Parameter pemotongan proses frais


Agar penyayatan pada proses pemesinan frais dapat berjalan
dengan efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan berbagai
parameter dalam proses pemesinan frais yaitu: kecepatan potong,
putaran pisau, feeding, kedalaman pemotongan, gerak makan per gigi,
kedalaman pemotongan, waktu pemotongan, dan kecepatan
penghasilan tatal (chip).
1) Kecepatan potong/cutting speed (V) m/menit
Dalam menentukan kecepatan potong beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan antara lain: (1) material benda kerja yang akan
difrais, (2) material pisau frais, (3) diameter pisau, (4) kehalusan
permukaan yang diharapkan, (5) dalam pemotongan yang
ditentukan, dan (6) Rigiditas penyiapan benda kerja dan mesin.
Untuk benda kerja yang berbeda kekerasannya, strukturnya dan
kemampuan pemesinaanya diperlukan penentuan cutting speed
yang berbeda. Tabel 1 berikut menunjukkan cara penentuan cutting
speed:

Tabel 1. Cutting Speed untuk Proses frais


High-Speed Steel Cutter Carbide Cutter
Material
ft/min m/min ft/min m/min
Machine steel 70-100 21-30 150-250 45-75
Tool steel 60-70 18-20 125-200 40-80
Cast iron 50-80 15-25 125-200 40-80
Bronze 65-120 20-35 200-400 80-120
Aluminium 500-1000 150-300 1000-2000 150-300

Cutting speed dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan:


v = (π.d.n)/1000 m/min,
v = cutting speed (m/menit),
d = diameter pisau frais (mm)
n = putaran pisau (rpm)
2) Penentuan putaran Pisau (n) rpm
Terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan putaran pisau frais antara lain: (1) Material yang akan
di frais, (2) Bahan pisau frais, dan (3) Diameter pisau frais

3) Feed (vf) mm/putaran


Feed dapat dinyatakan sebagai rasio gerak benda kerja terhadap
gerak putar pisau frais. Dalam menentukan feed, faktor yang harus
diperhatikan adalah: (1) Dalam pemakanan, (2) Tipe pisau frais, (3)
Bentuk pisau frais, (4) Kekuatan dan keseragaman benda kerja, (5)
Tipe permukaan finishing yang ditentukan, dan (6) Power dan
rigiditas mesin.

4) Kedalaman pemotongan (a)


Pemakanan pada proses frais meliputi pemakanan kasar dan
pemakanan halus (finishing). Pada pemakanan kasar kedalaman
pemotongan dapat ditentukan pada kedalaman maksimal (lebih
dalam). Pada pemotongan yang berat dapat digunakan pisau
dengan gigi helik dan jumlah gigi yang lebih sedidkit. Pemotongan
dengan jumlah gigi potong lebih sedikit akan menghasilkan
pemotongan yang lebih kuat dan lebih mempunyai kelonggaran
yang lebih besar daripada banyak gigi.

Pada pemotongan halus (finishing) dilakukan secara ringan (light)


daripada pemotongan kasar. Dalamnya pemotongan pada
pemakanan kasar biasanya tidak lebih dari 1/64 inchi (0,39 mm).
Pada pemakanan halus, feed harus dikurangi dan putaran pisau
dipercepat.

a) Gerak makan per gigi, Fz


Fz = vf /z.n. mm/gigi
Z = jumlah gigi pisau frais
b) Waktu pemotongan (tc)
menit tc = lt/vf menit
Keterangan:
lt = lv + lw + ln (mm)
lt = panjang total
lw= panjang benda kerja
lv = jarak awal sebelum menyayat
ln = jarak keluar benda kerja setelah menyayat
lv = 1 , untuk mengefrais datar
lv ≥ 0 untuk mengefrais tegak
ln ≥ 0 untuk mengefrais datar
ln ≈ d/2 untuk mengefrais tegak

c) Kecepatan penghasilan geram


Z = (vf.a.w) /1000 cm3/min.
vf = feeding
a = kedalaman penyayatan
w = lebar benda kerja yang disayat

2) Frais benda kerja bertingkat,


Untuk melakukan proses prais benda kerja bertingkat, tentunya
disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Sebagai contoh, kita akan
melaksanakan pekerjaan frais benda kerja bertingkat sesuai gambar di
bawah ini.
Untuk mengerjakan job frais sesuai gambar tersebut, perlu kita analisis
terlebih dahulu langkah kerja yang tepat, serta pemakaian jenis pisau frais
yang dibutuhkan. Untuk job tersebut, proses frais yang dilaksanakan terdiri
dari: pengefraisan rata vertical-horisontal, pengefraisan bertingkat (alur),
dan pengeboran. Secara rinci langkah kerja untuk job tersebut, sebagai
berikut:
a. Pengefraisan Rata Sejajar dan Siku Arah Mendatar (Horizontal)
Dalam melakukan pemotongan mendatar, jenis mesin yang digunakan
yaitu mesin frais horizontal. Pisau yang digunakan yaitu jenis pisau
frais mantel. Berikut ini langkah-langkah pengefraisan rata dengan
posisi mendatar:
 Siapkan perlengkapan mesin yang diperlukan meliputi ragum
mesin,arbor,dan satu set kollar (ring arbor) dengan diameter
lubang sama dengan diameter lubang alat potong yang akan
digunakan berikut kelengkapan lainnya.
 Majukan lengan (Gambar 10a) dan lepaskan pendukung arbor
(Gambar 10b).
 Bersihkan lubang dan arbor bagian tirusnya (Gambar 11).
 Pasang arbor pada spindle mesin dan ikat arbor dengan memutar
mur pengikat dibelakang bodi mesin (Gambar 12).

Gambar 10. Pemasangan arbor


Gambar 11. Membersihkan bagian arbor

Gambar 12. Mengikat arbor

 Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor (Gambar
13a), posisi pengikatan yang benar dan (Gambar 13b), posisi
pengikatan yang salah apabila yang digunakan pisau mantel helik
kiri.

a b

Gambar 13. Pemasangan cutter & kollar


 Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin dengan
posisi tidak jauh dari pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 14).

Gambar 14. Pemasangan pendukung arbor

 Selanjutnya pasang ragum pada meja mesin frais pada posisi


kurang lebih ditengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area
kerja yang maksimal.
 Lakukan pengecekan kesejajaran ragum. Apabila jenis
pekerjaannya tidak dituntut hasil kesejajaran dengan kepresisian
yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum dapat dilakukan
dengan penyiku (Gambar 15a). Apabila hasil kesejajarannya
dituntut dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran
ragum harus dilakukan dengan dial indicator (Gambar 15b).
a b

Gambar 15. Pengecekan kesejajaran ragum

 Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal paralel pad di


bawahnya (Gambar 16a) .Untuk mendapatkan pemasangan benda
kerja agar dapat duduk pada paralel dengan baik, sebelum ragum
dikencangkan dengan kuat, pukul benda dengan keras secara
pelan- pelan dengan palu lunak (Gambar 16b).

a b

Gambar 16. Pemasangan benda kerja pada ragum

 Selanjutnya lakukan setting nol untuk persiapan melakukan


pemakanan dengan cara menggunakan kertas (Gambar 17a).
Untuk jenis pekerjaan yang tidak dituntut hasil dengan
kepresisian tinggi, batas kedalaman pemakanan dapat diberitanda
dengan balok penggores ( Gambar 17b).
a b

Gambar 17. Setting nol

 Atur putaran dan feeding mesin sesuai dengan perhitungan atau


melihat tabel kecepatan potong mesin frais.
 Selanjutnya, lakukan pemakanan dengan arah putaran searah
jarum jam bila pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik
kiri (Gambar 18). Pemakanannya dapat dilakukan secara manual
maupun otomatis.

Gambar 18. Proses pemotongan benda kerja

 Dalam menggunakan nonius ketelitian yang terletak pada handel


mesin,pemutaran roda handel arahnya tidak boleh berlawanan
arah dari setting awal karena akan menimbulkan kesalahan
setting yang akan mengakibatkan hasil tidak presisi. (Gambar 19)
menunjukan pengunaan nonius ketelitian pada handel mesin frais.
Gambar 19. Pemutaran handel pemakanan

b. Pemotongan Rata Sejajar dan Siku Arah Tegak (Vertical)


Untuk mengefrais bidang rata dapat digunakan shell endmill cutter
(Gambar 20) dengan cara yang sama, tetapi menggunakan mesin frais
tegak. Namun, untuk mesin frais universal dapat juga digunakan untuk
mengefrais rata pada sisi benda kerja, yaitu stub arbor dipasang
langsung pada spindel mesin.

Gambar 20. Proses pengefraisan bidang rata dengan shell endmill cutter

c. Pengefraisan bertingkat (pembuatan alur)


Pembuatan profil bertingkat, menggunakan pisau sesuai dengan ukuran
dan jenis pekerjaannya. Untuk job ini, pembuatan profil bertingkat
sama dengan proses pembuatan alur dengan menggunakan pisau end
mill diameter 12 mm..
Gambar 21. Proses pengefraisan bertingkat/alur

3) Frais roda gigi payung


Roda gigi payung digunakan apabila diinginkan untuk memindah daya
pada posisi poros yang bersinggungan (intersection). Contoh penggunaan
roda gigi ini misalnya pada: drill chuck, jalur vertical pada mesin planning,
mekanisme pengatur langkah pada mesin skrap dan pengatur arah pada
mesin bor pekerjaan berat. Pada umunya pasangan roda gigi payung
membentuk sudut 90 0, namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan
roda gigi payung dengan sudut lebih besar maupun lebih kecil dari 90 0.

Gambar 22. Roda gigi payung

Selanjutnya kita akan pelajari bagaimana caranya melaksanakan proses


pekerjaan frais untuk pembuatan profil roda gigi payung. Untuk lebih
jelasnya, diberikan contoh job roda gigi payung seperti pada gambar kerja
berikut.
 Ketentuan: Sudut shaft angle ∑ = 90˚
 Modul yang digunakan, m = 2
 Jumlah gigi, z = 24 gigi
 Sudut tekan α = 20˚

Langkah kerja pengefraisan roda gigi payung untuk gambar kerja tersebut,
sebagai berikut:
Perhitungan RG Pinion
 Diamter tusuk (Dt)  Tinggi gigi (H)
𝐷𝑡 = 𝑧. m H = 2 𝑚𝑚+2.376 𝑚 = 4,37
𝐷𝑡 = 24.2 mm
𝐷𝑡 = 48 𝑚𝑚
 Sudut kaki gigi (Ѳ𝑓)
𝐻𝑓
Ѳ𝑓= 𝑡𝑎𝑛−1( )
𝑅
2.376
Ѳ𝑓= 𝑡𝑎𝑛 (
−1
)
33,94
Ѳ𝑓 = 4˚2′
 Sudut tusuk (𝛿)  Sudut kepala gigi (Ѳa)
𝑠𝑖𝑛𝛴 𝐻𝑎
𝛿 = 𝑡𝑎𝑛−1( 𝑍2 ) Ѳ𝑎= 𝑡𝑎𝑛−1( )
+𝑐𝑜𝑠𝛴 𝑅
𝑍1 2
𝛿 = 𝑡𝑎𝑛−1(
𝑠𝑖𝑛90
) Ѳ𝑎= 𝑡𝑎𝑛 (−1
)
24 33,94
+𝑐𝑜𝑠90
24 Ѳ𝑎 = 3˚2′
𝛿 = 45˚
 Panjang kerucut (R)  Tip angle (𝛿a)
𝐷𝑡1 𝛿a = 𝛿 + Ѳa
R1= 2.𝑠𝑖𝑛𝛿1
𝛿a = 45˚ + 3˚2′
48
R1= 2.𝑠𝑖𝑛45 𝛿a = 48 ˚2’
R1= 33,94
𝑚𝑚
 Lebar gigi (b)  Root angle (𝛿f)
𝑅1 𝛿f = 𝛿 - Ѳf
b= 3
𝛿f = 45˚- 4˚2’
33,94
b= 3 𝛿f = 40˚57’
b = 11,31𝑚𝑚
 Tinggi kepala (𝐻𝑎)  Diameter luar (Da)
0,46.𝑚
𝐻𝑎 = 0,54. 𝑚 + Da = 𝐷𝑡 + 2. 𝐻𝑎. 𝑐𝑜𝑠𝛿
𝑍 2 𝑐𝑜𝑠𝛿1
(
𝑍1 𝑐𝑜𝑠𝛿2
) Da= 48 + 2.2. 𝑐𝑜𝑠45˚
𝐻𝑎= 2 𝑚𝑚 Da= 50.828 𝑚𝑚
 Tinggi kaki (Hf)  Inner tip diameter (Di)
Hf = 2,188. 𝑚 - 𝐻𝑎 2𝑏.𝑠𝑖𝑛𝛿𝑎
Di = Da - 𝑐𝑜𝑠Ѳ𝑎
Hf = 2,188.2 - 2
2.9.428.𝑠𝑖𝑛48˚2′
Hf = 2. 376 𝑚 Di = 50.828 - 𝑐𝑜𝑠3˚2′
Di = 33,7 𝑚𝑚

Perhitungan RG Driven
 Diamter tusuk (Dt2)  Tinggi gigi (H)
𝐷𝑡2 = 𝑧. m H = 1,22 𝑚𝑚+3,14 𝑚 =
𝐷𝑡2 = 45.2 4,37
𝐷𝑡2 = 90 𝑚𝑚 mm
 Sudut kaki gigi (Ѳ𝑓2)
𝐻𝑓
Ѳ𝑓2 = 𝑡𝑎𝑛−1( )
𝑅
3,14
Ѳ𝑓2= 𝑡𝑎𝑛−1( )
48,46
Ѳ𝑓 2= 3,71˚
 Sudut tusuk (𝛿2)  Sudut kepala gigi (Ѳa2)
𝑠𝑖𝑛𝛴
𝛿2 = 𝑡𝑎𝑛−1( 𝑍2 ) Ѳa2 = Ѳ𝑓1
+𝑐𝑜𝑠𝛴
𝑍1
𝑠𝑖𝑛90 Ѳa2 = 1,89˚
−1
𝛿2 = 𝑡𝑎𝑛 ( 18 )
+𝑐𝑜𝑠90
45
𝛿2 = 68,2˚
 Panjang kerucut (R2)  Tip angle (𝛿a2)
𝐷𝑡1 𝛿a2 = 𝛿2 + Ѳa2
R2= 2.𝑠𝑖𝑛𝛿1
𝛿a2 = 68,2˚ + 1,89 ˚
9036
R2= 2.𝑠𝑖𝑛21,68,2 𝛿a2 = 70 ˚
R2= 48.46 𝑚𝑚
 Lebar gigi (b2)  Root angle (𝛿f2)
B2 = 𝑅2 𝛿f2 = 𝛿2 – Ѳf2
3
𝛿f2 = 68,2˚- 3,71 ˚
48.46
B2 = 3 𝛿f2 =64,5 ˚
B2 = 16.15
𝑚𝑚
 Tinggi kepala (𝐻𝑎2)  Diameter luar (Da2)
𝐻𝑎2 = 0,54. 𝑚 + Da2 = 𝐷𝑡2 + 2. 𝐻𝑎2. 𝑐𝑜𝑠𝛿2
0,46.𝑚
Da2= 90 + 2.1,22. 𝑐𝑜𝑠68,2˚
𝑍1 𝑐𝑜𝑠𝛿1
(
𝑍2 𝑐𝑜𝑠𝛿2
) Da2= 90,91 𝑚𝑚
𝐻𝑎2= 1,22 𝑚𝑚
 Tinggi kaki (Hf2)  Inner tip diameter (Di2)
Hf2 = 2,188. 𝑚 - 𝐻𝑎2 2𝑏.𝑠𝑖𝑛𝛿𝑎2
Di2 = Da2 - 𝑐𝑜𝑠Ѳ𝑎2
Hf2 = 2,188.2 - 1,22
2.16,15.𝑠𝑖𝑛70˚
Hf2 = 3,14 𝑚m Di2 = 90,91 - 𝑐𝑜𝑠1,89˚
Di2 = 60,5 𝑚𝑚

Langkah kerja:
Langkah kerja proses pengefraisan roda gigi paying sesuai job di atas dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Alat / mesin /
No Gambar ilustrasi pekerjaan Langkah kerja
instrument
1. Mempersiapkan mesin frais dan  Mesin frais 1. memasang pisau frais
perlengkapannya  Tool box roda gigi modul 2 nomer
 Dividinghead 4 (20-25 gigi) pada arbor
panjang dan ditopang
 Palu karet support arbor
 Pisau roda
gigi modul 2
no4
 Dial
indicator 2. pasang dividing head
 Kunci klem pada meja mesin frais
dan setting kelurusan dan
 Kunci chuck
kesejajaran dividing
 Kunci head dengan
inggris menggunkan silinder
 penyiku panjang dan dial
indicator
3. pasang benda kerja
cutter pada dividing head dan
setting tegak lurusnya
cutter dengan sumbu
BK, dengan
menyentuhkan sisi
penyiku
terluar BK dengan
BK penyiku dan sisi cutter
modul, lalu digeser
sejauh

= 1 𝐷𝑎 + 𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑘𝑢 +
2
1
𝑡 𝑐𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟
2

4. setting kemiringan
40,57˚ Dividing head sebesar
Root Angle

2. Setting 0 Benda Kerja (BK)  Mesin frais 1. setting


 Cutter modul kecepatan spindle
2 no 4 mesin frais dengan
rumus
 Kertas basah
1000.𝑐𝑠
 Dividing 𝑛= =
𝜋.𝐷 𝑐𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟
head 1000.100
𝑛= = 300-450
𝜋.48
rpm

2. tempelkan kertas
basah pada permukaan
tirus BK

3. hidupkan
spindle mesin frais
dan sentuhkan
cutter ke kertas
basah

4.bebaskan BK dari
cutter dengan menarik
meja frais menjauhi
cutter

5. setting
kedudukan meja
frais menjadi 0
3. Pengefraisan profil roda gigi  Mesin frais 1. naikan meja frais
 Cutter modul dengan memutar
2 no 4 poros engkol
 Dividing setinggi H
head 2. lakukan pemakanan
dengan memajukan
BK dengan memutar
meja frias
mendekati cutter
hingga profil gigi
terbentuk
3. bebaskan BK dari
pergerakan cuter
dengan menarik
kembali meja frais
4. Putar Dividing head 1x  Mesin frais 1. putar dividing head
putaran + 36 lubang pada  Cutter modul dengan rumus
piringan 54 lubang 2 no 4 40 40
 Dividing Nc = = =
𝑧 24
head 10 9 90 36
6 𝑥 9= 54 = 1 54

2. pilih lubang piring


pembagi yang
memiliki lubang 54

3.putar piringan
pembagi dividing
head 1 putaran + 36
lubang

5. Pengefraisan profil roda gigi  Mesin frais 1. lakukan pemakanan


 Cutter modul dengan memajukan BK
2 no 4 dengan memutar meja
frias mendekati cutter
 Dividing
hingga profil gigi
head terbentuk
2. bebaskan BK dari
pergerakan cuter dengan
menarik kembali meja
frais
3. putar piringan
pembagi dividing head
1 putaran + 36 lubang
4. ulangi proses nomer
12-14 hingga seluruh
profil gigi terbentuk
6. Deburring roda gigi payung  Kikir halus 1. lepas benda kerja
dari mesin frais

2. lepas mandrell
dari benda kerja

3. lakukan pengamatan
dengan mata, bila
terdapat sisi tajam dan
kasar, segera hilangkan
dengan kikir halus.

4) Frais benda kerja suaian


Pekerjaan frais pada benda kerja suaian biasanya dilakukan pada
pembuatan alur pasak, pembuatan alur ekor burung, bentuk persegi dan
benda-benda rakitan atau assembly. Untuk pekerjaan suaian tentunya harus
mengikuti kaidah suaian atau toleransi yang telah dibahas pada KB 1.
a. Pengefraisan alur pasak
Poros yang berfungsi sebagai penerus daya biasanya dibuat alur pasak.
Alur pasak tersebut pembuatannya dapat dilakukan dengan mesin
frais. Gambar 23 menunjukkan pemotongan alur pasak pada mesin
frais horizontal. Gambar 24 menunjukan pemotongan alur pasak yang
stub arbornya dipasang langsung pada lubang spindel mendatar
Gambar 25 menunjukan pemotongan alur pasak pada mesin frais
vertical.

Gambar 23. Pembuatan alur pasak pada mesin frais horizontal


Gambar 24. Pembuatan alur pasak dengan spindle mendatar

Gambar 25. Pembuatan alur pasak dengan mesin frais vertical

b. Pengefraisan alur ekor burung


Pengefraisan alur ekor burung biasa dikukan pada benda kerja rakitan
dengan model pengepasannya menyerupai ekor burung. Benda seperti
ini misalnya pada landasan kepala lepas mesin bubut yang
peletakannya pada bed/meja mesin bubut.
Gambar 26. Pembuatan alur ekor burung

c. Pengefraisan bentuk persegi


Bentuk-bentuk persegi misalnya membuat segienam, segiempat, dan
sebagainya, dapat dilakukan dengan mesin frais dengan alat bantu
kepala pembagi. Untuk membuat bentuk segi beraturan ini dapat
dilakukan pada posisi mendatar dengan menggunakan pisau end mill
(Gambar 27). Atau dilakukan pada posisi tegak dengan menggunakan
pisau shell end mill (Gambar 28).

Gambar 27. Pengefraisan segi empat dengan end mill cutter


Gambar 28. Pengefraisan persegi empat dengan sheel end mill cutter

5. Forum Diskusi
Cermati gambar di bawah ini, kemudian diskusikan bersama teman dalam
kelompok anda, dengan instruksi sebagai berikut:
 Gunakan Acuan Teori Roda Gigi Payung/Tirus, Teknik pencekaman
blank, Teknik mengefrais roda gigi tirus, Tabel RPM, Metrologi, dan
K3, serta SOP pengoperasian mesin frais manual.
 Modul gigi, M = 2
 Jumlah gigi, Z = 18
 Sudut tusuk, ά = 45 °
 Hitung : Ukuran dimensi RG Payung tersebut. ?
C. Penutup
1. Rangkuman
1) Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja
dengan alat potong yang berputar. Proses pemesinan frais
merupakan proses penyayatan benda kerja yang sangat efektif,
karena alat potongnya memiliki sisi potong jamak. Permukaan
yang disayat bisa berbentuk datar, bidang rata miring menyudut,
bidang siku, bidang sejajar, alur lurus atau melingkar, dan segi
banyak beraturan maupun tidak beraturan. Disamping itu dengan
tambahan peralatan bantu mesin frais dapat digunakan untuk
mengerjakan pembuatan: roda gigi (lurus, rack, helik, payung, dan
roda gigi cacing), no/eksentrik, ulir scolor (ulir pada bidang datar),
dan ulir cacing yang mempunyai kisar besar dan tidak dapat
dikerjakan di mesin bubut. Pada umumnya mesin frais yang
dikendalikan secara mekanis konvensional manual) dapat
dikelompokkan menjadi mesin frais horisontal dan vertikal.
2) Secara garis besar, perlengkapan mesin frais dapat dikelompokkan
menjadi dua,yaitu peralatan penjepit benda kerja dan penjepit
pisau. Peralatan penjepit benda kerja adalah: clamp, vice (vice
plate, swivel vice, compound vice), v-block, angle plate, rotary
table, dan deviding head. Sedangkan peralatan penjepit pisau
adalah: drill chuck arbor, long arbor, stub arbor, short arbor,
collet arbor, sleeve arbor, side lock arbor, dan boring head arbor.
3) Pisau frais atau gigi pisau frais pada umumnya terbuat dari bahan-
bahan high speed steel, cemented carbide atau cast alloy. Pisau
frais dapat dibedakan mejadi pisau frais solid dan pisau frais
inserted. Tipe solid dibuat dari material solid seperti HSS atau
dibuat dari carbon steel, alloy steel, atau HSS dengan gigi
cemented carbide yang dibrasing pada bodi pisau. Jenis pisau frais
adalah: plain milling, side milling, metal slitting saw, end milling,
face milling, T- slot milling, devotil milling, dan form milling
(cekung, cembung).
4) Parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam proses
pemesinan frais adalah: kecepatan potong, kecepatan putaran pisau
frais, feeding, kedalaman penyayatan, waktu pemotongan, dan
kecepatan penghasilan tatal. Dalam menentukan kecepatan potong,
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain: (1)
material benda kerja yang akan difrais, (2) material pisau frais, (3)
diameter pisau, (4) kehalusan permukaan yang diharapkan, (5)
dalam pemotongan yang ditentukan, dan (6) Rigiditas penyiapan
benda kerja dan mesin. Terdapat tiga faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan putaran pisau frais antara lain:
(1) material yang akan di frais, (2) bahan pisau frais, dan (3)
diameter pisau frais. Feeding dapat dinyatakan sebagai rasio gerak
benda kerja terhadap gerak putar pisau frais. Faktor-faktor yang
harus diperhatikan dalam menentukan bnesarnya feeding adalah:
(1) dalam pemakanan, (2) tipe pisau frais, (3) bentuk pisau frais,
(4) kekuatan dan keseragaman
benda kerja, (5) tipe permukaan finishing yang ditentukan, dan (6)
power dan rigiditas mesin.
5) Pembagian dengan menggunakan kepala pembagi dapat dilakukan
dengan teknik pembagian langsung, tidak langsung, pembagian
deferensial, dan pembagian sudut.
6) Roda gigi merupakan salah satu elemen penting pada mekanisme
suatu peralatan/konstruksi mesin. Roda gigi berfungsi sebagai
transmisi daya, untuk mengubah arah putaran/gerakan, dan juga
dapat digunakan untuk meningkatkan maupun menurunkan
kecepatan suatu putaran/gerakan. Keuntungan menggunakan
transmisi daya dengan roda gigi adalah tidak terjadi slip, sehingga
speed ratio tetap.
7) Berbagai macam bentuk roda gigi dapat juga dikelompokkan
berdasarkan posisi poros atau sumbu antara roda gigi penggerak
dan roda gigi yang digerakkan, sebagai berikut:
 Poros sejajar : roda gigi lurus, roda gigi helik, roda gigi rack dan
pinion).
 Poros yang berpotongan : ulir cacing dengan roda cacing, dan
roda gigi helik).
 Poros yang bersinggungan: roda gigi payung/konis.

2. Tes Formatif
Petunjuk:
Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara pilihan A,B,C,D,E

1. Gambar ini merupakan perlengkapan mesin frais yang bernama..


a. Sleeve arbor for cutter
b. Sleeve arbor for twist drill
c. Collet arbor
d. Short arbor
e. Stub arbor
2. Berikut ini faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
putaran pisau frais yaitu:
a. material yang akan di frais,
b. material pisau frais,
c. diameter pisau frais,
d. a dan b benar.
e. a, b, dan c benar.
3. Berikut ini faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan feeding
pada proses frais, yaitu:……
a. kedalaman pemakanan,
b. tipe pisau frais
c. kehalusan permukaan
d. a,c benar
e. a,b,c benar
4. Jika diketahui n=600 rpm, dan f = 0,2 mm/putaran, maka kecepatan
pemakanan (F mm/menit) adalah sebesar….
a. 160 mm/menit
b. 150 mm/menit
c. 140 mm/menit
d. 130 mm/menit
e. 120 mm/menit

5. Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi 32. Roda gigi tersebut
dikerjakan dengan mesin frais menggunakan kepala pembagi dengan
i=40. Tentukan putaran engkol pada kepala pembagi jika piring pembagi
yang digunakan memiliki deretan lubang dengan jumlah lubang: 15, 16,
17, 18, 19 dan 20.
a. 1 + 4/16 putaran
b. 1 + 5/20 putaran
c. 20/16 putaran
d. 25/20 putaran
e. a dan b benar.
6. Jika kita memutarkan engkol pada kepala pembagi sejauh dua jarak
lobang pada plat pembagi yang memiliki jumlah lobang 18, maka
besarnya sama dengan ………
a. 1o
b. 2o
c. 3o
d. 4o
e. 30’
7. Pisau frais yang digunakan untuk membuat alur yang sempit dan dalam
adalah:
a. end mill
b. slot mill
c. slotting saw mill
d. face mill
e. slab mill
8. Diketahui data roda gigi payung sebagai berikut; jumlah gigi 18 buah,
modul 2, dan sudut tusuk 45 0. Berapakah panjang kerucut roda gigi
tersebut.?
a. 25,46 mm.
b. 24,56 mm.
c. 24,64 mm.
d. 25,65 mm.
e. 23,54 mm.
9. Berdasarkan soal no 8 tersebut, berapakah lebar gigi nya.?
a. 6,87 mm.
b. 7,47 mm.
c. 8,49 mm.
d. 5,25 mm.
e. 4,78 mm.
10. Pernyataan berikut ini semua benar, kecuali:
a. Pada metode pemotongan up milling gerak dari putaran pisau
berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais
b. Bentuk penampang melintang beram (chip) pada up milling adalah
seperti koma
c. pada metode pemotongan up milling, ketebalan maksimal beram
terjadi pada akhir penyayatan
d. pada metode pemotongan up milling benda kerja cenderung akan
terangkat
e. metode pemotongan up milling tidak cocok digunakan pada mesin
frais konvensional

3. Daftar Pustaka
B.H. Amstead, Bambang Priambodo. (1995). Teknologi Mekanik Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Budiman, A., Priambodo, B. (1999). Elemen Mesin Jilid 1 (G. Niemann.
Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Chapman W.A.J. (1972). Senior Workshop Calculation, Third Edition,
London: Edward Arnold Publisher
Gerling Heinrich. (1965). All About Machine Tools. New Delhi: Wiley
Eastern Limited.
Taufiq Rochim, (1993). Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Bandung:
Proyek HEDS.
Widarto. (2008). Teknik Pemesinan untuk SMK. Jakarta. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan-Departemen Pendidikan
Nasional

Anda mungkin juga menyukai