Anda di halaman 1dari 36

MESIN BUBUT

“MEMBUAT DRILL CHUCK”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemesinan

Disusun Oleh :

Nama : Fira Lutfiani Sya’adiah

NIM :171211014 )

Kelas : 1 MA

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2018
1. BOR
Bor adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat dan menghasilkan lubang dengan
nilai diameter yang sesuai dengan diameter padamata bor.
1.1. Bagian-Bagian Bor
a. Tangkai
b. Badan
c. Alur
d. Pisau
e. Panjang alur
f. Bibir pemotong
g. Bidang pembuang
h. Bidang bebas
i. Garis tengah bor
j. Pisau bor
k. Bibir serong

1.2. Jenis-Jenis Bor


A. Bor Senter (Centre Drill)
Bor senter adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk
membuat lubang senter pada ujung permukaan benda kerja. Jenis bor senter ada tiga
yaitu; bor senter tipe standar (standar centre driil/ plain type centre drill), bor senter
tipe bell (bell type centre drill), bor senter tipe safety (safety type centre drill) dan
bor senter tipe radius (radius form centre drill).
1) Bor Senter Tipe Standar (Standard Type Centre Drill)
Bor senter tipe standar (standard type centre drill) terkadang juga disebut
plain type centre drill, memiliki sudut mata sayat ujung (point angle)
sebesar 118º dan sudut mata sayat pengarah (countersink angle) sebesar 60º.
Bor senter jenis ini memiliki beberapa ukuran diantaranya; bor senter tipe
standar panjang normal (Gambar 2.1), bor senter tipe standar ukuran pendek
(Gambar 2.2), bor senter tipe standar ukuran panjang (Gambar 2.3) dan
spesifikasi bor senter standar dapat dilihat pada (Gambar 2.4)

Gambar 2.1 . Bor senter tipe standar panjang normal


Gambar 2.2 . Bor senter tipe standar ukuran pendek

Gambar 2.3 . Bor senter tipe standar ukuran panjang

Gambar 2.4. Spesifikasi bor senter tipe standar

2) Bor Senter Tipe Bell (Bell Type Centre Drill)

Bor senter tipe bell (Gambar 2.5), memiliki sudut mata sayat ujung (point
angle) sebesar 118º dan sudut mata sayat pengarah dua yaitu:
pertama (countersink angle) sebesar 60º dan sudut mata sayat pengarah kedua
sebesar 120º.

Gambar 2.5 . Bor senter tipe bell


Gambar 2.6 . Spesifikasi bor senter tipe bell

3) Bor Senter Tipe Safety (Safety Type Centre Drill)

Bor senter tipe safety (safety type centre drill) - (Gambar 2.7) terkadang juga
disebut bor senter tipe bell type centre drillmemilikimata sayat pengarah tirus
dan rata. Alat ini pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan senter bor
tipe standar, yaitu untuk membuat lubang senter bor yang memiliki sudut
pengarah senter 60º. Perbedaannya adalah, apabila pada saat membuat lubang
senter bor diperlukan hasil lubang senternya bertingkat lurus setelah bidang
tirusnya, maka dapat digunakan senter bor jenis ini.

Gambar 2.7. Bor senter tipe safety (safety type centre drill)

4) Bor Senter Tipe Bentuk Radius (Radius Form Type Centre Drill)
Bor senter tipe bentuk bentuk radius (radius form centre drill) - (Gambar
2.8), memiliki mata sayat pengarah berbentuk radius. Sehingga sehingga hasil
lubang senter yang dibuat memilki profil yang sama dengan sudut mata sayatnya
yaitu berbentuk radius.
Kelebihan lubang senter bor tipe bentuk radius ini adalah, apabila membubut
diantara dua senter yang diperlukan pergeseran kepala lepas realtif besar, pada
lubang senter maupun ujung senter tetap/senter putar lebih aman karena bidang
singgung pada lubang senter relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan lubang
senter bor bentuk standar. Contoh spesifikasi bor senter bentuk radius dapat
dilihat pada (Gambar 2.9).

Gambar 2.8 . Bor senter bentuk radius

Gambar 2.9 . Spesifikasi bor senter tipe radius form

Penggunaan senter bor pada proses pembubutan harus pasang atau diikat
dengan cekam bor(drill chuck) yang dipasang pada kepala lepas. Contoh
pengikatan senter drill pada cekam bor untuk proses pembubutan, dapat dilihat
pada (Gambar 2.10).

Gambar 2.10 . Contoh pengikatan senter bor pada cekam bor untuk proses pembubutan
Untuk megetahui standar ukuran diameter bodi dan diameter ujung bor senter
dalam satuan (mm) dapat dilhat pada (Tabel 2.1).

Tabel 2.1. Standar ukuran diameter bodi & diameter ujung bor senter dalam
satuan (mm)

Diameter Bodi / Body Diameter Ujung Bor Senter / Drill


No.
Diameter (mm) Point Diameter (mm)

1. 3.15 1.0
2. 4.0 1.5
3. 5.0 2.0
4. 6.3 2.5
5. 8.0 3.15
6. 10.0 4.0
7. 12.5 5.0
8. 16.0 6.3
9. 19.0 8.0

B. Mata Bor (Twist Drill)

Mata bor adalah salahsatu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk
membuat dan memperbesar diameter lubang pada benda kerja. Dalam membuat atau
memperbesar diameter lubang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu tergantung
dari diameter mata bor yang digunakan.

a) Pengelompokkan mata bor berdasarkan tangkai

Pengelompokan mata bor berdasarkan tangkai, dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu:

1) Mata bor tangkai lurus ,yang pengikatanya pada saat melakukan pengeboran
pada mesin bubut menggunakan cekam bor (drill chuck)
Gambar 2.11 . Mata bor tangkai lurus

2) Mata bor tangkai tirus, yang pengikatannya pada saat melakukan pengeboran
pada mesin bubut langsung dimasukan pada lubang tirus yang ada di kepala
lepas. Mata bor tangkai tirus, yang pengikatanya pada saat melakukan
pengeboran pada mesin bubut langsung dimasukan pada lubang tirus yang
ada di kepala lepas. Untuk mata bor tangkai tirus, jika pada saat digunakan
ukuran tangkai tirusnya lebih kecil dari pada lubang tirus pada kepala lepas,
dapat ditambah dengan menggunakan sarung pengurang(drill sleeve).Selain
itu perlu diketahui bahwa, untuk mata bor tangkai tirus pada umumnya tirus
tangkainya menggunakan standar Tirus Morse/ Morse Taper (MT) yaitu
mulai dari MT nomor 1 s.d 6 untuk bagian luarnya.

Gambar 2.12 . Pengikatan mata bor tangkai lurus pada cekam bor, untuk proses pembubutan

b) Pengelompokan mata bor berdasarkan spiral

Apabila dilihat dari spiralnya, mata bor terbagi menjadi tiga jenis yaitu:

1) Mata bor spiral normal/ normal spiral drill digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja lunak
2) Mata bor spiral panjang/ slow spiral drill digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja keras
3) Mata bor spiral pendek/ quick spiral drill digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja liat.

c) Pengelompokan mata bor berdasarkan sudut mata sayat/ potong

1) Mata bor dengansudut mata sayat 90° digunakan untuk mengebor jenis bahan
baja lunak
2) Mata bor dengansudut mata sayat 118°, digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja lunak s.d sedang
3) Mata bor dengansudut mata sayat 135, digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja keras.

2. REAMER
2.1. Definisi Reamer
Reamer (Peluas) adalah alat potong untuk memperbesar dan memperhalus
permukaan lubang yang telah kita siapkan sebelumnya. Lubang hasil pengeboran
kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang atau benda
pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi hal seperti ini
diperlukan adanya perluasan lubang menggunakan alat reamer. Untuk mendapatkan
ukuran yang pas maka pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih
kecil dari diameter lubang yang telah ditentukan kemudian diperluas menggunakan
reamer. Banyaknya bahan yang dilepas oleh peluas lubang tergantung pada ukuran
lubang danbahan yang dipotong, 0,38 mm adalah rata-rata yang baik.
2.2. Bagian-Bagian Reamer
 Tangkai : bagian dari peluas yang dicekam.
 Badan : bagian dari peluas yang mempunyai beberapa pisau dengan alur
diantaranya alur yang mungkin lurus dan sepiral.
 Berguna Untuk :

- Memelihara ukuran yang tetap,

- Memperhalus Permukaan,

- Memberi ukuran yang baik.

 Kepala : bagian yang memotong dalam perluasan.


2.3. Jenis-Jenis Reamer
A. Peluas Tangan (Hand reamer)
Sebuah alat untuk membesarkan lubang tangan yang lebih lancip lagi
atau memimpin (seperti mata bor) di depan dari pada membesarkan lubang mesin.
Hal ini untuk mengimbangi kesulitan untuk memulai sebuah lubang dengan kekuatan
tangan saja. Hal ini juga memungkinkan alat untuk membesarkan lubang untuk
memulai lurus atau spiral dan mengurangi resiko kerusakan.
Peluas Tangan (Hand reamer) mempunyai tipe Tangkai Segi Empat. Macam –
macam Peluas Tangan
 Peluas Tangan Tetap
 Peluas Tangan yang dapat di kembangkan
B. Peluas Mesin (Machine reamer)
Sebuah alat untuk membesarkan lubang mesin hanya memiliki sangat sedikit
mengarah masuk Karena membesarkan lubang dan benda kerja adalah pra-sejajar
dengan mesin tidak ada risiko itu mengembara tentunya. Selain gaya pemotongan
konstan yang dapat diterapkan oleh mesin memastikan bahwa mulai memotong
segera. Tangkai spiral memiliki keuntungan membersihkan swarf otomatis tetapi
juga tersedia dengan tangkai lurus seperti jumlah swarf dihasilkan selama operasi
reaming harus sangat kecil.
C. Peluas Mesin (Machine reamer)
Peluas Mesin mempunyai Dua Tipe Tangkai yaitu :
 Tipe Tangkai Tirus
 Tipe Tangkai Tirus
 Tipe Tangkai Silinder
Macam – macam Peluas Mesin
 Peluas mesin yang dapat di kembangkan
 Peluas mesin yang dapat di atur
 Peluas mesin kupas

3. ULIR
3.1. Definisi Ulir
Ulir adalah garis atau profil melingkar (melilit pada silinder yang mempunyai sudut kisar
atau uliran tetap).
3.2. Bagian-Bagian Ulir

3.3. Jenis – Jenis Ulir


A. Jenis Ulir Berdasarkan Standar
a) Ulir Metris / Metric Standart Thread merupakan ulir segitiga dengan sudut
puncak 60° dan keseluruhan dimensi dalam satuan metris. Simbol dari ulir ini
adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris dengan diameter 8 mm dan
pitch 1,25 mm
b) Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread merupakan ulir segitiga dengan
sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi dalam satuan british (inchi). Simbol
dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜" x 20 TPI adalah ulir whitworth dengan
diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread per Inch (jumlah puncak ulir tiap jarak 1
inchi)
B. Jenis Ulir Berdasarkan Bentuk

A. Ulir segitiga

Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir segitiga
ini diantaranya adalah

1) Ulir Pipa / BSP Thread (British Standart Pipe Thread)


Merupakan ulir standart yang digunakan pada sambungan pipa. disimbolkan
dengan huruf "R" contohnya R ⅜" yaitu ulir standar pipa untuk diameter pipa
⅜"

2) Ulir UNF / Unified Fine Thread

Merupakan jenis ulir dengan dimensi gabungan dari metris dan british. Ulir
ini mempunyai sudut puncak ulir 60° dan dimensi ukuran dalam satuan
british (inchi). Ulir ini kebanyakan digunakan di negara Amerika Serikat dan
Kanada. simbol yang digunakan adalah "UNF" contoh UNF ⅜" x 24 TPI
yaitu ulir UNF dengan ukuran diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 24.

B. Ulir Segiempat / Square Thread

Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan untuk
beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada tanggem.
ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya
Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi
adalah 8.
C. Ulir trapesium / Trapezium Thread

Merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa
digunakan pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut. .
ulir ini disimbolkan dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya Tr 18 x
4 adalah ulir trapesium dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4 mm.
D. Ulir Bulat / Round Thread

Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah dan puncak
ulir. biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan secara halus dengan
tanpa kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu ulir yang
digunakan pada lampu bohlam
E. Ulir bola / Ball Screw

Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-bola baja dan
digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak ada kelonggaran
dengan jarak yang presisi.

F. Ulir majemuk / Multi start Thread

Merupakan ulir yang mempunyai lebih dari satu belitan ulir. biasanya untuk
penggerak dengan kecepatan tinggi. bentuk profil ulir bisa segitiga, segiempat,
trapesium, bola dan sebagainya.
4. LANGKAH KERJA PEMBUBUTAN BAHAN DRILL CHUCK
4.1. Keselamatan Kerja
1. Siswa wajib mengenakan baju kerja (wear pack/overall)
2. Siswa wajib menggunakan safety shoes
3. Siswa tidak boleh berambut panjang. Kalaupun berambut panjang, harus diikat serapi
mungkin agar tidak membahayakan diri.
4. Siswa wajib menggunakan kacamata
5. Sebelum bekerja, pastikan disekitar mesin bubut tidak terdapat cairan yang tumpah.
Jika ada, maka bersihkan cairan tersebut terlebih dahulu untuk mengurangi resiko
kecelakaan.
6. Siswa tidak boleh mengoperasikan mesin sebelum memahami cara menggunakannya
7. Siswa tidak boleh mengoperasikan bagian-bagian alat yang tidak dijelaskan oleh
dosen/instruktur
4.2. Langkah Persiapan sebelum proses pembubutan
1. Mempelajari gambar kerja
2. Memprediksikan peralatan yang digunakan
3. Memasang center putar
4. Memasang pahat bubut
5. Menyetting ketinggian pahat bubut
Cara :
- Ubah sudut pahat bubut sebesar 45° ke kanan dari sumbu y dengan membuka kunci
rumah bubut.
- Dekatkan toolpost menuju kepala lepas
- Sejajarkan ujung pahat dengan ujung center putar dengan jarak ± selembar kertas.
6. Mengukur benda kerja
7. Menghitung putaran mesin
𝑉𝑐 .1000
Rumus putaran mesin : 𝑛 = 𝜋 .𝑑

Keterangan :
- n = kecepatan putaran mesin
- Vc = kecepatan ideal bahan
- d = diameter benda
8. Menyetting kecepatan mesin sesuai dengan perhitungan
9. Mencekam benda kerja sesuai kebutuhan
4.3. Peralatan Yang Digunakan
Dalam Praktek ini, ada beberapa peralatan yang harus digunakan yaitu :
- Center Putar - Jangka Sorong
- Chux drill - Kuas
- Center drill - Jobsheet/gambar kerja
- Mata bor - Kunci L
- Pahat bubut Rata Kanan - Pahat bubut dalam
- Pahat bubut celah - Pahat bubut Ulir

4.3.1. Proses Pembubutan Benda I

a) Facing
 Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
 Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
 Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
 Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
 Nyalakan mesin.
 Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan
pahat.
 Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
 Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
 Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.
b) Membuat lubang Center Drill

 Pasang center drill pada chux drill


 Pasang kesatuan drill ke kepala lepas
 Geser kepala lepas mendekati benda kerja hingga mata drill hampir
bersentuhan dengan benda kerja.
 Kunci kepala lepas dengan memutar kunci kepala lepas searah jarum jam
 Gunakan kecepatan yang besar agar center drill tidak patah
 Nyalakan mesin. Putar eretan lepas searah jarum jam hingga setengah mata bor
masuk dan melubangi benda kerja.
 Setelah benda terlubangi, putar berlawanan jarum jam eretan lepas.
 Matikan mesin.
c) Membubut memanjang (𝟐𝟓 × ∅𝟒𝟑)
 Ukur diameter benda kerja
 Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan menggunakan high gauge
setinggi 25 mm
 Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
 𝑁= = 148,13 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×43

 Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu
155 rpm (RIV, 1)
 Jepit benda kerja pada cakram penjepit.
 Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
 Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
 Kunci kepala lepas.
 Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar
masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan
memutar pengunci chux.
 Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa
benda sudah dijepit dengan rapat.
 Ubah posisi pahat menjadi tegak lurus dengan permukaan benda.
 Dekatkan ujung pisau bubut pada permukaan samping benda dengan cara
menggeser toolpost.
 Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang
 Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja
 Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
 Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
 Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan
arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat
sebelumnya.
 Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0
mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
 Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini
sebesar 1 mm.
 Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
 Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (43 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran,
maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga
batas yang telah ditentukan.
 Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan
lepas center putar dari benda.
d) Bor Tembus diameter 16
 Pasang bor ∅ 6 (bor pengawalan) pada drill chuck.
 Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock.
 Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm
dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
 Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :

𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑

Maka,

20 × 1.000
𝑛= = 1062 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 6𝑚𝑚

 Nyalakan Mesin
 Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
 Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar
mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
 Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
 Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
 Matikan Mesin.
 Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 637 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 10𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.

20 × 1.000
𝑛= = 531 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 12𝑚𝑚

 Ulangi langkah 1-10


 Ganti mata bor ∅ 12 tadi dengan mata bor ∅ 16.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.

20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 16𝑚𝑚

 Ulangi langkah 1-10


 Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
e) Bor Tak Tembus
 Pasang bor ∅ 20 pada drill chuck.

 Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock

 Hitung panjang langkah bor yang harus masuk

L = 24 – x + 10
x
L = 24 – (10/tan 59°) + 10

L = 28 mm

 Beri tanda pada tail stock

 Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm
dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.

 Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :

𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑

 Maka,

20 × 1.000
𝑛= = 318 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 20𝑚𝑚

 Nyalakan Mesin

 Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.


 Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar
mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.

 Lakukan pemakanan hingga tandapada tail stock sejajar dengan permukaan luar
benda

 Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.

 Matikan Mesin.

 Ganti mata bor ∅ 20 tadi dengan mata bor ∅ 28.

 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.

 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.

20 × 1.000
𝑛= = 227 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 28𝑚𝑚

 Ulangi langkah 5-10

 Ganti mata bor ∅28 tadi dengan mata bor ∅ 30.

 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.

 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.

20 × 1.000
𝑛= = 212 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 30𝑚𝑚

 Ulangi langkah 1-10

 Ganti mata bor ∅30 tadi dengan mata bor ∅ 32.

 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.

 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.

20 × 1.000
𝑛= = 199 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 32𝑚𝑚

 Ulangi langkah 1-10


 Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong

f) Bubut Dalam (∅𝟑𝟓 × 𝟐𝟒)

 Pasang pahat bubut dalam pada rumah pahat

 Putar rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan center putar

 Centerkan ujung mata pahat dengan center putar. Cara melakkannya sama
seperti pahat bubut biasa

 Putar kembali rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan benda
kerja dan sejajar dengan meja kerja

 Dekatkan pahat pada benda kerja

 Sentuhkan ujung mata pahat dengan permukaan dalam benda kerja yang sudah
d bor sebelumnya.

 Atur jumlah pemakanan dengan memutar eretan lintang berlawanan arah jarum
jam. Pemakanan maksimal yang diperbolehkan adalah 1 mm

 Atur kecepatan perputaran benda kerja.

20 ×1.000
 𝑛= = 181 𝑟𝑝𝑚
3,14 35 𝑚𝑚

 Nyalakan mesin

 Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam
masuk. Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan

 Matikan mesin

 Periksa kedalaman dan diameter lubang menggunakan jangka sorong.

g) Membuat ulir dalam(M36 × 1)

 Pasang pahat bubut ulir dalam pada rumah pahat

 Masukkan kedalam lubang yang telah di bubutdalam

 Ubah pada menj adi pengerjaan untuk ulir


 Aturnilai pitch pada (pitch = 1)

 Mulai pemakanan sebesar 0,5

 Gunakan proses kerja otomatis untuk membuat ulir

 Lakukan langkah diatas terus menerus hingga mencapai kedalaman yang


diinginkan

h) Facing ∅𝟒𝟑

 Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)

 Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing

 Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja

 Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.

 Nyalakan mesin.

 Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan
pahat.

 Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.

 Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.

 Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.

i) Membuat Tirus

 Atur sudut pada pahat bubut sebesar 16° dengan memutar baut setel pada
rumah pahat.

 Dekatkan ujung pahat pada permukaan benda.

 Nyalakan mesin.
 Gerakkan pahat dari kanan ke kiri dengan cara memutar eretan atas searah
jarum jam.

 Jika pemakanan telah selesai, mundurkan pahat.

 matikan mesin lalu hitung diameter ujung – ujung tirus.

4.3.2. Proses Pembubutan Benda II

a) Facing 1 Muka
 Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
 Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
 Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
 Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
 Nyalakan mesin.
 Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan
pahat.
 Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
 Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
 Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.
b) Membuat lubang Center Drill

 Pasang center drill pada chux drill


 Pasang kesatuan drill ke kepala lepas
 Geser kepala lepas mendekati benda kerja hingga mata drill hampir
bersentuhan dengan benda kerja.
 Kunci kepala lepas dengan memutar kunci kepala lepas searah jarum jam
 Gunakan kecepatan putar yang besar
 Nyalakan mesin. Putar eretan lepas searah jarum jam hingga setengah mata bor
masuk dan melubangi benda kerja.
 Setelah benda terlubangi, putar berlawanan jarum jam eretan lepas.
 Matikan mesin.
c) Membubut Rata (∅𝟒𝟑 × 𝟒𝟑, 𝟓)
 Ukur diameter benda kerja
 Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
 𝑁= = 148 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×43

 Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :


 Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
 Kunci kepala lepas.
 Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar
masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan
memutar pengunci chux.
 Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa
benda sudah dijepit dengan rapat.
 Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran
jangka sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang
hingga pahat menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan
mesin. Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan
cara menggeser toolpost.
 Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
 Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
 Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
 Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
 Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan
arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat
sebelumnya.
 Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0
mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
 Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini
sebesar 1 mm.
 Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
 Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (43 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran,
maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga
batas yang telah ditentukan.
 Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan
lepas center putar dari benda.
d) Membubut Memanjang(∅𝟑𝟔 × 𝟏𝟎)
 Ukur diameter benda kerja
 Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan mengukur panjang benda
yang akan dimakan.
 Panjang bagian berdiameter 36 mm = 10 mm.
 Setting jangka sorong dengan ukuran 10 mm
 Gunakan bagian dalam jangka sorong (yang berbentuk panjang dan pipih)
untuk mengukur benda kerja. Samakan posisi ujung pahat dengan ujung jangka
sorong.
 Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
𝑁= = 176,93 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×36

 Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu
190 rpm (RIII, 2)
 Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
 Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
 Kunci kepala lepas.
 Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar
masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan
memutar pengunci chux.
 Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa
benda sudah dijepit dengan rapat.
 Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran
jangka sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang
hingga pahat menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan
mesin. Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan
cara menggeser toolpost.
 Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
 Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
 Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
 Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
 Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan
arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat
sebelumnya.
 Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0
mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
 Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini
sebesar 1 mm.
 Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
 Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (36 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran,
maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga
batas yang telah ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan
lepas center putar dari benda.
e) Membuat Celah
 Pasang pahat bubut celah pada rumah pahat
 Ukur lebar bubut celah. Pahat celah yang digunakan memiliki lebar 2,2 mm
sehingga diperlukan penggeseran.
 Dekatkan celah pada permukaan benda dengan memutar eretan melintang
searah jarum jam.
 Atur skala eretan melintang sehingga menunjuk ke nilai 0 mm.
 Nyalakan mesin.
 Hitung ukuran benda yang akan mengalami pemakanan.
Diameter awal – diameter akhir = jumlah pemakanan
36 mm – 34 mm = 2 mm
 Putar eretan melintang secara perlahan sesuai ukuran sampai pahat memakan
benda dan membentuk celah (diusahakan memutar setiap 0,5 mm)
 Mundurkan kembali pahat.
 Geser pahat sejauh 0,8 mm kekanan (untuk melakukan kembali pemakanan)
 Lakukan kembali langkah 7 dan 8
 Matikan mesin
 Cek kedalaman dan lebar celah menggunakan jangka sorong
f) Membuat Ulir Luar M36 × 1
 Pasang pahat bubut ulir dalam pada rumah pahat
 Tempelkan pahat pada bagian permukaan yang akan di ulir
 Ubah pada menjadi pengerjaan untuk ulir
 Atur nilai pitch pada (pitch = 1)
 Mulai pemakanan sebesar 0,5
 Gunakan proses kerja otomatis untuk membuat ulir
 Lakukan langkah diatas terus-menerus hingga mencapai kedalaman yang di
inginkan
g) Membubut Memanjang ∅𝟑𝟑 × 𝟏𝟎
 Balik benda kerja
 Ukur diameter benda kerja
 Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan mengukur panjang benda
yang akan dimakan.
 Panjang bagian berdiameter 30 mm = 10 mm.
 Setting jangka sorong dengan ukuran 10 mm
 Gunakan bagian dalam jangka sorong (yang berbentuk panjang dan pipih)
untuk mengukur benda kerja. Samakan posisi ujung pahat dengan ujung jangka
sorong.
 Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
𝑁= = 193,01 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×33

 Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu
190 rpm (RIII, 2)
 Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
 Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
 Kunci kepala lepas.
 Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar
masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan
memutar pengunci chux.
 Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa
benda sudah dijepit dengan rapat.
 Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran
jangka sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang
hingga pahat menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan
mesin. Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan
cara menggeser toolpost.
 Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
 Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
 Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
 Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
 Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan
arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat
sebelumnya.
 Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0
mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
 Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini
sebesar 1 mm.
 Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
 Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (30 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran,
maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga
batas yang telah ditentukan.
 Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan
lepas center putar dari benda.
h) Chamfer𝟐 × 𝟒𝟓° dan 3 × 𝟒𝟓°
 Pasang pahat bubut chamfer pada rumah pahat
 Dekatkan pisau pahat pada benda kerja yang akan di chamfer
 Atur kecepatan perputaran benda kerja
 Nyalakan mesin
 Majukan pahat dengan memutar eretan melintang sejauh 2mm untuk 2 × 45°
dan sejauh 3 mm untuk chamfer 3 × 45°
 Matikan mesin
i) Bor Tembus ∅𝟐𝟐 × 𝟒𝟑, 𝟓
 Pasang bor ∅ 6 (bor pengawalan) pada drill chuck.
 Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock.
 Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm
dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
 Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑

 Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 1062 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 6𝑚𝑚
 Nyalakan Mesin
 Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
 Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar
mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
 Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
 Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
 Matikan Mesin.
 Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 637 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 10𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 531 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 12𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Ganti mata bor ∅ 12 tadi dengan mata bor ∅ 16.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 16𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Ganti mata bor ∅ 16 tadi dengan mata bor ∅ 22.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 289,5 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 22𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Matikan Mesin
 Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
j) Bor Tidak Tembus (∅𝟑𝟎 × 𝟐𝟔, 𝟓)
 Pasang bor ∅ 22 pada drill chuck.
 Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock
 Hitung panjang langkah bor yang harus masuk
L = 24 – x + 10
x 59°) + 10
L = 24 – (11/tan
L = 27 mm
 Beri tanda pada tail stock
 Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm
dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
 Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑

 Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 289 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 22𝑚𝑚
 Nyalakan Mesin
 Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
 Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar
mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
 Lakukan pemakanan hingga tanda pada tail stock sejajar dengan permukaan
luar benda
 Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
 Matikan Mesin.
 Ganti mata bor ∅ 22 tadi dengan mata bor ∅ 30.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 212 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 30𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Matikan Mesin
 Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
k) Bubut Dalam
 Pasang pahat bubut dalam pada rumah pahat
 Putar rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan center putar
 Centerkan ujung mata pahat dengan center putar. Cara melakkannya sama
seperti pahat bubut biasa
 Putar kembali rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan benda
kerja dan sejajar dengan meja kerja
 Dekatkan pahat pada benda kerja
 Sentuhkan ujung mata pahat dengan permukaan dalam benda kerja yang sudah
d bor sebelumnya.
 Atur jumlah pemakanan dengan memutar eretan lintang berlawanan arah jarum
jam. Pemakanan maksimal yang diperbolehkan adalah 1 mm
 Atur kecepatan perputaran benda kerja.

20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 ×. . 𝑚𝑚

 Nyalakan mesin
 Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam
masuk. Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan
 Matikan mesin
 Periksa kedalaman dan diameter lubang menggunakan jangka sorong.
l) Facing
 Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
 Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
 Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
 Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
 Nyalakan mesin.
 Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan
pahat.
 Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
 Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
 Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.

Anda mungkin juga menyukai