Disusun Oleh :
NIM :171211014 )
Kelas : 1 MA
2018
1. BOR
Bor adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat dan menghasilkan lubang dengan
nilai diameter yang sesuai dengan diameter padamata bor.
1.1. Bagian-Bagian Bor
a. Tangkai
b. Badan
c. Alur
d. Pisau
e. Panjang alur
f. Bibir pemotong
g. Bidang pembuang
h. Bidang bebas
i. Garis tengah bor
j. Pisau bor
k. Bibir serong
Bor senter tipe bell (Gambar 2.5), memiliki sudut mata sayat ujung (point
angle) sebesar 118º dan sudut mata sayat pengarah dua yaitu:
pertama (countersink angle) sebesar 60º dan sudut mata sayat pengarah kedua
sebesar 120º.
Bor senter tipe safety (safety type centre drill) - (Gambar 2.7) terkadang juga
disebut bor senter tipe bell type centre drillmemilikimata sayat pengarah tirus
dan rata. Alat ini pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan senter bor
tipe standar, yaitu untuk membuat lubang senter bor yang memiliki sudut
pengarah senter 60º. Perbedaannya adalah, apabila pada saat membuat lubang
senter bor diperlukan hasil lubang senternya bertingkat lurus setelah bidang
tirusnya, maka dapat digunakan senter bor jenis ini.
Gambar 2.7. Bor senter tipe safety (safety type centre drill)
4) Bor Senter Tipe Bentuk Radius (Radius Form Type Centre Drill)
Bor senter tipe bentuk bentuk radius (radius form centre drill) - (Gambar
2.8), memiliki mata sayat pengarah berbentuk radius. Sehingga sehingga hasil
lubang senter yang dibuat memilki profil yang sama dengan sudut mata sayatnya
yaitu berbentuk radius.
Kelebihan lubang senter bor tipe bentuk radius ini adalah, apabila membubut
diantara dua senter yang diperlukan pergeseran kepala lepas realtif besar, pada
lubang senter maupun ujung senter tetap/senter putar lebih aman karena bidang
singgung pada lubang senter relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan lubang
senter bor bentuk standar. Contoh spesifikasi bor senter bentuk radius dapat
dilihat pada (Gambar 2.9).
Penggunaan senter bor pada proses pembubutan harus pasang atau diikat
dengan cekam bor(drill chuck) yang dipasang pada kepala lepas. Contoh
pengikatan senter drill pada cekam bor untuk proses pembubutan, dapat dilihat
pada (Gambar 2.10).
Gambar 2.10 . Contoh pengikatan senter bor pada cekam bor untuk proses pembubutan
Untuk megetahui standar ukuran diameter bodi dan diameter ujung bor senter
dalam satuan (mm) dapat dilhat pada (Tabel 2.1).
Tabel 2.1. Standar ukuran diameter bodi & diameter ujung bor senter dalam
satuan (mm)
1. 3.15 1.0
2. 4.0 1.5
3. 5.0 2.0
4. 6.3 2.5
5. 8.0 3.15
6. 10.0 4.0
7. 12.5 5.0
8. 16.0 6.3
9. 19.0 8.0
Mata bor adalah salahsatu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk
membuat dan memperbesar diameter lubang pada benda kerja. Dalam membuat atau
memperbesar diameter lubang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu tergantung
dari diameter mata bor yang digunakan.
Pengelompokan mata bor berdasarkan tangkai, dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
1) Mata bor tangkai lurus ,yang pengikatanya pada saat melakukan pengeboran
pada mesin bubut menggunakan cekam bor (drill chuck)
Gambar 2.11 . Mata bor tangkai lurus
2) Mata bor tangkai tirus, yang pengikatannya pada saat melakukan pengeboran
pada mesin bubut langsung dimasukan pada lubang tirus yang ada di kepala
lepas. Mata bor tangkai tirus, yang pengikatanya pada saat melakukan
pengeboran pada mesin bubut langsung dimasukan pada lubang tirus yang
ada di kepala lepas. Untuk mata bor tangkai tirus, jika pada saat digunakan
ukuran tangkai tirusnya lebih kecil dari pada lubang tirus pada kepala lepas,
dapat ditambah dengan menggunakan sarung pengurang(drill sleeve).Selain
itu perlu diketahui bahwa, untuk mata bor tangkai tirus pada umumnya tirus
tangkainya menggunakan standar Tirus Morse/ Morse Taper (MT) yaitu
mulai dari MT nomor 1 s.d 6 untuk bagian luarnya.
Gambar 2.12 . Pengikatan mata bor tangkai lurus pada cekam bor, untuk proses pembubutan
Apabila dilihat dari spiralnya, mata bor terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
1) Mata bor spiral normal/ normal spiral drill digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja lunak
2) Mata bor spiral panjang/ slow spiral drill digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja keras
3) Mata bor spiral pendek/ quick spiral drill digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja liat.
1) Mata bor dengansudut mata sayat 90° digunakan untuk mengebor jenis bahan
baja lunak
2) Mata bor dengansudut mata sayat 118°, digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja lunak s.d sedang
3) Mata bor dengansudut mata sayat 135, digunakan untuk mengebor jenis
bahan baja keras.
2. REAMER
2.1. Definisi Reamer
Reamer (Peluas) adalah alat potong untuk memperbesar dan memperhalus
permukaan lubang yang telah kita siapkan sebelumnya. Lubang hasil pengeboran
kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang atau benda
pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi hal seperti ini
diperlukan adanya perluasan lubang menggunakan alat reamer. Untuk mendapatkan
ukuran yang pas maka pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih
kecil dari diameter lubang yang telah ditentukan kemudian diperluas menggunakan
reamer. Banyaknya bahan yang dilepas oleh peluas lubang tergantung pada ukuran
lubang danbahan yang dipotong, 0,38 mm adalah rata-rata yang baik.
2.2. Bagian-Bagian Reamer
Tangkai : bagian dari peluas yang dicekam.
Badan : bagian dari peluas yang mempunyai beberapa pisau dengan alur
diantaranya alur yang mungkin lurus dan sepiral.
Berguna Untuk :
- Memperhalus Permukaan,
3. ULIR
3.1. Definisi Ulir
Ulir adalah garis atau profil melingkar (melilit pada silinder yang mempunyai sudut kisar
atau uliran tetap).
3.2. Bagian-Bagian Ulir
A. Ulir segitiga
Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir segitiga
ini diantaranya adalah
Merupakan jenis ulir dengan dimensi gabungan dari metris dan british. Ulir
ini mempunyai sudut puncak ulir 60° dan dimensi ukuran dalam satuan
british (inchi). Ulir ini kebanyakan digunakan di negara Amerika Serikat dan
Kanada. simbol yang digunakan adalah "UNF" contoh UNF ⅜" x 24 TPI
yaitu ulir UNF dengan ukuran diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 24.
Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan untuk
beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada tanggem.
ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya
Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi
adalah 8.
C. Ulir trapesium / Trapezium Thread
Merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa
digunakan pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut. .
ulir ini disimbolkan dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya Tr 18 x
4 adalah ulir trapesium dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4 mm.
D. Ulir Bulat / Round Thread
Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah dan puncak
ulir. biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan secara halus dengan
tanpa kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu ulir yang
digunakan pada lampu bohlam
E. Ulir bola / Ball Screw
Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-bola baja dan
digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak ada kelonggaran
dengan jarak yang presisi.
Merupakan ulir yang mempunyai lebih dari satu belitan ulir. biasanya untuk
penggerak dengan kecepatan tinggi. bentuk profil ulir bisa segitiga, segiempat,
trapesium, bola dan sebagainya.
4. LANGKAH KERJA PEMBUBUTAN BAHAN DRILL CHUCK
4.1. Keselamatan Kerja
1. Siswa wajib mengenakan baju kerja (wear pack/overall)
2. Siswa wajib menggunakan safety shoes
3. Siswa tidak boleh berambut panjang. Kalaupun berambut panjang, harus diikat serapi
mungkin agar tidak membahayakan diri.
4. Siswa wajib menggunakan kacamata
5. Sebelum bekerja, pastikan disekitar mesin bubut tidak terdapat cairan yang tumpah.
Jika ada, maka bersihkan cairan tersebut terlebih dahulu untuk mengurangi resiko
kecelakaan.
6. Siswa tidak boleh mengoperasikan mesin sebelum memahami cara menggunakannya
7. Siswa tidak boleh mengoperasikan bagian-bagian alat yang tidak dijelaskan oleh
dosen/instruktur
4.2. Langkah Persiapan sebelum proses pembubutan
1. Mempelajari gambar kerja
2. Memprediksikan peralatan yang digunakan
3. Memasang center putar
4. Memasang pahat bubut
5. Menyetting ketinggian pahat bubut
Cara :
- Ubah sudut pahat bubut sebesar 45° ke kanan dari sumbu y dengan membuka kunci
rumah bubut.
- Dekatkan toolpost menuju kepala lepas
- Sejajarkan ujung pahat dengan ujung center putar dengan jarak ± selembar kertas.
6. Mengukur benda kerja
7. Menghitung putaran mesin
𝑉𝑐 .1000
Rumus putaran mesin : 𝑛 = 𝜋 .𝑑
Keterangan :
- n = kecepatan putaran mesin
- Vc = kecepatan ideal bahan
- d = diameter benda
8. Menyetting kecepatan mesin sesuai dengan perhitungan
9. Mencekam benda kerja sesuai kebutuhan
4.3. Peralatan Yang Digunakan
Dalam Praktek ini, ada beberapa peralatan yang harus digunakan yaitu :
- Center Putar - Jangka Sorong
- Chux drill - Kuas
- Center drill - Jobsheet/gambar kerja
- Mata bor - Kunci L
- Pahat bubut Rata Kanan - Pahat bubut dalam
- Pahat bubut celah - Pahat bubut Ulir
a) Facing
Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin.
Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan
pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.
b) Membuat lubang Center Drill
Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu
155 rpm (RIV, 1)
Jepit benda kerja pada cakram penjepit.
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar
masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan
memutar pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa
benda sudah dijepit dengan rapat.
Ubah posisi pahat menjadi tegak lurus dengan permukaan benda.
Dekatkan ujung pisau bubut pada permukaan samping benda dengan cara
menggeser toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan
arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat
sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0
mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini
sebesar 1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (43 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran,
maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga
batas yang telah ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan
lepas center putar dari benda.
d) Bor Tembus diameter 16
Pasang bor ∅ 6 (bor pengawalan) pada drill chuck.
Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock.
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm
dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑
Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 1062 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 6𝑚𝑚
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar
mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 637 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 10𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 531 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 12𝑚𝑚
20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 16𝑚𝑚
L = 24 – x + 10
x
L = 24 – (10/tan 59°) + 10
L = 28 mm
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm
dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑
Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 318 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 20𝑚𝑚
Nyalakan Mesin
Lakukan pemakanan hingga tandapada tail stock sejajar dengan permukaan luar
benda
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
20 × 1.000
𝑛= = 227 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 28𝑚𝑚
20 × 1.000
𝑛= = 212 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 30𝑚𝑚
20 × 1.000
𝑛= = 199 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 32𝑚𝑚
Putar rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan center putar
Centerkan ujung mata pahat dengan center putar. Cara melakkannya sama
seperti pahat bubut biasa
Putar kembali rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan benda
kerja dan sejajar dengan meja kerja
Sentuhkan ujung mata pahat dengan permukaan dalam benda kerja yang sudah
d bor sebelumnya.
Atur jumlah pemakanan dengan memutar eretan lintang berlawanan arah jarum
jam. Pemakanan maksimal yang diperbolehkan adalah 1 mm
20 ×1.000
𝑛= = 181 𝑟𝑝𝑚
3,14 35 𝑚𝑚
Nyalakan mesin
Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam
masuk. Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan
Matikan mesin
h) Facing ∅𝟒𝟑
Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin.
Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan
pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.
i) Membuat Tirus
Atur sudut pada pahat bubut sebesar 16° dengan memutar baut setel pada
rumah pahat.
Nyalakan mesin.
Gerakkan pahat dari kanan ke kiri dengan cara memutar eretan atas searah
jarum jam.
a) Facing 1 Muka
Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin.
Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan
pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.
b) Membuat lubang Center Drill
Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu
190 rpm (RIII, 2)
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar
masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan
memutar pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa
benda sudah dijepit dengan rapat.
Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran
jangka sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang
hingga pahat menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan
mesin. Jauhkan pahat dari benda kerja.
Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan
cara menggeser toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan
arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat
sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0
mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini
sebesar 1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (36 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran,
maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga
batas yang telah ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan
lepas center putar dari benda.
e) Membuat Celah
Pasang pahat bubut celah pada rumah pahat
Ukur lebar bubut celah. Pahat celah yang digunakan memiliki lebar 2,2 mm
sehingga diperlukan penggeseran.
Dekatkan celah pada permukaan benda dengan memutar eretan melintang
searah jarum jam.
Atur skala eretan melintang sehingga menunjuk ke nilai 0 mm.
Nyalakan mesin.
Hitung ukuran benda yang akan mengalami pemakanan.
Diameter awal – diameter akhir = jumlah pemakanan
36 mm – 34 mm = 2 mm
Putar eretan melintang secara perlahan sesuai ukuran sampai pahat memakan
benda dan membentuk celah (diusahakan memutar setiap 0,5 mm)
Mundurkan kembali pahat.
Geser pahat sejauh 0,8 mm kekanan (untuk melakukan kembali pemakanan)
Lakukan kembali langkah 7 dan 8
Matikan mesin
Cek kedalaman dan lebar celah menggunakan jangka sorong
f) Membuat Ulir Luar M36 × 1
Pasang pahat bubut ulir dalam pada rumah pahat
Tempelkan pahat pada bagian permukaan yang akan di ulir
Ubah pada menjadi pengerjaan untuk ulir
Atur nilai pitch pada (pitch = 1)
Mulai pemakanan sebesar 0,5
Gunakan proses kerja otomatis untuk membuat ulir
Lakukan langkah diatas terus-menerus hingga mencapai kedalaman yang di
inginkan
g) Membubut Memanjang ∅𝟑𝟑 × 𝟏𝟎
Balik benda kerja
Ukur diameter benda kerja
Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan mengukur panjang benda
yang akan dimakan.
Panjang bagian berdiameter 30 mm = 10 mm.
Setting jangka sorong dengan ukuran 10 mm
Gunakan bagian dalam jangka sorong (yang berbentuk panjang dan pipih)
untuk mengukur benda kerja. Samakan posisi ujung pahat dengan ujung jangka
sorong.
Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
𝑁= = 193,01 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×33
Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu
190 rpm (RIII, 2)
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar
masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan
memutar pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa
benda sudah dijepit dengan rapat.
Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran
jangka sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang
hingga pahat menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan
mesin. Jauhkan pahat dari benda kerja.
Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan
cara menggeser toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan
arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat
sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0
mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini
sebesar 1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (30 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran,
maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga
batas yang telah ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan
lepas center putar dari benda.
h) Chamfer𝟐 × 𝟒𝟓° dan 3 × 𝟒𝟓°
Pasang pahat bubut chamfer pada rumah pahat
Dekatkan pisau pahat pada benda kerja yang akan di chamfer
Atur kecepatan perputaran benda kerja
Nyalakan mesin
Majukan pahat dengan memutar eretan melintang sejauh 2mm untuk 2 × 45°
dan sejauh 3 mm untuk chamfer 3 × 45°
Matikan mesin
i) Bor Tembus ∅𝟐𝟐 × 𝟒𝟑, 𝟓
Pasang bor ∅ 6 (bor pengawalan) pada drill chuck.
Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock.
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm
dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑
Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 1062 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 6𝑚𝑚
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar
mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 637 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 10𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 531 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 12𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 12 tadi dengan mata bor ∅ 16.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 16𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 16 tadi dengan mata bor ∅ 22.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 289,5 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 22𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Matikan Mesin
Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
j) Bor Tidak Tembus (∅𝟑𝟎 × 𝟐𝟔, 𝟓)
Pasang bor ∅ 22 pada drill chuck.
Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock
Hitung panjang langkah bor yang harus masuk
L = 24 – x + 10
x 59°) + 10
L = 24 – (11/tan
L = 27 mm
Beri tanda pada tail stock
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm
dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑
Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 289 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 22𝑚𝑚
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar
mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga tanda pada tail stock sejajar dengan permukaan
luar benda
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 22 tadi dengan mata bor ∅ 30.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 212 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 30𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Matikan Mesin
Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
k) Bubut Dalam
Pasang pahat bubut dalam pada rumah pahat
Putar rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan center putar
Centerkan ujung mata pahat dengan center putar. Cara melakkannya sama
seperti pahat bubut biasa
Putar kembali rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan benda
kerja dan sejajar dengan meja kerja
Dekatkan pahat pada benda kerja
Sentuhkan ujung mata pahat dengan permukaan dalam benda kerja yang sudah
d bor sebelumnya.
Atur jumlah pemakanan dengan memutar eretan lintang berlawanan arah jarum
jam. Pemakanan maksimal yang diperbolehkan adalah 1 mm
Atur kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 ×. . 𝑚𝑚
Nyalakan mesin
Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam
masuk. Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan
Matikan mesin
Periksa kedalaman dan diameter lubang menggunakan jangka sorong.
l) Facing
Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin.
Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan
pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.