Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alfan Mohammad Shirothu Rizqi

NIM : 5201418010
Prodi : Pendidikan Teknik Mesin S1
Rombel : PTM 1 (Jumat, jam 07.00 WIB)
Mata Kuliah : Praktik Pengelasan 2
Dosen Pengampu : Rusiyanto, S. Pd., M. T. dan Febri Budi Darsono

Tugas Pertemuan Ke-14 Praktik Pengelasan II

1. Perhatikan Link berikut terkait video teknik penyalaan busur lift start dan high frequency
start!
https://www.youtube.com/watch?v=7Tv4H2RnssE
Jelaskan perbedaan penyalaan busur TIG tersebut!

2. Perhatikan Link berikut terkait 5 kesalahan pada las tig:


https://www.youtube.com/watch?v=LBXSVCmuBeY&t=268s
Jelaskan 5 kesalahan tersebut, disertai screenshootnya!

3. Perhatikan Link berikut terkait weaving teknik pada las tig yaitu: Freehand dan Walking the
cup!
Freehand teknik
https://www.youtube.com/watch?v=2dHbc3dwzpw
Walking The Cup teknik
https://www.youtube.com/watch?v=ByClpaoVcjA&t=62s

Catatan Pengerjaan: kerjakan hanya nomor 1 dan 2, disertai screenshoot jika diperlukan dari link
video untuk memperjelas jawaban, dikerjakan dengan format PDF, Font ukuran 12, kertas A4
spasi 1,5
LEMBAR JAWAB

1). Terkait video tentang penyalaan busur lift start dan high frequency start pada link video
https://www.youtube.com/watch?v=7Tv4H2RNssE&t=291s , dijelaskan mengenai perbedaan
keduanya. Berikut penjelasannya :
a. Lift start
Penyalaan busur lift start pada pengelasan TIG, dalam video tersebut dijelaskan untuk
penyalaannya dilakukan dengan cara menempelkan elektroda tungsten pada benda kerja
(Gambar 1) kemudian menekan tombol switch on pada torch TIG lalu diangkat sehingga
menghasilkan nyala busur api (Gambar 2).

(Gambar 1.) (Gambar 2.)


b. High frequency start
Penyalaan busur high frequency start pada pengelasan TIG, dalam video tersebut
dijelaskan untuk penyalaannya dilakukan dengan cara menekan tombol konektor gas pada torch
TIG dengan catatan tungsten tidak menempel benda kerja (Gambar 3), kemudian
mengeluarkan/menghembuskan gas pada benda kerja maka akan terjadi nyala busur api (Gambar
4).

(Gambar 3.) (Gambar 4.)

2). Dalam link video https://www.youtube.com/watch?v=LBXSVCmuBeY&t=612s menjelaskan


ada beberapa kesalahan yang dilakukan pada pengelasan TIG. Berikut penjelasannya :
a. Kesalahan dalam penyettingan alat dan mesin
Salah satu faktor penyebab hasil pengelasan yang kurang maksimal dalam pengelasan
TIG yaitu tumpulnya sudut elektroda tungsten yang digunakan. Sudut elektroda tungsten yang
tumpul membuat cairan logam menyebar tak teratur, sehingga membuat rigi las yang dihasilkan
pun kurang baik. Adapaun yang menyebabkan elektroda tungsten sering tumpul yaitu karena
kurang baiknya persiapan awal yang dilakukan sebelum melakukan proses pengelasan pada saat
penyettingan alat dan mesin. Penyettingan alat dan mesin meliputi pengasahan sudut elektroda
tungsten, pengaturan tegangan /ampere, diagram mesin las, dan volume gas / gas nozzle.

(Gambar 1. Tungsten tumpul)

b. Kesalahan sudut Torch


Kesalahan posisi sudut torch merupakan kesalahan paling umum yang dilakukan pada
pengelasan TIG. Kesalahan sudut torch sangat berpengaruh terhadap kualitas rigi pengelasan.
Sudut pengelasan yang benar yaitu bahan tambah 15˚ dan torch 30-45˚.

(Gambar 2. Sudut pengelasan TIG)

c. Kesalahan setting tekanan gas pelindung


Dalam penjelasan video tersebut, sangat direkomendasikan untuk penggunaaan gas
pelindung Argon 100% , karena untuk operasionalnya lebih menghemat gas, bahan tambah dan
tidak menghasilkan banyak spatter. Tekanan gas rekomendasi dalam video tersebut untuk
penyettingan gas pelindung sebesar 15-20 CFH. Dibuktikan dengan dilakukannya proses
pengelasan TIG dan menghasilkan rigi las yang baik, rata dan tidak terlalu lebar.

(Gambar 3. Setting tekanan gas)

d. Kesalahan pengaturan jarak offset tungsten


Dalam video tersebut dijelaskan bahwa untuk pengelasan TIG, jarak offset antara benda
kerja dan elektroda tungsten berjarak 1 inchi dengan pengaturan arus 9-12 volt.

(Gambar 4. Jarak Offset Tungsten)

3). Terkait weaving teknik pada las tig yaitu Freehand dan Walking the cup. Berikut
penjelasannya :

a. Freehand Technique (Teknik tengan bebas)

Pada link video https://www.youtube.com/watch?v=2dHbc3dwzpw dijelaskan mengenai


pengelasan TIG dengan Freehand technique (Teknik tangan bebas). Dalam video tersebut
melihatkan ada seorang welder yang melakukan pengelasan TIG dengan job pengelasan 5G-
Pipe. Ia menggunakan arus pengelasan sebesar 95 A untuk root pass dan 220 A untuk hot/fill
pass. Pengelasan dilakukan menggunakan freehand technique (teknik tangan bebas).
(Gambar 1).

b. Walking The Cup Technique (Teknik Berjalan di cangkir)

Pada link video https://www.youtube.com/watch?v=ByClpaoVcjA&t=62s dijelaskan


pengelasan TIG mengenai teknik Walking the cup. Dalam video tersebut memperlihatkan ada
seorang welder yang melakukan pengelasan TIG dengan job pengelasan 1G-Plate dengan
menggunakan teknik walking the cup. Teknik Walking the cup sendiri dapat dilakukan dengan
cara menempelkan ujung torch pada benda kerja lalu menggoyangkannya kekanan-kekiri dengan
gerakan yang stabil (Gambar 2). Sebagai catatan penting, penggunaan teknik pengelasan walking
the cup ini membutuhkan kekuatan tangan yang kuat dan stabil, karena tangan akan terus
menggerakkan/menggoyangkan torch untuk menata cairan dan membentuk rigi las (Gambar 3).

(Gambar 2) (Gambar 3)

Anda mungkin juga menyukai