Anda di halaman 1dari 75

PEMBELAJARAN K3 MESIN

ROTASI ( TURBIN )

Bab IV
TURBIN
OLEH
SANTOSO BUDI

santoso budi Fak Teknik Mesin UNTIRTA,


santosobud@yahoo.com, HP 08129589918
CURICULUM VITAE
Nama : Santoso Budi
Tgl,tempat lahir : 22 Oktober 1954, Jogjakarta
Pekerjaan : PT . Indonesia Power ( Purna Bhakti)
Doster Fak Tek Mesin UNTIRTA ( non aktip )
Acessor LPK Propinsi Banten ( Disnaker )
Acessor Bidang Pembangkit ( DJK)
Instruktur PT. PLN UDIKLAT Suralaya
Instruktur Boiler PT . ELBANA (LP2K3)
Instruktur Boiler PT . Sundoro Asia (LP2K3)
Instruktur Turbin PT . Tehnik Wisnu Pratama (LP2K3)

Pendidikan Formal :
 Sekolah Teknik Mesin
 Poly Teknik ITB Bandung
 Teknik Mesin UGM Jogjakata

Pendidikan/kursus non formal :


 Maintenance Conveyor System tahun 1996, Samsung, Korea Selatan
 Electro Static Presipitator tahun 2007, Denmark
 Electrode Wire & EP Mechanism tahun 2007, Swedia
 Continous Ship Unloader Krupp tahun 2007, Guang Zho China
 Swirl Unloader Mac GREGOR tahun 2007, Filipina
 Boiler Plasma Ignition System 2008, Yantai, China
 Steam Power Plant 600 Mga Watt 2009, Nancang, China
santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,
santosobud@yahoo.com, HP 08129589918
DAFTAR ISI

1. Sebab sebab kecelakaan pada Turbin


2. System pengendalian dan pengoperasian aman
3. Pemeliharaan Pemeriksaan dan Pengujian turbin

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
1. Sebab sebab kecelakaan pada
Turbin

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Sebab sebab kecelakaan pada Turbin
Sebab sebab kecelakaan pada TURBIN, diakibatkan oleh
beberapa factor diantaanya adalah :
A. Factor operasi luar ( reverse power pd Turbin penggerak
Generator, hambatan mekanik pada Turbin penggerak
kapal laut , dll )
B. Factor operasi dalam, mengoperasikan Turbin
melampaui harga parameter batas kemampuan ,
misalnya pada batasan :
a) Putaran mesin berlebihan
b) Beban mesin berlebihan
c) Panas mesin berlebihan
d) Tekanan kerja mesin berlebihan
C. Factor umur peralatan melebihi rencana design
D. Factor kesalahan rancang bangun
santoso budi, santosobud@yahoo.com,
HP 08129589918
Kegagalan Catastrophic
( kegagalan operasi dari luar)
Karena kerusakan pada sistem kontrol generator, generator
mulai menggerakkan turbin uap (bukan turbin uap yang
menggerakkan generator/ reverse power ). Hal ini menyebab
kan turbin uap bergetar berlebihan dan bocor minyak.
Kombinasi minyak dan suhu tinggi menyebabkan kebakaran
di gedung pembangkit tenaga listrik, yang mengakibatkan
kerusakan parah pada keseluruhan generator turbin dan alat
penunjangnya :

Sumber informasi :
Maintenance Partners nv
Vitshoekstraat 6
2070 Zwijndrecht - Belgium santoso budi, santosobud@yahoo.com,
HP 08129589918
Inspeksi
Hasil Inspeksi Segera setelah kebakaran, Mitra
Pemeliharaan diminta memeriksa seluruh generator Turbin
generator dalam waktu singkat. Tujuan pemeriksaan
adalah untuk menentukan apakah perbaikan merupakan
pilihan yang mungkin dilakukan.
Kerusakan parah pada turbin uap
Inspeksi menunjukkan bahwa kopling telah menyerap
sebagian besar getaran saat terjadi gangguan. Ini
meninggalkan gearbox dan generator yang relatif tidak
rusak. Namun, Turbin uap rusak parah,rincian :
1. Casing rusak
2. Valve
3. Turbin

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
A. Factor operasi
( Masalah external/luar Turbin)
Steam Turbin yang terbakar akibat tidak berfungsinya
peralatan hubung Generator, berakibat Reverse
Powerklerusakkan yang terjadi :
1. Kerusakan Casing /Selubung
2. Kerusakan Badan katup uap
3. Kerusakan DIAPRAGMA
4. Kerusakan ROTOR SHAFT
5. Kerusakan ROTOR ASSEMBLY

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Kerusakan Casing /Selubung

Casing /Selubung
1. Deformasi casing (kombinasi panas, getaran dan kerusakan pada pilar
kekakuan)
2. Retakan
3. Kerusakan pada semua tempat diafragma, bantalan tempat dan semua
tempat segel minyak yang disebabkan oleh getaran santoso budi, santosobud@yahoo.com,
HP 08129589918
Kerusakan Badan katup uap

Badan katup
1. Kerusakan berat
2. 1 katup putus santoso budi, santosobud@yahoo.com,
3. Ikat ember ditekuk HP 08129589918
Kerusakan DIAPRAGMA

Diafragma
1. Lasan retak
2. Bent vanes
3. Nozel benar-benar robek & bengkok
santoso budi, santosobud@yahoo.com,
HP 08129589918
Kerusakan DIAPRAGMA

Diafragma
1. Lasan retak
2. Bent vanes
3. Nozel benar-benar robek & bengkok santoso budi, santosobud@yahoo.com,
HP 08129589918
Kerusakan ROTOR SHAFT

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Kerusakan ROTOR ASSEMBLY

Kerusakan ROTOR BLADE

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Kerusakan ROTOR ASSEMBLY

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Kerusakan ROTOR BLADE

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Perbaikan Turbin uap
Rotor
1. Semua bilah rusak secara signifikan - tahap 7 sebagian robek dan tahap 6
benar-benar robek
2. Kerusakan berat pada jurnal bantalan
3. Kerusakan berat pada anjing laut
4. Rotor ditekuk (sampai 0,2 mm)

A. Rotor
1. Ganti rotor semua
2. Lengkapi re-engineering dari bilah turbin baris ke-6
3. Reverse engineering dari semua bilah lainnya
4. Upgrade spesifikasi material agar lebih awet
B. Meluruskan rotor
C. Memperbaiki jurnal bantalan dan tempat segel
1. Mematikan kerusakan
2. Laser cladding oleh robot pengelasan Maintenance Partners
3. Mesin
D. Re-engineering segel uap & sepenuhnya mendesain ulang sistem
penyegelan uap
E. Menerapkan lapisan khusus pada permukaan rotor untuk mencegah
korosi dan memperpanjang
santoso daya tahan rotor
budi, santosobud@yahoo.com,
HP 08129589918
B. Factor operasi dalam

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Factor kesalahan rancang bangun
Hasil inspeksi

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
CREEP ( akibat overheating)

Turbin Blade retak akibat creep (creep adalah deformasi


material yang mengalami tegangan tarik pada suhu tinggi).

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
2a. Putaran mesin berlebihan
(Turbin over speed tidak bekerja)
Ini terjadi saat dilakukan pengujian
sistem proteksi overspeed turbin,
dan singkatnya, perlindungan tidak
masuk/ tidak bekerja.
Kebijaksanaan konvensional
mengatakan kepada saya bahwa
seharusnya ada cara yang lebih
baik untuk menguji dgn sistem
perlindungan dari pada mencoba
dan mengarah pada kerusakan
/menghancurkan turbin dan
kenyataannya apakah itu apakah
cara tsb dirasa atau terasa seperti
melindungi dirinya sendiri, tapi
pada dasarnya itulah yang mereka
lakukan.

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Factor operasi

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Kecelakaan yang menghancurkan pembangkit listrik terbesar Xcel
Energy pada tahun 2011 telah dilacak pada retakan pada bilah turbin
yang terlepas dari rotor pemintal dan menyebabkan kerusakan bencana

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
C. Factor umur peralatan

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
KERUSAKAN TURBIN KARENA FAKTOR UMUR
Rotor ini mengalami kerusakan parah lebih dari 60.000 jam operasi
kontinyu. Karena korosi dan pitting yang parah pada permukaan pisau,
semua pisau diganti dengan pisau yang baru dibuat.
Berikut adalah gambar dari operasi ini.
Ditunjukkan pada gambar : Turbine Shroud tampak bengkok, sudu
bengkok

santoso budi, santosobud@yahoo.com, REFRENSI


HP 08129589918 DRESSER RAND® STEAM TURBINE
Kerusakkan pada Diapragma
Nosel "Curtis" pertama dan
kedua dan diafragma tahap
kedua untuk turbin ini
rusak karena operasi kami
yang panjang. Mereka
telah diproduksi ulang
dengan menggunakan
sistem cloud point art yang
dikombinasikan dengan
keahlian desain dari tim
manufaktur di ATC.

Tahap detik tidak dapat dilepaskan dari casing, jadi rangkaian produksi
baru dibuat dengan sedikit informasi yang diekstraksi, bergantung pada
pengalaman luas bagi tim manufaktur dengan jenis diafragma ini.

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
KERUSAKKAN PADA ROTOR
Karena penggunaan
jangka panjang di
bawah kondisi uap
yang buruk, semua
bagian bantalan dan
penyegel, selain dari
baling-baling, telah
rusak.

Proyek ini berfokus pada perbaikan poros dan bantalan


dengan menggunakan prosedur SAW berdasarkan API 687.
Perbaikan turbin uap Nadrowski
santoso budi, santosobud@yahoo.com,
HP 08129589918
D. Factor kesalahan rancang bangun
Abaikan rekomendasi OEM atas risiko
Anda sendiri

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
HASIL INSPEKSI I
Gambar 8
Menunjukkan seperti apa unit
pada saat dilakukan outage/
penghentian pertama, tampak
Perubahan warna pada
badan sudu ( terjadinya
gejala perubahan micro
struktur logam, perlu
pemeriksaan lebih dalam
pada laboratorium metalurgi

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
HASIL INSPEKSI II
Gambar 9 Perhatikan
bahwa Bucket R1 hanya
rusak ringan, setelah
menghemat uang(tidak
melakukan uji Lab
metalurgi) pada Bucket
baru. tapi tahap kedua dan
ketiga Bucket termakan
dengan rusak parah.
Plus ada kerusakan agunan
pada exhaust-frame outer
barrel
santoso budi, santosobud@yahoo.com,
HP 08129589918
HASIL INSPEKSI II

(Gbr. 10). Perhatian kembali.


Ada lebih banyak foto close-up
yang juga kebanyakan berupa
kerusakkan logam/ jelek.

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
2. Sistem Pengendali, dan
Pengoperasian aman

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
Jenis Pengendali / Mode Kontrol Turbin
Unit PLTU
Pada kondisi operasinya setiap unit PLTU dijalankan oleh
sistem kontrol yang disebut unit master control.
Kontrol ini berfungsi untuk mengatur permintaan daya unit
(load demand). Load demand merupakan input dari turbine
demand dan boiler demand. Unit master control pada PLTU
terdiri dari lima jenis modecontrol yang akan diuraikan
sebagai berikut :
a) Mode Coordinated Control
b) Mode Boiler Follow Control
c) Mode Turbine Follow Control
d) Mode Load Rejection / Fast Cut Back ( FCB )
e) Mode Load Runback

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP


08129589918
3a. Mode Coordinated Control
Mode ini dapat dipilih oleh operator saat boiler load control dan turbine master
control pada mode auto. Sinyal unit load demand berasal dari unit load setter
(ALR) yang nilainya bisa diinput oleh operator, disesuaikan dengan frekuensi
system. Pada kondisi operasi sinyal unit load demand diumpankan secara
simultan pada boiler load control dan turbine master control untuk mencapai
beban MW yang diinginkan dengan proses perpindahan yang halus (smooth).
Sinyal boiler load controlmendapatkan input dari sinyal unit master control dan
sinyal modifikasi tekanan main steam, selanjutnya mengatur laju pembakaran (
firing rate ) untuk mendapatkan tekanan main steam, flow main steam,
temperatur main steam yang diinginkan. Sedangkan turbine master control akan
mengatur bukaan turbine control valve untuk mendapatkan beban MW yang
diinginkan. Pada saat terjadi kenaikan permintaan beban MW, maka tekanan
main steam akan drop dan cepat direspon oleh boiler loadcontrol untuk
menstabilkan tekanan main steam ke kondisi set point. Bersamaan dengan itu
turbine master control akan mengatur bukaan turbine control valve untuk
menstabilkan beban MW output ke set point beban MW yang diinginkan. Jadi
boiler load control dan turbine master control bekerja secara bersama untuk
merespon secara cepat perubahan permintaan beban MW dan menstabilkan
tekanan main steam serta beban MW output.
santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,
santosobud@yahoo.com, HP 08129589918
3a. Mode Coordinated Control

Input data ke Coordinated Control


1. Load demand
2. M Watt output
3. Steam Press
Output dari Coordinated Control
1. Ke Boiler, Firing Control
2. Ke Turbin, Goovernor Valve

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,


santosobud@yahoo.com, HP 08129589918
3b. Mode Boiler Follow Control
Mode ini dapat dipilih secara automatis saat boiler load control pada
mode auto dan turbine master control pada mode manual dan atau
mode track. Saat beban MW diatur oleh turbine master control pada
mode manual / track , melalui electro hydraulic control (EHC) untuk
mengatur bukaan turbine control valve pada nilai tertentu sesuai sinyal
beban MW aktual, maka boiler load control pada mode auto akan
mengatur dan menjaga tekanan main steam untuk memproduksi flow
main steam yang diperlukan. Pada saat terjadi kenaikan permintaan
beban MW maka tekanan main steam akan drop dan boiler load
control merespon secara cepat untuk mengembalikan tekanan main
steam ke kondisi set point. Namun karena turbine master control pada
mode manual mengatur bukaan turbine control valve hanya
berdasarkan beban aktual MW, maka tekanan main steam akan
hunting dan tidak stabil. mode ini memiliki karakteristik respon yang
cepat terhadap perubahan beban MW namun perlu waktu lama untuk
mencapai kondisi stabil pada set point

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP


08129589918
3b. Mode Boiler Follow Control

Input data dari


1. Load demand ( operator)
2. M Watt output ( monitor)
Output membuka/tutup Turbin valve
Output Steam Press Boiler monitor
akan mengerjakan
1. Pressure Control dan
2. Firing Control

• Turbin operasi dibawah Control


• Boiler ikut Turbin

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,


santosobud@yahoo.com, HP 08129589918
3c. Mode Turbine Follow Control
Mode ini dapat dipilih secara automatis saat boiler load control pada
mode manual dan atau mode track, serta turbine master control pada
mode auto.
Pada mode ini laju pembakaran diatur oleh boiler load control secara
manual. Oleh karena itu tekanan header main steam diatur oleh turbine
master control melalui EHC secara auto, yang mengatur bukaan
turbine control valve untuk mendapatkan tekanan main steam yang
diinginkan. Selanjutnya beban aktual MW ditentukan berdasarkan flow
main steam yang tersedia pada tekanan main steam yang diinginkan.
Skema moda Dari grafik pada Gambar 19 dapat dilihat karakteristik
mode turbine follow control.
Pada saat permintaan beban MW naik, maka boiler load control akan
menaikkan laju pembakaran. Akibatnya tekanan main steam akan
meningkat, dan dikembalikan menuju set point oleh turbine master
control yang memerintahkan penambahan bukaan turbine control
valve. Mode ini memiliki karakteristik respon yang lambat namun paling
stabil dibandingkan mode lainnya
santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
3c. Mode Turbine Follow Control
Input data dari
1. Load demand ( operatr)
2. M Watt output ( monitor)
Outputnya
1. Load Control dan
2. Firing Control

• Boiler operasi dibawah


Control
• Turbin ikut Boiler output

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,


santosobud@yahoo.com, HP 08129589918
4d. Mode Load Rejection/Fast Cut Back
(FCB )
Pada saat terjadi gangguan pada jaringan sistem
transmisi, beban MW sistem hilang secara tiba-tiba dan
terjadi pelepasan beban ( load rejection ). Bersamaan
dengan itu sinyal FCB langsung diinisiasi pada unit
master control. Selanjutnya unit master control
memberikan input kepada Boiler load control dan Turbine
master control untuk mengurangi beban boiler dan turbin
ke minimum load sesuai dengan kondisi nilai setting FCB
yang ditentukan. Pada mode ini boiler load control dan
turbine master control berubah pada mode track secara
automatis.

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP


08129589918
4e. Mode Load Runback
Pada saat peralatan system 6 kV (FDF, IDF, PAF,
Coal Pulverizer, CWP) mengalami gangguan atau
trip, sinyal load runback diinisiasi pada boiler load
control. Selanjutnya boiler load control mengurangi
boiler load sesuai pada set point load minimum
yang telah disetting pada software. Kemudian
sinyal load runback ini dikirim ke unit master
control. Pada mode ini boiler load control berubah
ke mode track, dan unit mastercontrol memilih
mode turbine follow control untuk mengatur
tekanan main steam.
santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
MEKANIS PENGAMAN PUTARAN LEBIH
( over speed )

santoso budi fkt UNTIRTA BANTEN,


santosobud@yahoo.com, 08129589918
3. Pemeliharaan, Pemeriksaan dan
Pengujian turbin

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
3. Pemeliharaan Pemeriksaan dan
Pengujian turbin
Pemeliharaan Pemeriksaan dan Pengujian Turbin
Turbin adalah mesin Rotasi, yang meng konversi energi panas
yang ada dalam steam / uap menjadi energi kinetik dalam
bentuk putaran. Untuk itu dalam melakukan Pemeliharaan
Pemeriksaan dan Pengujian akan dilakukan dalam suasana
Turbin stop dan beroperasi
A. Pemeliharaan dilakukan dalam Stop dan Operasi
• Pemeliharaan Routine maintenance kondisi Operasi
• Pemeliharaan Periodik Maintenance kondisi Stop
B. Pemeriksaan dilakukan dalam Stop dan Operasi
• Pemeriksaan pisik komponen kondisi stop ( NDT, DT)
• Pemeriksaan sistem kondisi Operasi
C. Pengujian dalam kondisi Operasi
Pengujian Prestasi Turbin kondisi Operasi Variasi beban
santoso budi, santosobud@yahoo.com,
HP 08129589918
3A. PREVENTIP/ROUTINE MAINTENANCE
OUTLINE TURBIN
Model Pemeliharaan Turbin adalah pemeliharaan Preventif untuk
menghindari masalah tak terduga dengan cara memeriksa bagian Turbin
di saat operasi dan selama selang overhoul dgn melakukan perbaikan
kecil jika dianggap perlu
Mengacu pada buku Turbine Maintenance Mitsubisi 400 M Watt, untuk
Preventif Maintenance Outlines, diperiksa al :
1. Main Turbine
2. Condenser
3. Feed Water Heater
4. Deaerator
5. Circulating Pump
6. Condensing Water Pump
7. Feed Water Pump
8. Piping & Acessories
9. Instruments ( leak, check alarm, normaly)
 Data manual book Mitsbisi Turbin maintenance santoso budi Fak Teknik Mesin
UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
3A. ROUTINE INSPECTION TURBIN
DAN ALAT BANTU/OPERASI
Pemeliharaan Rutin yang dapat dilakukan saat turbin
beroperasi diantaranya:
1. Pertambahan grease pada bagian- bagian yang perlu diberi
grease.
2. Menambah minyak pelumas ke dalam tangki.
3. Membersihkan minyak pelumas melalui instlasi pemurni
minyak pelumas
4. Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak
pelumas dan memeriksa kondisi minyak pelumas.
5. Mengencangkan baut-baut yang longgar.
6. Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal katup-
katup.
7. Monitoring : Vibrasi, suhu dan tekanan pelumas, dll
santoso budi Fak Teknik Mesin
UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
3B. Pemeriksaan dilakukan dalam Stop
(PERIODIK)
3B. INSPECTION TURBIN ACTIVITIES/STOP

santoso budi Fak Teknik Mesin


UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
3B. FIRST YEAR OVERHOUL
( PERIODIK MAINTENACE )
FIRST YEAR OVERHOUL adalah overhoul
pertama berarti overhoul besar pertama dilakukan
1 tahun setelah dimulainya operasi overhoul ini
adalah untuk memeriksa efek dari kondisi
operasional pengguna ke turbin dan untuk
membangun metode pemeliharaan masa depan
dirasionalisasi

 Data manual book Mitsbisi Turbin maintenance

santoso budi Fak Teknik Mesin


UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
PERIODIK MAINTENACE TURBIN
DAN ALAT BANTU

santoso budi Fak Teknik Mesin


UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
5. MINOR/Me OVERHOUL
( PERIODIK MAINTENACE )

Minor overhoul adalah overhoul kecil berkalaini


dilakukan setelah 2 tahun dari overhoul
pertama/First year overhoul atau setelah 2 tahun
dari overhoul utama untuk memeriksa sistem
kontrol dan sistem bantalan

 Data manual book Mitsbisi Turbin maintenance

santoso budi Fak Teknik Mesin


UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
6. MAJOR OVERHOUL
( PERIODIK MAINTENACE )

Major overhoul adalah overhoul utama inspeksi


turbin menyeluruh dilakukan setelah 4 tahun dari
overhoul pertama yang dilakukan pada saat siklus
yang sama setelahnya

 Data manual book Mitsbisi Turbin maintenance

santoso budi Fak Teknik Mesin


UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
PERIODIK MAINTENANCE
PLTU / STG SIKLUS INTERVAL DURASI ( HARI )
SURALAYA ( PLTU ) SI – ME – SI – SE 10.000 SI = 28
ME = 30
SE = 60
SEMARANG SI – ME – SI – SE 8.000 SI = 28
( PLTU & STG ) ME = 35
SE = 55
PERAK ( PLTU ) SI – ME – SI – SE 8.000 SI = 28
ME = 35
SE = 50
GRATI( STG ) MINOR – MAJOR 15.000 MINOR = 25
MAJOR = 45
PRIOK ( PLTU ) SE – SI – ME – SE 8.000 SI = 15
ME = 45
SE = 60
PRIOK ( STG ) MINOR – MAJOR 24.000 MINOR = 25
MAJOR = 45

PLTP SI – SI – MI 16.000 SI = 20
santoso budi Fak Teknik Mesin
UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP MI = 25
08129589918
8. Outage Maintenace

Outage Maintenance adalah Pemeliharaan dalam


keadaan mesin tidak beroperasi dapat dilakukan pada
saat Periodik Inspection (Si,Me,Se) dengan jenis
kegiatan pemeliharan seperti tabel no.2 di atas. Pada
kondisi tertentu, misalnya pada waktu terjadi suatu
kerusakan baik pada komponen boiler maupun pada
komponen turbin, dapat dilakukan pemeliharaan tak
terjadwal.

santoso budi Fak Teknik Mesin


UNTIRTA, santosobud@yahoo.com, HP
08129589918
3B. PENGERTIAN NON DESTRUCTIVE TESTING
( NDT )

NDT adalah singkatan Non Destruktif Test, yang artinya


adalah pengujian tak merusak.
Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak
akan dirusak, dipanasi, dirubah yang sifatnya akan
merubah struktur benda tersebut. Jadi benda sebelum
diuji dan sesudah diuji akan mempunyai struktur
logam yang sama.
Selain NDT ada juga DT (Destruktif Test) yang berarti
pengujian dengan jalan merusak, contohnya uji tarik,
uji tekan, uji puntir dan lain-lain.
Tujuan NDT

1. Mengetahui kelayakan pakai suatu material


2. Mengukur geometri suatu benda
3. Menentukan komposisi kimia material
MACAM METODE UJI NDT
1. Pemeriksaan secara 6. Radiografi dengan
visual/Melihat sinar X
2. Pengujian kebocoran 7. Radiografi dengan
dengan air sabun sinar  (gamma)
3. Pengujian dengan 8. Magnetic partikel
spot chek 9. Ultra sonik
10.Edy curent
4. Fluorescent dry
penetrant
5. Crack depth.
BENTUK CACAT DAN CARA PENGUJIAN
BENTUK CACAT DAN CARA PENGUJIAN
a. LIQUID PENETRANT TESTING
• Digunakan untuk menemukan cacat di permukaan
• Berdasarkan prinsip kapilaritas dari komponen solid,
baik logam maupun non logam
Cara cairan penetrant
Syarat –syarat cairan Penetran
1. Mampu masuk lubang/bukaan yang sangat halus
2. Mampu menempel /tinggal pada
3. Tidak mudah menguap
4. Mudah dibersihkan dari permukaan
5. Tahan terhadap pemucatan warna
6. Tidak bersifat korosif
7. Tidak berbau
8. Tidak beracun
9. Stabil selama disimpan
10. Mampu tampil dengan cepat dari lubang ke
permukaan setelah diberikan developer
Ada 2 jenis developer :
1. Wet Developer
• Sangat baik untuk diaplikasikan untuk permukaan yang halus
• Untuk menemukan cacat yang lebar dan dangkal, developer basah akan
memberikan lapisan developer yang merata
• Bisa diterapkan pada benda uji yang posisinya tidak datar
2. Dry Developer
• Cocok diaplikasikan pada permukaan benda uji yang kasar, memiliki sudut
tajam, berulir dan posisinya datar
Urutan Pelaksanaan NDT dgn Penetrant
1. Pembersihan Awal (Pre-Cleaning)
– Dilakukan dengan cairan pembersih
– Permukaan harus bebas dari kontaminan
2. Pemberian Cairan Penetrant
– Dengan cara spray (semprot) atau brush (kuas)
– Diamkan dengan waktu 10-30 menit (Temperatur 10-52o C)
3. Pembersihan Cairan Penetrant
– Bersihkan dengan cleaner dan lap
4. Pemberian Developer
– Jarak efektif penyemprotan 12-15 mm
– Ditunggu hingga sekitar 10 menit
5. Inspeksi
– warna cairan penetrant akan terlihat, jika ada discontinuity
– Minimum cahaya diijinkan pada saat inspeksi adalah 1000 flux
6. Pembersihan Akhir (Post-Cleaning)
– Pembersihan dilakukan dengan cairan cleaner
– Tujuannya untuk menghindari kerusakan benda uji
b. MAGNETIC PARTICLE TESTING

PRINSIP PARTICLE TESTING


1. Cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan
menyebabkan kebocoran medan magnet.
2. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya
kebocoran medan magnet adalah dengan
menaburkan partikel magnetic (serbuk besi) di
permukaan
3. Partikel-partikel tersebut akan berkumpul pada
daerah kebocoran medan magnet tersebut.
MAGNETIC PARTICLE TESTING
• Untuk mendeteksi cacat permukaan
Teknik Magnetisasi

1. Teknik Prod
a) Teknik prod menghasilkan medan magnet circular.
b) Umumnya menggunakan serbuk besi kering (dry
magnetic particle) dalam aplikasinya
c) Pergerakan serbuk besi kering dapat bergerak dengan
cepat di permukaan benda uji yang kasar
d) Mampu mendeteksi cacat di bawah permukaan / sub
surface
e) Sering menimbulkan percikan api dan menghasilkan
panas pada daerah kontak dengan benda uji.
UJI KERETAKKAN POROS TURBIN
(magnetic particles testing )

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918
c. ULTRASONIC TESTING

• Untuk mengetahui, mendeteksi, mengetahui cacat dalam


bangun benda yang tidak nampak dari luar
• Alat yang dipakai untuk mendeteksi cacat dengan ultrasonic
ini disebut ultrasonic flow detector.
• Alat yang lebih praktis : ultrasonic tickness meter
ULTRASONIC TESTING
• Salah satu NDT yang menggunakan gelombang suara (0,5 MHz
– 25 MHz)
• untuk mendeteksi cacat dalam dari suatu material
• Prinsip kerja pengujian ini adalah dengan perambatan
gelombang suara.
1. Pengukuran Dengan Thickness Gauge
• Tebal pipa
Untuk mengetahui ketebalan pipa yang sudah dirangkai
dalam suatu rangkaian pemipaan
• Retak / cacat
Batasan : Panjang pengukuran maksimal 30 cm, Tidak bisa untuk
memperkirakan besarnya cacat, Arah pengukurannya hanya tegak
lurus
2. Ultrasonic Flow Detektor
• Frekwensi getaran ultra sonic biasa dipakai dalam NDT
adalah 0,25 – 15 Mhz.
• Getaran ultrasonic dapat ditimbulkan oleh kristal piezo
elektrik yang diberi tegangan listrik.
• Cara perambatan gelombang longitudinal (probe normal)
dan transversal (probe sudut)
• Jenis pendeteksian:
• Jenis transmisi dipakai dua probe, satu sebagai pemancar
dan satu lagi sebagai penerima
• Jenis gema: hanya dipakai satu probe sebagai pemancar
maupun sebagai penerima gelombang dipantulkan
kembali.
Sistem Ultrasonic Test
• Pulse Echo (Pulsa Gema)
Sistem ini cukup memerlukan satu transducer yang berfungsi
sebagai transmitter dan receiver gelombang ultrasonic.
3C. Pengujian dalam kondisi Operasi
( Turbine Performance )
Pengujian Turbine dalam kondisi Operasi biasa dilakukan
berikut pengujian : Performance Boiler, Condenser,
Generator, BFPump dan Auxiliarynya, hingga sering di
sebut Steam Turbine Performance.
Hasilya adalah dapat diketehuinya :
1. Efisiensi Thermis ( heat balance )
2. Heat rate
Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan standard :
The ASME American Society of Mechanical Engineers,
“Steam Turbines”, Performance Test Code 6,2004.

Dapat dipelajari dari materi : Turbine Performance


TERIMAKASIH

santoso budi, santosobud@yahoo.com,


HP 08129589918

Anda mungkin juga menyukai