Anda di halaman 1dari 16

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Flowchart Produksi Pembuatan Tank HYD D-85


Tank HYD D-85 merupakan tempat untuk menyimpan oli pada kendaraan
alat berat jenis Bulldozzer dan Mobile crane yang menggunakan system hidrolik
untuk pengoperasiannya, Flowchart pembuatan Tank HYD D-85 :

Start A

Full Welding
Material

Parkerizing & Setting


Cutting Welding Plate N0 01,
02, 04
Bending
NO
Pressur
Welding Plate 01, 02 e Test
& 04
YES

Fitting Cleaning &Vacuum

A Painting

Finish

Gambar 3.1 Flowchart produksi Tank HYD D-85

17
18

Pada flowchart Gambar 3.1 adalah langkah-langkah proses yang


menyatakan mulai sampai dengan selesai dari suatu proses produksi pembuatan
Tank HYD D-68.

3.2 Material
Bahan logam untuk pembuatan Tank HYD-85 jenis materialnya adalah
baja konstruksi. Untuk penelitian ini yang digunakan adalah material tipe SS400
yang berfungsi untuk pembuatan Tank HYD-85. Material ini juga biasa digunakan
untuk pembuatan jembatan, konstruksi gedung, dan lain-lain.

3.2.1 Material Specification


SS400/JIS G3101 material plat berukuran 2000×1000×0.2 mm yang
mempunyai nama di JIS ( standar industri jepang)  “SS” singkatan dari baja
struktural (structural steel) dan grade 400 yang mirip dengan AISI 1018. Struktur
kimia (chemical structure) SS400/JIS G3101 yaitu berupa JIS G 3101, Carbon
(C), Silicon (Si) and Manganese (Mn) content are not controlled. Phosphorus (P)
0.05% Max and Sulphur (S) 0.05%.

Gambar 3.2 Material Baja SS400


19

Tabel 3.1 Comparison of steel grades SS400/JIS

Comparison of steel grades


BS 4360 40(A)B
SS400 CSAG40-21 230 G
JIS3101 IS IS 226
JIS 3106 SM 400 A
ISO 630 Fe 360 B
ASTM A 36/A 283 C

3.3 Cutting
Pada proses pembuatan Tank HYD-85 ini melalui proses cutting
(pemotongan) dengan menggunakan mesin CNC Flame Cutting. Cutting adalah
tahap pekerjaan pemotongan bahan baku profil dan plat baja sesuai dengan tanda
potong yang telah ditetapkan pada proses penandaan.

3.3.1 Proses Cutting Pada Plate Dengan Mesin CNC Flame Cutiing
Proses pemotongan plate dengan material SS400 ini menggunakan mesin
CNC Flame Cutting. Cara kerja mesin CNC flame cutting ini dalam pemotongan
plate adalah dengan plasma udara yang disuplai oleh energi listrik untuk
membentuk kolom busur. Kolom pada busur plasma di bagian pusat atau
sumbunya lebih sempit karena efek jepitan panas yang membentuk busur plasma
dengan suhu 2000 derajat celcius sampai 3000 derajat celcius. Saat terjadi
penyempitan pada nozzle, maka busur plasma menjadi panas dan sempit dari
busur tersebut dan akan melelehkan benda kerja, maka busur plasma bisa
digunakan untuk memotong. Plate diletakan pada meja kerja lalu jalankan
programnya sesuai dengan standarisasi perusahaan untuk pemotongan plate.
Plate yang di potong yaitu ada 3 tipe yaitu No 01, 02 & 04. Berikut adalah tabel
ukuran masing-masing dari tipe Plate :
20

Tabel 3.2 Ukuran dan tipe Plate

Plate Panjang Lebar

01 1074,2 mm 682 mm

02 993,7 mm 499 mm

04 499 mm 443 mm

3.3.2 Proses Pembuatan Lubang Pada Plate Dengan Mesin CNC Flame
Cutting
Proses pembuatan lubang pada Plate yang sudah di potong dengan
menggunakan mesin CNC Flame Cutting. Pembuatan pertama pada Plate 01
memiliki 3 lubang yaitu berdiameter 50 mm, 55mm & 55 mm, Pada Plate 02
memiliki 4 lubang yaitu berdiameter 26 mm, 28 mm, 65 mm, 125 mm, Dan
lubang yang terakhir berbentuk oval memiliki panjang 160 mm, lebar 100 mm &
memiliki dua jari jari R43 & R145, Pada Plate 04 tidak ada proses pembuatan
lubang.

Gambar
3.3 Proses
Pemotongan
Plate Dengan
CNC Flame Cutting
21

3.3.3 Specification CNC Flame Cutting


Specification :
1. Name : CNC Flame Cutting
2. Cutting Method : Plasma, Flame
3. Max Cutting Thickness : 200
4. Max Cutting Speed : >4000 mm/min
5. Max Cutting Length : >4000 mm

Gambar 3.4 CNC Flame Cutting


3.3.4 Sketsa Cutting Tank (HYD) D-85
Pada sketsa cutting lebih menjelaskan ukuran pemotongan sebelum
melalui proses cnc flame cutting , sketsa di perumpamakan sebagai gambaran
ukuran pada potongan bahan . untuk itu sketsa perlu digunakan terlebih dahulu
agar mengatahui ukuran cutting. Di bawah ini gambar sketsa cutting tank hyd D-
85.

Gambar 3.5 Sketsa pembuatan lubang


22

Gambar 3.6 Sektsa pelubangan dan pemotongan


3.4 Bending

Bending merupakan pengerjaan dengan cara memberi tekanan pada bagian


tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang diberi tekanan.
Sedangkan proses bending merupakan proses penekukan atau pembengkokan
menggunakan alat bending manual maupun menggunakan mesin bending.
Pengerjan bending biasanya dilakukan pada bahan plat baja karbon rendah untuk
menghasilkan suatu produk dari bahan plat yang dibengkokan dengan sudut yang
sudah ditentukan sesuai standar perusahaan.

3.4.1 Sketsa Ukuran Bending

Pada sketsa bending untuk mengetahui ukuran yang tepat dan sesuai pada
Tank HYD D-85. Menjelaskan ukuran pada setiap potongan yang ingin di
bending . Dibawah ini Gambar sketsa Bending.

Gambar 3.7 Sketsa ukuran Bending


23

3.4.2 Proses Bending

Setelah plate selesai dipotong maka tahap selanjutnya adalah masuk ke


dalam proses penekukan, menggunakan mesin press bending machine untuk
menekuk sisi-sisi nya. Prosesnya dengan langkah memasukan sisi bagian plate
yang akan di bending kemudian pedal atau tuas ditekan sehingga slide (ram) akan
menekan plate ke press dies sehingga plate menekuk. Pada proses ini bending
dilakukan dengan 3 tahap pada masing-masing tipe Plate. Pada Plate 61A31
dengan bentangan Bending masing-masing 60o derajat, Pada Plate 61A12 dengan
bentangan Bending 90o derajat, Pada Plate 61A20 dengan bentangan Bending 60o
derajat. Proses Bending ini bertujuan untuk membentuk plate menjadi bentuk
Tank HYD D-68.

Gambar 3.8 Plate Setelah di Bending

3.4.3 Specification Press Bending Machine


Specification :
1. Name : Press Bending Machine
2. Machine Type : Press Brake
3. Power : Hydraulic
4. Material / Metal : Other
5. Voltage : 220V/380V/415V/ 440V/ Customized
24

Gambar 3.9 Press Bending Machine

3.5 Welding Plate 01 & 02


Welding yaitu suatu proses pengelasan untuk menyambungkan dua
material secara permanen dengan cara mencairkan kedua material yang akan di
sambung dan diikuti oleh material pengisi. Pada Welding ini menggunakan
GMAW (Gas Metal Arch Welding).

3.5.1 Proses Welding Plate 01,02 & 04 Dengan GMAW (Gas Metal Arch
Welding)
Proses Welding pada Plate 01, 02 & 04 yaitu untuk menyambungkan
kedua Plate tersebut dengan menggunakan Mesin GMAW (Gas Metal Arch
Welding). Pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala
listrik, yang dipakai sebagai pencair Metal yang di las dan Metal penambah.
Sebagai pelindung oksidasi di pakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert)
atau CO2. Proses pengelasan akan menggunakan proses MIG (Metal Inert Gas)
untuk mengelas besi atau baja dan gas pelindungnya menggunakan karbon
diokasida C02. Dengan mengelas seluruh bagian yang menempel dari kedua Plate
tersebut agar hasil pengelasan menjadi kuat.
25

Gambar 3.10 Proses GMAW (Gas Metal Arch Welding)

3.6 Fitting
Fitting adalah salah satu proses pemipaan yang memiliki fungsi untuk
mengubah aliran, menyebarkan aliran, membesarkan atau mengecilkan aliran.
Pada proses Fitting ini menggunakan proses Welded Component yaitu Fitting
yang di sambung pada pipa dengan cara di las (welding), Sehingga sambungannya
menjadi tetap dan tidak dapat di buka.

3.6.1 Proses Fitting


Pada proses Fitting ini dengan memasukkan dan memasang berbagai
komponen yang dibeli di luar perusahaan dan sudah disiapkan untuk Tank HYD
diantaranya yaitu (Boss, Pipe, Seat, Flange, Bar, Tube, dll). Pada proses ini
dengan menggunakan Jig Fitting. Lalu setelah proses Jig Fitting yaitu proses Full
Welding.

Gambar 3.11 Proses Fitting


26

3.7 Full Welding


Welding adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan
dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang
kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas,
meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran
dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan
untuk reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat
lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam
–macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi
hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik.
Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan
dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi
serta kegunaan disekitarnya.

3.7.1 Proses Full Welding (Pengelasan Penuh)


Proses Full Welding yaitu proses Welding dengan cara mengelas
keseluruhan dengan melanjutkan proses pengelasan dari saat penyambungan
Plate 01, 02 & 04 dan juga melanjutkan proses pengelasan pada proses Fitting.
Lakukan pengelasan sesuai dengan symbol perintah pengelasan yang tertera pada
gambar kerja baik bahan, jenis dan dimensi ukuran dan sudut pengelasan. Untuk
menghindari kebocoran pada bidang yang saling berhubungan (Sudut pertemuan
bidang A, B & C), saat di tengah-tengah pengelasan, usahakan pengelasan tidak
berhenti pada bidang tersebut. Untuk Full Welding (pengelasan penuh), lakukan
dengan arah satu jalur penuh atau satu arah putaran penuh untuk benda-benda
berbentuk silinder. Tidak diizinkan pelapisan dengan menggunakan dempul.
27

Gambar 3.12 Proses Full Welding

3.8 Parkerizing & Setting & Welding Plate 01,02& 04


Parkerizing adalah metode untuk melindungi permukaan baja dari korosi
dan meningkatkan ketahanannya terhadap pemakaian melalui penerapan lapisan
konversi fosfat kimia. Proses Parkerizing tidak dapat digunakan pada logam non-
ferrous seperti aluminium, kuningan, atau tembaga. Proses Parkerizing tidak
dapat digunakan pada logam non-ferrous seperti aluminium, kuningan, atau
tembaga. Hal serupa juga tidak bisa diterapkan pada baja yang mengandung
sejumlah besar nikel, atau pada baja tahan karat. Passivation dapat digunakan
untuk melindungi logam lain.
Setting &Welding Plate 01 , 02 yaitu untuk menyetel kedudukan Plate
tutup Tank HYD, Dan untuk menyambungkan Plate 04 untuk menutup Tank.

3.8.1 Proses Parkerizing


Pada proses Parkerizing ada beberapa proses yaitu :
1. Dergreaser
Berfungsi untuk menghilangkan minyak dan kotoran-kotoran lain pada
permukaan material.
28

2. Water Rinse Degreaser


Berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa larutan Degreaser yang
melekat pada material.
3. HCI
Berfungsi untuk menghilangkan karat pada material.
4. Water Rinse HCI
Berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa larutan HCI pada permukaan
material.
5. Semprot Air Bertekanan
Berfungsi untuk merontokkan karat yang pada masih menempel pada
permukaan, pastikan material bebas dari karat.
6. Surfacer
Untuk Menghilangkan zat kimia yang tersisa.
7. Phospating
Untuk melapisi & menutup pori-pori material agar material terlihat
lebih halus.
8. Water Rinse Phospating
Berfungsi untuk menghilangkan bahan-bahan kimia yang masih tersisa
pada material.

Gambar 3.13 Proses Parkerizing

3.8.2 Proses Setting & Welding Plate 01 , 02 & 04


29

Proses Setting Pada Plate 01 dengan menyetel kedudukan Plate terhadap


Tank yang sudah di Full Welding. Setelah di temukan posisi yang pas lalu lakukan
proses Welding dengan GMAW (Gas Metal Arch Welding).

Gambar 3.14 Proses Welding Plate 01

3.9 Pressure Test


Pressure Test adalah suatu proses pengujian kekedapan pengelasan dengan
menggunakan udara bertekanan tinggi. Pressure Test sangat penting pada
pembuatan Tank untuk mengetahui adanya kebocoran atau tidak pada Tank.

3.9.1 Proses Pressure Test Pada Tank HYD D-85


Langkah awal untuk proses Pressure Test pada Tank hyd D-85 yaitu tutup
semua lubang dengan penutup dan ulir khusus Test Pressure, Pasang Frame
Pressure Test untuk mencegah Tank hyd D-85 tidak menjadi cembung saat diberi
tekanan, Kemudian masukkan udara pada Tank hyd D-85 dengan tekanan 0,8
kg/cm2 selama 10 menit, Setelah itu semprot bagian Welding Tank hyd D-85
dengan air sabun untuk mengetahui apakah terdapat kebocoran pada bagian
Welding, Lepaskan Frame Pressure Test dan masukkan Tank hyd D-85 ke dalam
bak air dan periksa dengan teliti apakah masih terdapat kebocoran, Keluarkan
Tank hyd D-85 dari bak air lalu keringkan dengan kompresor hingga permukaan
luar dan sela-sela bagian Welding benar-benar kering, Buka semua penutup
Pressure Test pada Tank hyd D-85, Kemudian tutup dengan segera semua lubang
dengan menggunakan Masking.
30

Setelah proses Pressure Test selesai lalu pada tanki mengalami kebocoran
maka akan kembali lagi ke proses Full Welding untuk memperbaiki kebocoran
hingga pada proses Pressure Test tidak ada kebocoran.

Gambar 3.15 Proses Pressure Test

3.10 Cleaning
Cleaning adalah proses menghilangkan zat yang tidak diinginkan, seperti
kotoran, zat infeksi, dan kotoran lainnya, dari benda atau lingkungan.
Pembersihan terjadi dalam berbagai konteks, dan menggunakan banyak metode
yang berbeda.
Pada Cleaning Tank hyd D-85 menggunakan metode Vacuum dan
pemberian cairan Nucklead (Anti Karat).

3.10.1 Proses Cleaning Pada Tank HYD D-85


Proses awal pada Cleaning yaitu miringkan posisi Tank hyd D-85, Lalu
pukul dengan palu karet bertujuan agar kotoran yang menempel pada dinding
dalam Tank jatuh ke dasar Tank, Kemudian buka sebagian Masking penutup lalu
Vacuum bagian dalam Tank hyd D-85 agar kotoran tersedot oleh Mesin Vacuum.
Setelah benar-benar bersih segera semprotkan cairan Nucklead (anti karat) ke
dalam Tank hyd D-85 dengan menggunakan Spray Gun, Segera tutup kembali
lubang yang tadi telah di buka dengan Isolatep hitam yang kedap air.
31

Gambar 3.16 Proses Cleaning, Vacuum & Nucklead

3.11 Painting
Proses ini adalah tahap yang terakhir dilakukan pada pembuatan Tank hyd
D-85 di PT. Prima Mulia Engineering . Painting adalah suatu proses pelapisan
terhadap suatu material yang berfungsi untuk melindungi benda tersebut dari
proses karat.

3.11.1 Proses Painting Pada Tank HYD D-85


Proses awal Painting pada Tank hyd D-85 yaitu proses Sanding, Lakukan
proses Sanding dengan menggunakan Mesin Sander, agar lapisan cat menempel
kuat pada permukaan Tank. Lapisi permukaan Tank hyd D-85 dengan Base Coat
lapisan pertama, Setelah kering amplas lapisan Base Coat Tank hyd D-85 yang
tidak rata (menggelembung), Setelah itu lapisi permukaan Tank hyd D-85 dengan
Base Coat kedua. Setelah lapisan Base Coat kedua kering lakukan Painting Top
Coat NK total Thickness 60-80 µm, lalu masukan kedalam Oven Painting.
32

Gambar 3.17 Proses Painting

Gambar 3.18 Hasil Painting

Anda mungkin juga menyukai