Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PENGAMATAN PADA MESIN LAS GTAW (GAS

TUNGSTEN ARC WELDING) DI BENGKEL LAS

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


TEKNIK PENGELASAN DAN PENYAMBUNGAN LOGAM
yang dibina oleh Drs. Abdul Qolik M.Pd.

OLEH
MOCH ASRUL T. NIM 190512531214

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN
DESEMBER 2020
Pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) adalah sebuah proses pengelasan
busur listrik yang menggunakan elektroda tak terumpan atau tidak ikut mencair. Pada
pengelasan GTAW ini elektroda atau tungsten ini hanya berfungsi sebagai penghasil
busur listrik saat bersentuhan dengan benda kerja, sedangkan untuk logam pengisi
adalah filler rod. Pengelasan GTAW ini juga sering disebut dengan Las Argon, hal
tersebut dikarenakan gas pelindung yang digunakan adalah gas Argon.

Las GTAW ini juga disebut dengan Las TIG yang mempunyai kepanjangan Tungsten
Inert Gas, perbedaan ini hanya penyebutannya saja. Kalau GTAW itu lebih sering
untuk istilah Amerika sedangkan TIG adalah untuk daerah Eropa. Fungsi Las GTAW
ini biasanya digunakan untuk melakukan pengelasan Aluminium atau stainless steel
yang memang banyak membutuhkan perlakuan khusus. Berikut skema dari proses
pengelasan GTAW:

(Gambar 1. Skema Pengelasan)


(Gambar 2. Mesin Las TIG/ Argon)

A Mesin dan Alat Las

1. Power Source

Power Source merupakan sumber energi yang digunakan untuk menyalakan


busur listrik pengelasan GTAW. Listrik yang berasal dari stop kontak dirubah
oleh rangkaian transformer step up pada power source sehingga memiliki
tegangan dan arus listrik yang cukup tinggi untuk digunakan mengelas. Output
dari mesin las bisa bermacam – macam tergantung dari tipenya. Pada bengkel
ini menggunakan dua macam power source yaitu Krisbow Inverter TIG
Welding 200A TIG200P dan AC/ DC TIG Welding 250A dengan spesifikasi
sebagai berikut:

a. Krisbow Inverter TIG Welding 200A TIG200P

Dimensi unit 40 X 17 X 28 cm, Tipe DC Inverter, Voltage Phase 1 Ph,


Rate Output 18V, Power 6.1 KVA, Input Power 220V, Duty Cycle 60
%, dan Amp Ac 200 A.
(Gambar 3. Krisbow Inverter TIG Welding 200A TIG200P)

Sistem Penombolan :

1. Switch on/of
2. Tombol pemilihan proses TIG Welding atau Stick Welding
3. Sistem Pemilihan Pulse
 Lambang 1 ( pengelasan tipis kurang dari 1 mm0
 Lambang 2 (sistem synchronize)
 Lambang 3 (sistem normal)
4. Pengatur Ampere
5. Pengatur port gas flow
6. Display digital

Sistem input TIG welding :

1. Pemasangan Ground Clamp


2. Pemasangan TIG torch (Switch HF)
3. Pemasangan TIG torch (Napple Gas Argon)
4. Ground

Sistem input Stick welding (hanya no 1 dan 4)

1. Pemasangan holder
4. Ground Clamp

b. AC/ DC TIG Welding 250A

Rated input voltage (V/P/Hz) : 220/1/50-60, Rated input power (kVA) :


8,5. Input current (A) : 38,9, Welding current adjustment (A) : 10 -
250, Duty cycle : 60%, Efficiency (%) : 80, Power factor : 0,73,
Protection class : IP21, Arc ignition mode : HF
(Gambar 4. AC/ DC TIG Welding 250A)

Pada panel tombol mesin tersebut terdapat beberapa tombol yaitu

─ Tombol On/ Off dari mesin tersebut


─ Digital indikator A
─ Beberapa tombol adjustable untuk pengelasan yang terdiri dari :
Start A, Welding A, Background A, Down Slope, Pluse
Frequency, Pluse Width, Post Flow, AC Balance.
─ Dan connector seperti mesin sebelumnya.

Dua modus dipekerjakan: elektroda bermuatan positif dan negatif. Las


elektroda bermuatan negatif digunakan untuk mengelas baja, nikel, titanium dan
logam lainnya. Elektroda bermuatan positif digunakan untuk lasan dangkal (lebih
sedikit panas yang dihasilkan pada benda kerja). Ada juga modus lain – alternating
current ( AC) . Mode ini beralih antara polaritas positif dan negatif. Alternating mode
aktif digunakan untuk mengelas aluminium dan magnesium. Ini mencegah
overheating elektroda tetap menjaga panas pada benda kerja.

2. Inert Gas Supply

Inert Gas Supply adalah tabung silinder yang berisi gas mulia (inert)
yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan gas pelindung kawat las. Pada
bengkel tersebut menggunakan gas argon dengan dimensi tabung gas yang
digunakan memiliki kapasitas beragam, mulai dari 1 m3 hingga 10 m3.
(Gambar 5. Tabung Gas)

3. Flowmeter dan Regulator

Flowmeter dan Regulator adalah bagian yang berfungsi untuk


mengatur laju aliran gas dari silinder suplai. Selain katup buka tutup yang ada
pada tabung suplai, regulator juga memiliki katup untuk mengatur tekanan
kerja gas pelindung. Regulator juga dilengkapi dengan dua indikator yang
masing – masing berfungsi untuk mengetahui tekanan kerja gas serta volume
gas yang tersisa. Masih menjadi satu rangkaian terdapat flowmeter yang
berfungsi untuk mengatur laju debit aliran gas. Untuk menentukan laju debit
aliran gas sendiri tergantung pada jenis gas, posisi pengelasan, dan kondisi
sekitar pekerjaan pengelasan berangin atau tidak.
(Gambar 6 Flowmeter dan Regulator)

4. Cooling Water

Cooling Water berfungsi untuk mendinginkan torch agar tidak


terlampau panas akibat pekerjaan las yang terus menerus. Pada bengkel ini
menggunakan cooling water berupa air yang dikeluarkan melalu stang las
water cooler.

5. Welding Torch

(Gambar 7. Welding Torch)


Welding Torch adalah bagian yang dikendalikan oleh welder pada saat
pekerjaan pengelasan berlangsung. Torch khususnya untuk GTAW memiliki
bagian yang cukup rumit jika dibandingkan proses lainnya yang cenderung
lebih sederhana.

B Metode Pengelasan

a. Standar operasional prosedur (SOP) dalam merangkai perangkat mesin las


GTAW sebagai pedoman sebagai berikut:

1. Mengecek kondisi semua komponen perangkat las GTAW mulai dari kondisi
konektor sumber listrik, kabel-kabel, ketersediaan gas, regulator gas, slang gas,
mesin las dan panel kontrolnya, sistem pendinginnya, pembakar las, elektroda
tungsten, dan klem masa. Semuanya harus dalam kondisi baik dan siap pakai,
bila perlu dibuatkan ceklis kondisi alat.

2. Menghubungkan paket slang ke mesin las termasuk sambungan saluran gas


dan air pendingin

3. Menghubungkan kontrol remot baik yang sistem pedal kaki atau setelan
dengan tangan

4. Menghubungkan kabel masa ke mesin dan klem masa ke meja las atau benda
kerja

5. Memilih polaritas pengelasan, untuk pengelasan aluminium tombol diarahkan


ke arus las bolak-balik (AC), untuk pengelasan baja dan baja paduan tombol
diarahkan ke arus las searah (DCEN)

6. Menyiapkan eletroda tungsten

7. Merakit pembakar las, melonggarkan tutup pembakar las dan melepas tungsten
dari pembakar. Melepaskan nozle dan kolet tembaga dari pembakar.
Memasang kolet dan dudukannya ke pembakar dengan kencang. Memasang
nozle kembali ke pembakar. dan memasang elektroda tungsten kedalam kolet
pembakar las dengan kemunculan ujung elektroda 3 – 6 mm atau tidak lebih
dari diameter dalam nosel gas, dan mengencangkan tutup pembakar las.

8. Setelah memastikan botol gas pada posisi dan kondisi aman, membuka
sebentar katup gas untuk mengeluarkan kotoran dan dilanjutkan memasang
regulator gas (penyetel aliran gas belum dibuka) pada botol gas dan
menghubungkan dengan slang ke mesin las. Mengecek kerapatan sambungan
slang gas (dengan air sabun).

9. Mengecek dan menghubungkan konektor daya utama, memastikan catu daya


tersambung ke mesin. Menghubungkan ke stopkontak listrik yang sesuai, atau
menghubungkan sesuai dengan prosedur yang diberikan dalam buku
manualnya.

10. Menghidupkan mesin melalui tombol utama, membuka katup gas dan
menyetel aliran gas melalui penyetel aliran gas di regulator gas dan tombol cek
gas di panel mesin.

11. Menyiapkan benda kerja untuk uji coba, mencoba penyalaan busur dan
menyetel kuat aru las.

b. Tahap-tahap proses pengelasan TIG sebagai berikut:

1. Pastikan kabel utama pesawat las sudah tepasang dengan benar pada
sumber listrik. Pada saat pemasangan kabel utama pada sumber arus
kondisi pesawat las harus dalam kondisi OFF.
2. Lakukan pengecekan terhadap :
o Saluran pendingin.
o Tekanan gas
o Volume campuran gas
3. Setel besar arus, misal 240 ampere
4. Setel aliran gas pelindung misal 120 liter/menit
5. Pakailah alat keselamatan kerja, seperti Helm+kaca mata, sarung tangan
dan baju las.
6. Siapkan benda kerja pada meja kerja
7. Jepitkan tang massa pada benda kerja atau meja kerja dengan kencang
8. Lakukan pembangkitan busur awal dengan menggoreskan ujung elektroda
tungsten pada benda kerja (Striking Of Arc), hingga mendapat kan busur
yang stabil, untuk mendapatkan busur yang stabil maka jarak ujung
elektroda dan permukaan benda kerja di tahan pada 1.5 mm hingga 3 mm.
Pegaturan jarak ini juga berlaku untuk semi otomatis atau otomatis penuh.
9. Posisi torch di tahan pada sudut 60-85 derajat, kemudian logam pengisi di
umpan dari luar dengan gerakan melingkar memenuhi kampuh las
membentuk rigi-rigi las.

c. Logam yang biasa di las menggunakan TIG welding:

 Carbon and Low alloy steels


 Stainless steels 304, 316,321. 17-4, 410
 Nickel alloys Inconel, Hastelloy, Waspalloy etc.
 Aluminum alloys, 3003, 5052, 6061
 Magnesium alloys
 Titanium
 Cobalt alloys Haynes 188, and L605
 Refractory alloys columbium, molybdenum, tungsten
 Copper alloys aluminum bronze , nibral bronze, pure copper

Anda mungkin juga menyukai