PEMESINAN FRAIS/MILLING 1
OLEH :
ALFAN MOHAMMAD SHIROTHU RIZQI
5201418010
PENDAHULUAN
Penguasaan skill dan terampil dalam praktik, menjadi bagian yang harus dikuasai sebagai
mahasiswa tekinik tak terkecuali jurusan teknik mesin. Kegiatan praktikum dalam teknik mesin,
harus dilakukan untuk mengasah skill dan mendapatkan penguasaan pengetahuan mengenai
proses pembuatan suatu produk. Praktik pemesinan cenderung pada proses bagaimana
mengerjakan suatu benda kerja menggunakan sebuah mesin. Mesin frais merupakan sebuah
mesin potong yang dapat digunakan untuk menghasilkan suatu produk dengan proses pengerjaan
menggunakan alat potong yang dinamakan End Mill. Seiring perkembangan teknologi,
penggunaan mesin frais sangat dibutuhkan baik dalam keperluan produksi maupun keperluan
pendidikan.
Pembuatan laporan praktik ini dilakukan sebagai pembukuan tertulis dari praktikum yang
telah dilakukan. Serta untuk mengetahui tingkat capaian mahasiswa dalam penguasaan materi
yang telah disampaikan.
1.2 TUJUAN
a. Mampu menghitung putaran mesin (Revolotion Permenit–Rpm) pada proses pengefraisan
b. Mampu menghitung kecepatan potong (Cutting speed–Cs) pada proses pengefraisan
c. Mampu menghitung kecepatan pemakanan (feed) pada proses pengefraisan
d. Mampu menjelaskan teknik pengefraisan dalam membuat V-Block.
BAB II
PEMBAHASAN
• Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam proses praktik pemesinan bubut ini adalah :
a. Alumunium ukuran panjang x lebar = 38 mm x 55 mm.
2.3 GAMBAR KERJA
• Persiapan :
Kemampuan mesin menghasilkan panjang sayatan tiap menit disebut kecepatan potong
(sayat), yang diberi simbol Cs (Cutting Speed). Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu
material tidak dapat dihitung secara matematis. Karena setiap material memiliki kecepatan
potong sendiri-sendiri berdasarkan karakteristiknya dan harga kecepatan potong dari tiap
material ini dapat dilihat didalam table yang terdapat didalam buku atau referensi. Untuk lebih
jelasnya mengenai harga kecepatan potong dari tiap material dapat dilihat pada table dibawah
ini :
Gambar 1. Tabel kecepatan potong
Dalam praktik ini benda kerja yang akan difrais menggunakan bahan alumunium, sehingga
jika diterapkan dalam rumus kecepatan potongnya (Cs) adalah :
Pada benda kerja yang akan digunakan berbahan alumunium dengan memiliki akan difrais
dengan kecepatan potong (Cs) = 100 m/menit menggunakan alat potong (End Mill) dengan
diametr Ø8 mm. Besar putaran mesin dapat dihitung sebagai berikut :
Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam menyetel putaran mesin
agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut.
Artinya, putaran mesin aslinya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat dengan
hasil perhitungan di atas.
c. Kecepatan putaran mesin (Spindle mesin) : membuat alur 28 mm.
Pada benda kerja yang akan digunakan berbahan alumunium dengan memiliki akan difrais
dengan kecepatan potong (Cs) = 100 m/menit menggunakan alat potong (End Mill) dengan
diametr Ø16 mm. Besar putaran mesin dapat dihitung sebagai berikut :
Pada benda kerja akan difrais dengan putaran mesin sebesar 3980 putaran per-menit, dan
besar pemakanan (f) = 1 mm/putaran. Besar kecepatan pemakanannya adalah :
Pada benda kerja akan difrais dengan putaran mesin sebesar 1,990 putaran per-menit, dan
besar pemakanan (f) = 1 mm/putaran. Besar kecepatan pemakanannya adalah :
- Pertama, yang dapat dilakukan adalah memajukan lengan dan melepaskan pendukung arbor.
- Pasanglah arbor pada spindle mesin, kemudian ikat arbor dengan memutar mur pengikat
yang ada dibelakang body mesin.
- Jika sudah, pasanglah pisau (endmill cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor.
- Selanjutnya lakukan pengecekan pada kesejajaran ragum.
- Jika sudah dicek, dan ragum sudah sejajar, pasanglah benda kerja pada ragum. Untuk
mendapatkan pemasangan benda kerja yang baik, sebelum ragum dikencangkan dengan kuat
pukul benda kerja dengan hati-hati menggunakan palu lunak, untuk menyesuaikan atau
mensejajarkan.
Gambar 5. Pemasangan benda kerja pada ragum.
- Setelah benda sudah terpasang, kemudian mencari titik nol dengan cara meletakkan sobekan
kertas diatas benda kerja lalu nyalakan mesin. ketika mata pisau telah menyentuh krtas
sobekan tadi maka titik nol nya sudah didapati.
- Gerakkan spindle sumbu Z sebesar 0,5 mm ke atas dan gerakkan sumbu x sehingga terjadi
pemakanan.
- Ratakan bidang atas, jika sudah lepas benda kerja dan lakukan frais rata ke sisi lain yang
belum rata sampai ukuran menjadi 35 mm x 50 mm.
•Pengefraisan V-Block
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mesin frais adalah salahsatu jenis mesin perkakas yang dapat digunakan untuk mengerjakan
suatu bentuk benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai alat potongnya. Dilihat
dari cara kerjanya, mesin frais termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar.
Pisau dipasang pada sumbu/arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor.Jika arbor
mesin diputar oleh motor, maka pisau frais ikut berputar.Arbor mesin dapat berputar ke kanan
atau ke kiri, sedangkan banyaknya putaran diatur sesuai dengan kebutuhan.
Dengan berbagai kemungkinan gerakan meja meja mesin frais, mesin ini dapat digunakan
untuk membentuk bidang-bidang diantaranya : Bidang-bidang rata datar, bidang-bidang rata
miring menyudut, bidang-bidang siku, bidang-bidang sejajar, alur lurus atau melingkar, dan lain-
lain.
Parameter pemotongan pada mesin frais merupakan sebuah informasi berupa dasar-dasar
perhitungan dan rumus yang mendasari dari proses pemotongan/penyayatan pada mesin frais
agar tercapai hasil yang presisi. Parameter pemotongan pada mesin frais meliputi kecepatan
potong (Cutting speed - Cs), kecepatan putaran mesin (Revolotion Permenit - Rpm), kecepatan
pemakanan (Feed – F).
3.2 Saran
Adapun saran/masukan mengenai hal yang dapat dilakukan saat melakukan proses
pengefraisan adalah :
Penulis. (2015). TEKNIK PEMESINAN FRAIS 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.