Disusun oleh :
Zaradiya Audrey Tritania (19050634046)
Tasya Aisyah Ramadani M. (19050634057)
Nadia Agnissia Putri (19050634076)
KELAS B
PRODI S1 PENDIDIKAN TATA RIAS 2019
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Kompetensi Inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
3.1. Kesimpulan
Perubahan dalam kurikulum merupakan hal yang harus dilakukan sejalan
dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Kurikulum sekolah selalu mengikuti
perubahan jaman, sebab jika tidak dilakukan perubahan maka pendidikan tidak dapat
menghasilkan generasi berikut yang tanggap terhadap perkembangan. Kurikulum
2013 merupakan bentuk kurikulum baru yang sarat dengan perubahan / inovasi. Hal
ini dilakukan sebagai jawaban terhadap perlunya mengantisipasi perubahan
masyarakat.
Meskipun kurikulum berubah, tidak berarti otomatis akan terjadi perubahan
dalam proses implementasi di lapangan. Perubahan tidak akan terjadi apabila guru
sebagai pelaksana pendidikan tidak atau belum melakukan perubahan tersebut. Dalam
hal ini mungkin saja terjadi pengimpangan dari apa yang diharapkan oleh kurikulum
tersebut. Antisipasi terhadap penyimpangan pelaksanaan kurikulum di lapangan dapat
dilakukan jika telah diketahui apa yang menjadi hambatan terhadap pelaksanaan
kurikulum tersebut.
Keberhasilan penerapan Kurikulum 2013 tersebut berkorelasi secara positif
dengan usaha atasan langsung, yaitu kepala sekolah. Sehingga perlu pendampingan
dan supervise. Kepala sekolah perlu memberikan penghargaan pada guru, berupa
pujian lisan, misalnya atas keberhasilan menerapkannya, dan koreksi atau penguatan
negatif atas kegagalan atau kekurang berhasilannya. Partisipasi kepala sekolah tidak
boleh turun atau lemah sampai guru telah terbiasa bekerja secara otomatis sesuai
dengan prinsip Kurikulum 2013 yang telah ditetapkan. Bila kebiasaan tersebut telah
terbentuk, maka frekuensi pujian dan penguatan negatif bisa berkurang sampai batas
pelaksanaan pembelajaran tetap efektif dan efisien. Bila terlihat terjadi penurunan
semangat dan kualitas pembelajaran, maka kepala sekolah harus segera melakukan
upaya menaikkannya kembali melalui persuasi lebih dalam, keterlibatan langsung
lebih dekat, supervisi lebih ketat, penghargaan yang lebih dalam, dan koreksi yang
lebih intensif.
3.2. Saran
1. Agar pengembangan inovasi kurikulum 2013 berjalan efektif dan sesuai dengan
harapan maka perlu partisipasi dari seluruh komponen serta sumber daya manusia
dalam suatu organisasi pendidikan, serta komitmen top manajer harus mampu
mengarahkan transformasi pengetahuan, sikap, dan perilaku sesuai dengan harapan
dan tujuan inovasi pendidikan.
2. Mari berinovasi, karena sampai kapan pun pendidikan membutuhkan inovasi
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
bermutu/berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Habibi Ahmad. (2013). Keunggulan dan Kekurangan Pendidikan Pada Kurikulum 2013.
Tersedia: http://www.beritahu.me/2013/09/keunggulan-dan-kekurangan-pendidikan.
html#sthash. zB5lFhOO.dpuf. Diakses : 29 Desember 2013.
Rogers, E.M. (1995) Diffusion of Inovations. Forth Edition. New York: Free Press.
Hugo F. Reading (1986). Kamus Ilmu Social: Bandung: Refika Aditama
Ibrahim, (1988), Inovasi Pendidikan, Jakarta PPLPTK, Ditjen Depdikbud.
Jurnal :
http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/PDK-2013-70-Kerangka-Dasar-
Kurikulum-Kompetensi-SMK.pdf