Anda di halaman 1dari 10

MAKALA

KONSEP,SEJARAH,TEORI,MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun oleh
KELOMPOK 1
Mutiara silaban
Mayana Angelita Siregar
Putri Auliany Siregar
Yusril R.Sihotang
Oktavia Sagala
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra.Sariana Marbun,M.Pd

PROGRAM STUDI S1PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBRUARI 2020

1.KONSEP PSIKOLOGI PENDIDIKAN


A. Definisi Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani diambil dari kata “psyche” berarti jiwa, dan “logos” yang
artinya ilmu pengetahuan.[1] jadi, psikologi secara singkatnya menurut etomologi adalah ilmu
jiwa.
Secara umum psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-
macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Karena ahli jiwa mempunyai
penekanaan yang berbeda maka defenisi yang dikemukakan juga berbeda-beda. diantara
pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu antara lain sebagai berikut:
Menurut Dr.singgih Dirgagunarsa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Adapun menurut Plato dan Aristoteles, berpendapat psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang jiwa serta prosesnya sampai akhir. Adapun menurut John Broadus
Watson, dalam pandangannya mengatakan bahwa psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang
objektif terhadap rangsangan dan jawaban (respons).
Sedangkan menurut Wilhelm Wundt, berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia,
seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling) dan kehendak. Dan menurut
Woodworth dan Marquis berpendapat psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
aktivitas individu sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan
alam sekitar. Adapun menurut Crow and Crow berpendapat psychology is the study of human
behavior and human relationship.[2]
Dari beberapa pengertian psikologi di atas, meskipun berbeda-beda pandangan mereka dalam
mendefinisikan psikologi tersebut, paling tidak dapat kita simpulkan bahwa yang namanya
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan
individu, yang mana individu tersebut tidak dapat dilepaskan oleh lingkungannya.
B.       Definisi Pendidikan
Di dalam buku pedoman pendidikan dan pengajaran yang tulis oleh Drs. Abu Bakar Muhammad
dijelaskan bahwa Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum
dan pengertian yang bersifat khusus.
Pendidikan secara umum adalah setiap sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam
pembentukan jasmani seseorang, akalnya dan akhlaknya sejak dilahirkan sampai meninggal.
Adapun pendidikan secara khusus adalah semua media yang dijadikan/ dipergunakan untuk
mengembangkan jasmani anak, akalnya, dan untuk pembinaan akhlaknya (yang mulia), dan
hanya meliputi saran khusus yang memungkinkan disusun suatu system baginya, ini terbatas
pada pendidikan rumah tangga dan sekolah.[3] Dalam pandangan John Dewey pendidikan
adalah sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut
daya pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia.
Dalam hubungan ini, Al-Syaibani menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha mengubah
tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya sebagai bagian dari kehidupan pribadinya
sebagai dari kehidupan alam sekitarnya. Lebih lanjut, Soegarda Poerwakatja  menguraikan
bahwa pengertian pendidikan sebagai semua perbuatan dan usaha dari generasi tua sebagai
semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan, pemahaman,
kecakapan, dan keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha menyiapkan generassi
muda agar dapat memahami fungsi hidupnya, baik jasmani maupun rohani.[4] Jadi disini
pendidikan diartikan sebagai suatu warisan dari generasi tua kegenerasi muda baik itu dalam
ilmu pengetahuan, pemahaman, kecakapan, dan keterampilannya.
Dari defenisi di atas menurut tokoh-tokoh tersebut dapat simpulkan bahwa pendidikan
diartikan sebagai suatu proses usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan
kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan
dasar-dasar pandangan hidup kepada manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-
tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri kemanusiaannya.
Dengan kata lain, proses pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan
potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar dan kehidupan pibadinya sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial serta hubungannya dengan alam sekitarnya agar menjadi
pibadi yang bertanggung jawab.
C.      Definisi Psikologi Dan Pendidikan
Psikologi Pendidikan merupakan bagian dari psikologi yaitu psikologi yang menghubungkan
tingkah laku individu dan pendidikan. Dalam lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi
khusus dan psikologi terapan (applied psychology).
Psikologi pendidikan selain mempelajari tingkah laku individu yang khusus terdapat pada situasi
pendidikan, psikologi ini juga mempelajari segi-segi perbedaan individual dalam bertingkah laku
pada situasi pendidikan serta berupaya untuk mencari cara-cara untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan tersebut, sehingga psikologi ini dapat diterapkan secara efektif dalam bidang
pendidikan.
D.      Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Psikologi yang sudah lahir sejak abad ke-19 kini berada pada jajaran ilmu yang berdiri sendiri.
Psikologi kini mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan masyarakat, pada
implikasinya psikologi berkembang pesat dan melahirkan cabang-cabangnya salah satunya
adalah psikologi pendidikan. Untuk psikologi pendidikan telah banyak dilakukan penelitian
obyek apa saja yang telah dibahas sampai hari ini. Smith menggolong-golongkan persoalan yang
dikupas oleh ahli-ahli yang diselidikinya menjadi 16 macam, yaitu:
1.     Ilmu psikologi pendidikan (The science of educational psychlogi).
2.     Keturunan (Heredity).
3.     Struktur fisik (Physical structure).
4.     Pertumbuhan (Growth).
5.     Perilaku proses (Behavior processes).
6.     Sifat dan ruang lingkup pembelajaran (Nature and scope of learning).
7.     Faktor-faktor yang belajar kondisi (Factors that condition learning).
8.     Hukum dan teori-teori belajar (Law and theories of learning).
9.     Pengukuran: prinsip-prinsip dasar dan definisi (Measurement: basic principles and
definitions).
10. Transfer pelatihan: materi pelajaran (Transfer of training : subject matter).
11. Aspek Praktis pengukuran (Practical aspec of measurement).
12. Elemen statistik (Element of statistics).
13. Kebersihan Mental (Mental bygiene).
14. Pendidikan karakter (Character education).
15. Psikologi subjek scholl sekunder (Psychology of secondary scholl subject).
16. Psikologi subjek scholl SD (Psychology of elementary scholl subject)

2.Sejarah Psikologi Pendidikan


Psikologi pendidkan yaitu keilmuan yang berda atau mempelajari meneai perilaku atau sikap
dan juga psikis dalam lingkup pendidikan. Sejarah psikologi pendidikan berasawal pada zaman
dahulu oleh para peneliti sosial yang kemudian diterapkan menjadi fungsi fungssi terstruktur
sehingga memudahkan dalan menganalisa atau memanipulasi proses sosial antar individu dan
hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam lingkup pendidikan, psikologi digunakan
untuk menyerap keilmuan dan juga interaksi selama proses belajar megajar di skeolah ataupun
tempat lain yang berkaitan tentang pemberian dan penyerapan keilmuan.
Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi yang berasal dari kata jiwa dan ilmu, mengindikasikan pengertian keilmuan tenang
jiwa atau psikis. Memasuki abad ke 19, para ahli pada mulanya mempertanyakan pengertiana
tau definisi tersebut karena jiwa tidak bisa diamati atau dibuktikan keberadaannya. Hal yang
bisa diamati dan diperhatikan adalah perilaku manusia yang tampak wujudnya. Kemudian
muncul juga istilah organisme dimana memiliki arti bahwa psikologi merupakan ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Darwin pada tahun 1859
menyatakan teori evolusi, termasuk evolusi dan tingkah laku manusia.
Psikologi pendidikan merupakan keilmuan yang mempelajari dan memahami juga
mengembangkan pendidikan sebagai tujuan utamanya. Woolfolk menjelaskan bahwa psikologi
pendidikan merupakan cabang lain dari psikologi dikarenakan memiliki pemahaman lebih
dalam meningkatkan pendidikan sebagai tujuan utamanya. Memahami pendidikan
dimaksudkan adalah memahami perilaku pada semua orang yang terlibat dalam proses
pendidikan seperti peserta didik, guru, kepala sekolah, nuansa akademik, budaya sekolah,
keyakinan yang dianut, norma kedisiplinan, pakaian, dan sebagainya.
Psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu yang peduli dan memperhatikan proses
pembelajaran sertapenerapan metode dan teori psikologi dalam lingkup atau proses
pendidikan. Woolfok menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu yang
berfokus pada pengajaran dan proses pembelajaranm menggunakan metopde dan teori
psikologi. Proses pembelajaran yang dimaksud merupakan proses pemberian wawasan edukatif
melibatkan dua pihak sebagai pelaku utamanya yaitu pengajar dan peserta didik.
Dalam rangka memberikan pendidikan, pendidik berupaya memilih metode pengajaran yang
sesuai apakah dengan metode bermain pada kelas SD awal ataukah dengan cara lain yang
menyenangkan namun esensi belajarnya masih kuat. Pendidik juga perlu menerapkan prinsip-
prinsip teori psikologi yang dipandang sebagai alat yang menjembatani atau memfasilitasi
perkembangan peserta didik. Contohnya pendidik senantiasa memperhatikan kemampuan
masing- masing individu dan keunikannya meskipun dalam pembelajaran berkelompk karena
pengajar paham secara teoritis pada prinsipnya bahwa individu itu memang bersifat unik dan
tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya.
Sejarah Perkembangan Psikologi Pendidikan oleh Para Ahli
Psikologi pendidikan sama tuanya dengan psikologi itu sendiri. Beberapa ahli ikut andil dalam
perkembangan psikologi pendidikan baik secara filsafat maupun sampai dengan metode
pengajaran yang efektif. Berikut penjelasannya:
1. Democritus, merupakan filsuf utama yag menekankan bahwa lingkungan dan suasana
rumah membawa pengaruh penting untuk perkembangan kepribadian seseorang yang
membedakan bagaimana individu tersebut berperilaku. Lingkungan perlu dibina agar
tetap kondusif sebagai tempat belajar dan berkembangnya anak.
2. Plato dan Aristoteles, mengembangkan sistem pendidikan yang didasarkan pada
penggunaan prinsip prinsip psikologi. Aristoteles merupakan tokoh yang
mengembangkan ide tentang psikologi daya. Psikologi daya memiliki tiga kompinen
dalam jiwa manusia dimana ketiganya ini saling bergantung satu sama lain. Ketiga
komponen tersebut terdiri dari penalarah/ kognitif, perasaan/ afektif, dan kehendak/
konasi.
3. Rousseau merupakan seoran pengaut naturalis yang memiliki dasar ide pendidikan pada
prinsip prinsip perkembangan manusia. Pada dasarnya anak adalah baik.
4. John Locke merupakan penganut empirisme. Secara kritis John mengemukakan bahwa
individu lahir dengan jiwa yang bersih dan belum ada apa- apanya, tetapi secara
potensial jiwa individu senditif untuk melakukan eksplorasi terhadap dunia luar. John
mengungkapkan bahwa belajar melalui pengalaman dan latihan merupakan hal utama.
5. John Heinrich Pestalozzi merupakan tokoh yang mengawali penyelenggaraan
pendidikan yang bersikat klasik atau secara rombongan.
6. William James memberikan saran pada pendekatan fungsional salam psikologi.
Fungsionalisme dalam psikologi adalah cara pendekatan yangmenganggap bahwa
kesadaran terhadap gejala mental merupakan hal yang sama.
7. Cattel, mengungkapkan pemikirannya dengan menyatakan perbedaan individu dan
pengukuran mental. Perbedaan individu merupakan sifat yang secara kuantitatif
membedakan satu individu dengan yang lainnya.
8. Binet memperkenalkan cara mengetes mental atau pengukuran mental yang bersifat
individu.
Perkembangan psikologi pendidikan pada abad ke- 20 ditandai dengan banyaknya penelitian
yang lebih khusus dan membawa dampak yang besar pada praktek pendidikan. Aliran psikologi
pendidikan ini mempelajari proses belajar kaitannya dengan tingkah laku dan psikis atau
kejiwaan dari banyak sudut pandang yang berbeda beda. Hal ini membawa pengaruh pada
praktek pendidikan seperti Behaviorisme, Psikoanalisa, dan Gestalt.
Pengujian, pengklasifikasian dan penilaian metode metode pendidikan telah dilakukan
beberapa abad sebelumnya bahkan sebelum psikologi lahir di akhir tahun 1800 an. Pada zaman
dahulu metode yang dilakukanyaitu dengan mengungkapkan aspirasi namun setelah metode
ilmiah seperti observasi dan eksperimen, hal tersebut menjadikan proses pengembangan
keilmuan menjadi lebih spesifik dan terarah.
3.TEORI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan mempelajari proses pembelajaran, baik dari sudut pandang kognitif
maupun perilaku, termasuk juga intelegensi, perkembangan kognitif, afek, motivasi, regulasi
diri, konsep diri, serta peranannya dalam proses belajar.
Terdapat beberapa terori – teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar pelaksanaan
psikologi dalam dunia pendidikan.

TEORI BEHAVIORISME
Menurut Teori Behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut
merupakan dampak  dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Individu dikatakan
belajar ketika terjadi perubahan pada perilakunya, karena interaksi antara stimulus dan respon.
Contoh : guru memberikan stimulasi berupa pertanyaan soal, dan siswa menjawan pertanyaan
tersebut sebagai respon dari stimulus.
OPERANT CONDITIONING THEORY
Operant conditioning adalah kontrol perilaku oleh konsekuensi yang bisa diperoleh, yaitu
dengan kekhasan berupa dukungan positif dan negatif serta hukuman positif dan negatif.
Dukungan positif adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan pada suatu perilaku.
Dukungan negatif adalah membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa
diterima.
Hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan. Hukuman
negatif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan dengan mengambil
sesuatu yang menyenangkan.
Contoh: guru memberi tanda bintang untuk siswa yang bisa duduk tenang pada hari itu
(dukungan positif) dan siswa merusak buku pelajaran temannya sehingga ia tidak
diperbolehkan menggunakan laptop ketika di kelas (hukuman negatif).
CLASSICAL CONDITIONING THEORY
Classical conditioning merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru
melalui suatu proses yang berkesinambungan. Terdapat tiga tahapan pada teori ini dengan
pemberian stimulus baru pada masing masing tahapan.
1. Tahap 1 – Before Conditioning: pada tahap ini stimulus dari lingkungan yang
mengeluarkan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang tidak pernah
terfikirkan. Contoh: Parfum dapat menimbulkan respon kebahagiaan.
2. Tahap 2 – During Conditioning: Stimulus dari lingkungan tidak berespon berhubungan
dengan stimulus yang sudah diketahui. Contoh: parfum mungkin berkaitan dengan
seseorang.
3. Tahap 3 – After Conditioning: terbentuknya respon yang baru. Contoh: Seseorang yang
sebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi sangat memikat (Mcleod,
2008).
TEORI KOGNITIF
Teori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai
hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan untuk proses
pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon dan lainnya. Kemudian,
teori kognitif memiliki empat pronsip dasar :
1.Siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan.
2.Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari.
3.Belajar membangun pengalaman.
4.Belajar merupakan perubahan struktur mental seseorang.
TEORI GESTALT
Gestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen
sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa,
seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai kesatuan yang utuh. Teori
Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Contoh: ketika kita sedang
melihat awan dan melihat suatu bentuk yang mirip suatu objek.

4.MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Para ahli psikologis berpendapat bahkan dua anak kembar tidak akan memiliki respon atau
tingkah laku yang sama persis terhadap proses belajar. Keduanya mungkin berbeda dalam
pembawaan diri, kematangan, cara berfikir, intelegensi, maupun keterampilan motoriknya.
Para guru perlu memahami pengetahuan tenang psikologi pengetahuan salam melakukan
aktivitas belajar mengajarnya. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi guru berperan
penting dalam mengajar. Psikologi pendidikan berhubungan dengan metode kegiatan
pembelajaran. Terdapat pula psikologi pengajaran yang lebih menekankan pada aspek aspek
penyajian materi dan komunikasi guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Berikut ini
beberapa hal berkaitan dengan psikologi pendidikan menurut Syah tahun 1995:
1. Psikologi pendidikan merupakan pengetahuan tentang pendidikan yang didasarkan oleh
temuan para ahli dan menghubungkannya pada respon tingkah laku.
2. Hasil hasil temuan riset dirumuskan menjadi konsep- konsep dan teori juga metode
pembelajaran secara strategis dan utuh.
3. Konsep, teori, metode dan strategi kemudian disatukan menjadi suatu sistem
sedemikian rupa atau menjadi repertoir ofresource yakni rangkaian sumber yang berisi
pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktik- praktik pendidikan
khususnya dalam proses mengajar dan proses belajar dia area pendidikan.
Guru yang memahami tentang perspektif psikologi dan teori- teorinya dalam kegiatam
pembelajaran merupakan guru yang bertanggungjawab terhadap profesinya. Guru mampu
mengelola proses belajar mengajar dengan perencanaan yang matang, pengamatan yang baik,
dan praktek yang sesuai dengan metode dan teori psikologi pendidikan. Berikut ini bisa diambil
sebagai manfaat dalam psikologi pendidikan yaitu:
1. Proses perkembbangan siswa : Tahap perkembangan siswa berbeda- beda setiap
individu, proses perkembangan merupakan tahapan tahapan yang mengarah pada
perkembangan kognitiif.
2. Cara belajar siswa :Pengetahuan yang pokok yaitu mengenai proses belajar yang terdiri
dari arti penting belajar, teori belajar, hubungan belajar dengan pengetahuan, dan fase-
fase yang dilalui dalam proses belajar.
3. Cara menghubungkan antara mengajar dengan belajar :Secara singkat mengajar
merupakan penyampaian materi ketrampilan dan menanamkan nilai moral dalam
materi pembelajaran. Agar kegiatan mengajar dapat diterima dan diserap oleh siswa,
maka guru perlu membangkitkan minat siswa untuk belajar.
4. Pengambilan keputusan untuk pengelolaan PBM :PBM/ proses belajar mengajar
mengajar menuntut guru untuk menjadi figur sentral yang kuat dan berwibawa namun
tetap bersahabat. Guru dituntut untuk mampu menempatkan diri dan mengambil
keputusan denganpenuh perhitungan berdasarkan kajian psikologis.
baca juga:
 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional
 Kecerdasan Naturalis
 Cara Mengetahui Bakat Anak Sejak Dini
 Karakteristik Anak Berbakat
 Macam- Macam Bakat
Sejarah psikologi pendidikan sudah berjalan mulai berabad abad yang lalu lamanya. Bermula
dari keilmuan psikologi itu sendiri yang kemudian dikembangkan pada ruang lingkup
pendidikan, para ahli terus mengembangkan psikologi pendidikan yang terkait dengan tingkah
laku dan psikis dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu para ahli juga mengembangkan
psikologi pendidikan dalam bentuk teori, metode, dan cara cara mengajar yang efektif dalam
kegiatan belajar.
Psikologi pendidikan perlu dipahami oleh semua pendidik untuk dapat mengevaluasi respon
proses pembelajaran yang dilakukan terhadap timbal balik dari siswa selama proses belajar.
Yang diamati adalah bagaimana respon tingkah laku, pemahaman siswa dan juga penerimaan
siswa terhadap materi secara psikologis.
Semoga artikel ini membantu Anda memahami lebih dalam lagi terkait psikologi pendidikan
erat kaitannya dengan keilmuan inti psikologi itu sendiri.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai