Oleh :
Rombel 04
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Idealnya, model pembelajaran terpadu bertolak dan dikembangkan dari kurikulum yang
sudah terpadu ( integrated curriculum ). Namun dalam pendidikan di Indonesia, biasanya
kurikulum itu sudah dikembangkan ke dalam berbagai mata pelajaran yang terpisah satu sama
lainnya. Keuntungan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu pada tingkat sekolah dasar yaitu
dengan adanya penerapan system guru kelas, dimana dengan pengalamannya mengajarkan
seluruh mata pelajaran, guru bias lebih cepat melihat keterhubungan kompetensi dasar dan
indicator antar mata pelajaran. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu ini sangat
ditentukan bagaimana kemampuan guru dalam menyusun perancangan dan scenario
pembelajaran yang tepat dan dikemas dengan memperhatikan karakteristik siswa.
Pada dasarnya sebagian besar guru di indonesia belum menerapkan pembelajaran
terpadu, tidak seperti di negara-negara maju yang kebanyakan sudah menerapkan pembelajaran
terpadu dalam pengajaranya. Untuk itu sebaiknya guru menerapkan pembelajaran terpadu,
karena kita tahu bahwa manfaat dari pembelajaran terpadu sangat baik untuk peserta didik dilihat
dari efektivitas dan efisiensi. Dalam makalahini kami menjabarkansedikit tentang perencanaan
pembelajaran terpadu.
Langkah 2:
Langkah berikutnya dalam pengembangan model pembelajaran terpadu adalah mempelajari
standar kompetensi dan kompetensi dasar dari bidang kajian yang akan dipadukan dan
melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian per
kelas yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan utuh. Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar dalam
pengembangan model pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut.
Mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang
memiliki potensi untuk dipadukan.
Beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan dipaksakan untuk
dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi Dasar yang tidak diintegrasikan
dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.
Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua Standar Kompetensi yang ada pada
mata pelajaran pada kelas yang sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga
Kompetensi Dasar saja.
Kompetensi Dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik/tema masih bisa dipetakan dengan
topik/tema lainnya.
Langkah 3:
Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya dilakukan penentuan tema
pemersatu antar-Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Tema yang dipilih harus relevan
dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan dan dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu
yang terkini, misalnya penyakit demam berdarah, HIV/AIDS, dan lainnya, kemudian baru dilihat
koneksitasnya dengan kompetensi dasar dari berbagai bidang kajian. Dengan demikian, dalam
satu mata pelajaran pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa topik yang akan dibahas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada pembelajaran terpadu
antara lain meliputi hal-hal berikut.
Tema, dalam pembelajaran terpadu, merupakan perekat antar-Kompetensi Dasar yang terdapat
dalam bidang kajian.
Tema yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi Dasar yang terdapat dalam
satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi peserta didik, dalam arti
sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.
Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi prioritas
yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar-Kompetensi Dasar pada bidang kajian
yang telah dipetakan.
Langkah 4:
Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu. Tujuannya adalah
untuk menunjukkan kaitan antara tema/topik dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan.
Langkah 5:
Setelah membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu, maka
Kompetensi-kompetensi Dasar tersebut dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar
yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.
Langkah 6:
Menyusun silabus pembelajaran terpadu, dikembangkan dari berbagai indikator bidang kajian
menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yang konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu
antara beberapa bidang kajian. Komponen penyusunan silabus terdiri dari Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber
Belajar.
Langkah 7:
Setelah teridentifikasi peta Kompetensi Dasar dan tema yang terpadu, selanjutnya adalah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada pembelajaran terpadu, sesuai dengan Standar
Isi, keterpaduan terletak pada strategi pembelajaran. Hal ini disebabkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar telah ditentukan dalam Standar Isi Rencana pelaksanaan pembelajaran
tersebut merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan pada
silabus pembelajaran terpadu. Komponennya terdiri atas: identitas mata pelajaran, Kompetensi
Dasar yang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya, langkah pembelajaran, alat media
yang digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta sumber bahan yang digunakan.
B. Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar dengan Tema Pemersatu
Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh
semua standar kompetensi kompetensi dasar dan indicator dari berbagai mata pelajaran yang
dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajran Tematik merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan materi pengjaran dan pengalaman belajar melalui ketrpaduan tema. Tema
menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada
pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan
dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehinggga siswa-siswi memperoleh pandangan dan
hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajran yang berbeda-beda(Sukayati,1998).
Tema pembelajaran tematik sebagai alat/wahana pemersatu dari standar kompetensi setiap mata
pelajaran yang dipadukan. Dalam penentuan tema dapat ditetapkan sendiri oleh guru dan/atau
bersama peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menetapkan tema perlu
memperhatikan beberapa prinsip yaitu :
a. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik.
b. Mulai dari yang termudah menuju yang sulit.
c. Mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks
d. Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
e. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik.
f. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta didik, termasuk minat,
kebutuhan peserta didik, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.
Prosedur Pemetaan Tema
Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua
SK, KD, Indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Hal ini
dapat dilakukan dengan :
1. Penjabar SK dan KD ke dalam indicator melakukan kegiatan penjabaran SK dan KD dari setiap
mata pelajaran ke dalam indicator. Dalam mengembangakan indicator perlu memperhatikan hal-
hal sbb:
a. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
c. Dirumuskan dalam kata operasional yang terukur dan atau dapat diamati.
4 Matematik Mengenal dan Operasi Menjelaskan langkah-langkah 4 jam Matematika 3A
a menggunakan hitung menyelesaikan soal cerita pelajaran Erlangga
konsep bilangan bilangan tanya jawab soal cerita yang terdapat
cacah dalam penjumlahan dan pengurangan
pemecahan Mendemonstrasikan penyelesaian soal
masalam cerita tentang penjumlahan dan
Memecahkan pengurangan yang ada hubunganya dengan
masalah sehari-hari peristiwa dan lingkungan sekitar
yang melibatkan
penjumlahan dan
pengurangan
5 Kerajinan Mengekspresikan Berbagai Penjelasan langkah-langkah pembuatan 4 jam
tangan dan gagasan imajinasi gambar pola kolase pelajaran
kesenian dengan muusik- ragam hias, Mempraktekan pembuatan kolase dari
musik dalam karya kolase, berbagai objek dan bahan di alam sekitar
seni mainan
Menyanyikan lagu kreatif dari
anak-anak dengan bahan daur
syair yang benar ulang
dihadapan anggota
kelas lain
Berkarya seni rupa
melalui kegiatan
eksplorasi gagasan
dengan berbagai
simbol unsur rupa
pada paduanya
B. Saran
Sebaiknya guru lebih jeli dalam proses pembelajaran dimana pembelajaran terpadu lebih efektif
dan efisien dalam membelajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Resmini Novi dkk. 2009. Pembelajaran Terpadu di SD,Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA
http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/01/perencanan-pembelajaran-terpadu.html
http://iswamine.blogspot.com/2010/06/pemetaan-tema.html
http://tematik-asikk.blogspot.com/2012/04/pemetaan-tema-dalam-pembelajaran.html
http://meidul-niez.blogspot.com/2012/04/pemetaan-pembelajaran-tematik.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2189093-langkah-langkah-pembelajaran-
terpadu/