Anda di halaman 1dari 20

REAKSI GELAP DAN REAKSI TERANG

Disusun oleh

Nur Hikmah

NIM

……………

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

KUTAI TIMUR

2019
Reaksi Terang dan Gelap Dalam Proses
Fotosintesis

Seorang fisiologis berkebangsaan Inggris, F. F. Blackman, mengadakan


percobaan dengan melakukan penyinaran secara terus-menerus pada
tumbuhan Elodea Sejenis tanaman hias hidrofit

 Ternyata, ada saat dimana laju fotosintesis tidak meningkat sejalan dengan
meningkat nya penyinaran.
 Akhirnya, Blackman menarik kesimpulan bahwa paling tidak ada dua
proses berlainan yang terlibat dalam fotosintesis

 Ada reaksi yang memerlukan cahaya dan ada reaksi yang tidak
memerlukan cahaya.

 Baru kemudian hari muncul Reaksi terang dan Reaksi gelap fotosintesis

 Yang terakhir meskipun dinamai reaksi gelap, namun dapat berlangsung


terus saat keadaan terang.

 Teori ini diperkuat dengan mengulangi percobaan pada temperatur yang


agak lebih tinggi. Seperti diketahui, kebanyakan reaksi kimia berjalan
lebih cepat pada suhu lebih tinggi (sampai suhu tertentu). Pada suhu 35°C,
laju fotosintesis tidak menurun sampai ada intensitas cahaya yang lebih
tinggi.

 Hal ini menunjukkan bahwa reaksi gelap kini berjalan lebih cepat.

 Faktor bahwa pada intensitas cahaya yang rendah laju fotosintesis itu tidak
lebih besar pada 35°C dibandingkan pada 20°C juga menunjang gagasan
bahwa yang menjadi pembatas pada proses ini adalah reaksi terang.

 Reaksi terang ini tidak tergantung pada suhu, tetapi hanya tergantung pada
intensitas penyinaran.

 Laju fotosintesis yang meningkat dengan naiknya suhu tidak terjadi jika
suplai CO2 terbatas.

 Jadi, konsentrasi CO2 harus ditambahkan sebagai faktor ketiga yang


mengatur laju fotosintesis itu berlangsung. OK

Jadi, secara umum fotosintesis terbagi menjadi dua tahap reaksi:


1.Reaksi Terang, yang membutuhkan cahaya
2.Reaksi Gelap, yang tidak membutuhkan cahaya
1. REAKSI TERANG

 Reaksi yang merupakan tahapan awal dari system fotosintesis

 Reaksi ini memerlukan bahan utama molekul air (H2O)

 Reaksi sangat bergantung kepada ketersediaan energi dari foton / sinar


matahari.

 Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen fotosintetik


chlorofil sebagai antena / akseptor cahaya.

 Sinar matahari yang berupa foton yang terbaik adalah sinar merah dan
ungu

 Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna ungu
(400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau
(500-600 nanometer).

 Untuk cahaya hijau (550 nm) akan dipantulkan oleh daun dan ditangkap
oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau.

 Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang


cahaya dengan panjang tertentu.

 Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak
energi.
 Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpul
kan pada pusat-pusat reaksi

 Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid


berupa pigmen yang terdiri dari sistem cahaya yang disebut fotosistem

FOTOSISTEM ( PHOTOSYSTEM)

 Ada dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi
 Pusat reaksi yang sekaligus sebagai akseptor foton itu disebut fotosistem

 Fotosistem yang ada kemudian dikenal dengan fotosistem II dan


fotosistem I.

 Fotosistem I dan II ini mempunyai katakter bisa sebagai sistem pembawa


elektron terdapat perangkat komplek protein pembentuk ATP berupa
enzim ATP sintase.dan sistem reseptor cahaya (antena) penangkap cahaya
/ foton

 Fotosistem I antenanya mampu menangkap cahaya dengan panjang


gelombang 700 nm dan PSII antenanya mampu menangkap cahaya
dengan panjang gelombang 680 nm

FOTOSISTEM I

 Fotosistem I mampu menangkap dengan baik foton dengan panjang


gelombang 700 nanometer yang kemudian disebut P = 700 ( P=
Photosistem), tidak terlibat pada proses pelepasan O2.

 Fotosistem-I merupakan suatu partikel yang disusun sekitar 200 molekul


Klorofil-a, 50 molekul Klorofil-b, 50-200 karotenoid, dan 1 molekul
penerima energi matahari yang disebut dengan P700.

 Energi matahari (foton) yang ditangkap oleh pigmen, dipindahkan melalui


beberapa molekul pigmen, yang akhirnya diterima oleh P700

 Fotosistem I ini menghasilkan ATP saja


FOTOSISTEM II

 Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan


panjang gelombang 680 nanometer, yang kemudian dikenal dengan P 680

 Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis,


seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat
pencahayaan

 Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada


fotosistem II(P.680)

 Fotosistem II melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai


transpor elektron.

 Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang


menghasilkan ATP , satuan pertukaran energi dalam sel.

 Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan


elektron yang harus segera diganti.
 Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron
dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil.

 Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.

 Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari
karbon dioksida

 Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga
mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang
rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH

Jadi Kesimpulan yang didapat dari data

1. Photosistem I (P 700) menhasilkan ATP , Photosistem 1 ini bersifat siklik

2. Phoyosistem II (P 680) menghasilkan Oksigen dan NADPH2 , non sikllik

 Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga


menghasilkan oksigen dan ATP dari ADP dan NADP+ menjadi energi
pembawa ion H + menjadi NADPH2.maka dua sumber energi ini
kemudian di transfer ke reaksi lainnya

 Jadi ATP dan NADPH2 inilah yang nanti akan digunakan sebagai energi
dalam reaksi gelap di stroma kloroplast

 Perlu diketahui pusat Reaksi terang pada kloroplast ini terjadi di tilakoid,
yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan membran dalam
kloroplas.
 Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi
energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka disebut grana

Fotofosforilasi Siklik

 Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu


fotosistem, yaitu fotosistem I. yang bisa menangkap foton 700 nm (P 700)

 Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I


dan berakhir di fotosistem I , namun ada elektron yang terlontar
mendukung Potosistem 2

 Fotofosforilasi siklik ini menghasilkan ATP

 Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektron-


elektron di P700 menjadi aktif karena rangsangan dari luar

 elektron yang terbentuk itu kemudian keluar menuju akseptor elektron


primer kemudian menuju rantai transpor elektron.

 Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700


mengalami defisiensi elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya.
 Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu
terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron pada fotosistem P
700 itu

 Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa


ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien
konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP
selama kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP.

 Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan kembalinya


elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan
fungsinya lagi

 Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada
semua organisme fotoautotrof.

Fotofosforilasi Nonsiklik

 Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan


dua fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II.

 Dalam fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem


II, tetapi elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II.
 Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-.

 Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II,

 Sedang ion H+ akan digunakan pada reaksi yang lain

 dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas.

 Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680
menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron primer.

 Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi


dapat cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi.

 Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang


membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom
b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I, tepatnya di P700.

 Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan "skema Z".

 Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut


mengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang
kemudian menghasilkan ATP.

 Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan


tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari.

 Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin, dan


akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut
telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air.
 Dengan bantuan suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase,
disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani suatu reaksi:

 NADP+ + H+ + 2e- —> NADPH

 NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi Calvin-
Benson, atau reaksi gelap.

Fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan yang


mendasar, yaitu sebagai berikut
Reaksi Gelap

 Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam


fotosintesis.

 Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian
kloroplas yang disebut stroma.

 Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi
terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas.

 Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat


diperlukan bagi reaksi katabolisme.

 Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu
reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson.

 Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom
karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat.

 Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa
difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan mengikat
CO2 dalam reaksi gelap.
 Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu
fiksasi, reduksi, dan regenerasi.

 Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari
udara dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil

 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil itu kemudian pecah menjadi 12


molekul beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat
(APG/PGA).

 Selanjutnya, 3-asam fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat,


dan membentuk 1,3-bifosfogliserat (PGA 1.3 biphosphat).
 Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase reduksi, dimana
senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian berubah
menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid
(PGAL) yang beratom 3C.

 Selanjutnya terjadi sintesa , 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri


dan menyatukan diri menjadi 1 molekul glukosa yang beratom
6C (C6H12O6).

 10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase


regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa difosfat.(RDP/RuBP)

 Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6


molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat, maka
ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP),

 RDP/RuBP kemudian kembali akan mengikat CO2 lagi , begitu setrusnya.

 OK Gampang to
 Dalam fotosynthesis kebutuhan karbon dioksida (CO2) pada reaksi gelap ,
akan dipenuhi dari udara yang masuk melalui stomata tanaman
 Pada kebanyakan tanaman, fotosintesis berfluktuasi sepanjang hari sebagai
stomata membuka dan menutup.

 Biasanya, stomata terbuka di pagi hari, menutup pada tengah hari,


membuka kembali di sore hari, dan ditutup untuk baik di malam hari.

 Karbon dioksida yang berlimpah di udara, sehingga tidak menjadi faktor


pembatas dalam pertumbuhan tanaman.

 Pada sistem penanaman tanaman dengan Greenhouse tertutup rapat


mungkin tidak cukup memungkinkan udara luar untuk masuk dan dengan
demikian mungkin kurangnya karbon dioksida yang cukup untuk
pertumbuhan tanaman.

 Karbon dioksida generator digunakan untuk menghasilkan CO2 di rumah


kaca untuk tanaman komersial seperti mawar, anyelir, dan tomat.

 Dalam rumah kaca rumah yang lebih kecil, es kering adalah sumber yang
efektif dari CO2.

FAKTOR PEMBATAS FOTOSINTESIS

 Faktor penentu laju fotosintesis

 Reaksi gelap ini menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG


(fosfogliseraldehid), RDP (ribulosa difosfat), dan glukosa (C6H12O6).

Dalam fotosynthesis kebutuhan karbon dioksida (CO2) pada reaksi gelap , akan
dipenuhi dari udara yang masuk melalui stomata tanaman

 Pada kebanyakan tanaman, fotosintesis berfluktuasi sepanjang hari sebagai


stomata membuka dan menutup.
 Biasanya, stomata terbuka di pagi hari, menutup pada tengah hari,
membuka kembali di sore hari, dan ditutup untuk baik di malam hari.

 Karbon dioksida yang berlimpah di udara, sehingga tidak menjadi faktor


pembatas dalam pertumbuhan tanaman.

 Pada sistem penanaman tanaman dengan Greenhouse tertutup rapat


mungkin tidak cukup memungkinkan udara luar untuk masuk dan dengan
demikian mungkin kurangnya karbon dioksida yang cukup untuk
pertumbuhan tanaman.

 Karbon dioksida generator digunakan untuk menghasilkan CO2 di rumah


kaca untuk tanaman komersial seperti mawar, anyelir, dan tomat.

 Dalam rumah kaca rumah yang lebih kecil, es kering adalah sumber yang
efektif dari CO2.

FAKTOR PEMBATAS FOTOSINTESIS

Faktor penentu laju fotosintesis

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju


fotosintesis:Intensitas cahaya

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

1. Konsentrasi karbon dioksida Semakin banyak karbon dioksida di udara,


makin banyak jumlah bahan yang dapt
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

2. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja
pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring
dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.

3. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

4. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)


Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan
naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang.

5. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada
tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini
mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak
energi
dan makanan untuk tumbuh.

Dengan terbentuknya Glukosa sebagai hasil akhir Fotosintesis nya , akan dirubah
menjadi Amylum dan kemudian dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk
karbohidrat . Supaya tidak setengah setengah memahaminya Karbohidrat ini di
kelompokkan menjadi berbagai bentuk yaitu berdasarkan gugus gulanya. dan
tentu secara pasti apapun bentuknya karbohidrat itu mutlak berasal dari Hasil
fotosintesis Tumbuhan OK
Berdasar panjang rantai karbon, karbohidrat dibagi 3, yaitu:

1. Monosakarida Merupakan karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis menjadi


bentuk yang lebih sederhana dibagi menjadi triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa, heptosa. Heksosa dalam tubuh antara lain glukosa, galaktosa,
fruktosa dan manosa.
2. Oligosakarida Menghasilkan 2 - 6 monosakarida melalui hidrolisis.
Oligosakarida yang penting dalam tubuh adalah disakarida yang
menghasilkan 2 monosakarida jika dihidrolisis, contoh disakarida antara
lain: sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula gandum).
Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hidrolisis laktosa
menghasilkan galaktosa dan glukosa. Hidrolisis maltosa menghasilkan dua
molekul glukosa.

3. PolisakaridaMenghasilkan lebih dari 6 monosakarida melalui hidrolisis.


Contoh: pati, glikogen, selulosa, dekstrin.

Anda mungkin juga menyukai