PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
UNIVERSITAS TADULAKO
PERCOBAAN VIII
“PENGUJIAN AKTIVITAS SENYAWA ANTIMIKROBA”
DISUSUN OLEH
KELAS :E
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Mikroba adalah jasa renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk
bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir disemua tempat
dipermukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
sangat dingin hingga yang relatif panas, dan lingkungan yang asam hingga
basa. Berdasarkan perannya mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba yang merugikan (Yanuhar,
2016).
Anti bakteri dan antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau
menghambat aktivitas mikroorganisme dengan berbagai macam cara
mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas
beberapa kelompok sebagai berikut diantaranya merusak dinding sel,
mengganggu permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat
(Harnianto, 2012)
Aplikasi dalam bidang farmasi pada percobaan ini ialah untuk melihat
besarnya kemampuan suatu sediaan dalam membunuh atau menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan bagi kehidupan manusia. Hal inilah
yang melatarbelakangi percobaan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
Manfaatnya mahasiswa dapat mengetahui apa itu anti mikroba dan senyawa
yang digunakan sebagai agen antimikroba.
Prinsip percobaan kali ini adalah Pengujian aktivitas antimikroba dari ekstrak
tanaman terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus dan bakteri Eschericia
coli yang ditumbuhkan dalam medium Na dengan mengukur zona hambatan
yang terbentuk pada medium menggunan metode difusi agar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut (Harmita dan Maksum, 2008) seleksi antimikroba yang tepat untuk
mengobati suatu penyakit tergantung pada beberapa factor, antara lain :
1. Sensitivitas mikroorganisme infektif terhadap zat antimikroba tertentu
2. Efek samping zat antimikroba, berlangusng pada toksisitas langsung,
terhadap sel mamalia dan normal mikrobiota (flora normal) yang terdapat
pada jaringan tubuh manusia
3. Biotransformasi zat antimikroba secara in vivo, bergantung pada apakah
zat antimikroba akan tetap dalam bentuk aktifnya pada jangka waktu yang
cukup untuk mempunyai efek toksik pada pathogen infektif atau tidak.
II.2 Uraian bahan
Rumus struktur :
Kelarutan : -
III.1.1 Alat
1. Cawan Petri
2. Kawat Ose
3. Tabung reaksi
4. Bunsen
5. Pinset
6. Botol coklat
7. Inkubator
8. Erlenmeyer
9. Bunsen
10. Lemari pendingin
11. Pelubang kertas
III.1.2 Bahan
Medium NA
- Dimasukkan
Lemari Pendingin
hingga semi padat
- Dicelupkan
Kertas reservoir
- Diekstrak
- Dimasukkan ke permukaan
- Diberi label
Cawan petri
- Dibungkus
- Dikat dengan tali godam
Inkubasi selama
1x24 jam
Amati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2 Staphylococcus aureus
Prinsip pada percobaan ini yaitu digunakan oven sebagai alat pemanasan
panas kering.Prinsip-prinsip dari oven ini, sterilisasi pada alat-alat seperti
cawan petri, botol coklat, tabung reaksi, dan alat yang tahan uap panas.Alat-
alat tersebut kemudian dibersihkan dengan air dan alkohol 70% sebelum
dimasukkan kedalam oven dan dibungkus dengan kertas.Lalu disterilisasi
dalam oven pada suhu 100o-170oC selama ± 2 jam.
Setelah alat-alat tersebut kering, maka kemudian tabung reaksi, cawan petri,
dan botol coklat dibungkus dengan kertas bekas. Khusus untuk tabung
reaksi, dibungkus 1 kali 2 buah tabung, ini bertujuan untuk mengefisienkan
penggunaan kertas juga tempat dalam rak oven, dikarenakan ukuran tabung
reaksi relatif kecil dibandingkan dengan cawan petri dan botol coklat. Tapi
sebelumnya mulut tabung disumbat menggunakan kapas, begitupun mulut
botol coklat.Alat-alat kaca disumbat kapas.Hal ini bertujuan agar udara
panas tidak langsung masuk kedalam tabung dan botol (Yuliarti, 2010).Pada
saat pembungkusan, usahakan untuk menggunakan kertas yang lumayan
banyak sehingga pelindung alat dari udara panas lebih tebal.Setelah itu
diikat dengan menggunakan tali godam.Pengikatan ini bertujuan untuk
menjaga bungkusan tidak terlepas selama pemanasan.
Adapun definisi oven sendiri adalah alat pemanas tertutup yang bisa diatur
suhunya dan untuk jenis oven terkini dapat diatur timernya.Prinsip kerjanya
yaitu terlebih dahulu memeriksa tegangan yang digunakan untuk
beroperasinya oven.Kemudian menekan saklar power, indikator lampu
menyala. Setelah itu mengatur suhu dalam ruangan yang diinginkan dengan
cara memutar pengatur suhu begitu pula dengan waktunya (Putranto, dkk,
2014).
Aplikasi dalam bidang farmasi sendiri yaitu, dengan mengetahui fungsi alat-
alat laboratorium dan teknik sterilisasi alat-alat tersebut, maka mahasiswa
farmasi dapat melakukan sterilisasi terhadap alat-alat kesehatan maupun
alat-alat yang digunakan untuk membuat sediaan-sediaan steril dalam
farmasi.
IV.2.1
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Hal yang dapat disimpulkan dari percobaan ini, yaitu :
1. Pada bakteri Escherichia coli oleh ekstrak daun jambu biji, daun jarak
merah, dan daun tembelekan didapatkan zona hambat secara berturut-
turut yaitu 0,8 cm, 1,025 cm, dan 0,7 cm.
2. Pada bakteri Staphylococcus aureus oleh ekstrak daun jambu biji, daun
jarak merah, dan daun tembelekan didapatkan zona hambat secara
berturut-turut yaitu 0,775 cm, 0,55 cm, dan 0,65 cm.
V.2 Saran
Sebaiknya alat dan bahan lebih dilengkapi lagi serta sebaiknya praktikan juga
perlu menguasai teknik dan materi praktikum, sehingga praktikum dapat
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S., 2016. Skin Infection : It’s A Must Know Disease. UB Press. Malang.
Campbell, A.N., Jane, B., Reece. 2004. Biologi Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Harmita dan Maksum. 2008. Buku Ajar Analisis Hayati. EGC. Jakarta.
Torokano, S., Khumaidi, A., Nugrahani, A.W. 2018. Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Jarak Merah (Jatropa gossypifolia) Terhadap Bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Journal Of Science and
Technology. Vol 7(1).
Walton, R.E dan Mohamoud, T. 2008. Prinsip & Praktik Ilmu Indonesia Edisi 3.
EGC. Jakarta.