Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM FARMASI

PRODI DIII FARMASI


POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

INOKULASI MIKROORGANISME

KELOMPOK V (LIMA):

ALYANI USMAN 754840119003


CHINTIA RAHMATIA BAKRI 754840120042
MAGFIRA BILONDATU 754840120049
NADYA APREYVITA GAIB 754840120055
NUR MEGA FEBRIYANTI M. GALIB 754840120059
RAHMAWATI HASAN 754840120064
SITI NURFADHILAH BADU 754840120071
TEGAR ABDIYANTO PADJA 754840120078
PEMBIMBING : .
NANGSIH SULASTRI SLAMET, S.Si, M.Si, Apt.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita persembahkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi dengan baik pada waktunya.
Laporan ini kami buat sebagai bagian dari pemenuhan tugas Mata Kuliah
Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi.
Adapun Laporan Praktikum ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bimbingan, nasihat, serta saran dari Bapak dan Ibu dosen pembimbing,
Untuk itu ucapan terimakasih kami kepada Bapak dan Ibu dosen pembimbing
mata kuliah yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi,
diantaranya kepada :
1. Dosen penanggung jawab Mata Kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi Ibu
Nangsih Sulastri Slamet, S.Si, M.Si, Apt.
2. Instruktur laboratorium Mikrobiologi Ibu Fitria Ayu Magfirah Yunus, S.Farm.
dan Ibu Rizka Puji Astuti Daud, S.Farm,Apt.
3. Dosen pembimbing kelompok 5 Ibu Nangsih Sulastri Slamet, S.Si, M.Si, Apt.
Kami menyadari bahwa Laporan Kelompok ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan serta masih belum dikatakan sempurna. Untuk itu, kami dengan
sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran dari dosen pembimbing
Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi nuntuk kelompok 5. Semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Gorontalo, 15 April 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Percobaan 1
C. Prinsip Percobaan 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2
A. Teori Umum 2
B. Uraian Bahan 2

BAB III METODE KERJA 5


A. Alat dan Bahan 5
B. Prosedur Kerja 5
C. Skema Kerja 6
BAB IV HASIL PEMBAHASAN 8
A. Hasil 8
B. Pembahasan 8
BAB V PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat
ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan,
misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan
bidang antariksa (Waluyo, 2009).
Mikroorganisme ditemukan di dalam tanah, udara, air, makanan, kotoran
dan permukaan tubuh. Setiap wilayah lingkungan kita penuh dengan
mikroorganisme.
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat
berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi.
Lingkungan merupakan segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang
terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia.

B. Tujuan Percobaan
Melakukan pembuktian adanya bakteri dilingkungan sekitar.

C. Prinsip Percobaan
Mengambil sampel bakteri dari lingkungan sekitar untuk mebuktikan ada atau
tidaknya koloni bakteri,

BAB II
1
KAJIAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Mikroorganisme ditemukan di dalam tanah, udara, air, makanan, kotoran
dan permukaan tubuh. Setiap wilayah lingkungan kita penuh dengan
mikroorganisme (Cappucino dan Sherman, 2013).
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat
berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan
Fernsebner, 2006).
Lingkungan merupakan segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang
terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia (Emil salim, 1989).

B. Uraian Bahan
1. Agar (Dirjen POM Edisi IV, 1995)
Nama Resmi : Agar
Nama Lain : Agar-agar

Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidah
Kelarutan : Tidak Larut dalam air dingin, dan larut dalam air
mendidih
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Beef Extract (Dirjen POM Edisi IV, 1995)


Nama Resmi : Beef Extract
Nama Lain : Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak daging
Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi konsentrat
diperoleh dengan mengekstrasi daging sapi segar tanpa
lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan
kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara suhu rendah
2
dalam hampa kental berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta,
berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa
seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan : Larut dalam air dingin
Kegunaan : Sumber protein mikroorganisme
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

3. Pepton (Dirjen POM Edisi III, 1979)


Nama Resmi : Pepton
Nama Lain : Pepton
Pemerian : Serbuk, kuning sampai coklat, bau khas, tidak busuk
Kelarutan : larut dalam air, memberikan larutan berwarna, coklat kekuningan
yang bereaksi asam
Kegunaan : Sebagai penginduksi

4. NaCl (Dirjen POM Edisi III, 1979)


Nama Resmi : Natrii Chloridum
Nama Lain : Natrium klorida
Pemerian : Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk prisma, tidak
berbau, rasa asin.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

5. Air Suling (Farmakope Indonesia Edisi III, 1979)


Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Aquadest
Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Kegunaan : sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3
6. Alkohol (Farmakope Indonesia Edisi III, 1979)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Etanol
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas, mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api.

BAB III
4
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Autoclav
b. Bunsen
c. Cawan petri
d. Erlenmeyer
e. Inkubator
f. Uang logam
g. Cotton Bud steril
h. Media NA

B. Bahan

a. Label
b. Nutrient agar
c. Plastik wrap
d. Kertas buram

C. Prosedur Kerja
 Melihat pengaruh suhu terhadap pertumbuhan kuman
1. Diambil 1 sengkelit biakan kuman masukan kedalam NA
2. Dicelupkan kapas usap kedalam suspense kuman dan Alaskan pada
permukaan secara merata
3. Didihkan sisa suspense kuman, setelah mendidih ulangi langkah 2 pada
lempeng
4. Dibandingkan yang terjadi pada cawan petri tersebut

 Melihat pengaruh suhu terhadap pertumbuhan kuman menggunakan uang


logam
5
1. Diambil uang logam tempelkan pada permukaan lempeng
2. Diambil 1buang uang logam, bakar hingga memijar dan tempelkan pada
permukaan agar lain
3. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 27◦C
4. Diamati perubahan yang terjadi

 Melihat pengaruh disifektan terhadap pertumbuhan kuman


1. Dibasi kapas usap steril dengan NA dan diusapkan pada telapak tangan
kemudian dipisahkan lempeng agar
2. Dicuci tangan dengan sabun, ulangi langkah 1 pada lempeng agar lain
3. Dicuci tangan dengan disinfektan, ulangi langkah 1 pada lempeng agar lain
4. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 27◦C
5. Diamati apa yang terjadi

D. Skema Kerja

Melihat pengaruh suhu terhadap


pertumbuhan kuman
Diambil 1 sengkelit biakan kuman masukan kedalam NA
Dicelupkan kapas usap kedalam suspense kuman dan Alaskan pada
permukaan secara merata

Didihkan sisa suspensi kuman, setelah mendidih ulangi langkah 2


pada lempeng

Dibandingkan yang terjadi pada cawan petri tersebut

Melihat pengaruh suhu terhadap pertumbuhan


kuman menggunakan uang logam

6
Diambil uang logam tempelkan pada permukaan lempeng
Diambil 1buang uang logam, bakar hingga memijar dan tempelkan
pada permukaan agar lain
Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 27◦C
Diamati perubahan yang terjadi

Melihat pengaruh disifektan terhadap


pertumbuhan kuman
Dibasi kapas usap steril dengan NA dan diusapkan pada telapak
tangan kemudian dipisahkan lempeng agar
Dicuci tangan dengan sabun, ulangi langkah 1 pada lempeng agar
lain
Dicuci tangan dengan disinfektan, ulangi langkah 1 pada lempeng
agar lain
Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 27◦C
Diamati apa yang terjadi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

7
A. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil
1 Melihat pengaruh suhu Pada percobaan yang dilakukan
terhadap pertumbuhan terdapat bakteri yang tumbuh disuhu
bakteri inkubator

B. Pembahasan
Mikroorganisme ditemukan di dalam tanah, udara, air, makanan, kotoran
dan permukaan tubuh. Setiap wilayah lingkungan kita penuh dengan
mikroorganisme (Cappucino dan Sherman, 2013).
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya
dapat berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi
(Gruendemann danFernsebner, 2006).
Lingkungan merupakan segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang
terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia (Emil salim, 1976).
Dalam percobaan sterilisasi lingkungan dengan menggunakan media NA
pada suhu inkubator setelah diinkubasi selama 1x24 jam tidak terjadi
pertumbuhan bakteri apapun.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

8
Setelah mengikuti praktikum sterilisasi lingkungan ini kami dapat
mengetahui pengertian dari sterilisasi lingkungan dan tahapannya dengan
berbagai cara. Cara sterilisasi lingkungan adalah menginkubasi medium disuhu
inkubator selama 1x24 jam. Pada proses sterilisasi lingkungan diperlukan
ketelitian dalam penuangan media, karena jika tidak teliti dan tidak dilakukan
didepan bunsen maka medium akan terkontaminasi.Prinsip dari sterilisasi
lingkungan yakni melihat pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri.

B. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebih
teliti dalam setiap metode yang dilakukan, agar hasil yang didapatkan sesuai
dengan yang diharapkan. Pada setiap metode yang dilakukan juga harus
memperhatikan kesterilan area kerja, media dan alat agar tidak terjadi
kontaminasi dari luar.

DAFTAR PUSTAKA

9
Cappuccino, James G., Sherman, Natalie. 2013. Manual Laboratorium Biologi.
Jakarta: EGC.

Emil Salim, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta, Mutiara Sumber


Widya, 1989.

Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI

LAMPIRAN
10
Alat dan bahan yang digunakan proses penyemprotan alcohol proses
penyemprotan

dalam mensterilisasikan meja hipoclrorid

Pengambilan sampel logam pengusapan sampel logam bakteri tumbuh


setelah

Ke dalam media di inkubator

11

Anda mungkin juga menyukai