Anda di halaman 1dari 33

PENGECATAN BAKTERI 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang teknologi semakin banyak

digunakan misalnya dalam menghasilkan berbagai produk seperti bahan

pangan, industri, pertanian, obat-obatan, dan lain sebagainya. Pemilihan

mikroorganisme yang tepat untuk suatu tujuan tertentu dan pemanfaatan

mikroorganisme secara maksimal perlu didukung oleh suatu metode isolasi

dan identifikasi yang baik.

Secara alami, mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran.

Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi dari sampel.

Mikroorganisme umumnya ada yang bersifat patogen dan ada yang bersifat

non-patogen. Mikroorganisme yang bersifat patogen biasanya dapat

menimbulkan menimbulkan berbagai penyakit dan merugikan makhluk

hidup, sedangkan yang bersifat non-patogen dapat dimanfaatkan sebagai

bahan dalam pembuatan produk industri, baik makanan, minuman dan obat-

obatan.

Bakteri merukan salah satu mikroorganisme yang jenisnya dialam

berlimah. Bakteri berdasarkan komposisi dinding selnya dibagi menjadi 2,

yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pengamatan morfologi

bakteri sangat penting guna untuk membantu mengidentifikasi apakah

bakteri tersebut termasuk gram positif atau gram negatif. Oleh karena itu,

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 2

dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui apakah bakteri yang diteliti

termasuk bakteri gram positif atau bakteri gram negatif. Teknik yang

digunakan untuk mengidentifikasi bakteri adalah dnegan melakukan

pewarnaan. Pewarnaan bakteri bertujuan untuk mempermudah pengamatan

morfologi baketeri dibawah mikroskop sehingga dapat diebdakan antara

bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah :

1. Bagaimana cara melakukan perwarnaan pada bakteri ?

2. Bagaimanakah bentuk dan morfologi dari bakteri ?

C. Tujuan

Tujuan pada percobaan ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara melakukan pewarnaan pada bakteri

2. Untuk mengetahui bentuk dan morfologi dari bakteri

D. Manfaat

Manfaat pada percobaan ini adalah :

1. Agar dapat mengetahui cara melakukan pewarnaan pada bakteri

2. Agar dapat mengetahui bentuk dan morfologi dari bakteri

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran

sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya

diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal

(uniselular) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh

mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata

telanjang. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi

(Lestari., dkk, 2010).

Sel bakteri amat beragam panjangnya, sel beberapa spesies berukuran

100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Satuan ukuran bakteri

ialah mikrometer, yang setara dengan 1/1000 mm atau 10-3 mm. Masing-

masing ciri ini penting dalam pengamatan morfologi suatu spesies. Sel

bakteri yang berbentuk bola dinamakan kokus. Sel bakteri yang berbentuk

batang atau slindris dinamakan basilus (Pelczar dan Chan, 2008).

Bakteri gram positif dinding selnya mengandung peptidoglikan dan

juga asam teikoat dan asam teikuronat. Oleh sebab itu dinding sel bakteri

gram positif sebagian adalah polisakarida. Sedangkan pada dinding sel

bakteri gram negatif terdapat peptidoglikan yang sedikit sekali dan berada

diantara selaput luar dan selaput dalam dinding sel. Jadi, setelah disimpulkan

bakteri gram positif mengalami proses denaturasi sel terlebih dahulu di

bandingkan dengan bakteri gran negatif. Karena Dinding sel yang paling

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 4

mudah terjadi denaturasi adalah dinding sel yang tersusun oleh polisakarida

di bandingkan dengan dinding sel yang tersusun oleh fosfolipid (Helmiyati

dan Nurrahman, 2010).

Pseudomonas aeruginosa merupakan suatu mikroba gram negatif

berbentuk batang lurus atau melengkung, non sporulasi, tidak berkapsul dan

umumnya memproduksi pigmen yang larut air. Pseudomonas aeruginosa

adalah salah satu spesies yang merupakan kontaminan, umumnya terdapat

pada kulit dan pada keadaan tertentu bersifat patogenik (Purwani, dkk.,

2009).

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif dan berbentuk

kokus. Staphylococcus aureus bersifat non-motil, nonspora, anaerob

fakultatif, katalase positif dan oksidase negatif. Staphylococcus aureus

tumbuh pada suhu 6,5-46° C dan pada pH 4,2-9,3. Staphylococcus

mengandung polisakarida dan protein yang bersifat antigenik dan

merupakan substansi penting di dalam struktur dinding sel (Dewi, 2013).

Pengamatan morfologi koloni dilakukan dengan melihat bentuk, tepi,

elevasi dan warna dan untuk pengamatan morfologi sel dilakukan teknik

pewarnaan gram dengan tujuan mengetahui warna dan jenis gram sel bakteri

tersebut (Sardani, dkk., 2015).

Pewarnaan Gram digunakan untuk mengetahui morfologi sel bakteri

serta untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri

gram positif pada pewarnaan Gram berwarna ungu disebabkan kompleks zat

warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan meskipun diberi larutan

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 5

pemucat aseton alkohol, sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah

sebab kompleks tersebut larut pada saat pemberian larutan pemucat aseton

alkohol sehingga mengambil warna merah safranin (Fitri dan Yekki, 2011).

Teknik pewarnaan pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat

macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan

diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau

jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna

pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan

sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-

sel bakteri atau bagian-bagian sel bakteri disebut teknik pewarnaan

diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian

dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam

pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul

(Jiwantarum, dkk., 2016)

Uji Gram dilakukan dengan cara metode pengecatan Gram. Satu tetes

Kristal violet ditambahkan pada preparat yang telah di olesi isolat BAL.

Preparat dibiarkan selama 1 menit dan dicuci dengan akuades. Sebanyak 1

tetes iodium ditambahkan kedalam preparat, dibiarkan selama 2 menit dan

dibilas dengan akuades. Preparat dicuci ulang menggunakan etanol 95% dan

dibilas pada air mengalir. ditambahkan safranin, dibilas pada air yang

mengalir. Preparat yang mengandung bakteri tersebut dikeringkan dan

diamati menggunakan mikroskop. Warna ungu menunjukkan sel bakteri

merupakan Gram positif (Sari, dkk, 2012).

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 6

B. URAIAN BAHAN

1. Alkohol (Ditjen POM, 1979 : 65).

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol / Alkohol

Rumus molekul : C2H5OH / 46,07 g/mol

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna,

bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada

lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu

rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan

mudah terbakar.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur

dengan semua pelarut organik.

Berat Jenis : 0,812 – 0,816 g/ml.

Stabilitas : Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.

Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, jauh dari api.

Kegunaan : Anti mikroba, disinfektan, pelarut, penetrasi.

2. Agar (Ditjen POM RI, 1979)

Nama resmi : AGAR

Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasal musilago

pada lidah.

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 7

Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin dan larut dalam air

mendidih.

Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Aquadest (Ditjen POM RI, 1979 : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

RM/BM : H2O/18,02

R. struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,tidak berbau,

tidak berasa.

Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut

medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. Dekstrosa (Ditjen POM Edisi III, 1979)

Nama resmi : DEXTROSUM

Nama lain : Glukosa, Dekstrosa

RM / BM : C6H12O6/180,16

Rumus struktur :

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 8

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau

butiran putih, tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut

dalam air mendidih, agak sukar larut dalam

etanol (95%).

Kegunaan : Sebagai sumber nutrient yang spesifik

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5. Ekstrak daging (Ditjen POM Edisi III, 1979)

Nama resmi : BEEF EXTRACT

Pemerian :Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi

konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi

daging sapi segar tanpa lemak, dengn cara

merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada

suhu rendah dalam hampa udara sampai

terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa

berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan

sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging,

sedikit asam.

Kelarutan : Larut dalam air dingin.

Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan

mikroorganisme.

Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak

tembus cahaya.

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 9

6. Iodin (Dirjen POM, 1979 : 316)

Nama Lain : Iodium

RM/ BM : I2 / 126,1 g/mol

Rumus struktur :I-I

Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti

logam; hitam kelabu; bau khas.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air,13

bagian dalam etanol 95 % P, dalam lebih kurang

80 bagian gliserol P, dan dalam lebih kurang 4

bagian karbondisulfida P;larut kloroform P dan

karbontetraklorida P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan dasar pembuatan iodoform

7. Kristal Violet (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Kristal violet

Pemerian : Hablur berwarna hijau tua

Kelarutan : Sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam

etanol (95%) P dan dalam asam asetat glasial P.

Larutannya berwarna lembayung tua

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai cat utama atau gram A dalam

pengecatan gram

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 10

8. Metilen Blue (Ditjen POM, 1995 : 554).

Nama resmi : Metylen blue

RM / BM : C37H27N3Na2O9S3 / 799,80 g/mol

Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk biru gelap

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pewarna

9. Pepton (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 721)

Nama Resmi : PEPTON

Nama Lain : Pepeton kering

Pemerian : Serbuk kuning kemerahan sampai coklat, bau

khas tidak busuk.

Kelarutan : Larut dalam air, memberika larutan berwana

coklat kekuningan yang bereaksi agak asam;

praktis tidak larut dalam etanol (95%) p dan

dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sumber nitrogen

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 11

10. Safranin (Ditjen POM, 1979 : )

Nama resmi : Safranin

Pemerian : Serbuk halus berwarna biru keunguan.

Kelarutan :Tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai komposisi cat D.

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 12

C. URAIAN BAKTERI

1. Pseudomonas aeruginosa

a) Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Probacteria

Classis : Gamma probacteria

Ordo : Pseudomonadales

Familia : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Spesies : Pseudomonas aeruginosa

b) Morfologi

Pseudomonasaeruginosa merupakan suatu mikroba gram negatif

berbentuk batang lurus atau melengkung, non sporulasi, tidak berkapsul dan

umumnya memproduksi pigmen yang larut air. Pigmentasi mengandung

pyocyanin (berwarna kebiru- biruan) dan fluorecein (warna kehijau-hijauan).

c) Deskripsi

Pseudomonas aeruginosa adalah salah satu spesies yang merupakan

kontaminan, umumnya terdapat pada kulit dan pada keadaan tertentu

bersifat patogenik. Spesies dari Pseudomonas umumnya ditemukan di air,

tanah dan sering menyebabkan kebusukan pada makanan.

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 13

2. Staphylococcus aureus

a) Klasifikasi

Domain : Bacteria

Kingdom : Eubacteria

Filum : Firmicutes

Classis : Bacilli

Ordo : Bacillales

Famili : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

b) Morfologi

Staphylococcus aureus bersifat non-motil, nonspora, anaerob

fakultatif, katalase positif dan oksidase negatif. Staphylococcus aureus

tumbuh pada suhu 6,5-46° C dan pada pH 4,2-9,3. Koloni tumbuh dalam

waktu 24 jam dengan diameter mencapai 4 mm.

Koloni pada perbenihan padat berbentuk bundar, halus, menonjol

dan berkilau. Staphylococcus aureus membentuk koloni berwarna abu-abu

sampai kuning emas tua. Staphylococcus aureus membentuk pigmen

lipochrom yang menyebabkan koloni tampak berwarna kuning keemasan dan

kuning jeruk. Pigmen kuning tersebut membedakannya dari Staphylococcus

epidermidis yang menghasilkan pigmen putih Pigmen kuning keemasan

timbul pada pertumbuhan selama 18-24 jam pada suhu 37° C, tetapi

membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25° C).

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 14

c) Deskrispi

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif dan

berbentuk kokus. Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada banyak

pembenihan bakteri. Berbagai tingkat hemolisis dihasilkan oleh S. Aureus dan

kadang-kadang oleh spesies bakteri lain. Staphylococcus aureus merupakan

agen penyebab utama mastitis pada sapi perah maupun kambing.

3. Escherichia coli

a. Klasifikasi

Kingdom : Prokaryot

Divisi : Gracilicutes

Class : Scotabacteria

Ordo : Eubacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Species : Escherichia coli

b. Morfologi

Bakteri ini termasuk flora normal tubuh yang berbentuk batang

pendek (kokobasil) berukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm dan bersifat gram negatif.

E. coli termasuk bakteri anaerob fakultatif sehingga dapat hidup dalam

kondisi aerob maupun anaerob.

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT

Percobaan ini dilaksanakan pukul 08:00 WITA pada tanggal 16 April

2017, tempat dilakukan percobaan ini adalah di laboratorium mikrobiologi

fakultas farmasi Universitas Halu Oleo.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

a) Autoklaf

b) Baskom

c) Batang pengaduk

d) Botol semprot

e) Bunsen

f) Cawan petri

g) Cover glass

h) Deck glass

i) Inkubator

j) LAF (Laminar Air Flow)

k) Mikroskop

l) Ose lurus dan bulat

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 16

m) Pipet tetes

n) Rak tabung

o) Tabung reaksi

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

a) Alkohol 70%

b) Aluminium foil

c) Aquadest

d) Larutan etil alkohol 95%

e) Larutan iodin

f) Larutan Kristal violet

g) Larutan metilen blue

h) Larutan safranin

i) Medium PDA

j) Sampel

1) Bakteri Escheria coli

2) Bakteri Pseudumonas aeruginosa

3) Bakteri Staphylococcus aureus

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 17

C. PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah :

1. Sterilisasi alat

Alat
- Disiapkan semua alat yang akan digunakan
- Dibungkus dengan kertas
- Dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan
Alat-alat steril

2. Pembuatan Cat A (Larutan kristal violet)


Kristal violet

- Dibuat larutan A (2 g Kristal violet dilarutkan dalam 20 ml


etil alkohol)
- Dibuat larutan B (0,8 g ammonium oksalat dilarutkan dalam
80 ml water steril)
- Dimasukkan larutan A dan larutan B ke dalam labu takar
- Dihomogenkan
- Dimasukkan dalam botol gelap
Cat A (Larutan kristal violet)

3. Pembuatan Cat B (Larutan iodin)


Larutan iodin

- Ditimbang iodine 1 g dan KI 2 g

- Dilarutkan dalam 300 ml water steril

- Diaduk hingga larut

- Dimasukkan dalam botol gelap

Cat B (Larutan iodin)

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 18

4. Pembuatan Cat C (Larutan Etil alkohol)


Etil alkohol

- Diambil etil alkohol 95% sebanyak 95 ml


- Ditambahkan 5 ml air water steril
- Dimasukkan dalam botol gelap
Cat C (Larutan Etil alkohol)

5. Pembuatan Cat D (Larutan safranin)


Etil alkohol

- Diambil 0,2 ml safranin


- Diencerkan dengan etil alkohol 95% sebanyak 10 ml
- Dicukupkan hingga 100 ml dengan water steril
- Digojok
- Dimasukkan dalam botol gelap
Cat D (Larutan safranin)

6. Pewarnaan Sederhana

Sampel

- Diambilkan sampel dengan menggunakan jarum ose bulat

- Disimpan di atas kaca objek dengan cara digores

- Dikeringkan dengan cara dipanaskan diatas api kecil

- Ditetesi larutan metilen blue sebanyak 1 tetes

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi diatas nyala api atau diatas bunsen

- Ditutup dengan menggunakan deck glass

- Diamati bentuk bakteri di bawah mikroskop

Hasil pengamatan ?

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 19

7. Pewarnaan Gram
Sampel

- Diambilkan sampel dengan menggunakan jarum ose bulat

- Disimpan di atas kaca objek dengan cara digores

- Dikeringkan dengan cara dipanaskan diatas api kecil

- Ditetesi larutan Kristal violet sebanyak 1 tetes

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi diatas nyala api atau di atas Bunsen

- Dicuci dengan air mengalir

- Ditetesi larutan iodine sebanyak 1 tetes

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi di atas nyala api

- Dicuci dengan air mengalir

- Ditetesi dengan larutan etil alkohol

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi di atas nyala api

- Ditetesi larutan safranin sebanyak 1 tetes

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi diatas nyala api

- Ditutup dengan menggunakan deck glass

- Diamati bentuk dan jenis bakteri di bawah mikroskop

Hasil pengamatan ?

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan dari percobaan ini yaitu :

1. Pewarnaan Sederhana

No Jenis Bakteri Gambar Bentuk

Escherichia
1 Coccus
coli

Pseudomonas
2 Bacillus
aeruginosa

Staphylococcus
3 Coccus
aureus

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 21

Staphylococcus
4 Coccus
aureus

Staphylococcus
5. Coccus
aureus

Staphylococcus
6. Coccus
aureus

2. Pewarnaan Gram

No Jenis Bakteri Gambar Warna

Ungu (Bakteri
1 Escherichia coli
gram positif)

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 22

Pseudomonas Merah (Bakteri


2
aeruginosa gram negatif)

Staphylococcus Ungu (Bakteri


3
aureus gram positif)

Staphylococcus Ungu (Bakteri


4
aureus gram positif)

Staphylococcus Ungu (Bakteri


5
aureus gram positif)

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 23

Ungu (Bakteri
6. Escherichia coli
gram positif)

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 24

B. PEMBAHASAN

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran kecil

(mikroskopis), yang memiliki bentuk kehidupan serta karakteristik yang khas

yang bisa dibedakan dari organisme lain, terutama mampu hidup diberbagai

habitat. Secara alami, mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran.

Bakteri adalah salah satu jenis mikroorganisme yang hampir tumbuh pada

semua tempat dan memiliki banyak peranan dan kerugian bagi makhluk

hidup.

Inokulasi adalah suatu cara untuk memindahkan biakan murni dair

suatu media ke media lain yang sejenis atau berbeda. Tujuan dilakukannya

isolasi dan inokulasi adalah untuk memisahkan mikroba satu dengan mikroba

lain yang berasal dari campuran mikroba dan untuk mempelajari sifat biakan,

morfologinya. Inokulasi dilakukan satu hari sebelum pengecatan, agar mikroba

dapat tumbuh dengan baik karena umunya pertumbuhan bakteri yang baik

adalah 1x24 jam. Metode yang digunakan pada proses inokulasi adalah metode

gores dengan menggunakan media miring. Hal ini agar memudahkan

pengambilan baketri pada saat pewarnaan. Oleh karena itu, dilakukan

pengujian mikroorganisme melalui inokulasi pada praktikum mikrobiologo,

salah satunya adalah pewarnaan gram.

Pewarnaan gram atau metode gram merupakan salah satu metode

empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar

yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif

merupakan bakteri yang dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 25

saat pewarnaan gram sedangkan bakteri gram negatif tidak dapat

mempertahankan zat warna tersebut.

Perbedaan gram positif dan gram negatif adalah bakteri gram positif

memiliki struktur dinding sel dengan kandungan peptidoglikan yang banyak

dan tebal dang mengandung asam teikoat dan asam teikuronat sedangkan

bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan lipid

(fospolipid) yang tinggi. Selain itu bakteri gram posiitif mengalami

denaturasi lebih ceoat dibandingkan bakteri gram negatif karena hanya

memiliki sedikit kandungan lipid. Tujuan dilakukannya pengecatan bakteri

adalah untuk membedakan morfologi antara bakteri gram positif dengan

bakteri gram negatif dengan melihat perbedaan bentuk dan sel-selnya.

Teknik pengecatan yang dilakukan pada perocobaan ini adalah teknik

pewarnaan gram dan teknik pewarnaan sederhana. Sedangkan bakteri yang

akan diamati adalah bakter Staphylococcus auresus, Pseudomonas aeruginosa

dan Escherichia coli.

Pengecatan sederhana adalah pewarnaan yang hanya menggunakan

satu macam zat warna saja. Pengecatan sederhana bertujuan untuk melihat

bentuk, morfologi dan struktur dari dinding sel bakteri yang dilakukan dengan

mengambil biakan bakteri menggunakan ose dan diletakkan diatas kaca

preparat dan diberi sedikit air agar bakteri tersebut tersebar dipermukaan kaca

preparat. Kemudian dilakukan fikasai yang bertujuan untuk mematikan bakteri

dan mempertahankan serta melekatkan bakteri pada kaca preparat. Setelah itu

diberi zat warna kristal violet agar memudahkan pengamatan dibawah

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 26

mikrospok dan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Proses pengamatan

dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x.

Pewarnaan gram bertujuan untuk mengetahui apakah bakteri yang diuji

termasuk bakteri gram positif atau gram negatif. Proses dari pewarnaan gram

hampir sama dengan pewarnaan sederhana, yang membedakan adalah pada

pewarnaan gram penetesan kristal violet bertujuan sebagai pemberi warna

utama pada bakteri, setelah itu diteteri pereaksi lugol yang berfungsi untuk

meingkatkan afinitas pengitanan zat warna oleh bakter. Alkohol 96%

diteteskan selanjutnya yang bertujuan untuk memucatkan bakteri sehingga

bakteri tidak berwarna.

Cat Gram yang digunakan terdiri dari 4 macam, yaitu cat Gram A, B, C

dan D. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Cat Gram A

berwarna ungu (karena mengandung kristal violet). Cat Gram A merupakan

cat primer yang akan memberi warna mikroorganisme target. Pada saat

diberi cat ini, semua mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai warna

cat Gram A. Cat Gram B berwarna coklat. Cat Gram B merupakan cat Mordan,

yaitu cat atau bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang

diserap mikroorganisme target. Akibat pemberian cat Gram B, maka

pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat). Cat Gram C tidak

berwarna. Cat ini berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya. Cat D, Cat ini

berwarna merah. Cat ini merupakan cat sekunder atau kontras. Cat ini

berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non target. Cat

sekunder mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat primer.

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 27

Pada bakteri gram positif warnanya akan menjadi bening, karena

bakteri ini hanya mengandung sedikit lipid dan ketika diberi alkohol lipid

tersebut melarut sehinga memperbanyak pori-pori dari bakteri tersebut,

sehingga warna-warnanya akan menghilang dan menjadi bening. Kemudian

diberi safranin yang berfungsi sebagai zat warna pembalik yang akan mewarnai

bakteri yang telah dipucatkan sebelumnya, dimana pada bakteri gram potif

warnanya akan tetap ungu dan pada gram negarif akan berubah menjadi merah

atau jinga. Semua proses setelah dilakukan di cuci dengan air yang mengalir, hal

ini bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalisir sisa zat-zat warna yang

terdapat pada sekeliling sampel dikaca preparat. Pengamatan dilakukan

dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x

Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah bakteri yang terlihat di

bawah mikroskop melalui pengujian pewarnaan gram menunjukkan bahwa

pada bakteri Escheria coli dan Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri

gram negatif karena pada saat pengamatan cenderung mempertahankan

warna merah, bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif

yang berwarna ungu ketika diamati menggunakan mikroskop. Sedangakan

pada pewarnaan sederhana didapatkan hasil bahwa pada bakteri Escheria

coli berbentuk basil, Staphylococcus aureus berbentuk coccus

(staphylococcus) dan bakteri Pseudomonas aeruginosa berbentuk basil.

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 28

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan antara lain:

1. Pengecatan bakteri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan

gram dan pewarnaan sederhana. Pewarnaan gram atau metode gram

merupakan salah satu metode empiris untuk membedakan spesies

bakteri menjadi dua kelompok besar yaitu bakteri gram positif dan

bakteri gram negatif dengan menggunakan beberapa cat sebagai

pereaksi. Sedangkan, pengecatan sederhana adalah pewarnaan yang

hanya menggunakan satu macam zat warna saja.

2. Bentuk bakteri pada sampel yang diamati pada mikroskop yaitu semua

sampel menunjukkan bakteri dengan bentuk atau morfologi yang

berbeda. Pada bakteri Escheria coli berbentuk basil, Staphylococcus

aureus berbentuk coccus (staphylococcus) dan bakteri Pseudomonas

aeruginosa berbentuk basil.

B. SARAN

Saran saya adalah sebaiknya praktikan lebih aktif lagi serta

diharapkan kehati-hatian pada saat melakukan pewarnaan bakteri.

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 29

DAFTAR PUSTAKA
Dewi Amalia Khirsna, 2013, Isolasi, Identifikasi Dan Uji Sensitivitas
Staphylococcus aureus Terhadap Amoxicillin Dari Sampel Susu
Kambing Peranakan Ettawa (Pe) Penderita Mastitis Di Wilayah
Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta, Jurnal Sains Veteriner, Vol. 31
(2).

Ditjen POM RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Fitri L, Dan Yekki Y, 2011, Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi, Vol. 3
(2).

Helmiyati, A. F., Dan Nurrahman, 2010, Pengaruh Konsentrasi Tawas


Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif, Jurnal
Pangan Dan Gizi, Vol. 1 (1).

Jiwantarum Y, Rohmi, I Dewa, P. M. R., 2016, Buah Naga (Hylocereus


polyrhizus) Sebagai Pewarna Alami Untuk Pewarnaan Bakteri,
Jurnal Kesehatan Prima, Vol. 10 (2).

Lestari, D. E., Dan Utomo, S. B., 2010, Pengaruh Bioksida Pengoksidasi


Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme Pada Air Pendingin
Sekunder, Rsg-Gas. Jfn. Vol 4 (2).

Pelczar, M. J., dan Chan, E. C. S., 2008, Dasar-dasar Mikrobiologi, UI-Press,


Jakarta

Purwani E, Setyo, W. N. H., Rusdin R, 2009, Respon Hambatan Bakteri Gram


Positif Dan Negatif Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang
Diawetkan Dengan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale), Jurnal
Kesehatan, Vol. 2 (1).

Sardani N, Magdaleena L, Rusco, G. B., Dody P, Syahribulan, Zaraswati D,


2015, Potensi Tunikata Rhopalaea Sp Sebagai Sumber Inokulum
Bakteri Endosimbion Penghasil Antibakteri; 1. Karakterisasi
Isolat, Jurnal Alam Dan Lingkungan, Vol. 6 (11).

Sari, R. A., Risa N Dan Puji A, 2012, Karakteriasi Bakteri Asam Laktat Genus
Leuconostoc Dari Pengasam Ale-Ale Hasil Formulasi Skala
Laboratorium. Jkk. Vol.1 (1).

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 30

LAMPIRAN

A. SKEMA KERJA
1. Sterilisasi alat

Alat
- Disiapkan semua alat yang akan digunakan
- Dibungkus dengan kertas
- Dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan
Alat-alat steril

2. Pembuatan Cat A (Larutan kristal violet)


Kristal violet

- Dibuat larutan A (2 g Kristal violet dilarutkan dalam 20 ml


etil alkohol)
- Dibuat larutan B (0,8 g ammonium oksalat dilarutkan dalam
80 ml water steril)
- Dimasukkan larutan A dan larutan B ke dalam labu takar
- Dihomogenkan
- Dimasukkan dalam botol gelap
Cat A (Larutan kristal violet)

3. Pembuatan Cat B (Larutan iodin)


Larutan iodin

- Ditimbang iodine 1 g dan KI 2 g

- Dilarutkan dalam 300 ml water steril

- Diaduk hingga larut

- Dimasukkan dalam botol gelap

Cat B (Larutan iodin)

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 31

4. Pembuatan Cat C (Larutan Etil alkohol)


Etil alkohol

- Diambil etil alkohol 95% sebanyak 95 ml


- Ditambahkan 5 ml air water steril
- Dimasukkan dalam botol gelap
Cat C (Larutan Etil alkohol)

5. Pembuatan Cat D (Larutan safranin)


Etil alkohol

- Diambil 0,2 ml safranin


- Diencerkan dengan etil alkohol 95% sebanyak 10 ml
- Dicukupkan hingga 100 ml dengan water steril
- Digojok
- Dimasukkan dalam botol gelap
Cat D (Larutan safranin)

6. Pewarnaan Sederhana

Sampel

- Diambilkan sampel dengan menggunakan jarum ose bulat

- Disimpan di atas kaca objek dengan cara digores

- Dikeringkan dengan cara dipanaskan diatas api kecil

- Ditetesi larutan metilen blue sebanyak 1 tetes

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi diatas nyala api atau diatas bunsen

- Ditutup dengan menggunakan deck glass

- Diamati bentuk bakteri di bawah mikroskop

Hasil pengamatan ?

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 32

7. Pewarnaan Gram
Sampel

- Diambilkan sampel dengan menggunakan jarum ose bulat

- Disimpan di atas kaca objek dengan cara digores

- Dikeringkan dengan cara dipanaskan diatas api kecil

- Ditetesi larutan Kristal violet sebanyak 1 tetes

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi diatas nyala api atau di atas Bunsen

- Dicuci dengan air mengalir

- Ditetesi larutan iodine sebanyak 1 tetes

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi di atas nyala api

- Dicuci dengan air mengalir

- Ditetesi dengan larutan etil alkohol

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi di atas nyala api

- Ditetesi larutan safranin sebanyak 1 tetes

- Didiamkan selama 30 detik

- Difiksasi diatas nyala api

- Ditutup dengan menggunakan deck glass

- Diamati bentuk dan jenis bakteri di bawah mikroskop

Hasil pengamatan ?

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103
PENGECATAN BAKTERI 33

B. KOMPOSISI
1. Nutrient Agar
Peptic digest of animal tissue 5.00 gr
Natrium klorida 5.00 gr
Extract beef 1.5 gr
Extract yeast 1.5 gr
Agar 15 gr

Aquades 1000 mL

C. PERHITUNGAN
1. Nutrient Agar
Untuk membuat NA sintetik, dilarutkan 20 gram serbuk PDA
dalam 1000 mL/1 L dalam akuades, maka untuk membuat media
PDA sintetik 50 mL dibutuhkan sebanyak :
20 g X gram
=
1000 mL 25 mL
20 𝑔 𝑥 50 𝑚𝐿
𝑋=
1000 𝑚𝐿
= 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jadi untuk membuat NA sintetik dalam 50 mL diperlukan serbuk
NA sebanyak 1 gram.

EVI APRIYANI FISMATULLAH MALAIJI, S.Farm


O1A1 16 103

Anda mungkin juga menyukai