I. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk membuat gas karbon dioksida.
2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tisu, asam klorida (HCl), natrium
bikarbonat (NaHCO3), air ( H2O) dan tissue.
Serbuk
NaHCO3
yang sudah
di tebar
HCl
22 mL
4.3 Reaksi
HCl (aq) + NaHCO3 (s) NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
4.7 Grafik
Variasi 1 ( HCl 0.5 M)
Volume yang
Waktu
dihasilkan (mL)
60 13
120 16
180 16
212 16
18
16
14
12
Volume (mL)
10
8
Volume (mL)
6
4
2
0
0 50 100 150 200 250
Waktu (det)
Variasi 2 (HCl 1 M)
Volume
Waktu (mL)
60 55
120 80
180 83
210 85
90
80
70
60
Volume (mL)
50
40
Volume (mL)
30
20
10
0
0 50 100 150 200 250
Waktu (det)
Variasi 3 (HCl 2 M)
Volume
Waktu (mL)
60 70
120 85
180 97
187 100
120
100
Volume (mL)
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200
Waktu (det)
V. Pembahasan
Pembuatan gas karbon dioksida yang dilakukan menggunakan asam klorida dengan soda
kue (NaHCO3). Menurut Mulyono (2011 : 196), “Gas karbon dioksida, CO2 merupakan zat tak
bewarna, tak berbau, tak berasa, sedikit larut daam air, dan mudah diserap oleh larutan basa kuat.
Pembuatannya dapat dilakukan dengan cara memanaskan secara perlahan serbuk NaHCO3
(natrium bikarbonat; soda kue) kering)”. Dimana, pembuatan gas CO2 ini merupakan suatu
bentuk pengaplikasian fungsi daripada gas CO2 yang dapat di jadikan suatu airbag – safety life
bag- atau dengan kata lain pelampung. Bahan yang digunakan untuk menghasilkan gas CO2 juga
dapat dilakukan dengan mencampurkan NaHCO3 dengan CH3COOH. Pada percobaan yang telah
dilakukan menggunkan HCl karena HCl memiliki kemurnian yang lebih daripada CH3COOH
yang beli dipasaran, bisa saja sudah teroksidasi sehingga hasil yang di dapatkan tidak sesuai
dengan yang di inginkan.
Pengaplikasian yang telah dilakukan telah menghasilkan pelampung yang telah diuji
dengan meletakkan pelampung tersebut ke dalam air, apabila mengapung maka terdapat gas CO2
di dalam pelampung tersebut, hal ini sesuai dengan (Purbani, 2006: 24) yang menyatakan bahwa
“Pelampung yang digunakan untuk penumpang kapal dibuat dengan menggunakan gas CO2,
pelampung tersebut lebih praktis dan aman digunakan karena gas CO2 merupakan gas yang
sangat baik untuk digunakan sebagai pelampung bahkan dalam berbagai industri”
Pembuatan gas CO2 di laboratorium dilakukan dengan skala yang kecil dan dilakukan
untuk 3 kali percobaan. Awalnya, hanya 100 mL gas yang diperbolehkan untuk dihasilkan.
Percobaan pertama, untuk mengasilkan gas 100 mL, dibutuhkan HCl 0.5 M sebanyak 9 mL dan
NaHCO3 sebanyak 0.4 gram. Dan percobaan pertama berhasil menghasilkan gas CO2.
Percobaan kedua, volume gas CO2 di tambahkan menjadi 250 mL yang akan dihasilkan dengan
menggunakan HCl 0.5 M, dan dihitung laju reaksi nya. Begitu pula dengan gas CO2 dengan
volume 750 mL yang akan dihasilkan, menggunakan HCl 1 M. dengan demikian di dapatkan laju
reaksinya.
HCl yang berada di plastik kecil sedangkan NaHCO3 berada di plastik besar selanjutnya di
press agar gas yang dihasilkan tidak keluar atau menyebar. Kemudian ditekan secara perlahan
HCl dan di reaksikan dengan waktu yang cukup lama sehingga gas yang dihasilkan akan lebih
baik, hal ini sesuai dengan (Soemargono, 2007 : 14) yang menyatakan bahwa “Supaya gas CO2
yang dihasilkan mendapatkan yang baik maka asam klorida dialirkan secara terus menerus
kedalam suspensi serbuk”. Meskipun demikian, gas CO2 merupakan salah satu gas yang
berbahaya dan gas rumah kaca terpenting penyebab pemanasan global, sesuai dengan
(Situmeang, 2007: 59) yang menyatakan bahwa “Karbon dioksida adalah gas rumah kaca efek
penyebab pemanasan global karena ulah manusia, pengaruh rumah kaca bergantung pada
besarnya gas rusmah kaca tersebut”.
Orde reaksi juga dapat di hitung dari mereaksikan HCl dengan konsentrasi yang berbeda.
semakin tinggi konsentrasi semakin cepat reaksi berlangsung, dan semakin banyak volume gas
yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan Oxtoby (2001 :415), “Dengan menambahkan konsentrasi
zat suatu reaksi, jumlah partikel zat bertambah banyak. Semakin banyaknya jumlah partikel zat
maka tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan akan semakin cepat terjadi dan reaksi
akan berlangsung lebih cepat”. Orde reaksi hanya dapat di ihat dari HCl saja. Karena, NaHCO3
berupa padatan, yang mana orde reaksinya 0.
VI. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat pada percobaan adalah
1. Pengaplikasian yang telah dilakukan telah menghasilkan pelampung yang telah diuji
dengan meletakkan pelampung tersebut ke dalam air.
2. Dilakukan percobaan dengan variasi konsentrasi agar laju reaksi dari praktikum dapat
dihitung.
3. HCl dan NaHCO3 direaksikan dengan waktu yang cukup lama supaya gas yang
dihasilkan akan lebih baik.
4. Pembuatan gas CO2 ini dapat di aplikasian menjadi suatu airbag – safety life bag- atau
dengan kata lain pelampung.
5. Laju reaksi berbanding lurus dengan banyak nya volume HCl yang di reaksikan.
Semakin banyak volume HCl yang di reaksikan, semakin cepat reaksi berlangsung
dalam konsentrasi yang tetap.
6. Laju reaksi juga berbanding lurus dengan konsentrasi, bila menghasilkan gas dalam
jumlah yang sama. Semakin tinggi konsentrasi, maka reaksi akan berlangsung lebih
cepat.
Gas mengapung
8.2 Jobdesk
Nurul Amali :
- Konsul Judul, alat bahan, dan cara kerja dengan Bapak
- Mencari jurnal dan dasar teori mengenai proses pembuatan
- Siapkan Perhitungan gas dan prosedur kerja
- Press plastik
- Membuat larutan HCl
- Menimbang NaHCO3
- Press Plastik
- Membuat Laporan
- Mengarahkan Pengambilan video dan gambar
- Mencari plastic ¼ kg
Suharti Ningsih :
- Konsul judul, alat bahan, cara kerja serta pembuatan air bag
- Mencari jurnal dan dasar teori tentang pembuatan CO2
- Membeli bahan (soda kue dan plastik)
- Menekan HCl agar bereaksi dengan NaHCO3
- Membuat larutan HCl
- Membuat laporan
- Press plastik
- Mengukur volume plastik
- Membuat air bag
Raihan Zhafira :
- Ambil alat dan cuci alat
- Timbang bahan
- Beli bahan plastic dan baking soda
- Foto-foto alat dan video
- Konsul dengan dosen
- Buat PPT kelompok
Maghfirah Jurwita :
- Beli bahan (plastic dan soda powder)
- Ngepress plastic
- Ambil alat + cuci alat
- Konsul dengan dosen
- Timbang bahan
- Buat PPT kelompok