Pengertian
Kaolin merupakan salah satu mineral tanah liat (lempung) yang mengandung
beberapa lapis aluminium silikat. Kaolin adalah sejenis tanah liat yang bersifat
lunak, halus, dan putih, terjadi dari pelapukan batuan granit, dijadikan bahan
untuk membuat porselen atau untuk bahan campuran membuat kain tenun (kertas,
karet, obat-obatan, dsb.); tanah liat Tiongkok:
Kaolin merupakan salah satu senyawa mineral alumino-silikat. Komposisi
kaolin yaitu Al2O3 : SiO2 : H2O ( 1 : 1 : 2 ) atau 2 SiO 2. Al2O3. 2 H2O pada setiap
satuan selnya. Kaolin merupakan golongan filosilikat dengan tipe 1 : 1 karena
struktur satuan sel kristalnya (Gambar 2) terdiri dari satu lembar lapisan
aluminium oktahedral pada satu sisi dan satu lembar lapisan silika tetrahedral
pada sisi yang lain. Kedua lapisan tersebut dihubungkan oleh atom oksigen
melalui ikatan hidrogen antara silika-oksigen dan alumina-oksigen (Supeno 2007).
Bagian permukaan dari kristal kaolin mempunyai muatan negatif yang tetap.
Muatan negatif tersebut disebabkan adanya subtitusi isomorf Si 4+ dan Al3+ pada
lapisan silika. Muatan pada permukaan dan tepi-tepi alumina dapat menyebabkan
terjadinya protonasi maupun deprotonasi dari gugus hidroksil bergantung pada pH
larutan (Nandi et al. 2009).
Khasiat
Kaolin diberikan sebagai pelapis dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent
yang menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan.
Mineral pengganggu dalam kaolin antara lain adalah oksida besi, pasir kuarsa,
oksida titanium dan mika. Pengolahan kaolin adalah untuk membuang mineral
pengganggu, dan untuk memperoleh butir-butir halus, tingkat keputihan
(brightness) yang tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat lain.
Proses pengolahan kaolin tergantung jumlah dan jenis mineral pengotor serta
spesifikasi yang dibutuhkan. Untuk hal khusus dengan persyaratan ketat, misal
untuk bahan pengisi (filler) atau pelapis (coating) pengolahan dilakukan secara
khusus pula.
Kaolin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada temperatur lebih dari 160ºC
selama tidak lebih dari 1 jam.
KELOMPOK 4 :
1. Dwi Nita Pangestika ( 11080043 )
2. Eka Nurjanah ( 11080079 )
3. Erna Rahma H. ( 11080035 )
4. Fahmi Fauzan ( 11080002 )
5. Farah Khilda ( 11080018 )
Kaolin dan Pektin
Kaolin dan pektin diberikan sebagai pelapis dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent yang
menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan. Kaolin secara alami terjadi dari silikat
aluminium hydrat yang berbentuk powder putih bercahaya, tidak berbau, yang pada kenyataannya tidak
dapat larut di (dalam) air. Pektin adalah suatu karbohidrat polymer yang terdiri atas parsial methoxylated
polygalacturonic-acids. Berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau dengan suatu mucilagenous,
diperoleh dari kulit pohon jeruk/buah bagian dalamnya atau dari buah apel pomace. Satu gram pektin
dapat larut dalam 20 ml air dalam suatu solusi merekat (Plumb, 1998).
Farmakologi dari kaolin/pektin adalah mempengaruhi adsorbent dan bersifat menyerap toksin
dan bakteri dalam saluran pencernaan, tindakan pengasingan melindungi mucosa gastrointestinal.
Komponen pektin dari pembentukan asam galcturonic, ditujukan untuk mengurangi pH dalam lumen
usus. Dosis pada anjing untuk mengobati diare adalah sebesar 1-2 ml/kgBB PO diulang setiap 4-6 jam
(Plumb, 1998). Pada pengobatan diare Anjing “Monza” diberikan Kaolin Pektin sebanyak satu sendok
teh, empat kali sehari. Pemberian Kaolin Pektin dihentikan pada hari ke-5 setelah tidak menunjukkan
diare lagi.
Bolus alba
Al2O3.2SiO2.2H2O
Pemerian : Serbuk yang bebas dari partikel seperti pasir; putih sampai putih keabu-abuan. Memiliki
rasa seperti lempung dan ketika dilembabkan oleh air, warnanya menjadi lebih gelap serta
mengeluarkan bau seperti lempung.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam dietil eter, etanol (95%), air, pelarut organik, asam encer dan
larutan alkali hidroksida.
Stabilitas : Stabil. Mudah terkontaminasi mikroorganisme seperti Bacillus antrachis, Clostridium tetani
dan Clostridium welchi. Kaolin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada temperatur lebih dari 160ºC
selama tidak lebih dari 1 jam. Ketika terbasahi oleh air, kaolin akan berwarna lebih gelap dan berubah
menjadi plastik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.
Mineralogi :
Kaolin tersusun dari bahan lempung kualitas tinggi mempunyai komposisi kimia
hidrous alumunium (Al2O32SiO2 2H2O). mineral yg masuk dlm kelompok ini adalah :
kaolinit, nakrit, dikrit dan holoysit. Sebagai Galian min utama : kaolinit 80%, min pengotor :
kuarsa, feldspar
Genesa :
Pembentukan kaolin ada 2 macam yaitu secara pelapukan dan altersai
hydrothermal pd batuan beku feldspatik. Kaolin terjadi dari hasil pelapukan
batuan kristalin asam (granit, diorit). Air panas dr dlm bumi naik ke perm melalui celah dr bat
induk, mengubah feldspar, mika mjd kaolinit (alterasi hydrothermal).
Penambangan :
a. tambang terbuka : pengupasan lapisan penutup (cangkul, dragline, scraper),
penambangan dgn backhoe, bucket excavator
b. Tambang semprot : penambangan dgn monetor diangkut dgn pompa dan pipa
dikeringkan
c. Tambang dalam : scr gophering mengikuti arah endapan
Komposisi Kimia :
SiO2 46,79%, Fe2O3 0,64%, MgO 0,11%, Na2O 0,02%, Al2O3 37,22%, TiO2 0,29%,
CaO 0,05%, K2O 1,13%, hilang pijar 13,75%
Sifat fisik :
Sifat fisik filler Coating
Brightness % 82-84 82-84
< 2mikron 45-55 60-70
> 10 mikron 2,5 1,5
Moisture % 1,6 1,6
Abrassion AT 1000 Mg 10 5,5
PH 20% solid 4-5 4-5
Btk fisik Powder Powder
Pengolahan :
Untuk membuang kotoran (pasir kuarsa, oksida besi, titan, mika). Utk mendptkan
uk halus, tk keputihan tinggi, kadar air, pH TTU dan sifat lainnya sesuai dgn konsumen.
Terdapatnya :
Di Aceh : Meulaboh, aceh barat
Sumut : tarutung, sibolga, padang
Sumbar : solok, bonjol, pasaman, sawahlunto
Jabar : manonjaya, tasik
Jateng : kab semarang
DIY : gunugn kidul
Jatim : pule , trenggalek, poh gajih
Kalsel : martapura simpang surian, banjarmasin
Kalbar: sambas, singkawang
Penggunaan Khusus :
1. Kaolin untuk batu bata tahan api
Bhn baku :
Kaolin Tanah Liat
a.SiO2 69,97 61,75
Al2O3 17,71 23,63
Fe2O3 0,52 2,3
CaO 1,69 6,09
Na2O 2,36 -
MgO - 5,68
Proses Pengolahan :
a. Penyiapan bahan, dihaluskan 60 mesh dicampur dgn perbandingan ttu
b. Dicetak ukuran sesuai permintaan
c. Pengeringan (2-3 hari) diangin-anginkan dimasukan oven 110C
d. Pembakaran dlm muffle 900C
kaolin 110C kaolin 500-575C metakaolin 900-950C Al2O3-SiO2 1200-1300
3Al2O3SiO2
ANALISIS KIMIA
SiO2 46,73 47,80
Al2O3 37,84 37,30
Fe2O3 0,92 –
TiO2 0,05 0,52
CaO 0,09 0,2
MgO 0,06 0,1
K 2O 1,7 1,72
Na2O 0,07 0,05
LoI 12,33 12,30
Kandungan air <1% 1&
Viskositas 10-100 rpm - 500 cps
% Solid - 68-73%
Kaolin atau kaolinite berasal dari kata Kao Ling dari bahasa cina merupakan suatu tempat
yang berada di china yang memiliki banyak mineral lempung jenis Kaolin.
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan
besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai
komposisi hidrous alumunium silikat (2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral
penyerta.
Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan proses
hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu:
endapan residual dan sedimentasi.
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit
(Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan umumnya
membentuk endapan tersendiri.
Kaolin dapat digunakan sebagai sumber SiO2 untuk pembuatan katalis Ni/SiO2
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 – 2,63,
plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi.
Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar di
Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
PENDAHULUAN
Kaolin adalah satu mineral industri yang berpotensi cukup di Indonesia. Yang
terbesar dan mungkin terbaik berada di Pulau Bangka dan Belitung. Eksploitasi
potensi ini belum optimal. Untuk itu, informasi yang terkait dengan
Produksi kaolin Indonesia dapat dikatakan sebagian besar sudah dapat memasok
Mineralogi
Mineral yang tergabung dalam kelompok kaolin adalah mineral kaolinit, nakrit, dikrit
dan halloysit. Di antara mineral-mineral tersebut, kaolinit merupakan mineral utama,
sedangkan halloysit (Al2(OH)4SiO52H2O) memiliki kandungan air lebih besar
seringkali membentuk endapan tersendiri. Biasanya dalam endapan kaolin yang
ekonomis, tidak ditemukan mineral nakrit dan dikrit.
Sifat fisik mineral kaolinit antara lain berwarna putih, agak keputihan, kekerasan 2-
2,5 skala mohs, berat jenis 2,60 - 2,63, plastis, pH bervariasi, daya hantar panas dan
listrik yang rendah.
Potensi Cadangan
Potensi kaolin di Indonesia sekitar 66,21 juta ton yang terdiri dari 12,95 juta ton
cadangan terbukti, 26,57 juta ton cadangan terunjuk dan 26,70 juta ton cadangan
tereka. Potensi cadangan tersebut tersebar di beberapa daerah, seperti Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Bangka dan Belitung dengan mutu cukup baik terutama
untuk digunakan sebagai bahan baku keramik dan pengisi (filler). Daerah lainnya
terdapat di Sumatera, Jawa dan Sulawesi Utara [18].
PERTAMBANGAN
Eksplorasi
Metoda eksplorasi dilakukan untuk mengetahui jumlah cadangan dan kualitas
endapan kaolin didasarkan pada kondisi daerah atau lokasi endapan kaolin berada.
Beberapa metoda eksplorasi yang dapat digunakan, di antaranya adalah dengan
cara pemboran (bor tangan atau bor mesin) dan atau dengan pembuatan sumur uji.
Eskplorasi dengan cara pemboran (bor tangan atau mesin) dilakukan dengan alat
bor yang dilengkapi dengan bailer (penangkap conto). Metoda eksplorasi yang
menggunakan sumur uji dilakukan dengan pola empat persegi panjang atau
berbentuk bujur sangkar dengan jarak dari satu sumur 25 - 50 meter.
3.2 Penambangan
Endapan kaolin dapat ditambang dengan dua cara, yaitu tambang terbuka (open pit
mining) atau dengan tambang semprot (hydraulicking). Sama halnya dengan
eksplorasi, penerapan metoda penambangan kaolin didasarkan kepada kondisi
endapan.
Pengupasan tanah penutup pada tambang terbuka dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sederhana secara manual atau menggunakan alat mekanis,
seperti bulldozer, scraper, dan lain-lain. Selanjutnya, lapisan kaolin digali dengan
menggunakan excavator (backhoe atau power shovel) dan diangkut ke pabrik
pengolahan dengan menggunakan truk.
Penambangan dengan cara semprot, setelah tanah penutup dikupas, endapan kaolin
disemprot dengan menggunakan monitor, hasilnya berupa lumpur kaolin kemudian
dipompakan ke tempat pengolahan melalui pipa-pipa.
Pengolahan
Mineral pengganggu dalam kaolin antara lain adalah oksida besi, pasir kuarsa,
oksida titanium dan mika. Pengolahan kaolin adalah untuk membuang mineral
pengganggu, dan untuk memperoleh butir-butir halus, tingkat keputihan (brightness)
yang tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat lain (Gambar 2).
Proses pengolahan kaolin tergantung jumlah dan jenis mineral pengotor serta
spesifikasi yang dibutuhkan. Untuk hal khusus dengan persyaratan ketat, misal untuk
bahan pengisi (filler) atau pelapis (coating) pengolahan dilakukan secara khusus
pula.
PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI
Penggunaan
Berdasarkan karakteristiknya, kaolin dapat digunakan sebagai bahan baku utama
atau bahan baku penolong di berbagai industri. Pemakai utama kaolin adalah industri
keramik / porselen, kertas, cat, karet/ban, sepatu, sabun dan pestisida. Industri
lainn uga memanfaatkan kaolin adalah industri kosmetik, pasta gigi, farmasi,
fertilizer/ pupuk, absorbent, logam, barang-barang untuk bangunan, dan lain-lain.
Dalam industri kertas kaolin digunakan sebagai bahan pengisi atau pelapis agar
permukaan menjadi kuat dan halus. Kaolin sebagai bahan pengisi dipakai juga di
indutri cat, karet dan ban. Pada industri keramik/ porselen, digunakan sebagai bahan
baku utama. Pemakaian kaolin di industri tersebut berkisar antara 15 - 40 %. Pada
industri kosmetik, sabun, pasta gigi, farmasi dan industri lainnya sebagai bahan baku
imbuhan atau bahan baku pembantu.
Spesifikasi
Jenis kaolin yang dibutuhkan oleh satu industri dengan industri lainnya berbeda
tergantung spesifikasi dari kaolin yang dibutuhkannya. Berikut ini akan diuraikan
spesifikasi kaolin yang dibutuhkan oleh beberapa industri.
a. Industri Kertas
Sebagai bahan pengisi dan pelapis, spesifikasi kaolin untuk industri kertas seperti
terurai dalam Tabel 1.
b. Industri keramik
Pemanfaatan kaolin di industri keramik, adalah untuk produk berwarna putih,
termasuk porselen, ubin dinding, insulator, refraktori, dan face brick. Ada empat
kalsifikasi keramik, yaitu: kelas porselen, kelas saniter, kelas gerabah halus padat
dan halus tidak padat.Kaolin di industri keramik membutuhkan uji yang meliputi
uji modulus of rupture (MOR), casting rate, pyrometric cone equivalent(PCE), warna
hasil pembakaran dan penyusutan. Secara umum, kaolin yang diperlukan harus
mengandung mineral kaolinit paling sedikit 80 %. Syarat lain yang dibutuhkan dapat
disimak pada Tabel
c. Indutri Karet
Kaolin di industri karet digunakan untuk campuran latek dengan maksud untuk
memperbaiki sifat-sifat karet, seperti kekuatan, ketahanan terhadap abrasi dan
kekakuan
d. Industri Pestisida
Spesifikasi kaolin untuk pestisida antara lain tertera pada
b. Konsumsi
Dampak resesi terhadap perkembangan sektor industri pemakai kaolin, terlihat
nyata, yaitu penurunan konsumsi sampai 50 % pada tahun 1998 dari 151,2 ribu ton
(1997), tetapi tahun 1999 naik kembali. Sebagian besar kaolin dipakai oleh industri
kertas, keramik-porselain, semen, sabun dan industri ban dan karet
Sampai 1998, konsumsi bahan baku do-mestik masih mendominasi. Sebaliknya
untuk tahun 1999, Jenis industri yang memakai kaolin asal impor, antara lain industri
kertas, cat, kosmetik dan bata tahan api. Selain konsumsi kaolin di atas, diperkirakan
terdapat kaolin dalam bentuk bahan baku yang diserap oleh industri pengolahan
bahan galian (dalam buku statistik industri berada dalam kelompok industri barang
bukan logam lainnya
Alasan pemisahan data konsumsi kaolin di industri ini dengan konsumsi kaolin yang
duraikan di atas, yaitu ada kekhawatiran terjadi hitung ganda, karena produknya
merupakan kaolin yang telah diolah dan diperkirakan dipasarkan ke industri-industri
pemakai kaolin atau bahkan diekspor.
c. Ekspor
Sulitnya pemasaran kaolin di Indonesia sebagai akibat spesifikasi/kualitas kaolin
yang diproduksi dalam negeri masih belum terpenuhi. Sebagai alternatif, pengusaha
kaolin Indonesia memasar ke luar negeri.
Perkembangan ekspor kaolin dalam kurun pengamatan secara relatif meningkat
dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 2,62 %. Ekspor tertinggi dicapai pada
tahun 1995, yaitu sebesar 192.982 ton (Tabel 5). Sebagian besar ekspor kaolin
ditujukan ke Jepang dan Korea selatan.
d. Impor
Rendahnya kualitas kaolin produk domestik, menyebabkan perusahaan pemakai
kaolin memilih kaolin asal impor. Secara statistik volume impor kaolin dari tahun ke
tahun cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 11,13 %.
Impor tertinggi dicapai pada tahun1997, yaitu sebesar 144.964 ton dengan nilai
sebesar 38.808.217 $ AS. Impor kaolin sebagian besar berasal dari Cina, Amerika
Serikat dan Australia.
Harga
Harga kaolin dibedakan berdasarkan jenis dan kualitas. Kaolin jenis pelapis
mempunyai harga tertinggi. Kaolin jenis ini sebagian besar diimpor dari Amerika
Serikat dan Australia. Sampai saat ini kaolin jenis ini belum tersedia di Indonesia,
karena sumberdaya kaolin Indonesia dari jenis pengisi (filler).
Harga kaolin jenis pelapis pada tahun 1999 sekitar AS$ 250,00 per ton. Dengan
menggunakan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat waktu itu, yaitu sebesar
Rp.12.000,- per dollar, maka harga kaolin tersebut adalah Rp 3,- juta setiap tonnya
atau Rp 3.000 per kg, sedangkan jenis pengisi pada tahun yang sama diperkirakan
sekitar Rp.1.500 per kg. Dengan mengambil asumsi bahwa ekspor kaolin merupakan
bahan mentah atau setengah jadi (masih memerlukan pengolahan lanjutan), maka
kaolin tersebut diperkirakan sekitar Rp. 600,- per kg (FOB) dan harga pabrik
(industri pengolahan bahan galian) sekitar Rp. 340,- per kg, sedangkan dengan
dasar harga bongkah kaolin yang diserap di industri pengolahan bahan galian, yaitu
sebesar Rp. 70,- per kg.
Apabila diamati, maka terdapat perbedaan harga yang sangat menyolok antara
kaolin bongkah dengan kaolin setengah jadi, apalagi kalau dibandingkan dengan
harga impor.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil beberapa butir penting :
1) Potensi sumberdaya kaolin di Indonesia cukup besar terutama di Bangka dan
Belitung serta beberapa lokasi di Jawa seperti di Tasikmalaya, Yogyakarta, Wonogir,
Trenggalek dan lain-lain.