Anda di halaman 1dari 15

KAOLIN

 Pengertian

Kaolin merupakan salah satu mineral tanah liat (lempung) yang mengandung
beberapa lapis aluminium silikat. Kaolin adalah sejenis tanah liat yang bersifat
lunak, halus, dan putih, terjadi dari pelapukan batuan granit, dijadikan bahan
untuk membuat porselen atau untuk bahan campuran membuat kain tenun (kertas,
karet, obat-obatan, dsb.); tanah liat Tiongkok:
Kaolin merupakan salah satu senyawa mineral alumino-silikat. Komposisi
kaolin yaitu Al2O3 : SiO2 : H2O ( 1 : 1 : 2 ) atau 2 SiO 2. Al2O3. 2 H2O pada setiap
satuan selnya. Kaolin merupakan golongan filosilikat dengan tipe 1 : 1 karena
struktur satuan sel kristalnya (Gambar 2) terdiri dari satu lembar lapisan
aluminium oktahedral pada satu sisi dan satu lembar lapisan silika tetrahedral
pada sisi yang lain. Kedua lapisan tersebut dihubungkan oleh atom oksigen
melalui ikatan hidrogen antara silika-oksigen dan alumina-oksigen (Supeno 2007).
Bagian permukaan dari kristal kaolin mempunyai muatan negatif yang tetap.
Muatan negatif tersebut disebabkan adanya subtitusi isomorf Si 4+ dan Al3+ pada
lapisan silika. Muatan pada permukaan dan tepi-tepi alumina dapat menyebabkan
terjadinya protonasi maupun deprotonasi dari gugus hidroksil bergantung pada pH
larutan (Nandi et al. 2009).

 Struktur Kimia, Sifat Fisika Dan Kimia


Sifat-sifat fisik kaolin, yaitu berwarna putih, berbentuk butiran rapuh, sulit
larut dalam air, memiliki titik lebur 1850°C, serta memiliki daya hantar listrik dan
panas yang rendah. Kaolin banyak digunakan di industri keramik sebagai bahan
glasir, industri cat sebagai bahan pewarna, industri plastik untuk melicinkan
permukaan plastik, dan industri kertas sebagai bahan pengisi (Silitonga 2008).
Serbuk yang bebas dari partikel seperti pasir; putih sampai putih keabu-abuan.
Memiliki rasa seperti lempung dan ketika dilembabkan oleh air, warnanya
menjadi lebih gelap serta mengeluarkan bau seperti lempung.

 Khasiat
Kaolin diberikan sebagai pelapis dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent
yang menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan.

 Stabilitas dan Penyimpanan


Stabil. Mudah terkontaminasi mikroorganisme seperti Bacillus antrachis,
Clostridium tetani dan Clostridium welchi. Kaolin dapat disterilisasi dengan
pemanasan pada temperatur lebih dari 160ºC selama tidak lebih dari 1 jam. Ketika
terbasahi oleh air, kaolin akan berwarna lebih gelap dan berubah menjadi plastik.
Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.
 Pembuatan Bahan Baku & Uji Kemurnian Obat

Mineral pengganggu dalam kaolin antara lain adalah oksida besi, pasir kuarsa,
oksida titanium dan mika. Pengolahan kaolin adalah untuk membuang mineral
pengganggu, dan untuk memperoleh butir-butir halus, tingkat keputihan
(brightness) yang tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat lain.
Proses pengolahan kaolin tergantung jumlah dan jenis mineral pengotor serta
spesifikasi yang dibutuhkan. Untuk hal khusus dengan persyaratan ketat, misal
untuk bahan pengisi (filler) atau pelapis (coating) pengolahan dilakukan secara
khusus pula.
Kaolin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada temperatur lebih dari 160ºC
selama tidak lebih dari 1 jam.

Untuk mengetahui kualitas kaolin yang akan digunakan maka harus


melakukan :
1. Uji Bahan (Mineral Ikutan) atau Pengotor (Fe2O3, TiO2, CaO dan SO3) yang
sering dijumpai.
Kadar pengotor ini sering dipakai sebagai indikator apakah bahan baku dapat
digunakan sebagai bahan keramik halus seperti pada SNI.0578-89-A.

2. Uji Komposisi Mineral dengan metode Difraksi Sinar-X (SNI.0578-89-A).


3. Uji Kimia Bahan Baku seperti : SiO2, Al2O3, MgO, CaO, K2O, Na2O, Fe2O3
dan TiO2), berdasarkan SNI. 0449-89-A.
4. Uji Ukuran dan Distribusi Butiran, dengan pengayakan dan pengendapan
sesuai SNI. 0258-89-A dan SNI. 0578-89-A.
5. Uji Keplastisan dengan Pfeferkorn (SNI.0923-89-A) dan Atterberg (SNI.1323-
89-A).
6. Uji Susut Kering dan Bakar, berdasarkan SNI.0255-89-A.
7. Uji Bakar pada suhu 1.400º C (PS 14), data pengamatan hasil bakar antara lain
: warna, homogenitas dan kepadatan.

KELOMPOK 4 :
1. Dwi Nita Pangestika ( 11080043 )
2. Eka Nurjanah ( 11080079 )
3. Erna Rahma H. ( 11080035 )
4. Fahmi Fauzan ( 11080002 )
5. Farah Khilda ( 11080018 )
Kaolin dan Pektin
Kaolin dan pektin diberikan sebagai pelapis dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent yang
menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan. Kaolin secara alami terjadi dari silikat
aluminium hydrat yang berbentuk powder putih bercahaya, tidak berbau, yang pada kenyataannya tidak
dapat larut di (dalam) air. Pektin adalah suatu karbohidrat polymer yang terdiri atas parsial methoxylated
polygalacturonic-acids. Berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau dengan suatu mucilagenous,
diperoleh dari kulit pohon jeruk/buah bagian dalamnya atau dari buah apel pomace. Satu gram pektin
dapat larut dalam 20 ml air dalam suatu solusi merekat (Plumb, 1998).
Farmakologi dari kaolin/pektin adalah mempengaruhi adsorbent dan bersifat menyerap toksin
dan bakteri dalam saluran pencernaan, tindakan pengasingan melindungi mucosa gastrointestinal.
Komponen pektin dari pembentukan asam galcturonic, ditujukan untuk mengurangi pH dalam lumen
usus. Dosis pada anjing untuk mengobati diare adalah sebesar 1-2 ml/kgBB PO diulang setiap 4-6 jam
(Plumb, 1998). Pada pengobatan diare Anjing “Monza” diberikan Kaolin Pektin sebanyak satu sendok
teh, empat kali sehari. Pemberian Kaolin Pektin dihentikan pada hari ke-5 setelah tidak menunjukkan
diare lagi.

Kaolin (HOPE 5th, hal 378-381)

Bolus alba

Al2O3.2SiO2.2H2O

Pemerian : Serbuk yang bebas dari partikel seperti pasir; putih sampai putih keabu-abuan. Memiliki
rasa seperti lempung dan ketika dilembabkan oleh air, warnanya menjadi lebih gelap serta
mengeluarkan bau seperti lempung.

Fungsi : Adsorben; pengisi tablet dan kapsul, zat pensuspensi

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam dietil eter, etanol (95%), air, pelarut organik, asam encer dan
larutan alkali hidroksida.

Stabilitas : Stabil. Mudah terkontaminasi mikroorganisme seperti Bacillus antrachis, Clostridium tetani
dan Clostridium welchi. Kaolin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada temperatur lebih dari 160ºC
selama tidak lebih dari 1 jam. Ketika terbasahi oleh air, kaolin akan berwarna lebih gelap dan berubah
menjadi plastik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.

Inkompabilitas : Amoksisilin, ampisilin, simetidin, digoksin, linkomisin, fenitoin, dan tetrasiklin.


Kecepatan penyerapan klindamisin dipengaruhi oleh adanya kaolin (tapi bukan jumlah yang diserap).

Mineralogi :
Kaolin tersusun dari bahan lempung kualitas tinggi mempunyai komposisi kimia
hidrous alumunium (Al2O32SiO2 2H2O). mineral yg masuk dlm kelompok ini adalah :
kaolinit, nakrit, dikrit dan holoysit. Sebagai Galian min utama : kaolinit 80%, min pengotor :
kuarsa, feldspar

Genesa :
Pembentukan kaolin ada 2 macam yaitu secara pelapukan dan altersai
hydrothermal pd batuan beku feldspatik. Kaolin terjadi dari hasil pelapukan
batuan kristalin asam (granit, diorit). Air panas dr dlm bumi naik ke perm melalui celah dr bat
induk, mengubah feldspar, mika mjd kaolinit (alterasi hydrothermal).

Komposisi mineral pd altersai hidrotermal adalah montmorilonit dan kaolinit dgn


cirri : tubuh endapan membesar ke arah bwh, makin bwh mkn miskin kandungan min
asal yg masih segar. Pada proses pelapukan atau kaolin klimatik, min utamanya adalah
holoysit, cirri tumbuh endapan meluas ke arah samping, makin ke bawah makin banyak
dijumpai mineral asal yg msh segar.

Dari tingkat kejadianya dibedakan :


a. Kaolin residual
Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum
mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni
b. Kaolin sedimenter
Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dlm cekungan,
kristal tdk teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih halus dan plastis

Penambangan :
a. tambang terbuka : pengupasan lapisan penutup (cangkul, dragline, scraper),
penambangan dgn backhoe, bucket excavator
b. Tambang semprot : penambangan dgn monetor diangkut dgn pompa dan pipa
dikeringkan
c. Tambang dalam : scr gophering mengikuti arah endapan

Komposisi Kimia :
SiO2 46,79%, Fe2O3 0,64%, MgO 0,11%, Na2O 0,02%, Al2O3 37,22%, TiO2 0,29%,
CaO 0,05%, K2O 1,13%, hilang pijar 13,75%

Sifat fisik :
Sifat fisik filler Coating
Brightness % 82-84 82-84
< 2mikron 45-55 60-70
> 10 mikron 2,5 1,5
Moisture % 1,6 1,6
Abrassion AT 1000 Mg 10 5,5
PH 20% solid 4-5 4-5
Btk fisik Powder Powder

Pengolahan :
Untuk membuang kotoran (pasir kuarsa, oksida besi, titan, mika). Utk mendptkan
uk halus, tk keputihan tinggi, kadar air, pH TTU dan sifat lainnya sesuai dgn konsumen.

Kaolin dari Tambang


Air Sluice box pasir kasar dan kotoran
Air De sliming pasir halus
Penggumpal amilum Tangki pengendap air
Filter
Pengeringan
Kaolin murni
Atau
Kaolin dari Tambang
Air Slurry
Pengayakan kasar
Siklon/klasifier kasar
Sluice box kasar
Classifier
+400 mesh -400 mesh
pulverized thickner
flotasi filter air
kotoran thickener
pemutihan
pengeringan
tepung kaolin murbi
pemanasan dlm autoclave
kaolin alpha heminidrat keras

Terdapatnya :
Di Aceh : Meulaboh, aceh barat
Sumut : tarutung, sibolga, padang
Sumbar : solok, bonjol, pasaman, sawahlunto
Jabar : manonjaya, tasik
Jateng : kab semarang
DIY : gunugn kidul
Jatim : pule , trenggalek, poh gajih
Kalsel : martapura simpang surian, banjarmasin
Kalbar: sambas, singkawang

Penggunaan Khusus :
1. Kaolin untuk batu bata tahan api
Bhn baku :
Kaolin Tanah Liat
a.SiO2 69,97 61,75
Al2O3 17,71 23,63
Fe2O3 0,52 2,3
CaO 1,69 6,09
Na2O 2,36 -
MgO - 5,68

b. Semen tahan api


c. Air

Proses Pengolahan :
a. Penyiapan bahan, dihaluskan 60 mesh dicampur dgn perbandingan ttu
b. Dicetak ukuran sesuai permintaan
c. Pengeringan (2-3 hari) diangin-anginkan dimasukan oven 110C
d. Pembakaran dlm muffle 900C
kaolin 110C kaolin 500-575C metakaolin 900-950C Al2O3-SiO2 1200-1300
3Al2O3SiO2

2. Kaolin utk semen putih/kertas


Berfungsi sebagai Pengisi dan Perakat Pelapis
Pengisi Pelapis
Derajad keputihan % 79-85,5 83
<2mikron % 30,68 71,80
>5mikron % 12-50 3-8
pH 4,5-7 4,5-7

ANALISIS KIMIA
SiO2 46,73 47,80
Al2O3 37,84 37,30
Fe2O3 0,92 –
TiO2 0,05 0,52
CaO 0,09 0,2
MgO 0,06 0,1
K 2O 1,7 1,72
Na2O 0,07 0,05
LoI 12,33 12,30
Kandungan air <1% 1&
Viskositas 10-100 rpm - 500 cps
% Solid - 68-73%

3. Kaolin Untuk Industri Karet


Digunakan sebagai Galian campuran latex dpt memperbaiki kekuatan, ketahanan
thd abrasi dan kekakuan
Derajad kecerahan % 76-84 83,5-85,5
Kandungan air % 1 -
<2mikron % 55-92 71-80
>5mikron% 3-25 3-8
Lolos 325 mesh % 0,02-0,3 -
Lolos 200 mesh % - 0,0005

4. Kaolin Untuk Industri Pestisida


Berfungsi sebagai Galian mineral pembawa
< 2mikron % : 87 - 92
Sisa saringan 200 mesh % : 99,5-100
Sisa saringan 325 mesh % : 99-99,9
Kandunagn air % :1
pH : 4,5-5,5
Al2O3% : 38
SiO2% :45
Daya rekat : baik tdk ada minyak
Abrasi : rendah

5. Kaolin Untuk Industri Cat


kaolin mempunyai sifat reaktif, warna yg putih mudah diubah ke lain warna.
Suspensi baik, variasi ukuran butir besar.
6. Kaolin Untuk Industri Keramik
Dapat untuk ubin, insulator (alat penyekat, refractory, gerabah)
Kimia Porselin Saniter Gerabah Hls Gerabah Ksr
Fe2O3 <0,4 <0,7 <0,8 1
TiO2 <0,3 <0,7 - -
CaO <0,8 <0,8 <0,8 <0,8
< 2 mikron >80 >80 >80 >80
Kecerahan >90 >90 >90 >90
Kadar air <5 <5 <7 <7

Kaolin atau kaolinite berasal dari kata Kao Ling dari bahasa cina merupakan suatu tempat
yang berada di china yang memiliki banyak mineral lempung jenis Kaolin.
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan
besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai
komposisi hidrous alumunium silikat (2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral
penyerta.
Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan proses
hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu:
endapan residual dan sedimentasi.
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit
(Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan umumnya
membentuk endapan tersendiri.
Kaolin dapat digunakan sebagai sumber SiO2 untuk pembuatan katalis Ni/SiO2
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 – 2,63,
plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi.
Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar di
Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
PENDAHULUAN

Kaolin adalah satu mineral industri yang berpotensi cukup di Indonesia. Yang

terbesar dan mungkin terbaik berada di Pulau Bangka dan Belitung. Eksploitasi

potensi ini belum optimal. Untuk itu, informasi yang terkait dengan

pengembangan usaha pertambangan kaolin mutlak harus dilakukan.

Produksi kaolin Indonesia dapat dikatakan sebagian besar sudah dapat memasok

keperluan di dalam negeri, kecuali untuk keramik bermutu tinggi yang

mengharuskan persyaratan ketat.


Mula Jadi
Kaolin diambil dari nama sebuah gunung di dekat Jauchau Fa, Cina,
yaitukauling yang berarti pegunungan tinggi. Istilah kauling ini telah muncul sejak
beberapa abad yang lampau dan diambil oleh masyarakat Cina untuk tanah lempung
yang dimanfaatan untuk membuat guci atau patung porselen, keramik, peralatan
rumah tangga khususnya peralatan makan dan minum (seperti piring, teko, cangkir,
dll.).
Kaolin termasuk kelompok mineral lempung dengan kandungan besi rendah. Pada
umumnya berwarna putih atau agak keputih-putihan. Kaolin mempunyai komposisi
hidrous alumunium silikat (2H2O.Al2O3.2SiO2), dan beberapa material penyerta.
Secara geologi, mula jadi kaolin karena proses pelapukan dan alterasi hidro-thermal
pada batuan beku felspatik. Mineral-mineral potash alumunium silika dan feldspar
diubah menjadi kaolin. Proses kaolinisasi berlangsung pada kondisi tertentu,
sehingga elemen-elemen selain silika, alumunium, oksigen dan hidrogen akan
mengalami pertukaran seperti terlihat pada persamaan reaksi sebagai berikut :
2KAlSi3O8 + 2H2O -→ Al2(OH)4(SiO5) + K2O + 4SiO2 Kaolinit
Felspar
Proses pelapukan terjadi pada atau dekat dengan permukaan tanah yang sebagian
besar terjadi pada batuan beku. Sementara proses alterasi hidrothermal terjadi
karena larutan hidrothermal mengalir melalui rekahan, patahan, dan daerah
permeabel lainnya sambil mengubah batuan gamping menjadi endapan kaolin.
Endapan kaolin terdiri dari dua macam, yaitu residual dan sedimen. Di Indonesia,
endapan kaolin residual yang merupakan hasil alterasi hidrothermal pada batuan
granit terdapat dalam jumlah yang besar di Propinsi Bangka dan Belitung.

Mineralogi
Mineral yang tergabung dalam kelompok kaolin adalah mineral kaolinit, nakrit, dikrit
dan halloysit. Di antara mineral-mineral tersebut, kaolinit merupakan mineral utama,
sedangkan halloysit (Al2(OH)4SiO52H2O) memiliki kandungan air lebih besar
seringkali membentuk endapan tersendiri. Biasanya dalam endapan kaolin yang
ekonomis, tidak ditemukan mineral nakrit dan dikrit.
Sifat fisik mineral kaolinit antara lain berwarna putih, agak keputihan, kekerasan 2-
2,5 skala mohs, berat jenis 2,60 - 2,63, plastis, pH bervariasi, daya hantar panas dan
listrik yang rendah.
Potensi Cadangan
Potensi kaolin di Indonesia sekitar 66,21 juta ton yang terdiri dari 12,95 juta ton
cadangan terbukti, 26,57 juta ton cadangan terunjuk dan 26,70 juta ton cadangan
tereka. Potensi cadangan tersebut tersebar di beberapa daerah, seperti Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Bangka dan Belitung dengan mutu cukup baik terutama
untuk digunakan sebagai bahan baku keramik dan pengisi (filler). Daerah lainnya
terdapat di Sumatera, Jawa dan Sulawesi Utara [18].
PERTAMBANGAN
Eksplorasi
Metoda eksplorasi dilakukan untuk mengetahui jumlah cadangan dan kualitas
endapan kaolin didasarkan pada kondisi daerah atau lokasi endapan kaolin berada.
Beberapa metoda eksplorasi yang dapat digunakan, di antaranya adalah dengan
cara pemboran (bor tangan atau bor mesin) dan atau dengan pembuatan sumur uji.
Eskplorasi dengan cara pemboran (bor tangan atau mesin) dilakukan dengan alat
bor yang dilengkapi dengan bailer (penangkap conto). Metoda eksplorasi yang
menggunakan sumur uji dilakukan dengan pola empat persegi panjang atau
berbentuk bujur sangkar dengan jarak dari satu sumur 25 - 50 meter.
3.2 Penambangan
Endapan kaolin dapat ditambang dengan dua cara, yaitu tambang terbuka (open pit
mining) atau dengan tambang semprot (hydraulicking). Sama halnya dengan
eksplorasi, penerapan metoda penambangan kaolin didasarkan kepada kondisi
endapan.
Pengupasan tanah penutup pada tambang terbuka dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sederhana secara manual atau menggunakan alat mekanis,
seperti bulldozer, scraper, dan lain-lain. Selanjutnya, lapisan kaolin digali dengan
menggunakan excavator (backhoe atau power shovel) dan diangkut ke pabrik
pengolahan dengan menggunakan truk.
Penambangan dengan cara semprot, setelah tanah penutup dikupas, endapan kaolin
disemprot dengan menggunakan monitor, hasilnya berupa lumpur kaolin kemudian
dipompakan ke tempat pengolahan melalui pipa-pipa.
Pengolahan
Mineral pengganggu dalam kaolin antara lain adalah oksida besi, pasir kuarsa,
oksida titanium dan mika. Pengolahan kaolin adalah untuk membuang mineral
pengganggu, dan untuk memperoleh butir-butir halus, tingkat keputihan (brightness)
yang tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat lain (Gambar 2).
Proses pengolahan kaolin tergantung jumlah dan jenis mineral pengotor serta
spesifikasi yang dibutuhkan. Untuk hal khusus dengan persyaratan ketat, misal untuk
bahan pengisi (filler) atau pelapis (coating) pengolahan dilakukan secara khusus
pula.
PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI
Penggunaan
Berdasarkan karakteristiknya, kaolin dapat digunakan sebagai bahan baku utama
atau bahan baku penolong di berbagai industri. Pemakai utama kaolin adalah industri
keramik / porselen, kertas, cat, karet/ban, sepatu, sabun dan pestisida. Industri
lainn uga memanfaatkan kaolin adalah industri kosmetik, pasta gigi, farmasi,
fertilizer/ pupuk, absorbent, logam, barang-barang untuk bangunan, dan lain-lain.
Dalam industri kertas kaolin digunakan sebagai bahan pengisi atau pelapis agar
permukaan menjadi kuat dan halus. Kaolin sebagai bahan pengisi dipakai juga di
indutri cat, karet dan ban. Pada industri keramik/ porselen, digunakan sebagai bahan
baku utama. Pemakaian kaolin di industri tersebut berkisar antara 15 - 40 %. Pada
industri kosmetik, sabun, pasta gigi, farmasi dan industri lainnya sebagai bahan baku
imbuhan atau bahan baku pembantu.
Spesifikasi
Jenis kaolin yang dibutuhkan oleh satu industri dengan industri lainnya berbeda
tergantung spesifikasi dari kaolin yang dibutuhkannya. Berikut ini akan diuraikan
spesifikasi kaolin yang dibutuhkan oleh beberapa industri.
a. Industri Kertas
Sebagai bahan pengisi dan pelapis, spesifikasi kaolin untuk industri kertas seperti
terurai dalam Tabel 1.
b. Industri keramik
Pemanfaatan kaolin di industri keramik, adalah untuk produk berwarna putih,
termasuk porselen, ubin dinding, insulator, refraktori, dan face brick. Ada empat
kalsifikasi keramik, yaitu: kelas porselen, kelas saniter, kelas gerabah halus padat
dan halus tidak padat.Kaolin di industri keramik membutuhkan uji yang meliputi
uji modulus of rupture (MOR), casting rate, pyrometric cone equivalent(PCE), warna
hasil pembakaran dan penyusutan. Secara umum, kaolin yang diperlukan harus
mengandung mineral kaolinit paling sedikit 80 %. Syarat lain yang dibutuhkan dapat
disimak pada Tabel
c. Indutri Karet
Kaolin di industri karet digunakan untuk campuran latek dengan maksud untuk
memperbaiki sifat-sifat karet, seperti kekuatan, ketahanan terhadap abrasi dan
kekakuan
d. Industri Pestisida
Spesifikasi kaolin untuk pestisida antara lain tertera pada

Spesifikasi Kaolin Untuk Industri Pestisida


Uraian Komposisi
Ukuran butir < 2 µ 87 - 92 %
Sisa saringan, min. 99,5 - 100
200 mesh 325 mesh % 99,0- 99,9 %
Kandungan air, maks. 1%
Suspensi air setelah 70 - 80 %
48 jam
pH 4,5 - 5,5
Komposisi 38 % 45 %
kimia Al2O3SiO2
Bentuk butir Pipih
heksagonal
platest
Comptability Baik untuk
semua materi
Daya rekat Baik dengan
atau tanpa
minyak
Abrasi Sangat rendah
e. Industri Cat
Pemanfaatan kaolin di industri cat dikarenakan beberapa sifat kaolin, seperti tidak
mudah bereaksi, berwarna putih, suspensi yang baik dan variasi ukuran. Sifat tidak
mudah bereaksi dapat berfungsi sebagai lapisan penutup yang mempunyai kekuatan
Tinggi. Warna putih akan memudahkan campuran warna yang diinginkan. Selain itu,
variasi ukuran butiran akan memungkinkan kaolin digunakan pada berbagai industri
cat.
PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Perkembangan Pasokan dan Permintaan
Krisis moneter sejak juli 1997 sampai saat ini dan berpengaruh terhadap
perkembangan ekonomi Indonesia. Di sektor pertambangan kaolin Indonesia,
khususnya, berimbas kepada penyediaan dan permintaan kaolin (produksi,
konsumsi, ekspor dan impor). Secara umum, perkembangan kaolin Indonesia
mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Produksi
Data produksi yang diperoleh dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral dan
Badan Pusat Statistik (BPS) ada beda besaran produksi kaolin tahunan. Perbedaan
cara pengumpulan data menjadikan data yang berbeda pula. Adanya tampilan data
produksi tersebut dengan pertimbangan, dapat dijadikan penilaian, terutama tingkat
akurasi data yang akan dipilih untuk menghasilkan presisi optimal.
Menurut data DESM, sampai tahun 1997 produksi kaolin indonesia mengalami
kenaikan yang cukup berarti. Namun mulai tahun 1998, keadaan data menjadi
sangat sulit didapat. Angka yang ada tidak mencerminkan tingkat produksi kaolin
nyata dan diperkirakan hanya sedikit perusahaan yang mengirim laporan produksi ke
DESM, baik yang memiliki ijin Kuasa Pertambangan (KP), maupun ijin pertambangan
daerah (SIPD).
Data produksi kaolin yang bersumber dari BPS juga cenderung serupa, terutama
untuk tahun 1997. Padahal saat itu mulai memburuknya situasi ekonomi Indonesia,
bahkan kalau dikaji lebih jauh lagi, terlihat data yang diperoleh janggal, terutama data
produksi tahun 1997.

b. Konsumsi
Dampak resesi terhadap perkembangan sektor industri pemakai kaolin, terlihat
nyata, yaitu penurunan konsumsi sampai 50 % pada tahun 1998 dari 151,2 ribu ton
(1997), tetapi tahun 1999 naik kembali. Sebagian besar kaolin dipakai oleh industri
kertas, keramik-porselain, semen, sabun dan industri ban dan karet
Sampai 1998, konsumsi bahan baku do-mestik masih mendominasi. Sebaliknya
untuk tahun 1999, Jenis industri yang memakai kaolin asal impor, antara lain industri
kertas, cat, kosmetik dan bata tahan api. Selain konsumsi kaolin di atas, diperkirakan
terdapat kaolin dalam bentuk bahan baku yang diserap oleh industri pengolahan
bahan galian (dalam buku statistik industri berada dalam kelompok industri barang
bukan logam lainnya
Alasan pemisahan data konsumsi kaolin di industri ini dengan konsumsi kaolin yang
duraikan di atas, yaitu ada kekhawatiran terjadi hitung ganda, karena produknya
merupakan kaolin yang telah diolah dan diperkirakan dipasarkan ke industri-industri
pemakai kaolin atau bahkan diekspor.
c. Ekspor
Sulitnya pemasaran kaolin di Indonesia sebagai akibat spesifikasi/kualitas kaolin
yang diproduksi dalam negeri masih belum terpenuhi. Sebagai alternatif, pengusaha
kaolin Indonesia memasar ke luar negeri.
Perkembangan ekspor kaolin dalam kurun pengamatan secara relatif meningkat
dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 2,62 %. Ekspor tertinggi dicapai pada
tahun 1995, yaitu sebesar 192.982 ton (Tabel 5). Sebagian besar ekspor kaolin
ditujukan ke Jepang dan Korea selatan.
d. Impor
Rendahnya kualitas kaolin produk domestik, menyebabkan perusahaan pemakai
kaolin memilih kaolin asal impor. Secara statistik volume impor kaolin dari tahun ke
tahun cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 11,13 %.
Impor tertinggi dicapai pada tahun1997, yaitu sebesar 144.964 ton dengan nilai
sebesar 38.808.217 $ AS. Impor kaolin sebagian besar berasal dari Cina, Amerika
Serikat dan Australia.

Harga
Harga kaolin dibedakan berdasarkan jenis dan kualitas. Kaolin jenis pelapis
mempunyai harga tertinggi. Kaolin jenis ini sebagian besar diimpor dari Amerika
Serikat dan Australia. Sampai saat ini kaolin jenis ini belum tersedia di Indonesia,
karena sumberdaya kaolin Indonesia dari jenis pengisi (filler).
Harga kaolin jenis pelapis pada tahun 1999 sekitar AS$ 250,00 per ton. Dengan
menggunakan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat waktu itu, yaitu sebesar
Rp.12.000,- per dollar, maka harga kaolin tersebut adalah Rp 3,- juta setiap tonnya
atau Rp 3.000 per kg, sedangkan jenis pengisi pada tahun yang sama diperkirakan
sekitar Rp.1.500 per kg. Dengan mengambil asumsi bahwa ekspor kaolin merupakan
bahan mentah atau setengah jadi (masih memerlukan pengolahan lanjutan), maka
kaolin tersebut diperkirakan sekitar Rp. 600,- per kg (FOB) dan harga pabrik
(industri pengolahan bahan galian) sekitar Rp. 340,- per kg, sedangkan dengan
dasar harga bongkah kaolin yang diserap di industri pengolahan bahan galian, yaitu
sebesar Rp. 70,- per kg.
Apabila diamati, maka terdapat perbedaan harga yang sangat menyolok antara
kaolin bongkah dengan kaolin setengah jadi, apalagi kalau dibandingkan dengan
harga impor.

Perimbangan Pemasokan dan Kebutuhan


Pemasokan berasal dari dua sumber, yaitu pemasokan dalam negeri (produ ksi) dan
dari luar negeri (impor), begitu pula kebutuhan, kebutuhan dalam negeri (konsumsi)
dan ekspor.
Perkembangan pemasokan dan kebutuhan kaolin dalam kurun sepuluh tahun
terakhir (1990-1999) secara statistik diperlihatkan oleh kelebihan dari sisi
pemasokkan. Salah satu penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah resesi
ekonomi nasional yang berdampak pada sektor properti/ perumahan dan industri
pemasok bahan baku sektor properti perumahan. Pengaruh itu berakibat pemasaran
kaolin menjadi sulit sehingga terjadi stok (Tabel 8).
Perkembangan pemasokan dan Kebutuhan Kaolin Indonesia (ton)

Tahun Pemasokan Kebutuhan


Produksi+ impor Konsumsi +
ekspor
1990 285.414 258.727
1991 331.895 264.457
1992 406.718 272.571
1993 665.407 260.159
1994 620.548 277.491
1995 843.392 378.585
1996 444.368 319.886
1997 1.170.575 277.643
1998 669.828 167.729
1999 482.083 251.997

Prospek Pengembangan Usaha Pertambangan


Dilihat dari sisi potensi sumberdaya kaolin yang cukup besar, pengembangan usaha
mineral kaolin (penambangan dan pengolahan) cukup memungkinkan. Akan tetapi
apabila dilihat dari perimbangan pemasokan dan kebutuhan, maka prospek kaolin di
Indonesia kurang begitu baik. Rata-rata laju pertumbuhan dari sisi pemasokan lebih
tinggi dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan dari sisi kebutuhan.
Terobosan baru dari pemerintah untuk mempermudah dan pemberian insentif bagi
pengusaha kaolin dalam memasarkan produknya ke luar negeri (ekspor) perlu
diupayakan. Selain itu, upaya pengetatan impor mineral ini perlu dilakukan baik
melalui kenaikkan tarif bea masuk atau bahkan dihentikan sama sekali guna
memperkecil arus pemasokan.
Tetapi hal ini tidak memungkinkan oleh karena pada tahun 2003 mendatang pasar
bebas di ASEAN (AFTA) mulai diberlakukan.
Dengan diberlakukan AFTA ini merupakan tantangan bagi pemerintah serta para
pengusaha kaolin, untuk berusaha meningkatkan kualitas kaolin hasil dalam negeri
(domestik), sehingga mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri.
Peranan lembaga penelitian dan pengembangan seperti Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, sebaiknya terus ditingkatkan guna
membantu para pengusaha dalam peningkatan mutu kaolin di masa mendatang.

PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil beberapa butir penting :
1) Potensi sumberdaya kaolin di Indonesia cukup besar terutama di Bangka dan
Belitung serta beberapa lokasi di Jawa seperti di Tasikmalaya, Yogyakarta, Wonogir,
Trenggalek dan lain-lain.

2) Dalam kurun tahun 1990-1999 perimbangan pemasokan dan kebutuhan kaolin di


Indonesia menunjukkan kelebihan pemasokan yang cukup besar, yaitu dari
pemasokan sebesar 285.414 ton pada tahun 1990 hanya terserap sebesar 258.727
ton dan pada tahun 1999 dari 482.083 ton yang dipasok hanya terserap 251.997 ton.
3) Prospek pengembangan usaha pertambangan kaolin dari sisi pemasokan dan
kebutuhan kurang begitu memnggembirakan;
4) Kelebihan pemasokan yang terus terjadi dalam kurun 1990-1999 dapat menurunkan
harga kaolin domestik yang pada akhirnya dapat mematikan pengusaha kaolin
dalam negeri.
5) Perlu upaya dari Pemerintah guna meningkatkan pengusahaan kaolin hasil dalam
negeri di masa mendatang baik melalui kebijakan berupa kemudahan /insentif
ekspor maupun menghambat laju impor (peningkatan bea masuk);
6) Perlu upaya untuk meningkatkan peranan lembaga penelitian dan pengembangan
guna membantu para pengusaha dalm peningkatan kualitas hasil produknya.
Untuk menguji validitas data statistik perlu dilakukan survey langsung ke responden
di lapangan (pengumpulan data primer)

Anda mungkin juga menyukai