Dibuat Oleh :
10070117116
Kelas C
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018 M / 1440 H
KRITERIA AGREGAT SEBAGAI PEMBUAT BETON
A. Sifat Mekanikal
1. Lekatan (bonding)
Bond Strength antar tulangan dan beton pada elemen beton bertulang
merupakan hal penting yang perlu diketahui.Penelitian tentang kekuatan lekatan
antara tulangan dan beton bertulang telah banyak dilakukan. Penelitian kekuatan
ikatan antara tulangan dengan beton ringan masih sangat sedikit. Banyak peneliti
yang
telah mengembangkan penelitian tentang beton ringan busa. Dari
penelitian-penelitian itu telah dihasilkan mutu beton ringan busa yang tinggi yang
dapat digunakan sebagai bahan-bahan pada elemen-elemen struktural
(Abdullah, 2010).
Penggunaan beton busa pada Specific Gravity (SG) tertentu dengan
penambahan pasir pozzolan pada persentase tertentu menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan pada sifat mekanis beton busa terutama pada kuat
tekannya. Berdasarkan hal tersebut timbulah ide untuk melakukan pengujian
tersebut dikarenakan sifat mekanis dari beton busa tersebut sudah mampu
memikul beban-beban struktural. Konsep dasarnya adalah untuk menanggulangi
hilangnya bond antara beton dan baja tulangan pada struktur yang akan
mengakibatkan keruntuhan total pada balok dengan material beton busa,
sehingga perlu ditinjau nilai bond strength beton dan baja tulangan agar
diperoleh keseimbangan gaya antara baja tulangan dan beton, yaitu gaya-gaya
yang dapat ditahan antara baja tulangan dan beton sama dengan gaya yang
dapat ditahan baja tulangan pada batas leleh.
a. Metode pngukuran yang dilakukan
Perencanaan variasi campuran Perencanaan variasi campuran untuk
benda uji pada penelitian ini didasarkan pada variasi filler, diameter tulangan dan
panjang penyaluran.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilaksanakan masing-masing material
ditimbang beratnya sesuai dengan mperbandingan proporsi campuran yang
telah dilakukan.
Gambar 1
Diagram Proses Pembuatan Benda Uji
b. Cara Perhhitungan
Kekuatan tekan beton = P/A (kg/cm2)
Dimana :
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
Sumber:nugroho, 2011
Gambar 2
Alat Uji Kuat Tekanan Beton
3 Ketahanan Tumbukan (Toughness )
Ketahanan tumbukan adalah jenis pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar kekuatan material tersebut. Ada 2 metode
Ketahanan tumbukan yang biasa dilakukan dalam dunia industry, yaitu
Ketahanan tumbukan charpy dan Ketahanan tumbukan izod.
Sumber:nugroho, 2011
Gambar 3
Alat Uji Ketahanan Tumbukan
Sumber:nugroho, 2011
2. Sedangkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji dapat diketahui melalui
rumu sebagai berikut :
W2 = G × h2 (kg m)
Sehingga dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :
W2 = G × λ(1 – cos β) (kg m)
dimana :
W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
h2 = jarak akhir antara pendulum dengan benda uji (m)
λ = jarak lengan pengayun (m)
cos β = sudut posisi akhir pendulum
3. Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat
diketahui melalui rumus sebagai berikut :
W = W1 – W2 (kg m)
Sehingga persamaan yang diperoleh dari rumus di atas adalah sebagai berikut
:
W = G × λ(cos β – cos λ) (kg m)
dimana :
W = usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg m)
W1 = usaha yang dilakukan (kg m)
W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
λ = jarak lengan pengayun (m)
cos λ = sudut posisi awal pendulum
cos β = sudut posisi akhir pendulum
4. Kadar Air
Sifat lain pada agregat yang perlu diketahui adalah kadar air.Kadar air pada
agregat dapat berubah-ubah tergantung kondisiagregatnya. Dalam merancang
campuran beton, agregat dianggapdalam kondisi SSD ( saturated surface dried), yaitu
kondisi dimanadalam agregat jenuh dengan air tetapi permukaannya kering.Pada waktu
membuat beton dalam volume yang besar sangatsulit dan tidak praktis menggunakan
agregat dalam kondisi SSD,maka rancangan campuran harus dikoreksi kembali, karena
jikamenggunakan agregat yang basah, tentu air dalam beton
akan berlebihan sehingga faktor air semen naik, yang menyebabkankekuatan turun.
Demikian pula jika menggunakan agregat yangkering udara, maka air dalam campuran
beton akan banyak diserapoleh agregat, sehingga beton menjadi kaku, sulit dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arief, Hilman. 2014. “Tinjauan Sifat Fisik dan Mekanik Pada Beton”.
Academia.edu. Diakses pada Tanggal 15 Oktober 2018 pukul
20.45 WIB.