Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGENDALIAN KOROSI

“KOROSI GALVANIK”

Dosen Pembimbing : Ir.Retno Indarti, MT

Disusun oleh :

Kelompok 7

Sherly Dea Yolandita Lukman (171411026)

Teguh Fatwa Panuntun (171411027)

Tri Satrio Mulyono (171411028)

Kelas 2A-Teknik Kimia

Tanggal Praktikum 14 Maret 2019

Tanggal Penyerahan Laporan 28 Maret 2019

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peristiwa korosi dapat terjadi dengan penyebab yang berbeda sehingga timbul
bentuk-bentuk koroi sesuai faktor yang menyebabkan terjadinya korosi.
Untuk penggunaan konstruksi logam yang berbeda jenis dalam industry dapat
menimbulkan korosi galvani kakibat perbedaan potensial dari kedua logam
tersebut. Dengan mempelajari korosi galvanic dapat memahami proses anodic dan
katodiknya serta memprediksi logam yang lebih korosif.

1.2 Tujuan

1. Menjelaskan prinsip korosi galvanik


2. Menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan anodic pada peristiwa
galvanik
3. Menghitung laju korosi logam dalma lingkungan yang berbeda

II. LANDASAN TEORI

Korosi merupakan suatu proses elektrokimia yang melibatkan adanya transfer


elektron dari anodik ke katodik yang berlangsung secara spontan. Korosi galvanik
dapat didefinisikan adanya reaksi atau kontak listrik antara dua logam yang berbeda
dalam larutan elektrolit. Korosi secara awam dikenal sebagai pengkaratan yang
merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penuruan kualitas suatu bahan logam
yang disebabkan oleh reaksi logam dengan lingkungan. Korosi jauh lebih ekstensif
berlangsung jika besi kontak dengan oksigen dan air. Kespontanan suatu reaksi
korosi terjadi akibat adanya kecenderungan suatu logam ingin mencapai kondisi
yang stabil. Kecenderungan proses korosi suatu logam bergantung pada harga
potensial standar suatu logam. Potensial standar suatu logam ini disebut juga
potensial kesetimbangan logam, artinya jika logam mempunyai harga sesuai dengan
potensial standarnya, maka logam tersebut berada pada keadaan setimbang. Dan jika
harganya > dengan potensial standar berarti logam mengalami peristiwa korosi.
Keadaan ini akan terus berlangsung sampai terjadinya kesetimbangan yang dinamis
dimana jumlah elektron yang dilepas sama dengan jumlah elektron yang diterima.

Dalam korosi galvanik logam yang potensialnya lebih positif akan lebih bersifat
katodik, sedangkan logam yang potensialnya lebih negatif akan bersifat lebih
anodik. Apabila 2 buah logam yang berbeda saling kontak dan terbuka ke media
yang korosif, laju korosi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Contoh logam besi
yang berkontak dengan seng dan logam besi yang berkontak dengan logam cu dalam
lingkungan yang sama akan terkorosi dengan laju korosi yang berbeda. Untuk laju
korosi besi yang berkontak dengan seng akan lebih rendah dibandingkan dengan laju
korosi besi yang berkontak dengan tembaga karena sifat seng lebih anodic
dibandingkan dengan besi. Sehingga seng akan lebih parah terkorosi dibandingkan
dengan besi. Sedangkan untuk besi yang dikontakan dengan tembaga, laju korosinya
lebih besar daripada laju korosi logam tembaga.
Laju korosi dapat dihitung dengan rumus :

𝑚
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖 (𝑟) =
𝐴. 𝑡. 𝜌
Dimana :
m = berat yang hilang (gram)
A = luas permukaan (cm2)
t = waktu (jam)
ρ = densitas logam (gr/cm2)
r = laju korosi (mpy)

III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Gelas Kimia 1000 Ml
2. Multimeter
3. pH meter
4. Spatula
5. Timbangan Elektronik
6. Elektroda Acuan CSE
7. Batang Pengaduk
8. Penggaris/Jangka Sorong
3.1.2 Bahan
1. Logam Fe ukuran 2x10 cm, 6 buah
2. Logam seng ukuran 2x10 cm, 3 buah
3. Logam Cu ukuran 2x10 cm, 3 buah
4. Kertas abrasive
5. Isolasi
6. Larutan NaCl 3,56 gpl sebanyak @1000 ml, 2 buah
7. Larutan HCl 1 M sebanyak @1000 ml, 2 buah
8. Air keran sebanyak @1000 ml, 2 buah

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Persiapan Spesimen
Siapkan logam Fe,
Cu, dan Zn

Amplas
menggunakan
kertas abrasive

Bersihkan kotoran
pada benda kerja
dengan aquades
3.2.2 Persiapan Larutan

Buat larutan NaCl


3,56 gpl @1000
ml, 2 buah

Buat larutan HCl


1M @1000 ml, 2
buah

Siapkan air keran


@1000 ml, 2 buah

3.2.3 Langkah Kerja

Amplas logam yang Diamkan rangkaian Setelah 2 minggu,


akan digunakan selama 2 minggu bersihkan logam dari
produk korosi

Cuci logam dengan Hubungkan logam Timbang berat akhir


aquades sesuai dengan tabel _ logam

Pasang kabel pada Ukur potensial sel


setiap logam setiap logam

Tutup bagian logam Buat media korosi


yang terhubung (lar. NaCl, HCl, air
dengan isolasi keran), ukur pHnya

Ukur luas Timbang berat awal


permukaan yang masing-masing
tidak terisolasi logam
IV. DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Data Pengamatan


Larutan Awal Sebelum 7 Hari Logam Setelah 7 Hari
Masih berwarna Fe Tertutup oleh
abu endapan besi
Masih berwarna Zn Terdapat
abu mengkilap sedikit warna
kuning
Masih berwarna Fe Tertutup oleh
abu endapan besi,
Larutan berubah
NaCl
bening jernih menjadi
warna hitam
dibagian
bawah disertai
karat
Masih berwarna Cu Berkarat
tembaga
mengkilap
Masih berwarna Fe Menjadi
abu berwarna
hitam
Masih berwarna Zn Menjadi
abu mengkilap berwarna
hitam dan
tipis sekali
Larutan
HCl juga rapuh
bening jernih
Masih berwarna Fe Menjadi
abu berwarna
hitam dan
berkarat
Masih berwarna Cu Terdapat karat
tembaga sedikit sekali
mengkilap
Masih berwarna Fe Menjadi
abu warna coklat
serta berkarat
Masih berwarna Zn Terdapat
abu mengkilap sedikit karat
Masih berwarna Fe Menjadi
Larutan
Air Keran abu berwarna
bening jernih
hitam dan
terdapat
sedikit karat
Masih berwarna Cu Terdapat
tembaga sedikit karat
mengkilap
Tabel 2. Data Pengukuran
Eº Sel
Eº Berat (gram)
Panjang Lebar (V/CSE)
Larutan pH Logam Logam
(mm) (mm)
(V/CSE) Awal Akhir Awal Akhir

Fe -0,26 50 20 10,3912 10,3369


-0,70 0,137
Zn -0,630 35 18 0,9682 0,95
NaCl 7
Fe 0,357 50 19,5 10,1839 10.1384
-0,224 0,212
Cu 0,266 50 20,5 14,8758 14,8599

Fe -0,327 49,5 20 10,1519 8,3801


-0,54 -0,16
Zn -0,450 35 22,5 1,3033 0,1674
HCl 1
Fe -0,212 48,5 20,5 10,0453 8,9285
-0,339 0,196
Cu 0,044 51 20,5 15,0347 14,9814

Fe -0,174 49,5 20,5 10,1931 10,1527


-0,661 0,338
Zn -1,009 37 21,5 1,2486 1,2424
Air
6
Keran
Fe -0,166 49,5 20,5 10,4015 10,3629
-0,199 0,531
Cu 0,50 50,5 20 14,8294 14,8119

V. KESELAMATAN KERJA

1. Mahasiswa harus menggunakan alat pelindung diri yaitu jas lab, sarung tangan,
masker, dan kacamata.

VI. MSDS

● NaCl (Natrium Klorida)


Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Bubuk kristal padat.)
Bau : Sedikit.
Rasanya : Garam.
Berat Molekul : 58,44 g / mol
Warna : Putih.
pH (1% soln / air) : Netral 7
Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)
Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)
Spesifik Gravity : 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut
dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol.tidak larut dalam
Asam klorida.
PENANGANAN :
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
Terhirup:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.

Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
● HCl (Asam Klorida)

Keadaan fisik dan penampilan : Cairan.


Bau : pedas. Iritasi (Strong.)
Warna : tak berwarna menyala kuning.
pH (1% soln / air) : Asam
Titik Didih : 108.58 C @ 760 mmHg (untuk 20,22% HCl
dalam air) 83ºC @ 760 mmHg (untuk 31% HCl dalam air) 50,5 C (untuk 37%
HCl dalam air)
Melting Point : -62,25 ° C (-80 ° F) (20,69% HCl dalam air) -
46,2 C (31,24% HCl dalam air) -25,4 C (39,17% HCl dalam air)
Spesifik Gravity : 1,1-1,19 (Air = 1) 1.10 (20% dan 22% HCl
solusi) 1,12 (24% HCl solusi) 1,15 (29,57% HCl solusi) 1,16 (32% HCl solusi)
1,19 (37% dan 38% HCl solusi)
Tekanan Uap : 16 kPa (@ 20 ° C) rata-rata
Kepadatan uap : 1,267 (Air = 1)
Bau Threshold : 0,25 sampai 10 ppm
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air, dietil eter.
Kelarutan : Larut dalam air dingin, air panas, dietil eter.
Stabilitas : Produk ini stabil.
Kondisi Ketidakstabilan : bahan yang tidak kompatibel, Sangat reaktif
dengan logam. Reaktif dengan agen oksidasi, bahan organik, alkali, air.
Korosivitas : Sangat korosif di hadapan aluminium,
tembaga, stainless steel (304), dari stainless steel (316). Non-korosif terhadap
kaca.

Penanganan
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

VII. PENGOLAHAN DATA

Perhitungan laju korosi


𝑚
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖 (𝑟) =
𝐴. 𝑡. 𝜌

Contoh perhitungan :
𝑚 (10,3912−10,3369)𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑐𝑚
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖 (𝑟) = = 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 4,4953 . 10−6
𝐴.𝑡.𝜌 10 𝑐𝑚2 . 168 𝑗𝑎𝑚 . 7,19 . 𝑗𝑎𝑚
𝑐𝑚3
𝑐𝑚 𝑗𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑐ℎ 𝑚𝑖𝑙𝑠 𝑑𝑎𝑦
= 4,4953 . 10−6 𝑗𝑎𝑚 . 24 𝑑𝑎𝑦 . 2,54 𝑐𝑚 .1000 𝑖𝑛𝑐ℎ . 365 𝑦𝑒𝑎𝑟 = 15,5034 𝑚𝑝𝑦

Tabel 3. Data Laju Korosi


Larutan Logam Panjang Lebar Berat Laju
Awal Akhir Korosi
Fe 5 2 10,3912 10,3369 15,5034
Zn 3,5 1,8 0,9682 0,95 8,3176
NaCl
Fe 5 1,95 10,1839 10,1384 12,1384
Cu 5 2,05 14,8758 14,8599 3,554
Fe 4,95 2 10,1519 8,3801 488,299
Zn 35 2,25 1,3033 0,1674 415,299
HCl
Fe 48,5 20,5 10,0453 8,9285 293,371
Cu 51 20,5 15,0347 14,9814 11,680
Fe 49,5 20,5 10,1931 10,1527 10,398
Zn 37 21,5 1,2486 1,2424 2,244
Air Keran
Fe 49,5 20,5 10,4015 10,3629 9,935
Cu 50,5 20 14,8294 14,8119 3,969

VIII. PEMBAHASAN

Lampiran

Tabel 4. Data Hubungan antar Logam


Percobaan Logam I Logam II Media Korosif
(larutan)
1 Fe Zn Lar. NaCl 3,56 gpl
2 Fe Cu Lar.NaCl 3,56 gpl
3 Fe Zn Lar. HCl 1M
4 Fe Cu Lar. HCl 1M
5 Fe Zn Air Keran
6 Fe Cu Air Keran

Daftar Pustaka

 Achmad.Hiskia.1992.”Elektro Kimia dan Kinetika Kimia”.Bandung:PT.Citra


 D.A.Jones.”Principle of Corrosion”
 Firda.Ferdi.2014.”MSDS Asam Klorida (Bahasa Indonesia)”.http://infocendekia-
ff.blogspot.com/2014/11/msds-asam-klorida-bahasa-indonesia.html. [diakses
pada 27 maret 2019]
 Firda.Ferdi.2014.”MSDS Asam Klorida (Bahasa Indonesia)”. http://infocendekia-
ff.blogspot.com/2014/11/msds-nacl-bahasa-indonesia.html. [diakses pada 27
maret 2019]

Anda mungkin juga menyukai