PERECAHAN KARKAS
1. Beberapa Standar Metode Perecahan Karkas
2. Perecahan Karkas dan Grading Ternak Besar (Sapi dan
Kerbau)
3. Perecahan Karkas dan Grading Ternak Babi
4. Perecahan Karkas dan Grading Ternak Domba dan
Kambing
5. Perecahan Karkas dan Grading Ternak Unggas
Ternak
Pemeriksaan antemortem
Penyembelihan
Penentasan darah
Pemeriksaan postmortem
Karkas
Untuk pemasaran daging, misalnya penjualan secara eceran atau retail, untuk
keperluan restoran, hotel atau instansi atau lembaga tertentu, sebagian karkas sapi
atau kerbau dipotong-potong lagi menjadi potongan primal (utama) atau potongan
whole sale.
Komposisi karkas penting artinya dalam pemasaran, demikian juga dengan
distribusi otot (potongan daging yang bernilai tinggi) yang penting dalam penilaian
karkas.
Setelah pembentukkan karkas menjadi forequarter dan hindquarter baru
dilakukan deboning dan cutting yang akan menghasilkan item-item atau potongan-
potongan daging sesuai dengan permintaan pasar, umumnya di Indonesia dibagi
menjadi :
1. Fillet/tenderloin/has dalam : merupakan otot (daging) yang
letaknya lebih caudal (mengarah ke belakang) dari sirloin yaitu mulai dari
os illium sampai os vertebrae thoracalis 12 dan bagian ventral semua os
ventebrae lumbalis 1- 6 ditambahkan os vertebra thoracalis 12 dan 13.
2. Sirloin/striploin/has luar : merupakan otot-otot punggung yang
terbentang dari os vertebrae thoracalis ke 13 sampai dengan os vertebrae
lumbalis ke 5 yaitu bagian dorsal (punggung)
3. Inside : merupakan otot (daging) yang menempel tepat pada os
femur (tulang paha)
4. Silverside : merupakan otot semi membranosus (caudal)
menutup sebagian shank dan inside dari lateral
5. Topside : merupakan otot-otot (daging) yang menutup sebagian
shank, inside dan silverside
6. Rump : merupakan otot-otot yang membungkus sebagian os
illium dan os pubis dengan di bagian atas os sacrum
7. Flank : merupakan otot-otot yang ada di daerah perut di mulai
dari tulang rusuk ke 12
8. Big Chuck : merupakan otot yang menutupi semua daerah
scapula baik di medial maupun lateral kecuali daerah fossa supra spinata,
ditambah sebagian otot-otot yang ada di os humerus kira-kira dua pertiga
proximal
9. Tender Chuck : merupakan otot (daging) yang terdapat pada os
scapula yaitu pada bagian fossa supra spinat
10. Cub Roll/ Rib Eye : merupakan otot-otot punggung yang
terbentang dari os vertebrae thoracallis ke 5 sampai 11 di bagian dorsal
11. Shank : merupakan otot yang terdapat pada sepertiga bagian os
humerus di tambah sepertiga os radius ulna dan sepertiga bagian os femur
dan sepertiga bagian tibia.
12. Blade : merupakan otot yang di mulai dari os vertebrae
thoracalis 5 ke depan dan menutup semua os vertebrae servicalis
13. Brisket : merupakan otot yang membungkus sepanjang os
sternum yaitu tepat di bagan ventral dari pada os costae
14. Rib Meat : merupakan otot-otot yang terdapat di anatara dan
menutup tulang rusuk dimulai dari tulang rusuk ke 1 sampai 12
15. Oxtail : merupakan daging dan tulang dari os vertebrae
lumbalis ke 6 sampai ke caudal.
Rataan dan persentase berat potongan daging dari seekor karkas sapi
adalah sebagai berikut :
N Potongan Kg/Ekor %/Ekor
o
Fillet/tenderloin/has dalam 3.78 1.66
Sirloin/striploin/has luar 7.29 3.21
Inside 8.28 3.65
Silverside 12.37 5.45
Topside 13.14 5.79
Rump 11.41 5.03
Flank 8.24 3.63
Big Chuck 19.89 8.77
Tender Chuck 1.96 0.86
Cub Roll/ Rib Eye 6.15 2.71
Shank 11.70 5.16
Blade 18.45 8.13
Brisket 13.21 5.82
Rib Meat 13.61 5.99
Oxtail 1.89 0.83
Pada Yield grade yang menjadi perhatian utama adalah bagian-bagian karkas
atau potongan karkas yang bernilai tinggi, yaitu di daerah paha (round), daerah
punggung (loin), daerah dada (breast) dan daerah bahu (chuck). Penilaian ini
dinyatakan dengan angka mulai dari karkas yang paling tinggi nilainya, yaitu
dinyatakan dengan angka 1 sampai karkas yang paling rendah nilainya yang
dinyatakan dengan angka 5. Penilaian secara kualitatif ini tidak dipengaruhi atau
tidak tergantung pada jenis kelamin ataupun kualitas.
Faktor yang menentukan nilai potongan ini yang digunakan Departement
Pertanian Amerika Serikat (USDA) dalam Cutability grade (yield grade ) adalah :
1. Ketebalan lemak subkutan
2. Persentase lemak viseral (yaitu lemak ginjal, pelvis dan
jantung) terhadap berat karkas. Banyaknya lemak viseral (yaitu lemak
ginjal, pelvis dan jantung) ditentukan dengan menimbang dan dinyatakan
sebagai persen dari bobot karkas.
3. Luas otot mata rusuk. Luas otot mata rusuk diukur pada otot
mata rusuk ke 12 dengan menggunakan alat pengukur yang berupa
lembaran plastik (plastic grid) dengan ukuran luas atau dengan
mempergunakan planimeter.
4. Bobot karkas segar
Kaki belakang karkas babi dipisahkan dengan suatu potongan melalui tuber
calcis. Kaki depan dipisahkan dengan suatu potongan tepat dibagian distal terhadap
ulna dan radius.
Paha dipisahkan dengan suatu potongan yang diawali antara vertebra acral ke
2 dan 3, kemudian kearah tensor fascia lata bergabung dengan paha. Bagian
bahu(shoulder) terdiri dari bagian boston (butt) dan picnic, dipisahkan bersama-sama
dengan potongan tegak lurus columna vertebralis dan melalui potongan antara rusuk 2
dan 3.
Bagian boston bisa dipisahkan dari picnic dengan potongan melalui bagian
ventral vertebra cervical, sehingga bagian atas picnic bersegi empat. Rahang (jowl)
dipisahkan dari picnic dengan potongan yang mengikuti garis lipatan kulit. Bagian
loin dan perut (belly) dipisahkan dengan potongan berbentuk kurve tepat berada di
ventral illium dan ujung lainnya adalah tepat di ventral scapula.
Di Amerika Serikat terdapat dua cara mengklasifikasikan (grading) karkas
yaitu grade for quality (quality grade) dan grade for cutability (yield grade). grade
for quality (quality grade) mengklasifikaikan karkas berdasarkan palabilitas dan
penerimaan oleh konsumen. Sedangkan grade for cutability (yield grade)
mengklasifikasikan karkas berdasarkan perkiraan hasil (jumlah daging yang
dihasilkan dari karkas), klasifikasi ini dilakukan terutama pada karkas babi.
Klasifikasi karkas tersebut dibuat oleh Departement Pertanian Amerika Serikat
(USDA).
Pengulitan
Penyiapan karkas
Karkas
Daging
Ayam
Penyembelihan
Penuntasan darah
Penyeduhan
Pencabutan bulu
Pemotongan kepala
Pengambilan jeroan
Pemotongan kaki
Pencucian
Karkas
Karkas unggas biasanya dijual kepada konsumen dalam bentuk karkas utuh,
belahan karkas kiri dan kanan, seperempat karkas atau potongan-potongan karkas
yang lebih kecil. Belahan karkas kanan dan kiri masing-masing dapat dipisahkan
menjadi dua bagian dengan suatu potongan mengikuti ujung posterior rusuk terahir,
dan dilanjutkan melalui vertebral column.
Sayap dapat dipisahkan dengan potongan melalui sendi bahu. Bagian sayap
dapat dibagi lagi dengan memotong bagian distal terhadap radius dan ulna. Bagian
dada terdiri dari sternum dan otot yang terkait. Sternum bisa dalam utuh (dada penuh)
atau di belah menjadi bagian kanan dan kiri.
Kulit leher tidak dipisahkan dari dada. Paha (leg) dipisahkan pada acetabulum,
otot pelvik diikutkan, sedangkan tulang pelvik tidak diikutkan pada paha. Bagian
proksimal paha yang disebut thigh dapat dipisahkan dari bagian distal paha
(drumstick) pada sendi antara femur dan tibia. Bagian punggung utuh meliputi
pelvik, scapula bagian dorsal dari rusuk dan vertebrae dari bagian posterior leher
sampai ekor.
Pengertian karkas pada ayam ada dua macam yaitu (1) New York dressed
(karkas penuh) adalah karkas dengan kaki,kepala dan jeroan. (2) Ready to cook
(karkas kosong) yaitu karkas dan kepala tanpa kaki dan tanpa jeroan
Bagian-bagian dari daging ayam broiler adalah :
1. Kaki (leg)
2. Paha (drumstick)
3. Paha (thigh)
4. Dada dengan rusuk
5. Punggung
6. Sayap
Faktor-faktor yang mempengaruhi persentase karkas adalah ras, jenis kelamin
dan umur.
Tabel 1. Persentase bagian-bagian karkas ayam
Bagian karkas Persentase dari karkas (%)
Dada 25-26
Kaki atas 17-18
Drumstick 14-15
Leher 10-11
Punggung 13-14
Sayap 12-13
Sumber : Direktorat Bina Program (1999)
Tabel 2. Persentase karkas dan bagian-bagian tubuh ayam pedaging dari bobot
hidup umur 7 minggu
2. Grading Daging
2. Chuck Tender
Chuck tender/Kijen merupakan bagian daging yag melekat pada blade.
Bentuknya seperti batu ulekan dan terbungkus kulit yang tipis. Karakteristiknta tidak
jauh berbeda dengan blade, hanya saja kelebihan chuck tender adalah dagingnya
tebal,tidak banyak lapisan kulit luar keras/lemak tebal yang membungkusnya.
Chuck tender lebih mahal dibandingkan dengan blade. Chuck tender dapat
dipakai untuk keperluan rendang,oseng-oseng, sup dan lain-lain
Chuck /sampil agak berbeda dengan blade dalam hal posisi serabut dagingnya.
Posisi daging daging chck ada di bahu sampai kearah leher, berwarna merah pekat,
tebal dan terdiri dari sekelompok serabut daging besar dan kecil yang
berseberangan/melintang.
Chuck lebih alot bila dibandingkan dengan blade. Namun kelebihan chuck
dibandingkan blade tidak terlalu banyak kulit luar/lemak permukaan yang tebal.
Chuck juga bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi rendang, sup,oseng-oseng dan
lain-lain. Blade, chuck tender dan chuck termasuk kedalam daging pada karkas bagian
bahu
7. Brisket/Sandung Lamur
Brisket merupakan bagian dada/rusuk. Brisket mempunyai bentuk
memanjang dan banyak mengandung lapisan lemak. Brisket biasanya digunakan
untuk sup,semur.
8.Ribmeat
9. Flank/Sancam
Flank merupakan bagian daging di bagian perut. Letak flank di bagian perut,
banyak mengandun lemak. Lemak pada flank ada yang tebal ada pula yang tipis.
Flank banyak digunakan untuk sup,semur
10. Topside/penutup
Topside adalah bagian daging pada paha belakang yang besar dan tebal.
Bentuknya besar melebar dan terbungkus lapisan lemak . Para pedagang dan
konsumen mengkategorikan topside sebagai daging murni/daging paha karena
memang dagingnya sangat padat dan bertekstur kering. Topside dapat dipakai untuk
segala keperluan mulai dari rendang, dendeng, rollade, empal.
11. Inside/kelapa
Inside disebut daging kelapa karena bentuknya mirip kelapa. Daging kelapa
juga dikategorikan daging murni/daging paha karena dagingnya yang padat dan
permukaannya dagingnya terbungkus oleh kulit luar yang tipis seperti halnya topside.
Insie biasanya digunakan untuk dendeng,rendang
13. Rump/tanjung
Rump/tanjung merupakan daging yang belum banyak dikenal luas di
Indonesia. Rump merupakan daging yang tingkat keempukkannya berada di urutan
ke 4 setelah tenderloin, cube roll dan sirloin. Rump mempunyai tingkat keempukan
yang tinggi karena melihat dari anatominya, rump berada persis berada dibelakang
sirloin dan berada pada posisi yang tidak banyak digerakkan sehingga memiliki
keempukan yang tinggi. Rump bisa untuk membuat rendang, dendeng atau dibuat
steak.
14. Shank
Shank /betis merupakan daging yang terdapat pada bagian betis depan (fore)
dan pada betis belakang (hind). Berbeda dengan daging lainnya shank mengandung
banyak sekai urat, karena secara anatomi shank terletak pada betis yang banyak
digunakan untuk aktivitas sapi seperti berjalan. Shank dapat dibuat sup dan soto.
4. Penanganan Karkas
5. Klasifikasi Karkas
Yield Grades mengidentifikasi karkas menurut perbedaan dalam jumlah
daging yang dihasilkan pada setiap retail cut yang dihasilkan dari daerah round, loin,
rib dan chuck. Dasar dari yield grades ini adalah mengharapkan yield dari empat
potongan daging. Jumlah retail cut seperti yang didefinisikan dalam standar yiels
grades untuk karkas sapi disebut persentase cutability.
Secara umum, grades kualitas ditunjukkan secara subyektif tetapi pada grades
kuantitas/yield grades ditujukan secara objektif Ukuran objektif diperoleh dari
karkas dan dikombinasikan pada persamaan untuk mencapai yeld grades, perkiraan
pada jumlah potongan retail cut dari karkas yang diharapkan. Faktor yang
mempengaruhi perkiraan jumlah daging yang dihasilkan dari suatu karkas untuk
daging sapi adalah :
- Ketebalan lemak
- Luas daerah mata rusuk (area longissimus dorsi) (inchi)
- Persentase lemak viseral (lemak ginjal,pelvik, jantung)
terhadap berat karkas
- Berat karkas (pound)
Persamaan yang digunakan untuk menghitung jumlah daging yang dihasilkan
dari suatu karkas daging sapi adalah :
2.50 + (2.50 x ketebalan lemak ) + ( 0.20 x % lemak viseral ) + ( 0.0038 x
berat karkas ) ( 0.32 x luas area longissimus dorsi ).
Hasil perhitungan dibulatkan ke bawah, dan tingkat daging yang dapat
dimakan diestimasi dan dinilai dari angka 1 sampai 5. Karkas dengan angka yield
grades trendah menghasilkan daging dengan jumlah tertinggi.
Ketebalan lemak subkutan diukur pada permukaan daerah otot longissimus
dorsi (LD), pada posisi pemisahan seperempat depan dan seperempat belakang dari
karkas. Pengukuran lemak subcutan dilakukan tegak lurus permukaan lemak, diposisi
tigaperempat bagian sumbu panjang otot LD
Luas daerah mata rusuk (area longissimus dorsi) (inchi), merupakandaging
terletak sejajar diatas rusuk atau pada os vertebrae thoracalis 1 13 dan termasuk
bagian dari karkas. Setiap bangsa ternak mempunyai luas daerah mata rusuk yang
bervariasi, luas ata rusuk ini bisa memprediksi perdagingan karkas dan berat karkas.
Estimasi persentase lemak viseral (lemak ginjal,pelvik, jantung) diukur secara
obyektif.
Berat karkas dapat didasarkan pada berat segar, atau estimasi berat karkas
dihitung dari berat karkas layu (dingin) x 1.02. Penyusutan berat karkas selama
pelayuan (24 jam setelah pemotongan)diestimasikan sekitar 2 %.
1. Cara Penanganan dan Pemanfaatan Offal Ternak Besar (Sapi dan Kerbau)
Setelah ternak besar siap untuk dipotong terus dikirimke RPH (Rumah Potong
Hewan kemudian diperisa antemortem. Pemotongan ternak di RPH modern
umumnya dilakukan secara pemingsanan baru kemudian dilakukan penyembelihan
dan pengeluaran darah semaksimal mungkin, kemudian dilakukan pemisahan kepala,
kaki-kaki dan ekor lalu dilakukan pengulitan baru setelah pengulitan selesai dilakukan
pengeluaran jeroan.
Penanganan dilakukan sesuai jenis offalnya, namun semuanya terlebih dahulu
dibersihkan dengan cara disemprot menggunakan air bersih kemudian diperiksa oleh
quality kontrol seorang dokter hewan yang bertugas menentukkan bagus atau layak
tidaknya offal tersebut untuk dikonsumsi.
Setelah proses tersebut selesai dan layak untuk dikonsumsi kemudian untuk
kaki, usus dan rumen terlebih dahulu dilakukan perebusan sebelum dikemas
selanjutnya disimpan di ruangan penyimpanan yang dingin, suhu sekitar 10 o C
secara terkontrol.
Pemanfaatan bagian nonkarkas ternak besar yang dapat dimanfaatkan dapat
dilihat sebagai berikut :
Kebersihan adalah suatu hal yang penting untuk melindungi kualitas daging.
Mikroorganisma (bakteri) dapat dibawa oleh banyak hal misalnya pisau yang kotor,
apron yang kotor atau manusianya itu sendiri yang kotor.
Cara-cara untuk meningkatkan kebersihan :
1. Semua barang yang diperlukan harus disimpan dalam Chiller sampai
diperlukan untuk dipakai.
2. Selalu gunakan desinfektan, bersihkan rak tempat pisau atau kantong-
kantong.
3. Yakinkan bahwa bak untuk mencuci tangan terpisah dengan bak
untuk mencuci produk.
4. Jaga semua daging untuk jauh dari lantai di dalam chiller/freezer/cold
storage
5. Jaga suhu chiller/freezer/cold storage pada tingkat sesuai dan cek
secara teratur.
6. Semua kotak-kotak dan wadah-wadah kosong
harusdiratakan/dirapihkan dan disimpan di tempat yang telah
disediakan
7. Bersihkan semua sampah-sampah dan masukkan kedalam kantong
yang khusus sampah
8. Jalan masuk chiller/freezer/cold storage chiller/freezer/cold storage
harus dibersihkan dan didesinfektan setiap minggu
9. Lap-lap harus dibersihkan setiap hari
10. Gunakan lap hanya untuk mengelap bangku dan mesin-
mesin/perlengkapan, Lap kertas digunakan untuk daging dan buang
dengan benar setelah digunakan.
Personal Hygiene
Kesehatan perorangan sangat penting bagi para bucher. Para pembeli
mengharapkan para bucher kelihatan bersih dan rapih. Kebersihan dan kerapihan
karyawan akan mengurangi perpindahan bakteri, sehingga mengurangi kantaminasi.
Hal-hal yang harus dihindari oleh para bucher :
1. Bersin dan batuk melewati daging atau tangan dan kemudian
meneruskan kerja kembali tanpa cuci tangan.
2. Mencuci tangan kemudian mengelapnya pada baju
3. Menggunakan lap yang sama untuk melap daging dan melap kursi.
Chiller
1. Bersihkan dan desinfektan lantai setiap hari
2. Bersihkan dinding, atap, susunan rak-rak, saluran-saluran, unit-unit pendingin,
kipas angin, setiap minggu.