, September 2012
ISSN : 2086-7719
ISSN : 2086-7719
Jurnal
AgriSains
PENANGGUNGJAWAB
Ketua LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Ketua Umum :
Dr. Ir. Ch Wariyah, MP
Sekretaris :
Awan Santosa, SE., M.Sc
Dewan Redaksi :
Dr. Ir. Wisnu Adi Yulianto MP
Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, MP
Dr. Ir Bambang Nugroho MP
Penyunting Pelaksana :
Ir. Wafit Dinarto, M.Si
Ir. Nur Rasminati, MP
Pelaksana Administrasi :
Gandung Sunardi
Hartini
Alamat Redaksi/Sirkulasi :
LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Jl. Wates Km 10 Yogyakarta
Tlpn (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax (0274) 6498213
E-Mail : lppm.umby@yahoo.com
Jurnal yang memuat artikel hasil penelitian ini diterbitkan oleh Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu
Buana Yogyakarta, terbit dua kali setiap tahun.
Redaksi menerima naskah hasil penelitian, yang belum pernah dipublikasikan
baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Naskah harus ditulis sesuai
dengan format di Jurnal AgriSains dan harus diterima oleh redaksi paling
lambat dua bulan sebelum terbit.
ii
ISSN : 2086-7719
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya, Jurnal
Agrisains Volume 4, No. 5, September 2012 dapat diterbitkan. Redaksi mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pada penulis atas partisipasi untuk berbagi pengetahuan
dari hasil penelitian melalui publikasi di jurnal Agrisains. Dengan demikian desiminasi hasil
penelitian dapat dilakukan dengan baik. Artikel tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan IPTEKS.
Pada jurnal Agrisains edisi September 2012, disajikan beberapa hasil penelitian yang
berorientasi pada peningkatan ketahanan pangan utamanya di bidang peternakan dan
agroteknologi. Sesuai
dicanangkan
pemerintah,
artikel
di
bidang
Peternakan
dan
Pangan yang
Agroteknologi
dapat
iii
ISSN : 2086-7719
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar
Daftar Isi
iii
iv
iv
ISSN : 2086-7719
ABSTACT
The research was conducted at Lestari farmer group located at Southern Metro
subdistrict, Metro city, Lampung province to study the effectivity of mass selection by estimating
genetic parameter for growth performance at birth, weaning, yearling and to study producing
ability of buck, does, male, and female individuals by estimating breeding value (BV) and Most
Probable Producing Ability (MPPA). Recording of pedigree and growth performance of 260
heads of 10 bucks were used to estimate heritability and genetic correlation value, that of 78
does to estimate repeatability value. Survey method were used in this research. Variables
observed were body weight and body measurement (body length, body height, chest girth, hip
height, ear length, and ear width). Heritability value were estimated by variance analysis of
halfsib correlation method, repeatability value by variance analysis of intraclass correlation
method, genetic correlation by covariance analysis of halfsib correlation. Heritability and
ripitability value were medium, genetic correlation value were positive and medium grade.
Heritability and ripitability for yearling weight 0,180,01 and 0,190,04, respectively. Buck
number II (absolute BV 29.91 kg), male goat number II.21 (absolute BV 29.35 kg), female goat
number II.16 (absolute BV 26.15 kg), doe number 21 (MPPA 29,14 kg). Its conclusion that mass
selection were effetive to improve growth performance, bucks and does possessing high
production ability transmitted their genetic to their offspring.
Key words: Heritability, Repeatability, Breeding Value, Most Probable Producing Ability
PENDAHULUAN
lebih
sehingga
1994;
kandungan
genetik
kambing
mirip
dengan
Batubara
kambing
et
al.
Kacang
2009).
ISSN : 2086-7719
berproduksinya
berdasarkan
pewarisan
dari
PE.
Kambing
Rambon
diminati
tubuh
kambing
sangat
seekor
catatan
hewan
betina
performans
yang
lainnya.
Penjualan dan pemotongan kambing
Rambon
yang
tinggi
di
Kota
Metro
MATERI
Penelitian
dilakukan
pada
bulan
adanya
Metro
program
pemuliabiakan
pada
Selatan,
Kota
Provinsi
penelitian
berupa
Lampung.
seleksi
perkawinan.
yang efektif
(heritabilitas,
ripitabilitas,
atau
pengaturan
dan
korelasi
Materi
Metro,
sapih,
kambing
Rambon
adalah
performans
pertumbuhan.
dan
berat
setahunan
kambing.
masing-masing
dengan
analisis
sampai 6 kelahiran
dalam kelas.
diberikan
dasar
populasi
secara
kedudukannya
di
relatif
atas
dalam
digunakan untuk
Kambing-kambing yang
2010.
2
ISSN : 2086-7719
Nilai
FKTL=
diperoleh
dengan
lahir (UTL), berat sapih (BS) dan ukuransetahunan (BSt) dan ukuran-ukuran tubuh
FKTL
X TT
X TK
X TK =
Rata-rata
berat
ukuran-ukuran
penyesuaian
badan
tubuh
terhadap
dan
dilakukan
beberapa
faktor
tubuh
terkoreksi
menggunakan
rekomendasi
Penyesuaian
X PS(60) =
X P(60)
X P(n)
Rata-rata
BS/UTS
yang
dengan
rumus-rumus
sesuai
Hardjosubroto
(1994).
dilakukan
FKUI =
terhadap
jenis
dan
ukuran-ukuran
tubuh
saat
lahir
dengan rumus
sebagai berikut:
induk (FKUI).
a. BLT=(BL)(FKJK)(FKTL)
Nilai FKJK (Tabel 1) diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
FKJK =
BL=berat
X jantan
X betina
kelahiran
jantan,
X betina =
Rata-rata
b. UTLT=(UTL)(FKJK)(FKTL)
Keterangan:UTLT=ukuran-ukuran tubuh
saat lahir terkoreksi, UTL= ukuran tubuh
saat lahir.
3
ISSN : 2086-7719
setahun
terkoreksi dihitung
dengan rumus-rumus
terkoreksi (UTStT)
sebagai berikut:
BSt - BS
x245 (FKJK)
TW
a. BStT = (BS +
a.
BS - BL
x120 (FKJK)(FKT
L)(FKUI)
US
Keterangan : BST=berat sapih terkoreksi,
Keterangan
BST = (BL+
terkoreksi,
BStT=berat
setahunan,
kelamin,
waktu
antara
setahunan
BSt=berat
TW=tenggang
dihitung
umur
BS
b.
b.
UTS- UTL
UTST= (UTL+
x120(FKJK)(FKT
L)(FKUI)
US
Keterangan: UTST=ukuran tubuh saat sapih
UTSt - UTS
x245 (FKJK)
TW
UTStT=ukuran tubuh saat
UTStT = (UTS +
Keterangan:
umur
setahun
terkoreksi,
UTSt=ukuran
Performans pertumbuhan
Lahir
Sapih
Setahunan
Berat badan
1,00
1,02
1,00
1,04
1,00
1,06
Panjang badan
1,00
1,03
1,00
1,06
1,00
1,09
Tinggi badan
1,00
1,03
1,00
1,06
1,00
1,09
Lingkar dada
1,00
1,03
1,00
1,05
1,00
1,08
Tinggi pinggul
1,00
1,02
1,00
1,05
1,00
1,08
1,05
1,00
1,02
1,00
1,02
Lebar telinga
1,02
1,00
1,02
1,00
1,03
1,00
ISSN : 2086-7719
Performans pertumbuhan
Lahir
Sapih
Berat badan
1,00
1,10
1,00
1,14
Panjang badan
1,00
1,14
1,00
1,16
Tinggi badan
1,00
1,13
1,00
1,15
Lingkar dada
1,00
1,14
1,00
1,17
Tinggi pinggul
1,00
1,12
1,00
1,15
Panjang telinga
1,00
1,02
1,00
1,04
Lebar telinga
1,00
1,03
1,00
1,04
Estimasi heritabilitas
Data
performans
terkoreksi
S.E(h S2 ) = 4
untuk
melakukan
estimasi
t=korelasi
kelas
(intraclass
correlation)
dalam
t=
s2
2s + 2w
i =pengaruh
yang
kelompok
memengaruhi
individu
pejantan).
Seluruh
Estimasi ripitabilitas
Data dikelompokkan per paritas per
induk untuk menghitung estimasi ripitabilitas
dengan metode intraclass correlation sesuai
rekomendasi Becker (1992). Data yang
diperoleh
matematik:
heritabilitas
dihitung
dengan
rumus:
4 2
h = 2 s 2
s + w
2
s
dianalisis
dengan
model
Ykm = + k + km (Ykm=Hasil
performans
populasi,
tidak
terkontrol).
Estimasi
R=
2W
2W + 2E
ripitabilitas
dengan
rumus:
ISSN : 2086-7719
rumus
sesuai
2(1 - R) 2 (1 + (k - 1)R)2
k(k - 1)(N - 1)
S.E. (R) =
dengan
berikut:
NP = (h 2 (P - P)) + P
dua
dikelompokkan
menghitung
sifat
masing-masing
per
tetua jantan
estimasi
korelasi
untuk
genetik.
Keterangan
: NP = Nilai Pemuliaan, h2 =
4cov S
(4S(X) 2 )(4S(Y) 2 )
Kemampuan
berproduksi
induk
nilai
(Most
diestimasi
dengan
Probable
Producing
MPPA
Ability)
absolut
rumus
sesuai
rekomendasi
Keterangan: n =jumlah
pengukuran
per
var(rG )
berikut:
NP = (
nh 2
(P - P)) + P
1 + (n - 1)h 2
Keterangan:
NP= Nilai Pemuliaan, n =jumlah anak per
pejantan, h2=heritabilitas berat setahunan,
P =rata-rata berat badan anak per pejantan,
apabila
ISSN : 2086-7719
Tabel 4. Performans pertumbuhan kambing Rambon dan nilai heritabilitas dan ripitabilitas
masing-masing sifat
No
.
Performans
Rata-rata
Parameter genetik
pertumbuhan
Heritabilitas
Lahir
a. Berat lahir
2,360,98 kg
0,140,07
0,190,03
b. Tinggi badan
20.122,03 cm
0,130,03
0,150,02
c. Panjang badan
20.222,88 cm
0,160,01
0,190,08
d. Lingkar dada
23,232,01 cm
0,150,06
0,120,01
e. Tinggi pinggul
22.012,02 cm
0,150,02
0,130,01
f. Panjang telinga
8,121,61 cm
0,100,03
0,120,01
4,700,145 cm
0,110,05
0,100,03
g. Lebar telinga
Jumlah ternak
2
286 ekor
Sapih
a. Berat sapih
10,561,78 kg
0,220,08
0,250,09
b. Tinggi badan
34,793,02 cm
0,230,00
0,240,06
c. Panjang badan
37,993,02 cm
0,210,07
0,250,09
d. Lingkar dada
36,113,77 cm
0,220,02
0,250,08
e. Tinggi pinggul
38,223,77 cm
0,230,14
0,260,09
f. Panjang telinga
12,161,90 cm
0,110,00
0,160,02
7,880,11 cm
0,120,02
0,150,04
g. Lebar telinga
Jumlah ternak
3
286 ekor
Setahun
a. Berat setahunan
27,882,33 kg
0,230,07
0,300,08
b. Tinggi badan
53,352,01 cm
0,240,08
0,270,09
c. Panjang badan
52,993,01 cm
0,210,05
0,300,05
d. Lingkar dada
56,623,34 cm
0,220,02
0,240,05
e. Tinggi pinggul
49,344,46 cm
0,230,05
0,280,08
f. Panjang telinga
16,322,02 cm
0,110,02
0,140,05
8,342,00 cm
0,120,03
0,150,04
g. Lebar telinga
Jumlah ternak
Heritabilitas
pertumbuhan
Ripitabilitas
pada
286 ekor
performans
mengakibatkan dystocia
sehingga tidak
7
ISSN : 2086-7719
al.,
1990).
Heritabilitas
performans
anak
fetus berada
peneliti
melaporkan
induk
saat lahir
masing-
dari
Keragaman
merupakan
lingkungan
beberapa
performans
bangsa
kambing
juga
masa
bagian
perkawinan
sampai
maternal
yang
dari
keragaman
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
saat
sapih
sehingga
tinggi.
Heritabilitas
pertumbuhan
sedang
performans
untuk
yang
performans
bernilai
pertumbuhan
menduga
mutu
cukup
akurat
genetik
ternak
melaporkan
dengan
metode
peneliti
et al., 2005).
pola
tersarang
0,63
Hal
Panjang
dan
lebar
telinga
bukan
ISSN : 2086-7719
lingkungan
yang
berpengaruh
induk.Tingginya
temporer
Estimasi heritabilitas
dan
ukuran-ukuran
berat badan
tubuh
saat
secara
langsung
terhadap
penotip
keragaman
tersebut
lingkungan
menutup
keragaman
umur
Estimasi
ripitabilitas
performans
dengan
performans
cempe
sehingga
semakin
Estimasi Ripitabilitas Berat Badan
dan Ukuran-Ukuran Tubuh
Estimasi
pertumbuhan
pada
meningkatkan
saat
sapih
pengaruh
ripitabilitas
performans
kelas
menunjukkan
dan
disebabkan
sedang
dan
oleh
keragaman
semakin
lingkungan
rendahnya
temporer
yang
sudah
tidak
dipengaruhi
oleh
temporer
seiring
umur
terbesar
performans
masih
sangat
temporer
dengan
meningkatnya
terdapat
dalam
yang
pada
tahapan
berasal
fetus
dari
induk.
Keragaman
lingkungan
maternal
memperbesar
keragaman
lingkungan
semakin
meningkatkan
bagian.
Peneliti
lain
melaporkan
berat
bahwa
estimasi
ripitabilitas
populasi
kambing
Black
lahir
pada
Bengal
0,47
ISSN : 2086-7719
dengan
kelas
2006).
metode
korelasi
antar
Nilai
2010).
Pemuliaan
Absolut
Pejantan
absolut
0,13
yang
diestimasi
dengan
metode
kambing
Kacang
0,30
tertinggi
tersebut
mewariskan
dengan
Tabel 5 Sepuluh ekor individu dengan Nilai Pemuliaan absolut berat setahunan terbaik dan
MPPA berat setahunan terbaik
Ranking No.
NP
pejantan (kg)
No.
NP
No.
NP
No.
individu
(kg)
individu
(kg)
induk (kg)
jantan
MPPA
betina
II
29,91
II.21
29,35
II.16 26,15
21
29,14
III
29,85
II.17
29,33
I.23 26,03
47
28,68
29,80
V.21
29,35
II.8 25,98
50
28,57
29,67
X.9
28,37
V.4 25,97
61
28,42
VI
29,59
III.21
28,35
VI.3 25,95
40
28,39
VIII
29,54
V.5
27,94
II.22 25,94
78
28,30
IX
29,08
VII.14
27,93
IV.1 25,93
51
28,26
VII
29,03
VII.1
27,92
VI.19 25,93
66
28,22
IV
28,95
II.12
27,91
II.9 25,92
28,17
10
28,76
II.2
27,90
VI.4 25,91
25
28,16
10
juga
menunjukkan
NP
ISSN : 2086-7719
individu-individu
dengan
UTSt
menunjukkan
arah
positip
dan
6).
tinggi mampu
waktu
yang
bersamaan
memperkecil
peragam
sehingga
lingkungan
dan
bernilai
anak-anak dari
berat
setahunan
yang
tinggi
dan
positif
dan
tinggi
sehingga
korelasi
peningkatan
arah
genetik
BS
dan
derajat
tersebut,
maka
maupun
BSt
dapat
performans
pertumbuhan
kapasitas
yang
saat
umur
berbeda.
ISSN : 2086-7719
lingkungan
yang
lebih
kecil
sehingga
lebih besar.
BL
Sifat 1
BS
BSt
0.220.0
9
0.210.0
8
0.200.0
8
0.220.0
9
0.190.0
8
0.170.0
7
0,180,0
5
0,170,0
6
0,160,0
5
0,160,0
7
0,170,0
7
0,090,0
2
0,080,0
3
0,090,0
2
0.100.0
4
0.100.0
1
0.090.0
3
0.080.0
0
0.070.0
2
0.060.0
1
0,250,09
0,240,07
0,260,06
0,260,10
0,180,10
0,170,08
0,220,05
0,210,05
0,230,07
0,200,10
0,250,02
0,200,08
0,230,03
0,210,09
0,210,12
0,060,03
0,200,00
0,050,02
0,200,00
12
ISSN : 2086-7719
setahun
sudah
oleh
Peragam
peragam
non
tidak
genetik
Estimasi
bernilai
positip
dipengaruhi
korelasi
dan
atau
genetik
yang
berderajat sedang
dengan setahunan
menunjukkan bahwa
setahun.
performans
untuk
Seleksi
menghindari
terhadap
kejadian
dystocia
2010).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
disimpulkan
bahwa
seleksi
meningkatkan
anak-anaknya.
performans
individu
pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Shorepy, S. A. 2001.
Estimates of
ISSN : 2086-7719
ITB.Bandung.
219224.
Djajanegara, A. dan A. Misniwaty. 2005.
Batubara,
A. M. Doloksaribu, dan
B.
Pengembangan
Tiesnamurti.
2009.
Potensi
dalam
keragaman
sumberdaya
genetik
masyarakat.
usaha
konteks
kambing
sosial-budaya
Lokakarya
Nasional
Nasional
dan
Pengelolaan
dan
Indonesia:
untuk
Manfaat
Mewujudkan
Pengembangan
Bogor. Indonesia.
Ekonomi
Ketahanan
Nasional.
Elieser,
S.
2012.
Performan
Hasil
Peternakan.
Fifth
Edition.
Academic
Kacang
sebagai
Dasar
Program Pascasarjana.
Peternakan.
Universitas
pertumbuhan
Boerawa
di
kambing
Kabupaten
Tanggamus,Provinsi
to
Lampung.
Phenotypic
Quantitative
and
parameters
and
of
genetic
economically
genetic
http://www.ilri.cgiar.org/InfoServ/
Webpub/fulldocs/
Hardjosubroto,
W.
1994.
Aplikasi
AnGenResCD/docs/X5473B/X5473
PT Grasindo. Jakarta
2012).
14
Haque,
N.,
S.
S.
Husain,
Khandoker and
M.A.M.Y.
ISSN : 2086-7719
non-additive
genetic
2012.
Volume 1, Issue 4.
Oktora,
R.
2006.
genetik
Estimasi
sifat-sifat
kambing
parameter
pertumbuhan
Boerawa
di
Desa
Campang,
Kecamatan
Gisting,
Kabupaten
Tanggmus.
Skripsi.
Fakultas
Lampung. Bandarlampung.
Pertanian
Universitas
2009, 55-64.
sifat-sifat
pertumbuhan
Peranakan
Mandal, A., F.W.C. Neser, P.K. Rout, R.
Roy
and
D.R.
di
Unit
2006.
weaning
growth
Notter.
Etawah
kambing
traits
in
1990.
Pemuliaan
011-0059-z
Mugambi, J. N.,
reserved
ISSN : 2086-7719
16
ISSN : 2086-7719
Chatarina Wariyah
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Agroindustri,
Universitas Mercu Buana Yogyakarta,Jl. Wates Km 10 Yogyakarta 55753
E-mail : chatarina_wariyah@yahoo.co.id
ABSTACT
Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) included in tubers that potential as carbohydrate
source. The problems in using kimpul as an alternative staple food are impractical, less
favored and their acrid taste. However, the calcium content ( Ca2+ ) of kimpul is low, while the
phosphorus (P) is quite high, the ideal ratio of Ca 2+/P in food to maintain of bone is 2/1. The
purpose of this research was to produce quick-cooking of calcium-fortified kimpul with high
acceptability. The research consists of 5 steps e.i. 1) processing of calcium-fortified quick
cooking kimpul with variations of slice size and heating time, 2) to evaluate the physical
properties (texture, color) of calcium-fortified quick cooking kimpul, 3) to determine the optimum
processing conditions based on the acceptability before and after cooking, and 4) to evaluate
the chemical properties (Ca2+ content, starch, moisture and ash) of calcium-fortified quick
cooking kimpul with high acceptability. The results showed that the processing of kimpul into
calcium-fortified quick cooking kimpul could produce high acceptability product. Specifically, the
larger slice size, the harder texture of the product. The preferred kimpul texture was that sliced
with size of 1.00 and 2.00 mm with heating time of 20 and 25 minutes. The colour of calciumfortified quick cooking kimpul was not significantly differences. The acceptable calcium-fortified
quick cooking kimpul was that processed with slice size of 1.00 - 2.00 mm and heating time of
20 minutes.
PENDAHULUAN
dengan
cara
memanfaatkan
Latar Belakang
yang
kurang
tangguh,
karena
masih
mengembangkan
keanekaragaman
ada.
Kimpul
dan
hayati
(Xanthosoma
Menurut
Sefa-Dedeh
et
al.
(2004),
komoditi
utama
pangan
nasional,
penopang
ketahanan
karena
merupakan
sehingga
penduduk
sehingga
cukup
mengurangi
dengan dikukus,
upaya
sedikit
Indonesia,
besar.
peningkatan
Untuk
produksi
pangan
sangat
variasi
layak
direbus
dibuat
untuk
atau
dengan
berbagai
produk
17
ISSN : 2086-7719
(Linder,1991).
Sebagai
karbohidrat,
Giling)
dengan
mengimpor
pangan
sumber
(Anonim,
2009a),
beras
dan
sebagai
cadangan
Menurut
Anonim
Sebagai
menghadapi
penduduk
dan
berkurangnya
lahan
penanaman padi.
50
konsekuensinya,
(2005)
negara
masalah-masalah
tahun)
yang
kita
penyakit
riskan
terhadap
jumlah tersebut
kadar
berturut-turut
mineral
tersebut
2+
diperkirakan
meningkat
kalsium
adalah 2/1
sebesar
800
mg
/hari-orang
makro
tubuh.
terkait
mineral
dengan
esensial
fungsi
dalam
kalsium
seperti
Permasalahan
terkait
dengan
kimpul
sebagai
pangan
pengganti
beras
adalah
pemanfaatan
dan
alternatif
gangguan
pembekuan
darah
lain
18
ISSN : 2086-7719
acrid
pokok
taste.
Sebagai
makanan
hendaknya setara
untuk
fortifikasi
(Brataco Chemika).
adalah
Ca-glukonat
dengan
proses
Jalannya Penelitian
pengirisan
Penelitian
bertujuan
untuk
dilakukan
dengan
penelitian
pembuatan
kimpul
akseptabilitas
tinggi.
Penelitian
kimpul-siap
menghilangkan
tidak
(tekstur,
pengolahan
manfaat
acrid
sebagai
pengganti
taste
berkalsium,
berkalsium,
warna)
dengan
kimpul-siap
berdasarkan
tanak
akseptabilitas
pangan
alternatif
dan
dengan
tanak
dapat
siap
beras
mengkonsumsi
yang
tanak
kimpul-siap
asupan
kalsium
tanak
berkalsium
dengan
kimpul-siap
tanak
berkalsium
Bahan
berkalsium
(KSTB)
mengacu
pada
dengan tingkat
pasar
kota
dianalisis
dengan
sampai
tradisional
di
wilayah
kadar
air
10-11%.
Perlakuan
19
ISSN : 2086-7719
adalah
pengupasan,
blansing
dan
berdasarkan
akseptabilitas
kimpul-siap
sedang,
besar
kelapa).
Test
(ukuran
parutan
(Krammer
dan
Twigg,
1970)
bau,
2+
warna,
tekstur,
dan
kesukaan
kimpul-siap
menit)
mencapai
akseptabel.
atau
pragelatinisasi
sampai
yang
masih
tanak
warna,
yang
tekstur
telah
pada
ditanak
bau,
diperoleh
secara
(kelunakan
statistik
dan
untuk
penelitian
Tahap
kimpul-siap
tanak
diperoleh
berkalsium
berkalsium
Analisis
kimia
terhadap
kimpul-siap
menggunakan
dan
warna
sebagai
dasar
penetapan
metode
titrasi
(Watson,
warna
dengan
Color
Reader
Rancangan Percobaan
setelah tanak.
tanak berkalsium
20
ISSN : 2086-7719
Colocassiaesculenta
dan
Ipomoea
Bahan Dasar
amilosa dan
Bahan
Umbi
Kadar Kadar
amilosa
pati
(%wb) (% wb)
10,39
Kadar
air
(%wb)
25,50
84,87
Kadar
Ca
mg/
100g
bahan
28,34
kimpul
kalsium
oksalat
menunjukkan
56,68
(1968),
menyatakan
bahwa
pada
varietas,
lokasi,
musim,
metode
yaitu
Kadar air
Xanthosoma
Colocassiaesculenta,
saggitifolium,
dan
Ipomoea
22,0-40,3%,
dan
22-28%.
21
ISSN : 2086-7719
Ukuran irisan I
20
8,74
1 mm
25
8,53
30
8,65
Ukuran irisan II
20
8,88
2 mm
25
8,48
30
8,71
20
8,84
2,75 mm
25
9,37
30
8,52
Ukuran irisan IV
20
8,59
22,25 mm
25
8,55
30
8,72
* Angka tersebut merupakan hasil rerata dari 2 ulangan analisis dan 2 ulangan percobaan.
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
ukuran
digunakan
terhadap
pengeringan
bahan
untuk
irisan
dan
tekstur
lama
kimpul
pemanasan
siap
tanak
kadar air 9 %.
Tekstur
semakin
besar
umum,
dilakukan
secara
obyektif
ketebalan
struktur
ukuran
menghasilkan
disebabkan
dalam Tabel 3.
retrogradasi
karena
bahan
irisan
terjadinya
kompak
proses
pati.
22
ISSN : 2086-7719
Ukuran irisan I
20
0,67
1,00 mm
25
0,96
30
0,88
Ukuran irisan II
20
1,63
2,00 mm
25
1,55
30
2,04
20
1,30
2,75 mm
25
1,25
30
1,76
Ukuran irisan IV
20
2,59
22,25 mm
25
2,55
30
2,21
* Angka tersebut merupakan hasil rerata dari 6 ulangan pengukuran dan 2 ulangan percobaan.
retrogradasi
pati
mungkin
lama
tidak
selama
Semakin
lama
semakin
tinggi,
diinginkan.
Namun,
pemanasan,
sehingga
gelatinisasi
tekstur
juga
perebusan
berpengaruh
nyata
semakin keras.
suhu
Warna
Pengukuran
warna
dilakukan dengan
secara
menggunakan
yang
digunakan
pada
proses
objektif
alat
protein.
kecerahan
pengukuran
(brightness).
Hasil
23
ISSN : 2086-7719
Lama
Red
Yellow
Blue
Brightness
perebusan
(menit)
Ukuran irisan I
20
1,35
1,90
0,95
0,56
1,00 mm
25
1,35
1,85
0,95
0,50
30
1,30
1,93
0,95
0,93
Ukuran irisan II
20
1,35
1,90
0,95
0,62
2,00 mm
25
1,30
1,90
0,95
0,60
30
1,30
1,95
0,95
0,52
Ukuran irisan
20
1,35
1,90
0,95
0,49
III 2,75 mm
25
1,30
1,88
0,95
0,65
30
1,30
1,90
0,95
0,50
Ukuran irisan
20
1,40
1,85
0,95
0,70
IV 22,25 mm
25
1,30
1,90
0,95
0,65
30
1,30
1,90
0,95
0,63
* Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan tidak beda nyata berdasarkan uji
DMRT pada 5%.
* Angka tersebut merupakan hasil rerata dari 2 ulangan analisis dan 2 ulangan percobaan.
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui
yaitu
Kepekatan
bahan
produk
disebabkan
karena
900C.
Nilai
yellow
menyebabkan
yang
terjadinya
tinggi
reaksi
bereaksi
(Sirkorski, 2007).
dengan
gugus
amina
primer
ISSN : 2086-7719
kesukaan
sehingga
dilakukan
untuk
mengetahui
dan 6.
Tabel 5. Tingkat kesukaan beras kimpul siap tanak berkalsium
Sampel
Lama
Bau
Warna
Tekstur Keselu-
Pemanasan
ruhan
(menit)
Ukuran irisan I
20
2,60a
3,00ab
3,05a
3,15 ab
1,00 mm
25
4,25c
3,95bcd
4,35bc
4,00bc
30
3,25ab
2,80ab
3,35ab
3,35
Ukuran irisan II
20
3,00ab
3,05ab
3,25 ab
3,00a
2,00 mm
25
4,20c
4,65d
4,15abc
4,40c
30
2,90ab
3,65abc
3,55 abc
3,45 ab
Ukuran irisan
20
3,35bc
2,90a
3,40 ab
3,40 ab
III 2,75 mm
25
3,20ab
3,78abc
3,90 abc
3,80 abc
30
3,25ab
2,85a
4,55c
3,70 abc
Ukuran irisan
20
3,15ab
4,05cd
3,35 ab
4,00bc
IV 22,25 mm
25
3,40b
2,85a
3,35 ab
3,20 ab
30
3,35bc
2,85a
3,25 ab
3,35 ab
ab
* Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda
nyata.
* Nilai semakin kecil menunjukkan semakin disukai.
Pengujian
kimpul
siap
tingkat
tanak
menggunakan
tekstur,
dan
kesukaan
dilakukan
parameter
bau,
keseluruhan
beras
menggunakan
skala
penilaian
dengan
dengan
warna,
serta
ISSN : 2086-7719
a. Bau
permukaan
berpengaruh
nyata
terhadap
tingkat
Secara
tanak
disebabkan
lama
aroma
semakin
jadi
lama
perebusan
umum,
kimpul
karena
siap
semakin
perebusan
pra-gelatinisasi
b. Warna
berpengaruh
sehingga
nyata
menyebabkan
Warna
merupakan
faktor
yang
siap
Warna
bahan
kenampakan
dan
makanan
tergantung
kemampuan
lain
misalnya
Lovibond
c. Tekstur
menggunakan
bahan
ada
tanak
sifat
juga
dapat
dievaluasi
dengan
gigitan
ISSN : 2086-7719
pada
bentuk,
produk
tergantung
kekukuhan,
keseragaman
irisan
pada
tidak
dan
dan
lama
pengolahan
perebusan
kimpul
siap
tanak
7,
a. Bau
sesuatu
yang
diamati
dengan
indera
d. Kesukaan keseluruhan
Kesukaan
keseluruhan
merupakan
kimpul
siap
tanak
yang
dihasilkan.
irisan
dan
berpengaruh
nyata
keseluruhan
kimpul
produk.
lama
perebusan
terhadap
kesukaan
siap
yang
teksturnya
tidak
keras
(rapuh)
dan
aromanya
masih
khas
umbi
kimpul
tanak
27
ISSN : 2086-7719
Sampel
Lama
pemanasan
(menit)
Bau
Warna
Kelengketan
Rasa
Keseluruhan
Ukuran
irisan I 1
mm
20
3,18bc
3,00
3,06
3,00
2,82
Ukuran irisan
II 2 mm
25
2,41a
2,53
2,88
3,00
2,71
Ukuran irisan
20
3,24c
3,00
2,88
3,12
3,29
III 2,75 mm
30
2,59ab
2,76
3,47
3,00
3,00
* Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom menunjukan tidak berbeda
nyata.
* Nilai semakin kecil menunjukan semakin disukai.
tanak yang dihasilkan. Jika dilihat dari Tabel
b. Warna
lama
parameter
perebusan
warna
untuk
pengukuran
kuning
menunjukkan
berpengaruh
nyata
pada
tingkat
c. Kelengketan
Pengukuran kelengketan
didasarkan
tarik-menarik
warna
yang
nasi
kimpul
siap
tanak
antara
permukaan
bahan
28
ISSN : 2086-7719
keseluruhan.
gelatinisasi
merupakan
pati,
granula
pati
akan
Kesukaan
penilaian
keseluruhan
gabungan
yang
membentuk
struktur
Kelengketan
atau
yang
kompak.
nasi
bahan.
pada
Menurut
kepulenan
Damarjati
(1983)
pengolahan
kimpul
siap
tanak
dengan
tingkat
kadar
amilosa,
nasi
dengan
kesukaan
panelis
terhadap
amilosa tinggi.
d. Rasa
acrid
berkurang.
pada
nasi
kimpul
siap
tanak
a. Kadar pati
dan
perebusan
perbandingan
kandungan
amilopektin
semakin
menyebabkan
lama
berkurangnya
jumlah
dalam
amilosa
beras
dan
menentukan
e. Keseluruhan
dengan
kadar
pati
ISSN : 2086-7719
b. Kadar kalsium
Kadar kalsium pada kimpul siap tanak
umbi
Hasil
asupan
diharapkan
kalsium
digunakan
dapat
meningkatkan
pengkonsumsi
sebagai
pangan
apabila
alternatif
pengganti beras.
KESIMPULAN
dikelompokkan
yaitu
(<10-<20%),
(2008)
keras.
kelompok
amilosa
menjadi
rendah
kandungan
amilosa
kimpul
Tekstur
yang
paling
disukai
%.
amilosa
kimpul
siap
tanak
25 menit.
2. Warna kimpul siap tanak berkalsium
tidak
lama
karena
nasi
penanakan
yang
dihasilkan
pemanasan.
perbedaan
Warna
yang
kimpul
mengalami
nasi
menit
tidak
akan
dalam
menunjukkan
mudah
pecah
serta
bila
dan
perebusan
ukuran
20
menit
denganlama
menghasilkan
30
kimpul
siap
tanak
berkalsium
yang
ISSN : 2086-7719
Anonim.
disukai.
2010.
Umbi-umbian
(Talas).www.deptan.go/ditjentan/a
dmin/rb/ talas.pdf
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1990. Officials Methods of Analysis
Anggarwulan,
E.,
Solichatun,
Mudyantini.
Fisiologi
2008.
Kimpul
sagittifolium
(L)
W.
Association
Karakter
Official
Agricultural
(Xanthosoma
Schott)
Pada
Academic
Press.
New York.
San
Diego.
264-268.
Bauernfeind J.C. and P.A. Lachance. 1991.
Anonim.
2004.
Osteoporosis
Keropos
Nutrient
Additions
to
Food
Nutritional,
Technological
and
Online.Org.
Regulatory
Aspect.
and
file://A:\Osteoporosis%20I.htm.
Nutrition
Memiliki
Menderita
Press,
Food
Inc.
Trumbull,
Connecticut, USA.
Kecenderungan
Osteoporosis.
http://www.depkes.go.id/index.
Anonim. 2006. Menkes Canangkan Bulan
Gaithersburg, Maryland.
Eledah,
J.I.
2005.
Calcium
Chloride-
Network.
Consumer
File://Bulan%20Osteoporosis.htm.
Acceptability
and
2009a.
Angka
Tetap
Produksi
Padi
Tahun
(ATAP)
2008.
of
Food
Science,
Raleigh.
2010.
Elevina, E.P.S., 2000. Determination of the
Anonim. 2009b. Indonesia Impor Beras.
www.matanews.com. Diakses 4
phosphorus
April 2010.
content
and
ISSN : 2086-7719
Absorption
Spectroscopy.
The
Oxalate
and
Physico-Chemical
Wisconsin-Stout Menomonie. WI
esculenta
54751.
sagittifolium)
Tuber
Affected
Processing.
and
by
Xanthosoma
Flours
as
Food
Chemistry. 54 : 61-66.
Rice
Amylose.
Cereal
with
Mineral.11 : 85-91.
by
Calcium
Supplement
944.
London.
Hsu
D.H.Y.Leung.1995.
Supplementation
Mineral
Selenium,
Flour.
Widya
and
Pangan
Calcium
Jakarta.
and
Women
dan
mangan
Karya
Gizi
dan
Nasional
VIII.
LIPI.
Bone
in
Using
Density
Postmenopausal
Seng,
the
Food
Publishing
Industry.
The
Company,
AVI
Inc.
Westport, Connecticut.
Hettiarachchy, N.S., R. Gnanasambandam
dan M.H. Lee. 1996. Calcium
Lee,
M.H.,
Hettiarachchy,
N.S.,
and
R.
Gnanasambandam,
R.W.
61 : 195-197.
32
Properties
of
Calcium-Fortified
ISSN : 2086-7719
sagittifolium
esculenta
3876.
Chemistry. 85 : 479-487.
Sirkorski,
and
Colocasia
Cormes.
Z.E.J.,
Pokorny
Food
dan
S.
Port, Connectitut.
McCarthy, J.T.
and R.
Divalent
Cation
Kumar. 2004.
Metabolism
Calcium. www.kidneyatlas.org.
Smith, T. 1995. Complete Family Health
Mo William, M., 1997. Food Experimental
London.
Jersey, U.S.A.
Moscow.
New
York,
Stuttgard,
Study
in
of
Cassava
Some
Properties
(Manihot
of
esculenta,
Health
Promotion.
J.B.
367.
Berkalsium
esculenta,
Linn)
Tinggi
untuk
Nasi
Riset
Melalui
Indonesia.
Dalam
pendaftaran
ke
Pengembangan
Pati
dan
Teknologi
Republik
proses
Departemen
33
ISSN : 2086-7719
dalam
Pangan
dan
Gizi.
UGM.
Yogyakarta.
Menghambat
Kerusakan
4 April 2010.
Nutrition
Study
and
Toxicology
1.
of
Some
Properties
of
Cassava
(Manihot
esculenta,
2008a.
Calcium
Water
Soluble
Polymer.
http://epubs.glyndwr.ac.uk/ewsp/1.
Rice.
Indonesian
Journal
of
Chemistry. 8 : 252-257.
Wariyah, Ch., C. Anwar, M. Astuti dan
Supriyadi. 2008b. Sifat Fisik dan
Penelitian.
Universitas
Mercu
Buana. Yogyakarta.
Watson,
C.A.
1996.
Official
and
34
ISSN : 2086-7719
Bambang Sriwijaya
Anggit Bimanyu
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Jl.
Wates Km 10 Yogyakarta 55753
e-mail: jaya_syifa@yahoo.co.id
ABSTRACT
Research of Response of Kinds Fertilizer and Varieties of Rice Growth and Yield In
System of Rice Intensification aims to find response range of fertilizers and the varieties of the
growth and yield of rice in System of Rice Intensification. Research has been carried out in the
villages of Margokaton, Seyegan, Sleman Regency in November 2009 until March 2010. The
height of a place of 300 meters above sea level with a type of soil regosol. Research is 3 X 3
factorial experiment that compiled using Randomized Completele Block Design with three
replicates. The first factor of fertilizer that organic fertilizers, inorganic fertilizers, organic
fertilizers and combination with inorganic fertilizers. The second factor is the local varieties of
rice varieties (Rojolele) and hybrid varieties (Ceherang and IR-64). The result showed that the
treatment combination of organic fertilizer with inorganic fertilizers provide growth and better
yield compared to the treatment of organic fertilizer and inorganic fertilizers. Varieties rojolele
give quantity and quality results better than varieties IR 64 and Ciherang
Keywords: SRI (System of Rice Intensification), Variety, Fertilizer
PENDAHULUAN
besar
penduduk
Indonesia
tidak
dilakukan
peningkatan
ton.
Untuk
memenuhi
memerlukan
import
beras
kalangan
di
tingkat
dan
krisis
pangan
(food
merupakan
crisis)
(global
salah
serta
climate
satu
produksi
dan
sangat
mengancam
ketersediaan
pangan.
nasional
telah
inti
yang
ISSN : 2086-7719
mengusulkan
Pertanian
(1998)
saat
ini
ratarata
Adanya
tersebut
hanya
dapat
tumbuh
dan
Walaupun
karena
laboratorium.
di
kesenjangan
mengindikasikan
hasil
Tanaman
mempunyai
padi
potensi
yang
sebenarnya
besar
untuk
bahwa
melalui
perbaikan
di
bidang
senantiasa
dilakukan
dan
tanah, dan
tanaman.
Dalam SRI
pupuk
anorganik
hidup
sebagaimana
mestinya,
tidak
tanaman
dikembangkan
dengan
ISSN : 2086-7719
cara
dalam
pertumbuhannya
dengan
tujuan
menyediakan
(Las et al.,
1999).
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
pertumbuhan
dan
hasil
padi
dengan
hal
itu
model
model
untuk
dikembangkan,
karena
dibangun
dan
penggunaan
air
Seyegan,
Kabupaten
Sleman,
Daerah
ISSN : 2086-7719
Regosol.
Bahan
yang
digunakan
dalam
yang
ini
digunakan
antara
lain
dalam
timbangan,
Kepekatan
air
garam
diukur
telur itik
Gabah
calon
benih
Setelah
48
jam
benih
kemudian
Pertanian
UGM, 2009).
P1 V2
P1 V3
P2V1
P2 V2
P2 V3
P3V1
P3 V2
P3 V3
b. Persemaian
Benih
ditanam
Kebutuhan
pada
benih
besek.
untuk
satu
besek ukuran 15 X 15 cm
sebanyak kurang lebih 5 gram.
Percobaan
disusun
dalam
dilapisi
pada
a. Persiapan benih
1.
Besek
dasarnya
1. Pembibitan
daun
Tanah
yang
telah
ISSN : 2086-7719
tumpang
tindih.
Penyiraman
organik
karena
benih
sudah
mulai
Tahap
dan
campuran
III.
pupuk
Penghalusan
dan
2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dimulai dengan
membersihkan sisasisa tanaman,
selanjutnya
tanah
diolah. Lahan
dibuat
petakanpetakan
dengan
ukuran
3 m X 3 m sebanyak 27
Saluran air
untuk
setiap
petaknya,
3. Penanaman
Bibit padi ditanam pada umur 14 hari
setelah
semai,
sekam
dibiarkan
masih
sebagai
tersedia
sumber
makanan
energi
yang
Jumlah
tiga tahap:
benih
Tahap
I.
Pembalikan
tanah
mendapatkan
tanah sesuai
dengan kebutuhan
sekaligus
besar
baru
akan
tumbuh
dari
mencangkul.
energi
kedalaman
tanaman.
sebelum
memerlukan
tanam
Pada
dilakukan
dengan
tahap
ini
pemberian
tangan
dan
ISSN : 2086-7719
hari
sebelum
tanam.
Cara
pemberiannya
dengan
cara
HST.
b. Pemupukan
1) Perlakuan
pupuk
organik.
pengolahan
tanah
kg/9
m ).
Cara
Setelah
disebarkan
Selanjutnya
cangkul
tanah
sehingga
tersebut
dapat
di
pupuk
menyatu
dengan tanah.
2) Perlakuan pupuk anorganik.
Pupuk
anorganik
sebanyak
masing
diberikan
kali,
setelah
masing
penyiangan
penyiangan
tanaman
minggu)
ketiga
padi
dan
(ketika
berumur
anorganik.
Pupuk
organik
digunakan
sebagai
setelah
masa
pemupukan
tanam
menggunakan
padi
minggu)
dan
berumur
penyiangan
pengolahan
tanah
cara
SRI
dalam
digenang 3 cm
pengeringan
interval
waktu
yang
40
sama
sampai
ISSN : 2086-7719
tanaman
berbunga
digenang
kembali
sampai
percobaan berbunga.
2. Variabel
menjelang
hasil
meliputi
panjang
panen.
bobot
gabah
Pengamatan
segar
per
dilakukan
petak.
setelah
tanaman dipanen.
Analisis Data
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan
untuk
nyata 5%.
Hasil
1. Tinggi tanaman
rumpun.
Pengamatan
Hasil
dilakukan
analisis
tinggi
tanaman
sampai
jumlah
sedangkan
ditimbang
mulai
berat
umur
anakan
kering
minggu
total,
tanaman
Tabel 2.
41
ISSN : 2086-7719
Tabel 1. Purata tinggi tanaman (cm) minggu ke 2, 4, 6 setelah tanam pada perlakuan jenis
pupuk
Tinggi Tanaman Minggu ke
Pupuk
2
Organik
27,29 p
56,51 p
72,00 p
Anorganik
29,21 p
55,66 p
75,98 p
Organik&anorganik
27,98 p
56,79 p
75,33 p
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji F pada taraf 5%.
Tabel 2. Purata tinggi tanaman (cm) minggu ke 2, 4, 6 setelah tanam pada perlakuan macam
varietas
Tinggi Tanaman Minggu ke
Pupuk
2
Ciherang
28,36 a
56,70 a
74,68 a
IR-64
28,26 a
56,38 a
72,84 a
Rojolele
27,85 a
55,88 a
75,78 a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji F pada taraf 5%.
2. Jumlah anakan
Tabel 3. Purata jumlah anakan (batang) minggu ke 2, 4, 6 setelah tanam pada perlakuan jenis
pupuk
Tinggi Tanaman Minggu ke
Pupuk
2
Organik
4,48 p
21,07 p
29,85 p
Anorganik
5,41 p
23,00 p
30,63 p
Organik&anorganik
5,00 p
23,07 p
31,22 p
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji F pada taraf 5%.
42
ISSN : 2086-7719
Tabel 4. Purata jumlah anakan (batang) minggu ke 2, 4, 6 setelah tanam pada perlakuan
macam varietas
Tinggi Tanaman Minggu ke
Pupuk
2
Ciherang
5,26 a
22,44 a
28,48 a
IR-64
5,07 a
23,44 a
33,19 a
Rojolele
4,56 a
21,26 a
30,04 a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji F pada taraf 5%.
macam varietas
3. Saat berbunga
Hasil analisis saat berbunga ada
beda nyata. Perlakuan jenis pupuk dan
Rata-rata
Ciherang
IR-64
Rojolele
Organik
69,67 de
56,33 f
77,33 a
67,78
Anorganik
69,33 e
55,67 f
76,00 b
67,00
Organik&anorganik
70,33 d
56,33 f
74,67 c
67,11
69,78
56,11
76,00
Rata-rata
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom dan baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DMRT pada taraf 5%.
analisis
bobot
kering
cepat
Ciherang
maupun
Sedangkan
varietas
pada Tabel 6.
varietas
dari
varietas
Rojolele.
ISSN : 2086-7719
Rata-rata
Ciherang
IR-64
Rojolele
Organik
47,83
60,55
42,03
50,14 q
Anorganik
42,75
36,72
62,29
47,25 q
Organik&anorganik
84,79
56,57
89,25
76,87 p
58,46 a
51,28 a
64,52 a
Rata-rata
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom dan baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DMRT pada taraf 5%.
Pada
bahwa
Tabel
perlakuan
menunjukkan
pupuk
bobot
kering
pemberian
5. Panjang malai
tanaman
lebih
baik
pada Tabel 7.
disajikan
Rata-rata
Ciherang
IR-64
Rojolele
Organik
56,79
56,39
58,03
57,07 p
Anorganik
64,18
61,64
59,90
61,91 p
Organik&anorganik
66,15
69,19
66,63
67,32 p
62,37 a
62,40 a
61,52 a
Rata-rata
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom dan baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji F pada taraf 5%.
6. Jumlah gabah isi per malai
Hasil analisis jumlah gabah isi per
ISSN : 2086-7719
Rata-rata
Ciherang
IR-64
Rojolele
Organik
76,50
69,95
65,96
70,80 p
Anorganik
83,37
87,18
87,54
86,03 p
Organik&anorganik
93,20
98,68
103,14
98,34 p
84,36 a
85,27 a
85,55 a
Rata-rata
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom dan baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji F pada taraf 5%.
Rata-rata
Ciherang
IR-64
Rojolele
Organik
27,67
27,13
25,55
26,79 p
Anorganik
28,22
27,63
25,58
27,15 p
Organik&anorganik
28,05
28,37
26,19
27,54 p
27,98 a
27,72 a
25,78 b
Rata-rata
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom dan baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DMRT pada taraf 5%.
8.
ISSN : 2086-7719
Tabel 10. Purata bobot gabah kering isi per rumpun (g)
Varietas
Pupuk
Rata-rata
Ciherang
IR-64
Rojolele
Organik
32,95
27,55
22,58
27,69 p
Anorganik
32,72
24,65
34,15
30,51 p
Organik&anorganik
38,16
34,11
41,70
37,99 p
Rata-rata
34,61 a
28,77 a
32,81 a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom dan baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji F pada taraf 5%.
Rata-rata
Ciherang
IR-64
Rojolele
Organik
4,00
3,75
5,08
4,28 q
Anorganik
5,17
4,67
4,92
4,92 p
Organik&anorganik
5,25
4,42
5,25
4,97 p
Rata-rata
4,81 ab
4,28 ab
5,08 a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom dan baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DMRT pada taraf 5%.
Pada
Tabel
11
menunjukkan
PEMBAHASAN
Sedangkan
pupuk
masing-masing
pupuk organik.
berbeda.
anorganik dan
pada
perlakuan
varietas
hasilnya
akan
ISSN : 2086-7719
lebih
banyak
varietas
varietas
varietas
unggul
lokal,
hibrida.
nasional,
dan
Ciherang
Andoko,
(2008)
dan
penyakit
tertentu,
tetapi
berproduksi
optimal
bila
disertai
sehingga
mendorong
dan
Ciherang
tidak
begitu
kuat
secara
genetik
responnya
yang
berkaitan
dengan
umur
anakan
untuk
Rojolele
pada
batang;
Ciherang 28,48
batang,
diskripsi
hasil
percobaan
batang, IR-64
Rojolele
30,04
33,19
batang.
Ini
64 umur panennya 115 hari, Ciherang 116125, hari, dan Rojolele 155 hari.
jumlah
anakan
tanaman
air
tetapi
dalam
dalam
tanah
yang
untuk
kemudian
keduanya
dicampur
bobot
lanjut
unsur
hara
mengakibatkan
menjadi
lebih
meningkatkan
oleh
tanaman,
pertumbuhan
baik.
penyerapan
yang
tanaman
Tanaman
yang
47
ISSN : 2086-7719
fotosintisis
sehingga
al., 1991).
adalah
yang
lebih
fotosintat,
baik,
sehingga
naiknya
merupakan
perbaikan
yang
penambahan bahan
lingkungan
antara
lain
suatu
tindakan
tumbuh
tanaman
dapat
meningkatkan
pupuk
K.
Sutanto
(2002)
Mulai
pembungaan
sampai
terutama
temperatur,
dan
oleh
fotoperiodesitas,
oleh
faktor
genetik
pasokan nutrient
perlakuan tidak
dan
pupuk
memperbaiki
pengatusan
dakhil
(internal drainage).
tidak
berpengaruh
terhadap
sifat
genetis
masingmasing
tidak
bobotnya
paling
Pada
tinggi
jenis
bobot
varietas
interaksi.
organik
terjadi
pupuk
1000
biji,
berpengaruh.
terjadi
disebabkan
tetapi
Kedua
interaksi.
karena
tidak
tanah
Hal
pengaruh
yang
bermanfaat,
memudahkan
akar
karena
akar
akan
tanaman
48
ISSN : 2086-7719
Jakarta
KESIMPULAN
Gomez,
K.A.
&
A.A.
Gomez.
1995.
(Terjemahan
A.
anorganik
memberikan
Rojolele
Mada
University
Press.
memberikan
Kusbiantoro,
B.
2003.
Budidaya
Padi
Seminar
"Upaya
Mengatasi
DAFTAR PUSTAKA
Disertasi
Fakultas
Padi
Peningkatan
Nasional
melalui
Sawah
dan
Nasional
yang
dilaksanakan
di
Rochayati,
Sri.
Organik
1988.
dalam
Peranan
Bahan
Meningkatkan
Subejo,
Nastul
Indonesian
Pradana
2009.
Science
http://www.iasa-
Agricultural
Association/IASA
ISSN : 2086-7719
pusat.org/latest/perangkap-malthus-
Air
pertarungan-ledakan-penduduk-dan-
Yogyakarta.
Rachman.
2002.
Metode
SRI
200
2011.
Hasil
Penelitian
Optimalisasi
dan
Teknologi
Berkelanjutan.
Kanisius,
untuk
Pengembangan
Ramah
Metoda
Intensification
Lingkungan
System of
(SRI),
Rice
Lembaga
50
ISSN : 2086-7719
Niken Astuti
Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta
ABSTRACT
This research was conducted to investigate the effect of ration based on broiler
concentrate on performance include feed intake, average daily gain, and feed conversion. The
material were used 60 native chicken divided into 12 cages randomly of four treatments, each
treatment consisted of three replications. The treatment were R1 (concentrate broiler100%), R2
(concentrate broiler 75%) , R3 (concentrate broiler 50%) and R4 (concentrate broiler 25%).
One way completely randomized design was used. The variable were analyzed by analysis of
variance and the significant result tested by Duncans New Multiple Range Test. The result
showed that the feed intake on concentrate broiler 75 and 100% was not significant different,
the same result on average daily gain and feed conversion. The lower native chicken
performance was showed on ration based on concentrate broiler 25 and 50%. It was concluded
that concentrate broiler can be used in ration up to 75% .
Key words : Native chicken, performance, concentrate broiler.
PENDAHULUAN
budidaya
dan
obat/additif
berturut-turut
sebagai
sumber gizi
masyarakat
dari
telur
maupun
dagingnya.
total
biaya
investasi
bisnis
untuk
dikembangkan
sebagai
Peranan
ayam
kampung
sebagai
sebagai
sumber
lapangan
pekerjaan,
terutama
kenaikan 6,81%
dan lain-lain.
produksi
mencapai
Investasi
pada
tahun
di
bisnis
perunggasan
2010
untuk
bibit,
pakan,
bagi
telur
masyarakat
pedesaan.
96.000
ton
ISSN : 2086-7719
Perubahan
semakin
perunggasan
ini
meningkatnya
disebabkan
industri
tambahan
bekatul
(Sarwono,
dijelaskan
1995).
bahwa
Lebih
ayam
lanjut
kampung
untuk
berkembang
lebih
lama
produktifitas.
ayam
yang
Kendali
kurang,
tingkat kekebalan
makanan
kinerja
berarti
mengurangi
akan
keberadaan
sehingga
di dusun
Materi Penelitian
Ayam kampung:
Penelitian menggunakan anak ayam
kampung berumur 2 minggu sebanyak 60
ekor dengan empat perlakuan dipelihara
selama 8 minggu.
kemungkinan
tinggi.
penelitian
Cara pemeliharaan yang demikian
yang
adalah
digunakan
Vaksin
untuk
Newcastle
Penggunaan
demikian
Vitamin
sampai
berapa
persen
Pemberian vaksin
52
Vitamin
yang
untuk
setiap hari.
Kandang
penelitian
sebanyak
yang
berupa
12
digunakan
ISSN : 2086-7719
digunakan
kandang
buah
untuk
kelompok
(BR1)
dengan
tempat
pakan
dan
Timbangan
Timbangan analitik Ohouse dengan
Tabel 1. Komposisi nutrien dari bahan
dalam
penelitian
ini
pakan perlakuan
untuk
Macam Bahan
Pakan
Protein
Kasar (%)
ME
(kkal/Kg)
Jagung 1)
8,7
3450
Bekatul 1)
12,0
1630
Konsentrat
BR1
20,0
3000
Ransum Penelitian
Perlakuan
RI
RII
RIII
RIV
Jagung
00,00
10,00
25,00
40,00
Bekatul
00,00
15,00
25,00
35,00
Konsentrat (BR1)
100,00
75,00
50,00
2500
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
20
18,42
15,68
12,93
3000,00
2839,50
2770,00
2700.50
Protein kasar
Energy (kkal/kg)
53
ISSN : 2086-7719
Metode Penelitian
membagi
Pengelompokan ayam
dikonsumsi
terdiri
dari
lima
ekor
ayam
pakan
dengan
yang
pertambahan
jumlah
kampung.
searah.
Data
kinerja
yang
diperoleh
Pengambilan data
Astuti (1980).
1. Konsumsi pakan
Konsumsi
ulangan
pakan
masing-masing
dihitung
setiap
minggu
ayam
tiap
kelompok
(gram/ekor/minggu).
dengan
cara
badan
diperoleh
mengurangi
pada
minggu
berat
saat
minggu
yang
pakan
sekali
kampung
untuk
setiap
variansi
pakan
menunjukkan
dengan
bahwa
menggunakan
pakan
dipengaruhi
beberapa
kualitas
pakan
yang
diberikan.
3. Konversi pakan
Konversi
ayam
konsumsi
pakan
dihitung
selama
diperoleh
setiap
penelitian
dengan
cara
54
ISSN : 2086-7719
Perlakuan
1
Rata-rata
R1 ( KB
100 %)
307,95
297,42
325,51
310,29b
R2 ( KB
75 %)
334,81
346,17
318,88
333,29ab
R3 ( KB
50 %)
382,40
487,98
324,77
398,30a
R4 ( KB
25 %)
345,43
320,17
307,16
324,25ab
Keterangan : a,b Nilai dengan superkrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang
nyata (P<0,05).
Hasil analisis variansi menunjukkan
konsentrat
broiler
dalam
ransum
1985).
berpengaruh
nyata
terhadap
konsumsi
Jumlah
pada
lebih
pakan
rendah
(g/ekor/minggu)
dibanding
dengan
R3
(2009)
ini
menunjukkan
dipengaruhi
oleh komposisi
nutrien
yaitu
rerata
bahwa
konsumsi
pakan
ayam
dengan
(g/ekor/minggu)
untuk
setiap
perlakuan
20,91 g/ekor/minggu.
ayam
mengkonsumsi
disubtitusi
untuk
memenuhi
Ayam
tidak
ransum
kebutuhan
dapat
terutama
energinya.
menyesuaikan
diri
jagung
ransum berbeda
dan
bekatul
dalam
ISSN : 2086-7719
Perlakuan
1
Rata-rata
R1 ( KB
100 %)
115,73
127,78
119,23
120,91a
R2 ( KB
75 %)
120,53
119,72
117,89
119,38a
R3 ( KB
50 %)
105,70
104,92
106,70
105,77b
R4 ( KB
25 %)
82,73
97,33
81,82
87,29c
pertambahan
bobot
yaitu
bobot
badan
yang
berbeda
ini
juga
Konversi Pakan
mempengaruhi
3,74.
kelamin,
hormon,
konsentrat
jagung
dan
broiler
yang
bekatul
dalam
ransum berbeda
berbeda
pengurangan
konversi
tidak
nyata
konsentrat
pakan
juga berbeda
yang
berarti
broiler sampai
ayam
kampung.
ISSN : 2086-7719
Perlakuan
1
Rata-rata
3
R1 ( KB
100 %)
2,66
2,33
2,73
2,57b
R2 ( KB
75 %)
2,78
2,89
2,71
2,79b
R3 ( KB
50 %)
3,62
4,08
2,95
3,55a
R4 ( KB
25 %)
4,18
3,29
3,75
3,74a
digunakan
R2.
Hal
ini
pengurangan
menunjukkan
konsentart
bahwa
lebih
efisien
dalam
broiler sampai
KESIMPULAN
Kesimpulan
Dari
hasil
penelitian
dapat
75%.
konsumsi
Sesuai
dengan
Kamal
(1999)
bahwa
pakan
yang
lebih
rendah,
pakan
dengan
pertambahan
Saran
Peternak
ayam
ransum
kampung
pada
dapat
memberikan
ternaknya
75%.
aking
(karak).
Hasil
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
dalam
ransum
ayam
kampung
ISSN : 2086-7719
58
ISSN : 2086-7719
PENDAHULUAN
Pengangkutan
ternak
dilakukan
sentra
produksi
ternak
dengan
sentra
produksi
ternak
konsumen.
Sebagai
contoh
permintaan
daging
sapi,
DKI
Jakarta
merupakan
daerah
konsumen
dengan
Jawa
Timur
Nusa
bahkan
dari
Sulawesi,
menyebabkan
ternak
harus
pengangkutan,
ternak
ISSN : 2086-7719
glukosa.
(Turner-Bagnara, 1976).
normal
tubuh
dan
kondisi
Hormon
insulin
merangsang
elektrolit
glukosa
langsung
mendapat
cadangan
glikogen
glikogen
otot
dipotong
sebelum
ototnya.
pada
Defisiensi
ternak
dan
glukosa
untuk
Perlakuan
memberikan
konsumsi
warna
sebelum
dapat
METODE PENELITIAN
Materi
ternak
setelah
ternak
dalam
memulihkan
tubuhnya,
sehingga
otot
berkontraksi
lebih
cepat.
Keadaan
memerlukan
laju
aliran
darah
meningkat
dalam
menyebabkan
otot,
peningkatan
kondisi
ini
Gula
pasir
sebanyak 3 kg,
yang
digunakan
yang
ini
mobilisasi
60
Metode
ISSN : 2086-7719
disiapkan
dalam
alat
suntik
sesuai
belakang.
domba
kepadatan
dibiarkan
0,145
berdiri
m2/ekor.
dengan
insulin
selesai,
domba
Sebelum
domba
rektal diukur.
diambil.
Setelah
selesai
penimbangan,
ditimbang
Domba
dan
sampel
dipotong
darah
dengan
cara
Rute
dari
Bogor Darmaga.
transportasi
adalah
dimulai
dilakukan
pengulitan,
dan
pengeluaran
Setelah
yang
bersih,
digunakan
karkas
adalah
ditimbang
paha
dan
bagian
dilakukan
fisik. Analisis
Pemberian
gula
pasir
ISSN : 2086-7719
mortem).
Peubah
penelitian
ini
yang
meliputi
diamati
pada
kadar
glikogen
susut masak.
0,2%
anthrone
(0,2
Prosedur analisisnya
High
Performance
Liquid
yaitu
KOH
atau
reaksi,
menggunakan
dengan
anthrone
dilakukan
(HPLC
95% asam sulfat (sulfuric acid = SA)
yaitu 5 ml H2O ditambah 95 ml SA.
dipanaskan
dalam
dengan
spektrofotometer
pada
Kurva
pH Daging
Pengukuran pH daging dilakukan
dengan
menggunakan
alat
pH
meter.
diencerkan
dengan
akuades
sampai
100
ml,
kemudian
ISSN : 2086-7719
masak
adalah
perbedaan
bimetal
mencapai
Percobaan
disusun
berdasarkan
Faktor
kedua
adalah
dan
dalam
menghasilkan
daging
pemotongan
meliputi
bentuk
pengangkutan,
tingkat
Analisis Data
bobot
sebelum
Setelah
ternak
Penanganan
jam.
percobaan diulang
Masing-masing
3
kali.
unit
Data yang
keadaan
iklim,
penanganan
selama
pengangkutan
penurunan
bobot
mengakibatkan
badan,
persentase
terjadinya
penyimpangan
kualitas daging.
Di negara yang mempunyai industri
SAS, 1999).
penting,
karena
ekonominya
merugikan
dengan
dari
penurunan
segi
harga
ISSN : 2086-7719
insulin
menurunkan
memenuhi
syarat
untuk
kesejahteraan
ternak.
sebanyak
0,3
dan
kadar
glukosa
0,6
IU
darah,
stres,
yang
diperlihatkan
oleh
karena
glukoneogenesis
katekolamin.
domba
laktat
setelah
proses
mengalami
hidup
penyusutan
daging
yang
konversi
hasil
proses
Bobot
dari
adanya
pencernaan
dihasilkan
selama
menjadi
daging.
otot
disebabkan
saluran
fosfat
oleh
susut
isi
energi
tinggi
(ATP).
Glikogen
ternak
setelah
glikogen
setelah
penelitian
ini
memberi
gula
otot.
Penanganan
pengangkutan
dilakukan
dan
dengan
insulin
dalam
cara
bertanggung
perubahan-perubahan
daging yang
jawab
terhadap
dalam
sifat-sifat
menyertai
penurunan pH
serta
terdapat
korelasi
yang
nyata
antara
64
ISSN : 2086-7719
y = 65.09x - 4.69
2
R = 0.48
90
70
50
30
10
0.6
0.7
0.8
0.9
1.1
1.2
Glikogen (%)
Gambar 1. Hubungan antara kadar glikogen dan asam laktat daging domba
Pada gambar 1., nampak bahwa
asam laktat
mempunyai
Persamaan
4,69
dengan
kadar
daging
65,09X
al.
dihasilkan.
(2003)
menyatakan
bahwa
jumlah
nyata
dengan
koefisien
korelasi
65
ISSN : 2086-7719
6.5
6.4
6.3
6.2
H6.1
p 6
5.9
5.8
5.7
5.6
y = -0.01x + 6.63
R = 0.70
30
40
50
60
70
80
Asam
laktat
daging
sangat
maka
sapi
persamaan
garis
Koefisien
korelasi
negatif
Y=-0,01X+
yang
6,63
kadar
Bali
asam
laktat
yang
Penurunan
juga
tinggi
mengalami
nilai
pH
stres
daging
asam
dipotong
laktat
daging.
maka
selama
Setelah
hewan
konversi
otot
66
ISSN : 2086-7719
y = 5.87x - 7.00
2
R = 0.12
40
30
20
10
5.6
5.7
5.8
5.9
6.0
6.1
6.2
6.3
6.4
pH
Gambar 3. Hubungan antara kadar asam laktat daging dan pH daging domba
berlangsung
terus
sampai
cadangan
pH
akhir
daging
juga
periode
istirahat
istirahat
dapat
dipersingkat
akan
penanganan
masak
dan
pH
menunjukkan
adanya
segera
pulih
selama
dan
menghasilkan
istirahat
sebelum
memperpanjang
stres.
periode
istirahat
akan
ISSN : 2086-7719
y = 5.87x - 7.00
2
R = 0.12
40
30
20
10
5.6
5.7
5.8
5.9
6.0
6.1
6.2
6.3
6.4
pH
dan
bahwa
Aalto
sapi
Dari
hasil
penelitian
ini
dapat
jantan
dipotong
gula
akan
pada
(1981)
meningkatkan
frekuensi
0,6%
dari
bobot
badan
dapat
perpanjangan
periode
istirahat
akan
kadar
pengangkutan
Perpanjangan
dapat
menguntungkan.
waktu
istirahat
glikogen
daging.
selama
Lama
jam
periode
dapat
68
ISSN : 2086-7719
Science. Ed
ke-4. Kendall/Hunt
penanganan
ternak
setelah
potong
Peternakan.
dapat
Volume 1: 30-33.
menurunkan
pH
akhir
daging.
kondisi
stres.
Edisi
Buletin
Tambahan.
kadar
glikogen
demikian
dapat
daging.
mencegah
Publishers. The
daging
nyata,
Saran
Dark-Cutting
kolerasi
Salah
setelah
satu
negatif
yang
penanganan
pengangkutan
adalah
ternak
dengan
Nijhoff
in
Beef.
Martinus
mengurangi
pengaruh
daging
yang
berkualitas
DAFTAR PUSTAKA
2001.
Principles
of
Meat
69
Lawrie
RA.
1995.
Ilmu
ISSN : 2086-7719
Daging.
UI Press. Jakarta.
Prosedur
Statistika
Pendekatan
Biometrik).
Biochemistry.
Academic
Di
dalam:
Hood
DE,
I.
1998.
transportasi
terhadap
Dark-Cutting
[tesis].
Nijhoff
Cetakan
Finland.
(Suatu
in
Beef.
Martinus
Pengaruh
dan
sifat-sifat
lama
istirahat
daging
Bogor:
Pascasarjana,
kondisi
Institut
sapi
Program
Pertanian
Bogor.
mixing
stress in
dark-cutting beef. Meat Sci. 10:53SAS. 1999. SAS Users Guide : Statistics
Version.
Analysis
Ed
Ke-5.
68.
Statistical
System Institute,
Cary.
N.C.
Composition
and
Meat
ISSN : 2086-7719
yang
pasir pantai
keterbatasan
lahan.
Kawasan
pantai
didominansi
fraksi
pasir
36,35%.
Kandungan
organik
tinggi
akan
menyebabkan
tanah
Kondisi
persoalan
demikian
lain
yakni
akan
diikuti
tanaman
akan
tanah
karena
percikan
air
Namun
tanah
tersebut
menyebabkan
meningkatnya
tidak
kandungan
merupakan
dibudidayakan
bawang
komoditi
di
tanah
yang
pasir
merah
dapat
pantai.
71
ISSN : 2086-7719
oleh
tersedianya
varietas-
terjadinya
cekaman
pasir
pantai
(Swasono,
2005).
yang
mengungkapkan
bahwa
Perbedaan tersebut
menggunakan
tanah
regosol,
pasir
pantai.
Sejalan
dengan
dan
tanah
pasir
pantai
Percobaan
rancangan
informasi
diperlukan
terdahulu,
perlakuan
menggunakan
faktorial
dengan
acak
dan
60%
air
tersedia
yang
telah
pada
lapisan
kedalaman 0-20 cm
top
secara
soil
komposit
pertanian).
Selanjutnya
tanah
ABA
dan
prolina)
guna
mekanisme
adaptasi
penelitian
pot
KAR,
Berdasarkan
tampaknya
tanaman
bawang
pertama
yakni
tanaman
dalam
250
200
bagian
daun
(vv).
80%
ISSN : 2086-7719
mempunyai
pasir pantai.
l dan direaksikan
l Tris-buffered garam ( 50 mM
NaCl
Estimasi
teknik
Sementara
ketiga sebanyak 50
dengan 200
dan
kandungan
mM
ABA
enzime-amplified
prosedur
MgCl2).
menggunakan
ELISA.
pengukuran
mengacu
prosedur
prolina
bebas
Laboratorium
dikeluarkan
dari
fase
oleh
toleran
pertumbuhan
akar
yang
baik
lebih
menyatakan
bahwa
perubahan
tanaman
terhadap
cekaman
(1996)
menegaskan
transpirasi
bahwa
merupakan
cair,
prolina
berbeda
Konsentrasi
yang
penelitian.
Kimia
tanggapan
dengan
merupakan
keduanya
dalam
petunjuk
keterlibatan
mekanisme
adaptasi
bawang
kekeringan.
merah
= Varietas peka
ISSN : 2086-7719
= Varietas toleran
Gambar 1. Bobot kering akar dan KAR daun tanaman bawang merah pada kondisi
cukup air dan tercekam kekeringan
Sejalan dengan pendapat Maestri et
(Davies
menyatakan
menunjukkan
bahwa
akan
terjadi
dan
Zhang,
hubungan
dan
linier
dengan
al.,
1996).
transpirasi
(Tardieu
Keterkaitan
ABA
Penurunan
pada Gambar 3.
potensial
air
tanah
dan
et
1991)
prolina
dalam
= Varietas peka
= Varietas toleran
Gambar 2. Kandungan prolina dan ABA tanaman bawang merah pada kondisi
cukup air dan tercekam kekeringan
74
ISSN : 2086-7719
CEKAMAN KEKERINGAN
PENERIMA SIGNAL
KAR Daun (-)
TRANSDUKSI SIGNAL
ABA (+)
EKSPRESI GEN
Tanggap Biokimia
SINTESIS PROTEIN
Protein Fungsional :
Prolina
Betain
Gula
Protein Regulator :
Protein kinasis
Phospholipase C
Protein penentu transkripsi
Gambar 3. Ilustrasi skematik hubungan antara KAR daun, ABA dan Prolina dalam
mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan
75
Tanggap
tanaman
terhadap
ISSN : 2086-7719
yang
relatif
lama
(mingguan
sampai
analisis
serta
tanda
diikuti
yang
kekeringan
di
daun
daun
penurunan
menyebabkan
KAR
potensial
daun
air
(Shinozaki
2+
dan
yang
pengisiam
biji
tanaman
(Passiora
mengalami
tidak
diikuti
sintesis
prolina
Yamaguch-
pengendali osmotik.
cekaman
dapat
peningkatan
dan IP3 di
(1996).
disidik
ABA
sebagai
dengan
senyawa
2+
Ca
tanaman
mengalami
cekaman
tanggapan
tanaman
terhadap
Kesimpulan
dikemukakan
berdasarkan
mempengaruhi
menentukan
ABA di
tajuk akan
ekspresi
sintesis
gen
protein
yang
(meliputi
fungsional
yang
dimaksud
di
gula
Shinozaki,
(Shinozaki
1997).
dan
Yamaguch-
Tampak
bahwa
diduga
setelah
tanaman
mengalami
mengalami
dapat
fakta
hasil
Konsentrasi
yang
kandungan prolina
kandungan
tanggap
ABA
tajuk
tajuk
dan
antara
adaptasi
bawang merah
tanaman
terhadap
cekaman
yang
menyebabkan
tajuk pada
perubahan
cekaman
DAFTAR PUSTAKA
Water
ISSN : 2086-7719
deficit-induced
and
R.S.
Barros.
Accumulation of
1995.
proline
and
quarterrary
alfalfa.
113.
ammonium
Monneveux, P. and
E. Belhassen. 1996.
729-734.
Root
Passioura,
J. B. 1996.
Drought
and
soil.
Regulation 20 : 79-83.
Annual
Review
of Plant
K.
F. Parcy,
N. Bertauche, F.
Bouvier-Durand,
108 : 376-381.
N.
Vertanian.
action
Shinozaki,
pasir
pertanian
Seminar
sumberdaya
pembangunan
K.
Yamaguchi
untuk
berkelanjutan. Makalah
Nasional
and
dan
K.
Pemanfaatan
lokal
untuk
pertanian
Sufyati, Y. 1999.
Karakter Morfofisiologi
Varietas
Bawang
(Alliumascalonicum
L.)
Merah
pada
Pascasarjana
Manggala.Yogyakarta.13 hal.
dipublikasi).
IPB
(Tidak
77
ISSN : 2086-7719
Fisiologi
Toleransi
Terhadap
Cekaman
Kekeringan
Pasir
Penelitian
Pantai.
Dosen
Laporan
Muda.
Dirjen.
of
droughted
plants experiences
water
stress?
78
ISSN : 2086-7719
Beberapa contoh :
Buku :
Indonesia,
diketik
dengan
computer
Germation
of
Seeds.
Pergamon
Press. 270 p.
Physiological
untuk koreksi.
and
Biochemical
dengan jelas.
33: 203-208.
Susunan
urutan
naskah
ditulis
sebagai berikut :
1. Judul dalam bahasa Indonesia.
2. Nama penulis tanpa gelar diikuti
alamat instansi.
3. Abstract dalam bahasa Inggris, tidak
lebih 250 kata.
Prosiding :
Kobayasshi,J. Genetic engineering of Insect
Viruses: Recobinant baculoviruses. P.
37-39. in: Triharso, S. Somowiyarjo,
K.H. Nitimulyo, and B. Sarjono (eds.),
Biotechnology for Agricultural Viruses.
6. Kesimpulan.
naskah
atau
mengembalikanya
untuk
bersangkutan.
Naskah yang dimuat dikenakan biaya
percetakan sebesar Rp 100.000,- dan
penulis menerima 1 eks hasil cetakan.
79
ISSN : 2086-7719
80