1
Ditjennak. 2012. Pedoman teknis pengembangan perbibitan kerbau tahun 2012
. Direktorat Jenderal Peternakan Deptan. RI. Jakarta.
Ditjennak.2012. Statistik peternakan 2012. Direktorat Jenderal Peternakan Deptan
RI. Jakarta
Ditjen PKH. 2013. Statistik peternakan tahun 2012.Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan, Jakarta.
Diwiyanto, K. dan E. Hendriwan. 2006. Strategi pengembangan ternak kerbau
: Aspek penjaringan dan distribusi. Pros. Lokakarya nasional usaha ternak
kerbau mendukung program kecukupan daging sapi. Sumbawa, 4 – 5
Agustus 2006. Puslitbang Peternakan bekerjasama dengan Direktorat
Perbibitan Ditjen Peternakan, Dinas Peternakan Propinsi Nusa Tenggara
Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa. Bogor. hlm. 3 – 12.
Fattah, S. 1998. Produktivitas kerbau lumpur yang di pelihara di padang pengem
balaan alam, (Kasus Oesu’u Nusatenggara Timur). Di sertai Universitas
Padjajaran Bandung.
Hardjopranjoto. 1995. Ilmu Kemajiran Ternak Airlangga University Press,
Surabaya.
Hellyward, J, F. Rahim dan Arlinda. 2000. Pemeliharaan ternak kerbau lumpur,
ditinjau dari aspek teknis pemeliharaan di Sumatera Barat. Jurnal
Peternakan vol 6 no 01, Februari 2000, hal 77-85.
Ibrahim, L. 2008. Produksi Susu, reproduksi dan manajemen kerbau perah di
Sumatera Barat, Jurnal Peternakan Vol 5 No 1 Februari 2008 (1 – 9).
Jainudeen, M.R.. and E.S.E. Hafez. 1980. Cattle and buffalo in reproduction in
farm animals. 7th Edition. Edited by Hafez E.S.E. Lippincott Williams &
Wilkins. Maryland. USA. 159 : 171.
Kosi, A.Z.T. 2002. Performans produksi dan reproduksi ternak kerbau lumpur di
Kecamatan Loli Kabupaten Sumba Barat.
Lubis, D.A.1963. Ilmu Makanan Ternak,P.T.Pembangunan Jakarta.
Lita, M. 2009. Produktivitas Kerbau Rawa di Kecamatan Muara Muntai,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Skripsi. S1 llmu produk
si dan teknologi peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/
1739/D09mli.pdf/ Diakses pada tangagal 25/09/2013
Lendhanie U. U. 2005. Karakteristik reproduksi kerbau rawa dalam kondisi
lingkungan peternakan rakyat. Kalimantan Selatan. Bioscientiae. Vol. 2
No 1. Januari:43-48
Martojo, H.S. Mansjoer dan E.Gunardi 1978.Beberapa sifat reproduksi pada
kerbau di propinsi Bali Proc. Seminar Ruminansia . Direktorat Jendral
Peternakan & P-4 dan fakultas IPB,Bogor.
2
Murti, T.W dan Ciptadi.G. 1987. Kerbau perah dan kerbau kerja.P.T.Mediyatama
Sarana Perkasa,Jakarta.
Muthalib, H.A. 2005. Potensi sumberdaya ternak kerbau di nusa tenggara
barat. lokakarya nasional usaha ternak kerbau mendukung kecukupan
daging sapi: Dinas Peternakan Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Murti, T.W dan Ciptadi.G. 1987.Kerbau perah dan kerbau kerja.P.T.Mediyatama
Sarana Perkasa,Jakarta.
Nenot, E.A.N. 1979 . Pengaruh kesempatan berkubang terhadap berahi dan siklus
berahi pada kerbau lumpur . Thesis Fapet Undana yang berafiliasi dengan
Fapet IPB bogor.
Partodiharjo,S. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan,Mutiara Bandung.
Parakkasi, A. 1997. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Pawarti, M.D. Meniek dan Herianti. 2009. Penampilan reproduksi dan produksi
kerbau pada kondisi peternakan rakyat di Pringsurat Kabupaten
Temanggung. Seminar dan lokakarya nasional kerbau 2009. Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. http://www.undip.ac.id.
Diakses 05 Januari 2012.
3
Schillo, K.K. 1992. Effect of dietary energy on control of luteinizing hormone
secretion in cattle and sheep. J. Anim Sci. 70: 1271-1282
Sianturi, R.G., B. Purwantara, Amrozi dan P. Situmorang. 2012. Optimasi
inseminasi buatan pada kerbau lumpur (Bubalus bubalis) melalui teknik
sinkronisasi estrus dan ovulasi. JITV 17: 92 – 99.
Siregar, A.R.P. Situmorang. M. Zulbadri, L,P. Batubara., A. Wilson., E. Basuna.,
S. E. Sinulingga dan C. H. Sirait. 1998. Peningkatan produktivitas kerbau
dwiguna (daging dan susu). Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Petrnakan, Bogor.
Situmorang, P. 2005. Effect the administration of human chorionic
gonadotrophin (hco) following superovulation in buffalo. Ilmu Peternakan
dan. Veteriner 10: 286-292
Subiyanto. 2010. Populasi Ternak Kerbau Semakin Menurun. Publikasi Budidaya
Ternak Ruminansia. (http://www. Ditjennak.go.id/bulletin/artikel_3pdf)
Suhari, B. 1996. Identifikasi ternak kerbau lumpur pola peternakan rakyat di
kabupaten Sawahlunto Sijunjung. Skripsi. Fakultas Peternakan
Universitas Andalas, Padang.
Suda, T. G. Nd. 2013. Analisis pendapatan dan kelayakan usaha ternak kerbau di
kecamatan wewewa selatan kabupaten sumba barat daya. Skripsi Fapet
Undana. Kupang.
Sugeng, Y., dan Bambang, 2003. Sapi potong pemeliharaan, perbaikan produksi,
prospek bisnis dan analisis penggemukan. Penebar swadaya, Jakarta.
Sobang, Y.U.L. 2010. Strategi pengembangan ternak kerbau berbasis sumber daya
lokal di Nusa Tenggara Timur.Fakultas Peternakan Universitas Nusa
Cendana. Kupang
Sosroamidjojo, S.M. 1989. Ternak potong dan kerja.CV Yasaguna Jakarta.
Sutardi, T. 1978. Intensitas pencernaan pada Kerbau. Pros. Seminar Ruminansia.
Bogor, 24 – 25 Juli 1978. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 1 – 4.
Sutardi, T. I. Kismono, R. Soeyudono, M. Duljaman dan Suryahadi. 1981.
Laporan survey pengembangan kerbau rawa di Propinsi Kalimantan
Tengah. Kerjasama Pemerintah Daerah Tingkat I Kalang dengan Fakultas
Peternakan IPB, Bogor.
Sulistyowati, E., K. Emran., L. Sutarno., dan G. Tampubolon. 2009. Penampilan
reproduksi sapi perah FH (Friesh Holland) dan pertumbuhan pedetnya
pada umur 1-3 bulan (Studi Kasus di Desa Air Duku dan Desa Air Putih
Kali Bandung, Slupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia Vol. 4.No 1.
4
Suryana, 2007. Usaha pengembangan kerbau di Kalimantan Selatan. Jurnal
Litbang Pertanian.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Kalimantan
Selatan.www.http/pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3264073,pdf.D
diakses pada tanggal 24Pebruari, 2013.
Talib, C. 2008. Kerbau Ternak Potensial yang di Anaktirikan.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. Bogor
Therik, J.F. 1977. Kemampuan perkembangbiakan kerbau dikabupaten kupang
darat Timor.Thesis Fapet Undana,Kupang
Toelihere, M. R. 1977. Fisiologi Reproduksi Hewan Ternak. Bandung Penerbit
Angkasa
Toelihere, M.R. 1979. Peternakan kerbau dan produksinya di Indonesia.Dalam
Media veteriner.vol 1 no. 1 Maret 1979 Fakultas Kedokteran Veteriner
Institute Pertanian Bogor,boogor.
Toelihere M.R. 1985. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Universitas
Tomaszewska, M. W., I. K. Sutama, I. G. Putu, dan D. C. Thamrin, 1991.
Reproduksi, tingkah laku dan produksi ternak di Indonesia. PT Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Usri, N. 1994. Reproduksi Kerbau Lumpur Betina. Bulletin PPSKI, No. 43 Tahun
IX April-Juni, hlm. 23
Utoyo, R.P. 1985. Kerbau manfaat untuk rakyat Indonesia. Lembaga Ilmu pengeta
huan Indonesia, Jakarta Indonesia Press: Bogor
Wijaya, Ibnu. 2008. Ilmu Reproduksi Ternak Mata kuliah Peternakan. Jurusan
Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Udayana. 2008.
http://one.indoskripsi.com
Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.
Terjemahan: Darmadja D. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Winugroho, M. 2002. Strategi pemberian pakan tambahan untuk memperbaiki
efisiensi reproduksi induk sapi. Jurnal Litbang Pertanian. 21(1) : 19- 23.
Zen, Z. 1984. Fisiologi reproduksi pada ternak sapi dan kerbau. Laporan penelitian
penelitian proyek peningkatan dan pengembangan perguruan tinggi
Universitas Andalas, Padang.
ZulbardI, M. dan S. Sastrodihardjo. 1983. Pendugaan bobot lahir anak kerbau
rawa berdasarkan lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
Wartazoa 1(1): .45 – 48