Anda di halaman 1dari 11

PETUNJUK TEKNIS

PENGEMBANGAN HIJAUAN PAKAN TERNAK MELALUI


PENGADAAN BIBIT RUMPUT GAJAH (pennisetum
purpureum), BIBIT RUMPUT SETARIA (setaria sphacelata),
DAN BIBIT RUMPUT SORGHUM (sorghum bicolor l.)

BIDANG PRASANA, SARANA DAN PENYULUHAN

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

TAHUN ANGGARAN 2017

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 1


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan sektor peternakan dewasa ini cukup mendapat perhatian


mengingat sektor peternakan memberikan sumbangsih yang cukup berarti
terhadap penerimaan domestik bruto (PDRB) lokal maupun nasional. Salah satu
unsur penunjang keberhasilan usaha peternakan adalah pakan. Pakan dengan
kuantitas dan kualitas yang baik akan menghasilkan ternak dengan produktivitas
yang tinggi pula. Bahkan dalam analisa usaha peternakan 60-70% biaya
dikeluarkan untuk pembelian pakan, baik ternak besar, ternak kecil maupun
usaha ternak unggas.
Pada ternak besar seperti ternak sapi pakan utama yang dibutuhkan adalah
rumput/hijauan. Hijauan merupakan pakan alami ternak ruminansia yang
merupakan komponen vital untuk keberhasilan usaha budidaya peternakan baik
itu penggemukan maupun usaha breeding. selain itu diperlukan pakan subtitusi
atau pakan tambahan seperti konsentrat, dedak, bungkil kelapa, bungkil kedelai
dan semacamnya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperoleh tanaman
rumput seperti protein dan kandungan energi.
Rumput sebagai salah satu pakan utama ternak sapi kurang mendapat
perhatian khusus dari peternak karena sistem pemeliharaan yang masih bersifat
tradisional dan semi intensif. Pada umumnya peternak tidak memiliki kebun
hijauan untuk makanan ternak sehingga para peternak membawa atau
menggembalakan ternaknya pada lahan atau padang rumput dengan kualitas
rumput yang tidak baik. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produktivitas ternak.
Mengingat potensi lahan di Kabupaten Konawe masih cukup luas, maka
sangat dimungkinkan perluasan areal lahan hijauan pakan ternak atau areal
padang penggembalaan dengan memanfaatkan tanah kosong. Pengadaan bibit
rumput yang berkualitas dapat menambah semangat masyarakat untuk
memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami hijauan pakan ternak. Kegiatan
pengadaan bibit rumput dilaksanakan dalam bentuk padat karya melalui
mekanisme bantuan social dimulai dari identifikasi dan penetapan lokasi,
pengolahan lahan, pemagaran, hingga penanaman bibit rumput dan pemupukan.
Untuk itu diperlukan petunjuk teknis ini sehingga dalam pelaksanaannya dapat
diperoleh hasil yang sesuai dengan yang direncanakan.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan kegiatan Pengadaan Bibit Rumput adalah :


a. Memberi bibit rumput berkualitas pada kelompok peternak
b. Memperluas areal padang penggembalaan

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 2


c. Meningkatkan kualitas pakan hijauan ternak
d. Mendorong masyarakat untuk melakukan penanaman hijauan pakan ternak

1.3 Sasaran

Sasaran kegiatan pengadaan bibit rumput adalah : masyarakat atau kelompok


masyarakat yang memiliki dan memelihara ternak, dan memiliki lahan untuk
menanam hijauan pakan ternak

1.4 Ouput yang diharapkan

Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :


a. Meningkatnya kuantitas dan kualitas hijauan pakan ternak
b. Meningkatnya areal padang penggembalaan
c. Meningkatnya pengetahuan dan wawasan peternak tentang manfaat
memelihara dan memiliki hijauan pakan ternak

1.5 Manfaat

1. Memudahkan peternak dalam memelihara ternak khususnya dalam pemberian


pakan hijauan
2. Meningkatnya mutu dan kuantitas hijauan pakan ternak

1.6 Dampak

Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini adalah masyarakat akan terdorong
untuk menanam dan memelihara hijauan pakan ternak serta meningkatnya lahan
hijauan pakan ternak dan padang penggembalaan.

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 3


II. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

2.1 Pengertian
1. Bibit rumput adalah bibit hijauan pakan ternak yang berkualitas, memiliki
kemampuan adaptasi dan daya tumbuh yang baik, dan dapat dikonsumsi oleh
ternak
2. Kebun/lahan hijauan pakan ternak adalah lahan tempat ditanamnya bibit
rumput berkualitas dan dapat pula digunakan sebagai padang penggembalaan

2.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan pengadaan bibit rumput ini meliputi namun tidak terbatas
pada :
1. Pengadaan bibit rumput
Kegiatan pengadaan bibit rumput dilaksanakan oleh kelompok tani yang telah
ditetapkan sebagai penerima kegiatan ini dan diawasi oleh tim teknis dari
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kab. Konawe
2. Penanaman bibit rumput
Penanaman bibit rumput dilaksanakan oleh kelompok tani penerima bantuan
pada lahan yang telah ditunjuk dan ditetapkan dengan tahapan sebagai berikut
:
a. Pengolahan lahan
b. Pembuatan guludan
c. Pemupukan dasar
d. Penanaman
e. Pemagaran
f. Sarana lainnya yang diperlukan

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 4


III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Dasar Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan inseminasi buatan didasarkan pada Dokumen Pelaksanaan


Anggaran (DPA-SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Konawe
Tahun 2017.

3.2 Waktu dan Tempat

Kegiatan pengadaan bibit rumput dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari


kalender yaitu pada tanggal …… s.d ………………….. 2017 di Desa …………………………….
Kabupaten Konawe

3.3 Ketentuan dalam pembukaan Kebun Hijauan Pakan ternak

Kebun hijauan pakan ternak ditempatkan pada lahan yang letaknya tidak jauh dari
kawasan peternakan. Lokasi kebun hijauan pakan ternak ditetapkan melalui SK
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Konawe dengan ketentuan
sebagai berikut :

a. Standar Teknis
1. Memiliki kesuburan tanah yang baik dengan pH berkisar antara 6,5 - 7
berdasarkan hasil analisa tanah
2. Mempunyai kemiringan tanah kurang dari 18 derajat
3. Tersedia sumber air alami atau sumber air buatan
4. Luas lahan minimal 2 Ha
5. Jarak kebun hijauan pakan ternak yang akan dibuka dengan kawaan
peternakan mudah dijangkau

b. Kriteria
1. Kriteria Calon Lokasi
a. Status tanah dan batas kepemilikannya jelas, tidak dalam sengketa dan
tidak tumpang tindih dengan proyek/kegiatan lainnya
b. Terbentuk kelompok peternak yang bersedia memelihara dan
mengembangkan kebun hijauan pakan ternak
c. Lokasi mudah dijangkau dan diharapkan terdapat jalan yang mudah
diakses serta tersedia petugas yang membina
2. Kriteria Peternak Calon Penerima
Diutamakan kepada kelompok peternak yang telah memiliki ternak
ruminansia baik secara swadaya maupun berasal dari bantuan pemerintah

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 5


c. Pembiayaan
Pelaksanaan kegiatan ini dibiayai melalui DPA-SKPD Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kab. Konawe Tahun Anggaran 2017 dengan komponen biaya
sebagai berikut :
1. Konstruksi : Pembersihan lahan, pengolahan tanah, pemupukan dan
penanaman
2. Saprodi : Pupuk dan Bibit rumput
3. Pemagaran
Rincian biaya dituangkan dalan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagaimana
terlampir

d. Spesifikasi
1. Kayu Pagar
Ukuran : Diameter 12 cm, Panjang 2,5 m
Jenis kayu : Kulahi
2. Kayu Pagar Semu/Hidup
Ukuran : Diameter 7-10 cm, Panjang 2,5 m
Jenis kayu : Gamal
3. Bibit Rumput
Jenis : Rumput Gajah, Rumput Setaria, Rumput Sorghum
4. Pupuk
Jenis : KCL dan Urea

3.4 Jenis, Pemilihan dan Cara Penanaman Bibit Rumput


A. Bibit Rumput gajah (pennisetum purpereum)

Rumput Gajah (pennisetum purpureum) adalah rumput berukuran besar dan


mengandung nutrisi tinggi, biasanya dipakai sebagai pakan ternak seperti
sapi, kambing atau gajah. Ketahanan rumput gajah dari cuaca panas adalah
kelebihan yang jarang di dapat dari tanaman sejenis lain. Adapun morfologi
rumput gajah sebagai berikut : Rumput gajah tumbuh tegak lurus, tinggi
tanaman dapat mencapai 7 meter, berbatang tebal dan keras, daun panjang,
dan berbunga seperti es lilin. Kandungan gizi rumput gajah terdiri dari
19,9% bahan kering; 10,2 % protein kasar; 1,6% lemak; 34%,2 serat kasar;
11,7% abu. Kandungan ini akan sangat dibutuhkan oleh ternak ruminansia
seperti sapi atau kerbau.
Cara Penanaman :
(Pertama) Pembersihan lahan
(Kedua) Pengolahan tanah dilakukan pada akhir musim kemarau sehingga
penanaman dapat kita dilakukan pada awal musim hujan.
(Ketiga) Pembuatan lubang-lubang tanaman. Jarak yang digunakan 60 x 100
cm, atau bisa disesuaikan.
Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 6
(Ketiga) Jika menggunakan asumsi jarak tanam di atas, maka membutuhkan
sekitar 17.000 bahan stek untuk lahan seluas 1 hektar.
Cara Pemupukan
1. Pemupukan di lakukan dua kali dalam setahun. Yaitu pada saat pengolahan
lahan dan setelah 6 bulan. Biasanya rumput gajah akan di panen setiap
40-50 hari setelah tanam. Pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk P dan
K dengan takaran masing-masing 200 kg DS dan 200 kg ZK per hektar.
2. Pupuk N diberikan 200 kg ZA/ha/tahun setiap kali setelah 2 – 4 kali
pemotongan.
3. Dapat juga digunakan pupuk kandang sebanyak 400 kw/ha/tahun yang
diberikan pada waktu pengolahan tanah dan setelah pemotongan.

B. Bibit Rumput Setaria


Rumput setaria (Setaria sphacelata) adalah tanaman rumput tahunan yang
biasanya dipakai sebagai pakan ternak. Rumput ini dikenal pula dengan
sebutan golden timothy. Sejak didatangkan dari Australia pada tahun 1967,
tanaman ini kini sudah menyebar luas di seluruh pelosok Indonesia.
Tanaman rumput setaria dapat tumbuh dengan baik di daerah yang
berketinggian 1300 meter dpl. Curah hujan yang cocok untuk mendukung
pertumbuhannya berkisar antara 625-1250 mm/tahun. Setaria merupakan
tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan. Meski begitu, rumput ini
juga mampu bertahan hidup di tempat yang agak tergenang air asalkan
bukan rawa-rawa.
Rumput setaria termasuk salah satu rumput unggul yang bisa hidup
sepanjang tahun. Rumput ini mengandung protein kasar dengan kadar 13,09
persen dan serat kasar sebanyak 30,15 persen. Tingkat produksinya sangat
dipengaruhi oleh umur pemotongannya. Rata-rata produksi hijauan ini
sekitar 160-170 ton atau kurang lebih 20-45 ton bahan kering setiap hektar
per tahun.
Tahap Penanaman
Terdapat 3 teknik penanaman rumput setaria yang baik antara lain
penyebaran benih, penanaman benih dalam garitan, dan penanaman dengan
sobekan rumpun. Teknik penanaman dengan penyebaran benih dilakukan
dengan menyebar benih-benih rumput setaria tersebut langsung di atas
permukaan tanah, lalu tutup kembali dengan lapisan tanah yang tipis.
Kebutuhan benih yang diperlukan dalam teknik penanaman ini berkisar 5-10
kg/hektar.
Pada penanaman benih rumput setaria dalam garitan, perlu membuat garitan
dengan kedalaman 2-3 cm terlebih dahulu. Setelah itu, benih-benih tadi
disebar di dalam garitan kemudian ditutup kembali memakai tanah. Jarak

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 7


antara garitan yang ideal adalah 50 cm. sehingga perkiraan kebutuhan benih
ialah 2-3 kg/hektar.
penanaman dengan sobekan rumpun dilaksanakan dengan menanamkan bibit-
bibit rumput setaria di dalam lubang tanam sedalam 10-15 cm. Jarak
penanaman yang disarankan yaitu 50 x 50 cm. Jadi sobekan rumpun yang
dibutuhkan yakni 40.000/hektar. Berikutnya padatkan tanah di sekitar
bibit agar tidak mudah goyah.
Tahap Perawatan
Supaya diperoleh hasil produksi hijauan dengan tingkat produktivitas yang
tinggi, rumput setaria perlu dipupuk secara berkala. Pupuk utama yang
digunakan untuk mendukung pertumbuhannya yaitu pupuk nitrogen yang
terdiri dari pupuk urea 1.600 kg/ha/tahun, ZA 400 kg/ha/tahun, dan TSP
400 kg/ha/tahun. Apabila tingkat keasaman media tanam bersifat terlalu
asam, bisa menaburkan kapur pertanian dalam dosisi yang secukupnya agar
pH tanah tersebut bertambah menjadi 6-6,5.
Tahap Pemanenan
Pemanenan rumput setaria dilakukan dengan memotong rumput-rumput
tersebut. Waktu pemanenan yang paling baik adalah pada saat rumput
berusia 30 hari dan tingginya sudah mencapai 90 cm. Tahap pemanenan ini
sebaiknya dikerjakan ketika masa pertumbuhan vegetatif atau sebelum
rumput menghasilkan bunga. Ini disebabkan setelah masa tersebut, rumput
setaria tidak akan lagi mengalami proses pertumbuhan.

C. Bibit Rumput Sorghum


Salah satu hijauan makanan ternak yang layak untuk dibudidayakan dan
dikembangkan adalah sorghum spp. Sorghum memiliki beberapa varietas
atau jenis yang memiliki kemampuan produksi yang berbeda-beda. Sorghum
spp merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber
hijauan bagi ternak ruminansia, bijinya dapat digunakan untuk bahan pangan
maupun pakan dan batangnya dapat diproses untuk bioenergi. Saat ini telah
banyak tersedia varietas sorghum yang telah diperbaiki produksinya untuk
dibudidayakan baik untuk serealia, hijauan pakan maupun untuk tujuan ganda
yaitu pangan dan pakan. Biji sorghum dapat dijadikan tepung untuk
menggantikan terigu dan dapat diolah menjadi bermacam makanan, seperti
mi, roti, cake, kue kering serta makanan lainnya.
Varietas sorghum untuk hijauan pakan ternak, dapat merupakan hijauan
potong maupun diawetkan sebagai hay maupun silase. Sorghum kebanyakan
mempunyai protein dan produksi hijauan yang mirip dengan tanaman jagung.
Tanaman sorgum mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan tanaman
serealia lainnya seperti jagung dan gandum yaitu:

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 8


 mempunyai daya adaptasi yang relatif luas dan dapat tumbuh di hampir
semua jenis tanah meskipun kurang tahan terhadap tanah masam.
 tanaman sorghum lebih tahan kekeringan dan panas karena sorghum paling
sedikit kebutuhannya akan air dibanding jagung dan gandum, sehingga dapat
diusahakan di lingkungan semi-arid (kering),
 kandungan nutrisi biji sorgum cukup tinggi bila dibandingkan dengan jagung
dan padi, sehingga dapat digunakan untuk perbaikan gizi masyarakat.

kebutuhan benih untuk pertanaman sorgum berkisar 10 kg/ha dengan jarak


tanam 70 cm x 20 cm atau 15-20 kg/ha dengan jarak tanam 60cm x 20 cm.
Sembilan varietas/galur Sorghum bicolor biji ditanam langsung di lapangan,
tiap lubang ditanam 3 biji dan setelah tumbuh dipertahankan 1 tanaman.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos komersial, dengan dosis 2,5
ton/ha dan pupuk kimia, sebagai pupuk dasar adalah SP36 sebanyak 100
kg/ha, KCl 90 kg/ha dan urea 150 kg/ha.
Hasil pengamatan pertumbuhan, yaitu dengan pengukuran tinggi tanaman
dilakukan pada 65 hari setelah tanam dan umur 45 hari setelah panen.
Pertumbuhan awal sorghum dengan berbagai varietas/galur belum
menunjukkan perbedaan. Namun pada umur 45 hari ratton 1, varietas super
2, G5 dan Super 1 menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding
yang lain.
Umur tanaman 65 hari, ada 5 varietas/galur yang belum berbunga yaitu
Super 2, G5, Kawali, PAC 593 dan PAC 537. Sedang yang paling banyak
sudah berbunga adalah varietas Super1.
Pada umur 110 hari, tanaman di panen sebelum berbiji. Produksi bagian atas
tanaman, yang terdiri dari daun dan batang bervariasi diantara varietas
atau galur yang diuji dan antar panen.
Dari parameter produksi dan kualitas hijauan, maka varietas Super 1
dapat dibudidayakan sebagai sumber hijauan di daerah kering beriklim
kering.
Di samping itu varietas Super 1 varietas bukan hasil hibridisasi sehingga
kemungkinan terjadi segregasi bila ditanam dengan bijinya, kecil. Keragaman
produksi maupun kualitas hijauan dari beberapa varietas/galur Sorghum
bicolor, merupakan peluang melakukan pemuliaan untuk mendapatkan
varietas sorghum yang mempunyai produksi dan kualitas tinggi sebagai
sumber hijauan pakan ternak.

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 9


IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

4.1 Monitoring dan Evaluasi

Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan perluasan areal kebun


hijauan pakan ternak perlu dilakukan pemantauan/monitoring secara berkala dan
berkelanjutan oleh petugas lapangan/tim teknis sehingga dapat dievaluasi
sebagai bahan perumusan dan kebijakan lebih lanjut dalam pembangunan
peternakan.

4.2 Pelaporan

a. Laporan kegiatan dilakukan sejak mulai dilaksanakan persiapan sampai dengan


selesainya kegiatan ini.
b. Alur Pelaporan
Pihak Kelompok peternak sebagai penerima bantuan sekaligus pelaksana
kegiatan mengirim laporan kepada PPTK dengan tembusan kepada Kepala
Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan Kabupaten Konawe. Laporan dibuat
dan dikirim setiap selesainya tiap-tiap item pekerjaan dilengkapi dengan foto
dokumentasi

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 10


V. PENUTUP

Pengembangan hijauan pakan ternak merupakan kegiatan yang dapat menunjang


peningkatan produktivitas ternak sehingga perlu terus untuk di laksanakan. Kegiatan
ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi hijauan pakan ternak dan
pemanfaatan lahan kosong menjadi kebun hijauan pakan ternak.

Dengan petunjuk teknis ini diharapkan semua pelaksana kegiatan dari tingkat
Kabupaten, Kecamatan dan Desa melaksanakan kegiatan secara baik dan benar menuju
tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.

Unaaha, 2017

Mengetahui : Penanggung Jawab Kegiatan/


Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kepala Bidang Prasarana, Sarana
Kabupaten Konawe dan Penyuluhan

JUMRIN, S.Pt JAENUDDIN, SP


NIP. 19650505 198708 1 001 NIP. 19650603 198903 1 019

Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 2017 11

Anda mungkin juga menyukai