PENDAHULUAN
198
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997
Sebanyak 495 sampel serum darah sapi diterima dari Dinas Peternakan
Kabupaten Bogor yang berasal dari 3 kecamatan yang berbeda yaitu
kecamatan Cijeruk, Cisarua dan kecamatan Ciampea (Cibungbulang) untuk
dilakukan pemeriksaan brucellosis . Seluruh sampel disimpan di dalam freezer
pada suhu -20C sampai digunakan untuk pemeriksaan . Pencatatan seperti
asal serum dan jumlahnya dilakukan terhadap semua sampel yang diterima .
Uji Serologis
Uji pendahuluan terhadap seluruh sampel dilakukan dengan mengguna-
kan teknik RBPT mengikuti prosedur yang telah baku dilakukan di Australia .
Uji RBPT dilakukan sebagai seleksi sampel, kemudian serum yang positif
terhadap brucellosis di uji lebih lanjut dengan teknik CFT mengikuti prosedur
yang di terangkan oleh Alton dkk . (1975) .
1 99
Lokakarya Fungsional Non Peneli6 1997
20 0
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997
reaktor tertinggi dilaporkan tercatat di DKI Jakarta yang diikuti oleh Jatim,
Jateng dan Aceh masing-masing sebesar 11,8%, 8,3% ; 2,7% dan 0,2%
(Setiawan dkk ., 1995) .
Apabila dibandingkan dengan kejadian di masing-masing daerah ter-
sebut di atas maka hasil analisis pada sampel ini terlihat masih Iebih tinggi
dari Jateng dan Jatim . Risiko munculnya penyakit ini dikhawatirkan dapat
terjadi sewaktu-waktu apabila tidak dilakukan pengendalian penyakit secara
balk seperti vaksinasi yang teratur, terutama untuk daerah Kabupaten Bogor .
Hasil pemeriksaan serologis dengan uji pengikatan komplemen pada
serum sapi .
Tabel 1 . Hasil analisis sampel serum sapi asal kabupaten Bogor dengan
menggunakan teknik CFT
Kecamatan :
1 . Cijeruk 186 173 13 6,9
2 . Cisarua 294 274 20 6,8
3 . Cibungbulang 15 14 1 6,6
KESIMPULAN
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drh . Agus Sudibyo MSiL dan
Dr. Endhie D . Setiawan MS atas dukungan dan saran yang telah diberikan
dalam penulisan makalah ini .
201
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997
DAFTAR BACAAN
202