Oleh
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako
Mengetahui,
Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Matakuliah Teknologi Pascapanen
iii
RINGKASAN
iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH
Laporan Praktikum Teknologi Pascapanen ini disusun untuk memenuhi tugas mata
dari bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan
laporan ini.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada;tim Dosen
tentu banyak kekurangan. Sehingga, penulis mengharapkan saran yang positif dan
kritik yang membangun yang Insya Allah akan menjadi bahan perbaikan yang lebih
lanjut. Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
Penyusun
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................iii
RINGKASAN ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ............................ v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
vi
4.1.1 Hasil ..................................................................................................... 12
4.1.2 Pembahasan.......................................................................................... 14
4.2 Pengaruh Tingkat Kematangan Saat Panen ........................................ 15
4.2.1 Hasil ..................................................................................................... 15
4.2.2 Pembahasan.......................................................................................... 17
4.3 Pengaruh Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan ............................. 19
4.3.1 Hasil ..................................................................................................... 19
4.3.2 Pembahasan.......................................................................................... 21
vii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Pengamatan Buah Pisang Sebelum Disimpan .......................................... 12
viii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Pisang kontrol sebelum penyimpanan ............................................ 13
ix
BAB 1 I. PENDAHULUAN
tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai
komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat
disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau
pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pe ngolahan primer (primary
processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai
yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat
tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehenda ki atau
industri.
kondisi baik dan sesuai/tepat untuk da pat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku
berbagai bidang kajian antara lain Penanganan pasca panen pada komoditas
perkebunan yang ditanam dalam skala luas seperti kopi, teh, tembakau dll., sering
mendapatkan benih yang baik dan mempertahankan daya kecambah benih dan
vigornya sam pai waktu penanaman. Teknologi benih mel iputi pemilihan buah,
dll.Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa biji-
bijian (cereal/grains), ubi-ubian dan kacangan yang umumnya dapat tahan agak
lama disimpan, bertujuan mempertaha nkan komoditas yang telah dipanen dalam.
polong alot, ubi berwarna hijau (greening), terlalu matang, dll. Perlakuan dapat
Penanganan pasca panen yang baik akan menekan Kehilangan (losses), baik
dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari penurunan kualitas sampai
komoditas tersebut tidak layak pasar (not marketable) atau tidak layak
2
dikonsumsi.Untuk menekan kehilangan tersebut perlu diketahuiSifat biologi hasil
yang sesuai
1.2 Tujuan
cara penyimpanan yang baik agar daya simpan buah dapat diperpanjang dengan
pengunaan KMnO4.
Tujuan dari praktikum pengaruh tingkat kematangan saat panen dan suhu
3
BAB 2 II. TINJAUAN PUSTAKA
Buah-buahan yang sudah tua dan menjelang masak akan menghasilkan gas
etilen yang cukup banyak, dan gas ini akan memacu terhadap pemasakan buah.
Produksi etilen sendiri akan dipacu dengan adanya udara (Oksigen) dan suhu.
Kundisi udara semakin banyak dan suhu semakin tinggi akan memacu adanya
Untuk mengendalikan pemasakan tersebut maka gas etilen harus segera dikurangi
disekitar kumpulan buah. Untuk mengurangi gas etilen tersebut diantaranya dapat
menggunakan zat penyerap gas. Senyawa penyerap etilen telah dicoba beberapa
macam seperti karbon aktif yang diberi Brom dan Selit dengan KMnO4 kemudian
kemasan pisang maka dapat menambah umur simpan pisang selama 2 minggu.
seluruh C2H4 yang dikeluarkan buah pisang yang disimpan dalam kantong
polietilen tertutup rapat. Untuk menciptakan kemasan bebas etilen, KMnO4 sebagai
sebagai penyerap oksigen. Perlu diketahui bahwa kontak langsung dengan KMnO4
dengan produksi pertanian sangat tidak direkomendasikan. Selain itu, sifat cair
penyerap (batu apung, spon, silica gel, dan vermikulit) yang paling efektif untuk
inforemasi mengetahui jumlah dan konsentrasi KMnO4 dan asam L-akorbat serta
jenis serta jenis adsorbenya yang paling efektif untuk memperpanjang masa simpan
masa simpan buah kiwi yang dikemas dalam plastik dan disimpan pada suhu
0,5oC selama 10 minggu, rasa buah kiwi masih normal (Scott et al. 1984).
Penggunaan KMnO 4 pada vermikulit dengan konsentrasi sebesar 400 g/l dapat
memperpanjang masa simpan buah pisang (Scott & McGlasson 1988), dan
penggunaan larutan KMnO4 pada butiran tanah liat dengan konsentrasi 30 g per
kg buah segar dapat mempertahankan masa simpan pisang Raja Bulu sampai 18
Aplikasi KMnO4 dan asam askorbat ditambah dengan arang aktif sebagai
dalam stoples yang telah berisi sachet penyerap etilen (KMnO4) dan sachet
5
perlakukan KMnO4 100 ppm dan asam askorbat 100 ppm pada suhu 13oC
dapat mempertahankan warna hijau kelopak buah manggis selama 20 hari, setelah
itu kelopak menjadi coklat dan kering, sedang pada suhu ruang hanya dapat
bertahan 12 hari. Kombinasi perlakuan KMnO4 100 ppm dan asam askorbat 600
ppm pada suhu 13oC dapat mempertahankan sifat fisiko-kimia (warna buah, susut
bobot, kekerasan, laju respirasi, dan padatan terlarut total) buah manggis selama
terjadi karena KMnO4 sebagai pengoksida dapat bereaksi atau mengikat etilen
dengan memecah ikatan rangkap yang ada pada senyawa etilen menjadi bentuk
dalam kemasan dan dianggap paling aman untuk digunakan. Pada prinsipnya,
reaksi yang terjadi ialah asam L-askorbat dioksidasi menjadi asam dehidro L-
1999). Reaksi ini menunjukkan bahwa keberadaan asam L-askorbat aktif dan O2
lambat, sehingga akan memperpanjang masa simpan. Selain sebagai pengikat dan
pereduksi O2, asam askorbat juga dapat berfungsi sebagai antioksidan, pro
6
2.3 Macam-Macam Jenis Kemasan Buah dan Sayur
mineral, botol kecap, minyak goreng, saus sambal, dan sebagainya.Ada beberapa
ciri-ciri yang mudah dikenali dari jenis plastik PET/PETE ini, antara lain jernih,
kuat, tahan pelarut, kedap air dan gas, serta mudah lunak jika berada pada suhu 80
lapisan polimer pada botolnya itu akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogen
yang bisa menyebabkan kanker. Maka dari itu, sebaiknya jenis kemasan plastik
yang satu ini disimpan di tempat yang sejuk dan hidarkan dari tempat yang memiliki
Plastik High Density Polyethylene bisa Anda temukan pada plastik kemasan
yang diberi tanda segitiga dengan nomor dua di dalamnya. HDPE biasanya terdapat
dalam botol deterjen, jus kemasan, minyak, serta beberapa produk susu kemasan.
Ciri-ciri HDPE yang bisa Anda kenali adalah semi fleksibel, tahan bahan kimia,
dan lembab.Meskipun dikenal cukup aman dari reaksi bahan kimia, tapi jenis
plastik HDPE ini bisa berubah lunak jika berada pada suhu 75 derajat celcius.HDPE
kalangan masyarakat dalam wujud pipa peralon atau pipa PVC. Jenis plastik ini
digunakan untuk mengemas mentega, margarine, dan minyak goreng karena tahan
terhadap minyak dan memiliki permeabilitas yang rendah terhadap air dan gas.
7
PVC juga digunakan untuk mengemas perangkat keras (hardware), kosmetik, dan
obat-obatan.PVC ini memiliki sifat kuat dan cukup keras, namun bisa berubah
menjadi lunak jika berada pada suhu 80 derajat celcius. PVC banyak digunakan
sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan lain lain. Sebagai bahan bangunan,
PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai.Meskipun begitu, PVC juga
VCM), ester ftalat (DEHP, DIDP), senyawa Pb, dan semi karbazid (SEM) sehingga
pembungkus makanan, dan kantung plastik supermarket yang biasa Anda gunakan.
Sifat dari plastik ini kuat, fleksibel, kedap air, permukaannya tidak jernih dan dapat
berubah menjadi lunak jika berada pada suhu 70 derajat celcius.LDPE memiliki
kemampuan perlindungan yang baik terhadap reaksi kimia dan menjadi salah satu
jenis plastik yang sering digunakan untuk membungkus makanan dan minuman
(Syamsu.2003).
dipraktekkan sehari - hari dalam upaya meningkatkan masa simpan buah dan
sayuran segar yang akan dikonsumsi. Penyimpanan pada suhu rendah (cold
storage) merupakan cara yang baik untuk mengawetkan bahan pangan, tetapi untuk
8
beberapa macam sayuran atau buah - buahan cara ini tidak dapat dilakukan karena
bahan akan merusak komoditi tersebut. Pada suhu rendah, aktifitas metabolisme
buah juga menjadi lebih lambat. Oleh sebab inilah mengapa sayuran atau buah -
buahan yang disimpan di dalam suhu rendah menjadi tahan lama. Meskipun
demikian, cara tersebut tidak dapat dilakukan terhadap semua jenis sayuran atau
buah - buahan. Sering kita temukan bahwa buah - buahan yang kita simpan di dalam
suhu rendah menjadi berbintik - bintik cokelat dan rasanya menjadi tidak enak, dan
apabila hal ini berlanjut maka akan terjadi kebusukan. Sebaliknya, suhu lingkungan
yang tinggi dapat meningkatkan proses respirasi dan transpirasi yang akan
penguapan air yang tinggi melalui bukaan-bukaan alami seperti stomata, hidatoda
dan lenti sel yang tersedia pada permukaan dari tingginya kandungan air produk
menyebabkan tekanan uap air dalam produk selalu dalam keadaan tinggi dan bila
kelembaban udara atau tekanan uap air di udara rendah maka akan terjadi defisit
tekanan uap air yang menyebabkan perpindahan air dari dalam produk ke udara
9
BAB 3 III. METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, nampan, plastik buah,
plastik kresek dan timbangan, gelas beker, batang pengaduk.Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu pisang raja, Buah tomat (Hijau, hijau pecah dan merah), sayur sawi
Langkah kerja yang dilakukan Pada yaitu, pertama tama menyiapkan buah
tomat dengan tingkat kematangan berbeda seperti hijau, hijau pecah dan merah,
kemudian melakukan penyiapan buah tomat dalam dua kodisi yaitu kemasan plastik
dalam suhu ruang, kemasan plastik dalam suhu dingin. Melakukan pengamatan
setelah penyimpanan 7 hari, dengan melihat tekstur, warna dan berat susut.
kerja yang dilakukan yaitu, menyiapkan alat dan bahan, bahan yang ada dicuci dan
penyiapan sayur sawi dalam kodisi penyimpanan dalam plastik keresek pada suhu
ruang, plastik keresek pada suhu dingin, plastik keresek pada suhu beku, plastik
buah pada suhu ruang dan plastik buah pada suhu dingin, serta plastik buah pada
11
BAB 4 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Hasil
13
4.1.2 Pembahasan
pisang diberi dua perlakuan yaitu kontrol dan yang diberi KMnO4 dan memakai 3
pisang yang diberi kode A,B,dan C.Pada perlakuan kontrol pengamatan sebelum
dari ketiga pisang mempunyai tektstur keras,bagian tengah memiliki tekstur sedang
sedangkan pada bagian ujung memiliki tekstur yang keras dengan bobot seluruhnya
476,5 gr.Setelah disimpan didalam pendingin selama satu minggu ketiga pisang ini
mengalami perubahan dari segi warna yang menjadi hitam pada sampel A,B dan
kuning kehitaman pada sampel C,dari tekstur pada ketiga pisang pangkal sampai
ujung menjadi lembek pada sampel A,B dan Sangat lembek pada sampel C,dan juga
warna dari ketiga pisang tersebut yaitu kuning kehijauan.Pangkal,tengah dan ujung
pada sampel A dan C memiliki tekstur yang sangat keras,keras dan lembek
tekstur yang sedang dan ujung memiliki tekstur yang keras.Bobot yang dimiliki
ketiga pisang yang diberi KMnO4 memilik 520,0 gr.Setelah disimpan dalam lemari
pendingin selama satu minggu ketiga pisang tersebut juga mengalami perubahan
dari segi warna yang menjadi kuning kehitaman.Pada pangkal pisang A dan B
memiliki tekstur sedang pada pisang A dan B sedangkan pisang C memiliki tekstur
lembek dan bagian ujung pisang A memiliki tekstur yang sedang,pada pisang B dan
14
C memiliki tekstur yang lembek dan juga bobot pada ketiga pisang tersebut
mengalami penurunan dari 520,0 gr menjadi 499,0 gr.Hal ini disebabkan karena
4.2.1 Hasil
Dari praktikum pengaruh tingkat kematangan saat panen pada tiga warna
Jenis Kode
Perlakuan Warna Tekstur Bobot (gr)
Tomat Sampel
Agak
Suhu A Merah 28,5
lembek
Ruang
B Merah Lembek 24,5
Merah Orange
A Lembek 31,5
Suhu kemerahan
Dingin Orange
B Sedang 32,0
kemerahan
Hijau
A Keras 58,5
Suhu Pecah
Ruang Hijau
B Sedang 29,0
Hijau Pecah
Pecah Hijau
A Keras 40,5
Suhu Pecah
Dingin Hijau
B Keras 40
Pecah
Suhu Sangat
Hijau A Kuning 26,5
Ruang keras
15
Sangat
B Orange 19,5
keras
16
Gambar 5. Tomat Merah Sebelum Gambar 6. Tomat Merah Setelah
Penyimpanan. Penyimpanan.
4.2.2 Pembahasan
dibagi menjadi 3 jenis tomat yaitu merah, hijau pecah, dan hijau.pengamatan buah
tomat sebelum di simpan,pengamatan ini terdapat 2 perlakuan suhu dingin dan suhu
ruang,masing – masing diberi kode A dan B. Pengamatan jenis tomat merah suhu
ruang dan suhu dingin memiliki warna yang sama yaitu merah, memiliki tekstur
17
yang agak lembek dan lembek pada tomat A dan B, bobot 28,5 gr pada tomat A,
24,5 gr pada tomat B.Pada suhu dingin memiliki warna yang sama juga yaitu orange
kemerahan, memiliki tesktur lembek dan sedang pada tomat A dan B,bobot pada
suhu dingin yaitu 31,5 gr pada tomat A, 32,0 gr pada kode sampel B.Pengamatan
jenis tomat hijau pecah, memiliki warna yang sama pada suhu ruang dan suhu
dingin yaitu warna hijau pecah, akan tetapi memiliki tekstur yang berbeda, pada
suhu ruang memiliki tekstur keras dan sedang pada tomat A dan B, sedangkan pada
suhu dingin memiliki tekstur yang sama yaitu keras, bobot pada suhu ruang 58,5 gr
pada tomat A, 29,0 gr pada kode tomat B, pada suhu dingin memiliki bobot 40,5 gr
kode tomat A dan 40,0 gr pada tomat B.Pengamatan jenis tomat hijau pada suhu
ruang memiliki warna kuning dan orange pada tomat A dan B, akan tetapi memiliki
tekstur yang sama yaitu sangat keras pada tomat A dan B,sedangkan pada suhu
dingin memiliki warna yang sama yaitu hijau, memiliki tekstur lembek dan agak
lembek pada tomat A dan B, bobot pada suhu ruang 26,5 gr dan 19,5 gr pada tomat
A dan B, bobot pada suhu dingin yaitu 21,5 dan 26,5 gr pada tomat A dan B.
mengalami perubahan warna pada suhu dingin menjadi merah pada tomat A dan B.
Pengamatan jenis tomat hijau pecah terjadi perubahan warna pada suhu ruang yaitu
menjadi orange pada kedua sampel, suhu dingin menjadi warna kuning pada kedua
sampel, tekstur pada suhu ruang menjadi agak lembek dan lembek pada tomat A
dan B, pada suhu dingin menjadi sedang pada kedua tomat tersebut,dan tidak terjadi
18
Pada pengamatan jenis tomat hijau pada suhu ruang hanya terjadi
perubahan pada tekstur yaitu lembek pada kedua tomat, dan hanya terjadi
perubahan bobot pada tomat A yaitu 27,0 gr, sedangkan pada suhu dingin terjadi
perubahan warna pada tomat B menjadi kuning hijau, dan tekstur menjadi lembek,
begitu pula terjadi perubahan bobot pada kedua tomat tersebut yaitu 21,0 gr dan
26.0 gr.
4.3.1 Hasil
Bobot
Perlakuan Jenis Plastik Warna Kesegaran Tekstur
(gr)
19
Tabel 6. Pengamatan Sawi Setelah Disimpan selama 7 Hari.
Bobot
Perlakuan Jenis Plastik Warna Kesegaran Tekstur
(gr)
Gambar 11. Sawi dibungkus plastik Gambar 12. Sawi dibungkus plastik
kresek sebelum kresek setelah
penyimpanan. penyimpanan.
Gambar 13. Sawi dibungkus plastik Gambar 14. Sawi dibungkus plastik
buah sebelum buah setelah
penyimpanan. penyimpanan.
20
4.3.2 Pembahasan
perlakuan yaitu suhu ruang,suhu dingin,dan suhu beku dan memakai dua jenis
plastik yaitu plastik kresek dan plastik buah.Pada perlakuan suhu ruang sawi yang
telah dibungkus oleh plastik kresek memiliki warna hijau,memiliki kesegaran yang
sangat segar,mempunyai tekstur yang keras dan berbobot 72,5 gr,sawi yang
segar,tekstur yang dimiliki sawi yang dibungkus plastik buah yaitu keras,dan
Pada perlakuan suhu dingin telah dibungkus oleh plastik buah memiliki
keras dan berbobot 46,5 gr,sawi yang dibungkus plasik kresek memiliki warna
Pada perlakuan suhu Beku telah dibungkus oleh plastik buah memiliki
dan berbobot 74,5 gr,sawi yang dibungkus plasik kresek memiliki warna
dibungkus plastik buah yaitu sangat keras,dan mempunyai bobot 51,5 gr.
perubahan. Pada perlakuan suhu ruang telah dibungkus oleh plastik buah memiliki
21
berbobot 73,0 gr,sawi yang dibungkus plasik kresek memiliki warna
Pada perlakuan suhu dingin telah dibungkus oleh plastik buah memiliki
Pada perlakuan suhu beku telah dibungkus oleh plastik buah memiliki
lembek dan berbobot 74,0 gr,sawi yang dibungkus plasik kresek memiliki warna
dibungkus plastik buah yaitu sangat lembek,dan mempunyai bobot 50,0 gr.
22
BAB 5 V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa:
5.2 Saran
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abeles, FB, Morgan, PW & Salveit, ME 1992, Ethylene in plant biology, vol. 15,
2nd ed., Academic Press, San Diego, California.
Barus, P 2009, Pemanfaatan bahan pengawet dan antioksidan alami pada industri
bahan makanan, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang
Ilmu Kimia Analitik pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Masyhuri, AP, Ahmad, AM, & Djojowasito, G 2012, Rancang bangun sistem
penyerap karbon dioksida (CO2) pada aliran biogas dengan menggunakan
larutan Ca(OH)2’, J. Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, vol. 1, no.
1, hlm. 19-28.
Sagula, Zuraida, 2010, ‘Pengaruh pemberian KMnO4 dan asam askorbat serta suhu
penyimpanan dalam mempertahankan warna hijau kelopak buah manggis
(Garcinia mangostana L.). Tesis Magister Sains. IPB Bogor.
Santosa, E., Winarso DW & Kholidi 2010, ‘The use of clay as potassium
permanganate carrier to delay the ripening of Raja Bulu banana’, J.Hort., vol.
1, no. 2, pp. 89-96.
25
BIODATA PENYUSUN
dan pada tahun 2004 sampai hingga tamat pada tahun 2009, Kemudian pada tahun
2011 pindah ke SMP Negeri 2 Palu hingga tamat smp disana.Pada tahun 2012
masuk ke SMA Negeri 3 Palu Sulawesi Tengah, dan menamatkannya pada tahun
2015 sebagai siswa ips,pada tahun yang sama penulis mendaftar diri di Universitas
Tadulako dan lulus seleksi melalui jalur SBMPTN dan diterima di Fakultas
penulis dalam meraih cita-cita,.Tetapi dengan berbekal kesabaran dan tekad yang
kuat serta dorongan dari kedua orang tua tercinta, penulis berusaha untuk
menyelesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu hingga saat ini dan