Anda di halaman 1dari 19

DEFINISI PTMk

Pemindahan Tanah Mekanis adalah segala macam pekerjaan :


1. Pembabatan/Pembukaan Lahan
2. Penyiapan Lahan
3. Pengupasan Tanah Penutup (OB)
4. Penggalian
5. Penggusuran
6. Pemuatan
7. Pengangkutan
8. Penimbunan
9. Pemadatan
10.Pengelolaan/Pengaturan & Penjadwalan alat-2 Mekanis
yang menggunakan/berhubungan dengan alat-alat mekanis
BUKU- BUKU YANG DISARANKAN :
1. Brinton Carson A (1961): General Excavation Methods, Mc Graw Hill Book Company, - New
York, London.
2. Drevdahl, E.R, JR : Profitable Use of Excavation Equipment, Published by: Technical
Publications, Desert Laboratories, University of Arizona, Tucson, Arizona
3. Haryanto, YW (1992) : Pemindahan Tanah Mekanis Bagian I, Penerbitan Unversitas Atma Jaya,
Yogyakarta.
4. Hartman H.L (1987) : Introductory Mining Engineering, John Wiley & Sons, New York
5. Herbert L. Nichols, JR (1955): Moving The Earth, The Workbook of Excavation. Second
Edition, Galgotia Publishing House, New Delhi.
6. Imam Soekoto (1980) : Mempersiapkan Lapisan Dasar Konstruksi, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
7. Jagman Singh (1976) : Art of Earthmoving, Oxford & IBH Publishing Co, New Delhi, Bombay,
Calcutta.
8. James W. Martin, PE (1982) : Surface Mining Equipment, First Edition, Martin Consultans,
Inc. P.O. Box 1076, Golden, Colorado 80402.
9. Peurifoy, RL (1979) : Construction Planning, Equipment, and Methods, Third Edition, Mc
Graw Hill International Book Company, London, Sydney, Tokyo.
10. Rochmanhadi (1982) : Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
11. Volvo, BM : Materials Movement Handbook, Transport Vehicles Division, Eskilstuna, Sweden.
12. Wirtgen Gmbh (2006): Cold Milling Machine Technical Secification.
Macam material yang Keadaan topografi
akan ditangani

Jumlah alat setiap Macam alat setiap


kombinasi : kombinasi :
a. 3 backhoe dengan
15 truk Macam Alat : -Backhoe,truck,bulldozer
b. 2 shovel dengan - alat gali -Surface miner,belt
18 truk - alat gusur conveyor,truck
Jam - alat muat
- alat gali muat Sasaran
kerja
Kombinasi Alat :
- alat angkut
- alat gali muat angkut
Ukuran Alat : Produksi
a. Backhoe & truk
- alat pemadat a. 3 m3
b. Shovel & truk

c. Wheel loader &


- alat perawatan jalan b. 5 m3
truk - alat penimbunan c. 10 ton

d. 20 ton

Analisis Elevasi tempat kerja (job


Geoteknik site)

DIAGRAM PEMILIHAN PERALATAN TAMBANG


Dalam merencanakan kombinasi peralatan PTM yang akan dipakai, urutan yang
dilakukan:
a. Menentukan terlebih dahulu (prediction) kemampuan (performance) peralatan
PTM yang dibutuhkan.
b. Kemudian melakukan pembandingan dari beberapa kombinasi peralatan yang
diterapkan pada pekerjaan PTM, mana yang lebih baik.

Prosedur umum dalam menganalisa kombinasi peralatan PTM :


1. Berapa produksi (out put) ?
2. Pilih/tentukan alat-alat PTMk yg sesuai dgn output yg diminta
dan yang sesuai dengan keadaan lapangan (job site)
3. Dihitung biaya pemilikan (cost of owning) dan biaya operasi
(cost of operating) dari alat-alat PTMk yang dipakai.

Dari butir 1 dan 2 dpt memberikan bermacam-macam sistem dan kombinasi


peralatan yg akan dipakai.
Penentuan dalam memilih bermacam-macam kombinasi tadi adalah didasarkan
pada grafik yg dihasilkan dari perhitungan butir 3.
Grafik untuk satu sistem peralatan

Biaya
pemili Grafik untuk sistem
kan & peralatan yang lain
operasi
($)

2400

1200

300

Produksi (Out put) BCM

OUTPUT SISTEM PERALATAN PTM vs COST OF OWNING AND


COST OF OPERATING
KOMBINASI A

Biaya
pemili
kan & KOMBINASI B
Opera
6000
si ($)

5000

4000

3000

2000

1000
100 200 300 400

Produksi (Out put) BCM

Kombinasi peralatan PTM A : (Dozer Kombinasi peralatan PTM B : (Back hoe


shovel 5 CuYd & Truck 15 CuYd) 21/2 CuYd & Truck 6 CuYd)
- Outputnya = 200 BCM/jam - Outputnya = 300 BCM/jam
- Cost of operating = $ 9.-/BCM - Cost of operating = $ 5.-/BCM
- Cost of owning = $ 6.-/BCM - Cost of owning = $ 8.-/BCM
Hubungan Antara Peralatan PTMk dengan Lokasi
Tempat Kerja

Kesampaian Daerah

Ialah tentang kesampaian daerah atau prasarana yang dipunyai atau yang tersedia
pada daerah kerja. Apakah dekat jalan besar atau stasiun Kereta Api, sehingga
mempermudah pengiriman alat-alat berat (peralatan mekanis)
Bila di daerah kerja terdapat sarana jalan, perlu diketahui terlebih dahulu kelas
jalan. Apakah jalan desa, ataukah jalan propinsi, kemudian jalan tersebut kelas
berapa dan mampu dibebani berapa ton. Ini semua perlu diketahui terlebih
dahulu, agar dalam meningkatkan daya dukung jalan sesuai dengan yang
dipersyaratkan untuk membawa alat mekanis ke daerah kerja.
Keadaan Tetumbuhan

Tanaman-tanaman atau keadaan pepohonan yang tumbuh di medan kerja perlu


diketahui mengenai diameter pohon-pohonnya, jumlah pohon setiap satuan luas,
ketinggian rata-rata setiap pohon, dan macam pohon. Ini perlu untuk
mempertimbangkan dalam melakukan pembukaan lahan di medan kerja, apakah
akan ditebang satu-satu ataukah ditebang secara masal, kemudian pohonnya akan
dimanfaatkan ataukah akan dibakar. Dengan demikian bisa ditentukan terlebih
dahulu macam peralatan yang akan dipergunakan untuk melakukan pembabatan
pohon tersebut.

Cuaca

Pengaruh cuaca pada suatu daerah kerja (dimana akan berlangsung penggunaan
peralatan mekanis) perlu diketahui, karena akan dipakai untuk memperkirakan
dalam satu tahun berlangsung hujan selama berapa hari. Perlu dipahami bahwa
pada waktu hujan penggunaan peralatan mekanis tidak dapat efektif. Disamping
itu pada waktu hujan lebat, malah tidak dapat dipergunakan peralatan mekanis.
Ketinggian dan Temperatur

- Ketinggian
Kemampuan mesin atau “power” mesin peralatan mekanis/berat bergantung
pada ketinggian tempat dimana mesin tersebut dipergunakan, sehingga perlu
diketahui tempat kerja dimana suatu alat-alat berat tersebut akan dipergunakan.
Hal ini dikarenakan bahwa makin tinggi suatu tempat kerja dari permukaan air
laut (pal-sea level), tekanan atmosfirnya semakin menurun. Karena tekanan
atmosfir ditempat kerja tersebut menurun maka kerapatan udaranya juga
menurun, yang berakibat pula jumlah oksigen ditempat tersebut juga berkurang.

- Temperatur Udara
Naiknya temperatur udara, dapat menyebabkan efisiensi mesin menurun (engine
efficiency). Bila temperatur udara naik maka kerapatan (density) udara akan turun,
hal ini menyebabkan mengecilnya jumlah oksigen yang berada pada setiap volume
udara. Karena jumlah oksigen mengecil, maka efisiensi mesin juga menurun.
Jalan Angkut, Kemiringan dan Jarak
Keadaan jalan, jarak, kemiringan jalan dan daya dukung jalan akan sangat
mempengaruhi kemampuan produksi alat berat, terutama kemampuan produksi
alat angkut. Sehingga sebelum dilaksanakan suatu pekerjaan penggalian tanah
atau pekerjaan yang menggunakan alat-alat berat, perlu diketahui keadaan
tempat kerja, yang berkaitan dengan topografi dan struktur geologi. Karena hal
tersebut yang sangat berkaitan dengan penentuan kemiringan jalan dan daya
dukung jalan.

a. Jalan Angkut (Haul Road)


Haul road adalah jalan angkut. Jalan angkut ini harus dilihat keberadaannya,
apakah becek ataukah kuat, atau cukup kasar permukaannya. Ini semua perlu
ditinjau, karena keadaan jalan angkut akan mempengaruhi besar kecilnya
rolling resistance (RR) yang ditimbulkan oleh permukaan jalan angkut
terhadap roda/ban peralatan Pemindahan Tanah Mekanis.
“Rolling resistance” adalah tahanan ( dalam lb RP --- pound rimpull ) yang
berusaha menahan putaran roda.
b. Kemiringan (Grade)
Grade adalah tanjakan dari jalan angkut, kelandaian atau kecuramannya sangat
mempengaruhi produksi (output) alat angkut, sebab adanya kemiringan jalan
(grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade resistance) yang harus diatasi
oleh mesin alat angkut.
“Grade resistance” adalah tahanan yang timbul dan harus diatasi oleh “pull”
(gaya) dari mesin, sehubungan dengan kendaraan bergerak menaik (up hill).

Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%). Dalam


pengertiannya, kemiringan () 1% berarti jalan tersebut naik atau turun 1
meter atau 1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft.
Contoh : 20% = 1 : 5 = 11.30
c. Jarak Angkut (Distance)
Jarak angkut juga harus dipertimbangkan dalam menentukan kecepatan laju alat
angkut tersebut. Kecepatan laju alat angkut makin cepat, maka produksi (output)
alat angkut juga semakin besar. Dan ini bergantung pada gaya tarik (Rimpull –
RP) yang tersedia pada mesin. Makin besar RP yang bisa tersedia pada mesin
maka kecepatan laju alat angkut juga makin cepat, sehingga produksi (output)
alat angkut semakin besar. Kecepatan laju alat angkut disamping ditentukan oleh
tersedianya gaya tarik (RP) pada mesin, juga dibatasi oleh panjang maupun
pendeknya jarak jalan angkut.

“Rimpull” (RP) adalah suatu gaya tarik maksimum yang dapat disediakan oleh
mesin. “Rimpull” ini suatu istilah yang hanya diterapkan pada alat-alat mekanis
yang beroda ban (rubber tired equipment). Besar kecilnya “rimpull” bergantung
pada kecepatan atau “gear” yang dipakai.
Siklus Produksi (Production cycle component)

Untuk memperoleh produksi (output) tertentu harus diperhatikan siklus produksi.


Pada Pemindahan Tanah Mekanis siklus produksi dapat meliputi :

a. Pemuatan (Loading)
b. Pengangkutan (Hauling)
c. Penimbunan (Dumping)
d. Kembali (Return)
e. Menempatkan diri (Spot)
a. Pemuatan (Loading)
Merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat muat-loading
equipment (power shovel, backhoe, dragline) yang dimuatkan pada alat angkut
(hauling equipment). Ukuran dan tipe dari alat muat yang dipakai harus sesuai
dengan kondisi lapangan dan keadaan alat angkutnya.
b. Pengangkutan (Hauling)
Merupakan pekerjaan pengangkutan material. Produksi (output) dari pekerjaan
pengangkutan ini dipengaruhi oleh :
- Kondisi jalan angkutnya.
- Banyak/tidaknya tanjakan.
- Kemampuan pengemudi.
- DAN hal-hal lain yang berpengaruh terhadap kecepatan dari alat angkut
(hauling equipment).
c. Penimbunan (Dumping)
Merupakan pekerjaan penimbunan material. Pekerjaan penimbunan
dipengaruhi oleh kondisi tempat penimbunan, mudah atau tidaknya manuver
alat angkut tersebut selama melakukan penimbunan,dan ini dipengaruhi oleh :
- Cara melakukan penimbunan.
- Kondisi dari material yang akan ditumpahkan (fragmentasi dan
kelengketannya).
d. Kembali (Return)

Merupakan pekerjaan dari alat-alat angkut untuk kembali lagi ke tempat


pemuatan setelah menumpahkan muatan pada dumping site (tempat
penimbunan). Jadi waktu untuk kembali (return time) juga dipengaruhi oleh hal-
hal yang sama dengan waktu untuk mengangkut (hauling time).
e. Penempatan diri (Spot)

Merupakan penempatan diri dari alat angkut (haulage unit). Cara dan mudah
tidaknya haulage unit (misal truck) menempatkan diri untuk dimuati oleh alat
muat (loading equipment), ditentukan oleh :
- Jenis alat muat (loading machine).
- Lokasi atau posisi alat muat (loading equipment).
Macam-macam material dan perubahan volume

Material yang akan digali dan ditangani adalah tanah atau batuan, maka harus
diketahui tentang mudah atau tidaknya material tersebut digali dan ditangani.
Penggolongan material berdasarkan atas kemudahannya digali ada empat macam,
seperti di bawah ini :
a. “Soft” atau “easy digging” : tanah, pasir.
b. Medium hard digging” : clay.
c. “Hard digging” : shale, compacted material.
d. “Very hard digging” atau “rock” : material yang memerlukan peledakan sebelum
dapat digali, misalnya andesit, batu gamping koral.

Sifat-sifat fisik material yang perlu diketahui oleh operator adalah :


a. “Weight” (berat) dalam hal ini adalah SG (Specific Gravity).
b. “Swell” (pengembangan).
c. “Compactibility” (pemampatan).
a. Weight (berat) material
Dalam pemilihan alat berat, tidak dapat diestimasi sebelumnya (tentang
kapasitasnya) apabila belum diketahui “weight per unit” (unit berat) dari
material yang akan ditangani. Unit berat ini ada yang mengistilahkan :
- SG.
- “Tonnage factor” (yaitu berat material setiap M3, misalnya 1 M3/1.5 Ton).
b. Swell (pengembangan)
Apabila material digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi pengembangan
volume (swell). Untuk menyatakan berapa besarnya pengembangan volume itu
dikenal dua istilah yaitu :
- Faktor pengembangan (Swell factor)
- Persen pengembangan (Percent swell)
Pengembangan volume suatu material perlu diketahui, karena yang
diperhitungkan pada penggalian selalu didasarkan pada kondisi material
sebelum digali, yang dinyatakan dalam “pay yard” atau “bank yard” atau “bank
volume” atau “in place volume” atau “volume insitu”. Sedangkan material yang
ditangani (dimuat untuk diangkut) selalu material yang telah mengembang
(loose volume). Angka-angka faktor pengembangan (swell factor) setiap
klasifikasi tanah atau material berbeda sesuai dengan jenis tanahnya.
c. Kekompakan (Compactability)
Kekompakan suatu material saling terkait dengan :
- Densitas (density)
untuk menentukan “gross load” dari unit pengangkut (hauling unit), maka
sangat perlu diketahui berat material yang diangkut oleh “hauling unit”
tersebut. Ada beberapa istilah terhadap kapasitas alat angkut, yaitu :
- “Pay load capacity” :yaitu kapasitas muat suatu alat, didasarkan pada
perhitungan kemampuan alat untuk dimuati (dalam
ton). Ada juga yang mengistilahkan dengan “pay
yard capacity”, bila demikian satuannya adalah cu
yd.
- “Heaped capacity” :yaitu kapasitas munjung/berlebih suatu alat muat
untuk dimuati suatu muatan (satuannya cu yd).
- “Strucked capacity” :adalah kapasitas peres suatu alat untuk dimuati
muatan.
- Shrinkage
Adalah penyusutan volume suatu material setelah mengalami pengompakan.
Misal, apabila “volume in bank” adalah = 1 cu yd, kemudian setelah dilakukan
pemadatan= 20%mempunyai “compacted volume” = 0.8 cu yd, maka %
“shrinkage”-nya adalah :

(1 − 0.8) cu yd
% shrinkage = x100%
1 cu yd
= 20%

Dengan % “shrinkage” dapat diketahui berapa volume material sesungguhnya


setelah material tersebut dikompakkan.

Anda mungkin juga menyukai