Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan 5

Alat-alat Angkut
Macam-macam Alat Angkut :
1. Truck
2. Belt Conveyor
3. Lori Gantung (Cable Way)
1. Truck
Macam-macam “truck” didasarkan pada :
a. Ukuran dan tipe mesinnya
b. Jumlah gear yang dimiliki
c. Jumlah roda yang langsung digerakkan oleh mesin
(kind of drive) : two wheel drive, four wheel drive, six
wheel drive
d. Jumlah susunan sumbu dan roda penggeraknya :
single-axle dual-wheel
e. Metode penumpahan muatan : rear dump, side dump,
bottom dump truck
f. Macam material yang diangkut : earth, rock, coal, ore
g. Kapasitas truck
h. Sumber tenaga gerak (macam mekanisme) untuk
penumpahan muatan pada rear/side/bottom dump truck
: hydraulic, cable.
Kapasitas truck dinyatakan
dalam :
i. Tonage
ii. Struck volume dalam cu yd
Struck capacity adalah
kapasitas volume truck yang
diisikan peres dengan bagian
teratas dari bak, dan tidak
ada material yang munjung.
iii. Heaped volume dalam cu yd
Adalah kapasitas volume
truck yang akan diangkut
dengan dimuatkan secara
munjung. Kemunjungannya
Sumber: James W Martin (1982) tergantung pada jenis
GAMBAR
MACAM – MACAM TRUCK
material yang dimuatkan.
Biasanya apabila muatan yang disikan pada “truck” dipenuhi secara
maksimum (masih bisa diangkut), akan menyebabkan :
1. Mempertinggi biaya operasi per jam (hourly cost of operating)
2. Memperbesar konsumsi kebutuhan bahan bakar
3. Memperpendek umur ban
4. Kemungkinan kerusakan onderdil pada “axle”, “gear”, “brake”,
dan “clutches” (kopling) akan lebih sering, sehingga akan
memperbesar biaya perawatan (maintenance costs).

Meskipun demikian, jika nilai tambah (dalam rupiah)


material yang diangkut lebih besar daripada jumlah total
biaya operasi kendaraan (truck) maka adanya “over
loading” (pemuatan yang berlebihan) dibenarkan.
Produksi Truck

Pa = 60 x Kt x Ek
Cta

Keterangan:
Pa = Produksi alat angkut
CTa = Waktu edar alat angkut, menit
Kt = Kapasitas bak (vessel) truk, m3
Ek = Efisiensi kerja, %
Radius Putar Truck Untuk Manuver dan Tikungan
Antar Jenjang
Penentuan besarnya jari-jari tikungan, rumus yang dipakai
adalah :

Wb
R=
sin 
GAMBAR
SUDUT PENYIMPANGAN MAKSIMUM RODA KENDARAAN
keterangan :
R = jari-jari tikungan
Wb = jarak antara poros roda depan dan belakang
 = sudut penyimpangan depan (diperoleh dari spesifikasi
truk)
Jalan Angkut (Truck)
A.Geometri jalan tambang
a. LEBAR JALAN ANGKUT
✓ Lebar pada jalan lurus

Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada rule of thumb
yang dikemukakan Aasho Manual Rural Highway Design, adalah :
L = n.Wt + (n+1)(1/2.Wt), m
Keterangan :
L = lebar jalan angkut minimum, meter
n = jumlah jalur
Wt = lebar alat angkut (total), meter.
• Lebar pada jalan tikung
Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan dengan rumus :

W = n (U + Fa + Fb + Z) + C
C = Z = ½ (U + Fa + Fb)
Fa = Ad x sin 
Fb = Ab x sin 
Keterangan :
W = lebar jalan angkut pada tikungan, meter
N = jumlah jalur
U = jarak jejak roda kendaraan, meter
Fa = lebar juntai depan, meter (dikoreksi dengan sinus sudut belok roda depan)
Fb = lebar juntai belakang, meter (dikoreksi dengan sinus sudut belok roda depan)
Ad = jarak as roda depan dengan bagian depan truck, meter
Ab = jarak as roda belakang dengan bagian belakang “truck”, meter
 = sudut penyimpangan (belok) roda depan (dihitung dari rumus atau tabel)
C = jarak antara dua “truck” yang akan bersimpangan, meter
Z = jarak sisi luar “truck” ke tepi jalan, meter
• Kemiringan Jalan Angkut
Kemiring jalan pada tikungan (super elevasi)
N Cos

Jalan Miring
N

mV2
R N Sin

W Sin

W Cos

Besarnya super elevasi adalah :


Tan  = V2 : (R x g), m/m atau mm/m

Keterangan :
V = kecepatan rencana km/jam
R = radius tikungan, m
g = Gravitasi bumi, 9.8 m/det2.
✓ Kemiringan jalan angkut
Kemiringan (grade) dapat dihitung dengan
h
grade ( ) =
x
keterangan :
h = beda tinggi antara dua titik yang diukur
x = jarak datar antara dua titik yang diukur.

b. Konstruksi jalan angkut

Secara umum perkerasan jalan angkut harus cukup kuat untuk


memenuhi dua syarat, yaitu :

1.Secara keseluruhan harus mampu untuk menahan berat atau


beban kendaraan maksimum yang berada di atasnya.
2.Permukaan jalan harus mampu untuk menahan gesekan roda
kendaraan, pengaruh air dan hujan.
c. Daya dukung material
Beban pada roda untuk setiap kendaraan dapat diketahui berdasarkan spesifikasi
dari pabrik pembuatnya, sedang untuk menghitung luas bidang kontak (contact
area) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Contact Area (In2) = 0.9  Berat pembebanan pada roda (lb)


Tekanan dalam ton (Psi)
Setelah luas bidang kontak antara roda kendaraan dengan permukaan jalan
diketahui,maka besarnya beban kendaraan yang diterima oleh permukaan jalan
dapat dihitung

Beban yang diterima permukaan jalan (lb/ft2)

= Beban pada tiap roda (lb)


Contact area (In 2 )
2. Belt Conveyor
Belt conveyor jenis portable ini dilihat
dari tipe mountingnya , yaitu :
1. Portable conveyor tipe mast truck
mounting with power hoist
2. Portable conveyor tipe v truck
mounting with hydraulic hoist
3. Portable conveyor tipe horizontal
four caster
4. Portable conveyor tipe horizontal 4
wheel or caster adjustable discharge
height”
5. Portable conveyor tipe rigid axle 4
wheel for shuttle instalation
6. Portable conveyor tipe two wheel
mounting.
MACAM-MACAM PORTABLE CONVEYOR
BERDASARKAN TIPE MOUNTING
Bagian-bagian belt conveyor
“Frame”
Adalah kerangka besi (beam) yang dirangkai membentuk “steel column” atau
membentuk steel truss. Frame ini harus kuat, stabil dan rigid karena berfungsi
sebagai dudukan.
“Engine”
Adalah motor/mesin sebagai sumber tenaga penggerak roda drive pulley,
mesinnya bisa motor listrik atau IC Engine (Internal Combustion Engine).
Roda “drive pulley”
Berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin untuk memutar belt.
3. Lori Gantung ( Cable Way)
Adalah “flexible cable” dimana diatasnya merupakan tempat
menggantung/berjalan suatu “cage carriage”. Tegangan
maximum dari kabel terjadi pada penyangga (support) pada
saat “carriage” berada di tengah-tengah rentangan kabel

LORI GANTUNG (CABLE WAY)

Anda mungkin juga menyukai