W5 PTMK
W5 PTMK
MEKANIS
GAMBAR 3.130
SINGLE-AXLE DUAL WHEEL REAR-DUMP TRUCK
Apabila “truck” dibeli untuk maksud/keperluan yang
fleksibel, maka yang dibeli adalah jenis yang sedemikian
rupa sesuai dengan macam dan medan kerja (nearly fit
the requirements of the project). “Truck” jenis ini bisa
dipakai untuk mengangkut berbagai macam material.
Bentuk badannya (bak) sedemikian rupa sehingga
material yang diangkut sewaktu di-“dumping” harus bisa
tumpah sendiri dengan mudah.
Misalnya “truck” yang akan dipakai untuk mengangkut
“wet clay” atau material sejenis, maka bentuk baknya
tidak boleh ada sudut-sudut yang tajam. Jika “truck” akan
dipakai untuk mengangkut batuan dari kuari, maka ukuran
bak harus mempunyai kemiringan pada sisinya.
Kapasitas “truck”
Kapasitas “truck” dinyatakan dalam :
i. “Tonage”
ii. “Struck volume” dalam cu yd
“Struck capacity” adalah kapasitas volume “truck”
yang diisikan peres dengan bagian teratas dari bak,
dan tidak ada material yang munjung.
iii. “Heaped volume” dalam cu yd
“Heapedcapacity” adalah kapasitas volume “truck”
yang akan diangkut dengan dimuatkan secara
munjung. Kemunjungannya tergantung pada jenis
material yang dimuatkan.
Misal :
- “Earth” atau “sandy clay” boleh dimuatkan
“Earth” atau “sandy clay” boleh dimuatkan dengan dengan kemunjungan 1:1 (gambar 3.132).
kemunjungan 1:1
Untuk menentukan berapa “heaped capacity” yang dapat dimuatkan
pada “truck”, maka terlebih dahulu harus diketahui :
1. ”Struck capacity” “truck” tersebut
2. Ukuran panjang dan lebar bak “truck”
3. Sudut kemiringan dimana material tetap akan stabil sewaktu “truck
tersebut berjalan.
4. Keadaan jalan lintasnya.
Pada jalan lintas yang lurus, firm dan smooth/rata (tidak rusak),
memungkinkan memperbesar “heaped capacity” dibanding apabila
berjalan pada jalan lintas yang banyak tikungannya dan keadaan jalan
rusak/berlubang-lubang.
Kapasitas berat (weight capacity) akan membatasi volume material
yang akan dimuatkan pada “truck”, khususnya untuk “heavy material”.
Tetapi apabila yang akan diangkut adalah “light material” maka untuk
Dry sand” atau “gravel” tidak boleh dimuatkan dengan memenuhi kapasitas berat yang mampu diangkut bisa dilakukan dengan
kemunjungan lebih dari 3 :1 “heaped capacity”, atau kalau perlu bak “truck” tersebut ditambah dengan
“sideboard”.
Biasanya apabila muatan yang disikan pada “truck” dipenuhi secara
maksimum (masih bisa diangkut), akan menyebabkan :
1. Mempertinggi biaya operasi per jam (hourly cost of operating)
2. Memperbesar konsumsi kebutuhan bahan bakar
3. Memperpendek umur ban
4. Kemungkinan kerusakan onderdil pada “axle”, “gear”,
“brake”, dan “clutches” (kopling) akan lebih sering, sehingga akan
memperbesar biaya perawatan (maintenance costs).
Meskipun demikian, jika nilai tambah (dalam rupiah)
material yang diangkut lebih besar daripada jumlah total
biaya operasi kendaraan (truck) maka adanya “over
loading” (pemuatan yang berlebihan) dibenarkan.
Produksi Truck
Pa = 60 x Kt x Ek
CTa
Keterangan:
Pa = Produksi alat angkut
CTa = Waktu edar alat angkut, menit
Kt = Kapasitas bak (vessel) truk, m3
Ek = Efisiensi kerja, %
Perbandingan “truck” yang berkapasitas kecil dengan “truck” berkapasitas besar
Keuntungannya :
a. ”Truck” dengan kapasitas kecil lebih fleksibel dalam manuver, yang akan sangat
menguntungkan pada jarak angkut yang pendek.
b. Biasanya mempunyai kecepatan yang lebih tinggi.
c.Pengaruh menurunnya produksi yang diangkut oleh armada “truck” ini sangat kecil apabila ada kerusakan
pada salah satu “truck” di jalan.
d. Dengan menggunakan “truck” kapasitas kecil, lebih mudah menyeimbangkan banyaknya “truck”
dengan “out put” dari “excavator”, sehingga akan mengurangi waktu tunggu (time lost) dari “truck” atau
“excavator”.
Kerugiannya :
a. Akan mempersulit alat gali (excavator) untuk memuatkan material pada “truck”.
b. Waktu penempatan (spotting) “truck” untuk dimuati akan banyak yang hilang, karena jumlah “truck”
yang digunakan lebih banyak.
c. Dibutuhkan lebih banyak operator (driver).
d. Karena jumlah “truck” banyak, akan mempercepat rusaknya jalan di sekitar “pit” atau sepanjang
jalan angkut. Selain itu kemungkinan terjadinya tabrakan semakin besar.
e. Investasi alat pada peralatan pengangkutan akan lebih besar karena jumlah “truck” lebih banyak. Selain
itu biaya perawatan, reparasi, dan penyediaan stok suku cadang lebih besar.
Perbandingan “truck” kapasitas besar dengan “truck” kapasitas kecil
Keuntungannya :
a. Jumlah “truck” yang digunakan dalam armada angkut akan lebih kecil, dengan demikian akan
memperkecil investasi total alat pada unit pengangkutan, dan mengurangi biaya perawatan dan reparasi.
b. Dibutuhkan operator (driver) yang lebih sedikit.
c.Karena jumlah “truck” sedikit maka akan memudahkan untuk mensinkronkan dengan “excavating
equipment”, selain itu resiko tabrakan akan semakin kecil khususnya pada “long haul”.
d. ”Truck” kapasitas besar akan memperbesar target pemuatan “excavator”.
e. ”Truck” ukuran besar memperkecil frekuensi “spotting”.
f. Biasanya mesin menggunakan bahan bakar yang lebih sedikit.
Kerugiannya :
a. Waktu yang dibutuhkan oleh “excavator” untuk memuatkan material pada “truck” ini lebih lama
(khususnya untuk “small excavator”).
b. Memperbesar ongkos pemeliharaan jalan angkut, sebab pemuatan yang besar dan berat akan lebih cepat
merusakkan jalan angkut.
c.Lebih sukar dalam penyeimbangan antara jumlah “truck” dengan “out put” dari “excavator”.
d. Suku cadang mungkin lebih sukar didapatkan di pasaran.
e. Akan lebih sulit membawa “truck” ini ke jalan raya karena harus ada ijin dari instansi terkait
(DLLAJR).
Pada penentuan ukuran “truck” yang akan dipakai untuk melayani “excavator”, maka digunakan pedoman
dengan memilih “truck” dengan kapasitas 4 – 5 kali kapasitas “bucket” atau “dipper” dari alat galinya.
Akan dilakukan kombinasi (sinkronisasi) antara “shovel” dengan “truck”. Material yang akan
digali/diangkut adalah jenis “good common earth”. “Power shovel” yang akan dipakai mempunyai
ukuran “dipper” ¾ cu yd, “angle swing”-nya 90o, “shovel” tersebut mempunyai “cycle time” 21
detik. Jika “dipper” dan “truck” bekerja dengan “heaped capacity”, maka karena “swelling effect”
dari tanah akan berubah menjadi “struck capacity”, yang dinyatakan dalam “cu yd bank measure”.
Untuk pekerjaan pelayanan “power shovel” tersebut dipersilahkan memilih “truck” dengan
ukuran dan harga sebagai berikut :
a. “Truck” 3 cu yd, $ 3,000.-
b. “Truck” 6 cu yd, $ 5,000.-
c. “Truck” 15 cu yd, $ 10,000 (ukuran “truck” mendasarkan “struck capacity”).
Dianggap bahwa waktu untuk “travel cycle” dari ketiga macam “truck” tersebut sama (“travel
cycle” disini tidak termasuk waktu untuk “loading”).
Catatan : Jika waktu untuk “travel cycle” setiap jenis “truck” tidak sama, maka harus dihitung dulu
“travel cycle” setiap “truck”. Waktu yang diperlukan untuk “travel cycle” adalah 6 menit
(termasuk “traveling to the dump”, “dumping”, dan kembali ke “shovel”).
Pertanyaannya :
Pilihlah “truck” dengan kapasitas berapa dan berapa jumlahnya harus dibeli untuk melayani ¾
cu yd “power shovel” (berikan alasan-alasannya).
Penyelesaian :
a. Untuk “truck” 3 cu yd
Banyaknya “dipper” dari “power shovel” untuk memuatkan isinya pada “truck” adalah :
= 3 cu yd : ¾ cu yd/”dipper”
= 4 “dipper”
“Cycle time” dari “power shovel” adalah 21 detik, maka waktu yang diperlukan “shovel” untuk mengisi penuh “truck” adalah = 4 x 21 = 84
detik
= 84 detik : 60 detik/menit
= 1.4 menit.
“Travel cycle” “truck” adalah 6 menit, maka “minimum round-trip cycle truck” adalah :
= 6 menit+ 1.4 menit = 7.4 menit
Jumlah “truck” yang diperlukan untuk melayani ¾ cu yd “shovel” adalah :
= 7.4 menit : 1.4 menit/”truck”
= 5.3 “truck”, misal dipilih 6 “truck
Waktu yang diperlukan untuk memuati 1 “truck” adalah 1.4 menit, maka apabila ada 6 “truck” dibutuhkan waktu = 6 “truck” x 1.4 menit/”truck”
= 8.4 menit
“Round-trip cycle truck” adalah 7.4 menit, berarti kehilangan waktu (lost time) untuk setiap “truck” adalah = 8.4 menit – 7.4 menit = 1
menit
“Operating factor truck” = (7.4 : 8.4) x 100 %
= 88 %
“Belt conveyor jenis “portable” ini dilihat dari tipe “mounting”-nya ada 6 macam, yaitu :
1. ”Portable conveyor” tipe “mast truck mounting with power hoist”
2. ”Portable conveyor” tipe “v truck mounting with hydraulic hoist”
3. ”Portable conveyor” tipe “horizontal four caster”
4. ”Portable conveyor” tipe “horizontal 4 wheel or caster adjustable discharge height”
5. ”Portable conveyor” tipe “rigid axle 4 wheel for shuttle instalation”
6. ”Portable conveyor” tipe “two wheel mounting”.
Material-material yang bisa diangkut dengan “belt
conveyor” adalah : tanah (earth), pasir, kerikil (gravel),
“crushed stone”, bongkah-bongkah bijih hasil
penambangan, semen dan adonan beton (concrete).
“Belt conveyor” merupakan alat angkut jenis menerus
(continuous) dalam mengangkut material dengan
kecepatan angkut yang cukup tinggi, sehingga “belt
conveyor” memiliki kapasitas (kemampuan) angkut yang
besar pula.
Kadang-kadang, “belt conveyor” didesain tidak untuk
mengangkut dengan tujuan untuk memperoleh kapasitas
yang besar, tetapi didesain untuk dapat memberi umpan
(feeding) yang kontinyu. “Belt conveyor” yang demikian
disebut “feeder belt conveyor” (atau cukup disebut
feeder), yang sangat diperlukan pada kegiatan kerja
“processing plant”.
Ada juga “belt conveyor” yang dipergunakan untuk
memindahkan “loose” material yang dekat (33 feet sampai
dengan 60 feet) namun tidak “portable”, alat ini disebut
“STATIONARY MOUNTING BELT CONVEYOR
GAMBAR 3.160
STATIONARY MOUNTING BELT CONVEYOR
LORI GANTUNG (CABLE WAY)
Lori Gantung (Cable Way)adalah “flexible cable” dimana
diatasnya merupakan tempat menggantung/berjalan suatu
“cage carriage”. Tegangan maximum dari kabel terjadi
pada penyangga (support) pada saat “carriage” berada di
tengah-tengah rentangan kabel (lihat gambar 3.161)
GAMBAR 3.161
LORI GANTUNG (CABLE WAY)
Terima kasih
24