Anda di halaman 1dari 13

Apr

19

COAL HANDLING SYSTEM


A.1. Coal Delivery
Coal Handling System, terdiri dari unloading coal process, melakukan penimbunan
(stack) dari batu bara, menghancurkan batu bara hingga sesuai dengan requirement pada
pulverizer, dan mengirimkan batu bara menuju ke storage silos. Dari Storage silos unit, batubara
tersebut dapat dikatakan batu bara yang telah siap untuk dilakukan proses penghalusan
(pulverizing process) hingga batu bara berbentuk serbuk batu bara (powder) dan kemudian batu
bara ditiup dengan tekanan yang tinggi menuju ke steam generator.

. Alur proses sederhana coal handling system pada PLTU


Coal delivery, merupakan proses awal dari coal handling system yang harus kita ketahui,
dimana pada langkah awal ini menunjukkan bahwa transportasi dari batu bara berasal langsung
dari tambang menuju project site PLTU. Hanya terdapat dua cara didalam mentransportasikan
batu bara tersebut, yaitu melalui, darat dan laut. Penentuan transportasi itu, didasari pada letak
antara project site dengan tambang. Karena hal tersebut nantinya akan berdampak pada low cost
per ton mile. Apabila proses transportasi melalui darat kita dapat menggunakan kereta api
ataupun dengan menggunakan truk. Di Amerika, lebih dari setengah steam power plant berbasi
coal-fueled, batu bara disuplai dengan menggunakan kereta api, dimana kereta api tersebut terdiri
dari 100 buah rail car (gambar 1). Dimana, masing-masing dari rail car tersebut mampu
membawa hingga 100 ton batu bara. Sedangkan untuk jarak yang jauh dan terpisahkan oleh laut
ataupun sungai, proses transportasi umumnya menggunakan coal river barge / ship. River barge,
mampu mengangkut batu bara mencapai 1000-1500 ton batu bara. Dalam praktiknya, proses
transportasi menggunakan tugboat untuk mendorong sekitar 15 barges dalam satu kali transport,
sehignga total kapasitas yang mampu diangkut oleh barge tersebut mencapai 22500 ton batu
bara, seperti yang terlihat pada gambar 2.

Gambar 1. Moda transportasi darat pada batu bara (courtesy of google.com)

Gambar 2. Moda transportasi laut pada batu bara (courtesy of google.com)


A.2. Unloading System
Unloading system pada proses batu bara tergantung dari bagaimana proses transportasi
awal pengiriman batu bara. Apabila proses transportasi batu bara melalui darat, maka umumnya
menggunakan rail cars yang terdiri dari 2 macam, yaitu bottom dump railcar dan top dump
railcar. Dimana masing-masing dari railcar tersebut memiliki bentuk yang berbeda. Untuk
bottom dump railcar, memiliki pintu yang berada di bawah railcar tersebut yang sewaktu-waktu
dapat dibuka pada proses unloading (gambar 3). Sedangkan pada top dump railcar, sesuai
dengan namanya, railcar ini tidak memiliki pintu dibagian bawah seperti pada bottom dump
railcar, melainkan bagian atas railcar terbuka lebar. Untuk proses unloading top dump railcar
yaitu dengan cara memutar railcar tersebut (gambar 3).

Gambar 3. unloading system pada bottom-dump rail car (courtesy of power plant engineering ;
black and veatch)

Gambar 4. unloading system pada top-dump rail car (courtesy of google.com)

Sedangkan proses unloading dari batu bara menggunakan barge atau kapal, terdapat dua
cara pertama, port unloading, dengan peralatan berupa clamshell bucket unloader atau
continous bucket ladder unloader. Kedua, Self ship unloading, dimana peralatan unloading
berada di atas kapal itu sendiri. Clamshell bucket unloader,merupakan peralatan berat (heavy
machinery) menggunakan sebuah bucket yang tergantung pada satu set hoist cable (gambar 5).
Umumnya penggunaan peralatan ini biasa digunaakn pada kateogori muatan rendah hingga
menengah, hal itu dikarenakan peralatan ini memiliki nilai maximum unloading rate sebesar 700
ton/jam. Nilai laju unloading ini semakin lama akan semakin menurun seiring dengan
berkurangnya muatan yang terdapat di dalam barge.

Gambar 5. River barge unloading system menggunakan clamshell bucket unloader


Clamshell bucket unloader, umumnya merupakan mesin statis dengan bantuan tower
yang dilengakapi dengan cantilevered boom. Peralatan lain yang biasa digunakan sebagai proses
unloading ialah continous bucket unloader, peralatan ini biasa digunakan pada barge yang
memiliki kapasitas menengah ke atas karena memiliki maximum unloading rate sebesar 1500
ton/jam. continous bucket unloader menggunakan beberapa bucket yang berada diantara dua
buah roller chain yang berputar secara kontinu, gambar 6.
Gambar 6. Continous bucket unloader (courtesy of google.com)
Seperti yang kita tahu, kapal pengangkut batu bara mampu membawa batu bara dengan
ruang cargo yang terpisah dengan yang lainnya. Umumnya kapal pengangkut batu bara memiliki
kapasitas mencapai 20,000 100,000 ton batu bara. Peralatan unloading yang berada di atas
kapal dengan peralatan yang biasa digunakan oleh barge ialah hampir sama, yaitu clamshell
unloader, continous bucket unloader, dan vertical screw unloader. Penggunaan clamshell
unloader dan continous bucket unloader hampir sama, perbedaannya hanya terletak pada posisi
support, karena unloader harus mampu berpindah dari satu cargo hold ke cargo hold yang lain.
Sedangkan untuk perbedaan continous bucket ladder unloader ialah adanya tambahan bentuk
L pada bagian bawah bucket, sehingga bucket mampu mencapai bagian paling bawah di dalam
cargo hold. Tipe ketiga dari unloader yang biasa digunakan ialah vertical screw unloader.
Unloader tipe ini memiliki konsep yang sama dengan continous bucket ladder unloader dimana
batu bara secara kontinyu dikeluarkan dari cargo hold (gambar 7). Vertical screw unloader,
memiliki unloading rate mencapai 2000 ton/jam.

Gambar 7. Vertical screw unloader (courtesy of Power Plant Engineering ; black and veatch)

A.3. Stockout, Reclaim and Storage System


Stockout merupakan sebuah proses berupa penempatan batu bara menuju ke storage area,
untuk reclaim merupakan proses pengambilan kembali batu bara yang berada pada storage area,
sedangkan storage area merupakan sebuah area dimana batu bara tersimpan mulai awal
pengiriman hingga waktu dibutuhkannya batu bara untuk konsumsi pembangkit.
A.3.A. Peralatan Stockout
Pemilihan peralatan yang digunakan untuk proses stockpiling, didasari pada unloading system
yang telah dipilih, requirement untuk blending process, kondisi lingkungan outdoor atau indoor,
dan yang paling penting ialah pertimbangan ekonomi. Peralatan-peralatan yang digunakan untuk
proses stockpiling dikategorikan menjadi dua, yaitu kategori outdoor dan indoor.
Outdoor Equipment
- Fixed Boom Conveyor
Fixed boom conveyor ditunjukan pada gambar 8, dimana conveyor cenderung statis dan pada sisi
dischargenya terdapat telescopic chute sehingga dapat membentuk tumpukan batu bara
berbentuk conical tepat dibawah conveyor discharge.

Gambar 8. Fixed boom conveyor (courtesy of Power Plant Engineering ; black and veatch)
Radial Stacker
Peralatan ini hampir sama dengan fixed boom conveyor, tetapi pada radial stacker (gambar 9)
mampu berotasi dengan derajat rotasi yang bervariasi, mulai kurang dari 90 derajat (1,5 rad)
hingga 270 derajat. Selain itu, radial stacker mampu mengontrol tinggi rendah jatuhnya material.

Gambar 10. Traveling Stacker (courtesy of Power Plant Engineering ; black and veatch)
- Traveling stacker
Traveling stacker hampir sama dengan radial stacker, tetapi pada traveling stacker, conveyor
bergerak secara linear dan tidak secara rotasi. Penggunaan traveling stacker banyak digunakan
pada sistem pembangkit yang besar.
- Bucket wheel stacker-reclaimer
Peralatan ini digunakan utnuk dua fungsi, yaitu sebagai stockout process dan reclaim process.
The stacker-reclaimer dilengkapi dengan sebuah bucket wheel diujung boom sebagai fungsi
untuk reclaim batu bara dari active storage pile menuju ke boom conveyor. (gambar 11). Selain
itu, terdapat dua tipe untuk peralatan ini, yaitu tipe trench dan tipe slewing. Untuk tipe trench,
mampu me-reclaim secara kontinyu pada saat boom dan bucket wheel berada pada posisi 90
derajat terhadap track. Sedangkan untuk tipe slewing, me-reclaim secara kontinyu pada posisi 90
~ 30 derajat terhadap track.

Gambar 11. Bucket Wheel Stacker-reclaimer : trench type (courtesy of google.com)


- Elevated reversing shuttle conveyor
Merupakan conveyor horizontal yang dilengkapi dengan reversing belt drive. Peralatan ini
mampu berpindah secara horizontal dengan jarak tempuh yang sudah paten. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 12. Sesuai dengan kondisi fisik dari peralatan ini, dapat kita ketahui
bahwa tumpukan batu bara yang nantinya akan dip roses terbatas oleh panjang dan elevasi dari
shuttle. Shuttle conveyor, memiliki ukuran panjang 61 ~ 122 meter, dengan ketinggian tumpukan
mencapai 12 ~ 21 meter. Umumnya kapasitas yang mampu ditampung merupakan fungsi dari
tinggi dan panjang shuttle conveyor.

Gambar 12. Elevating Shuttle conveyor (courtesy of Power Plant Engineering ; Black and Veatch)
A.3.B. Peralatan Reclaim
Pada sub-bab ini dijelaskan mengenai peralatan yang digunakan untuk proses reclaim, antara
lain, ialah,
- Drum reclaimer
Drum reclaimer, dapat kita lihat pada gambar 13, dimana drum reclaimer merupakan sebuah
horizontal drum yang memiliki diameter 3 ~ 3,7 meter. Peralatan ini biasa digunakan apabila
kita membutuhkan hasil proses blending yang baik.

Gambar 13. Sistem reclaim dilengkapi dengan drum reclaimer (courtesy of Power Plant Engineering ; Black and
Veatch)
Dari masing-masing peralatan yang telah saya jelaskan di atas, semua peralatan tersebut
memiliki kapasitas yang mampu di handle oleh peralatan tersebut, dan besar kapasitas dapat
dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kapasitas yang mampu diatasi oleh stockout & reclaim equipment (courtesy of Power Plant Engineering ;
Black and Veatch)

I SOLEMNLY SWEAR THAT I'M UP TO NO GOOD

Posted 19th April 2012 by Ikrar Falmieuan Hayyu Purba


Labels: Steam Power Plant
1

View comments
1.

setiadi wirawanNovember 17, 2013 at 8:24 PM

salam kenal mas...


boleh minta materi coal handling yang berupa conveyor system?
klo ada saya minta strukturnya ya...
saya lagi bleajar tentang conveyor system untuk coal handling system...
terimakasih..

Reply

All About Engineering


Classic

Flipcard

Magazine

Mosaic

Sidebar

Snapshot

Timeslide

Jun
1

RANKINE CYCLE

Gambar 1. Simple Diagram of Steam Power Plant

Gambar 2. P-V Diagram, T-S Diagram, dan H-S Diagram of Rankine Cycle

Berdasarkan Flow diagram sederhana dari Steam Power Plan yang ditunjukkan pada gambar 1
merupakan tipe sistem close circuit. Dimana, Extraction Steam yang berubah Fase dari kondisi
Saturated Steam menjadi Fase liquid merupakan akibat adanya proses kondensasi di condenser.
Dalam hal ini, cooling water berfungsi penuh didalam melakukan proses perubahan fase yang
terjadi di dalam condenser. Setelah saturated steam telah mengalami perubahan fase, yaitu zat
cair, maka zat cair tersebut akan tersimpan didalam hot well yang merupakan bagian dari
condenser.

May
25

POWER CONVERSION SYSTEM

Komponen utama yang terdapat pada sistem ini, ialah Steam Turbine Generator yang berfungsi
merubah thermal energy yang terkandung dalam uap superheated dan uap reheat, menjadi energi
listrik.

May
22

MODERN PULVERIZED COAL FUELED SYSTEM DIAGRAM

OK, Diagram di atas merupakan sedikit pengembangan diagram yang telah ditunjukkan pada
Posting sebelumnya. Dimana, diagram tersebut saya ambil dari sebuah handbook yang berjudul
"POWER PLANT ENGINEERING" karya Black & Veatch.

Seperti yang kita ketahui secara umum, Sistem-sistem yang berada pada sebuah pembangkit
listrik sangatlah banyak dan rumit. Sehingga, dengan satu diagram di atas tidak bisa dikatakan
mampu untuk mewakilkan sistem pada Steam Power Plant secara keseluruhan.

May
21

STEAM GENERATION SYSTEM

Setelah serbuk batu bara yang telah ditiup ke dalam steam generator dengan tekanan yang tinggi,
serbuk-serbuk batu bara tersebut dicampur dengan udara dan dibakar (combusted). Sehingga,
dari energi hasil pembakaran tersebut digunakan untuk memproduksi uap (steam). Steam yang
dihasilkan pada proses ini harus sesuai dengan tekanan dan tempature yang dibutuhkan oleh high
pressure turbine.

Apr
19
COAL HANDLING SYSTEM

A.1. Coal Delivery

Coal Handling System, terdiri dari unloading coal process, melakukan penimbunan (stack) dari
batu bara, menghancurkan batu bara hingga sesuai dengan requirement pada pulverizer, dan
mengirimkan batu bara menuju ke storage silos.
1

Apr
18

MODERN PULVERIZED COAL-FUELED SYSTEM

Setelah sekian lama, akhirnya saya diberi kesempatan untuk menulis sesuatu mengenai apa yang
telah saya pelajari. Postingan pertama, berasal dari literatur (handbook) mengenai Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Uap, dimana bahan bakar utama ialah berupa batu bara. Semoga
dalam kurun waktu yang dekat, penjelasan akan saya lengkapi atau saya sesuaikan dengan
kondisi lapangan nantinya saya alami. Oleh karena itu, dalam penulisan ini tidak dapat
dipungkiri bahwa masih banyak kekurangannya.

Loading
Dynamic Views theme. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai