Anda di halaman 1dari 11

Coal Handling System

PLTU jeneponto 2 x 125 MW adalah suatu pembangkit listrik yang


menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utamanya. Untuk mencukupi
kapasitas pembangkitan yang cukup besar tersebut dibutuhkan batubara dalam
jumlah yang sangat banyak. Oleh karenanya diperlukan suatu sistem kontrol
terhadap bahan bakar batubara tersebut yang dinamakan coal handling system.
Coal handling system berfungsi menangani mulai dari pembongkaran
batubara dari kapal/tongkang (unloading area), penimbunan/penyimpanan di
stock area atapun pengisian ke bunker, yang digunakan untuk pembakaran batu
bara di furnance atau tungku pembakaran Boiler.Alat transportasi yang
digunakan dengan belt conveyor.
Coal handling system juga berfungsi untuk kebutuhan penyimpanan
batubara pada stockpile. Hal ini diperlukan agar batubara terjamin ketersediaan
nya guna pengisisan batu bara kedalam coal bunker untuk keperluan pembakaran
di boiler. Didalam coal handling sistem sering kita dengar istilah proses straking
dan reclaiming akan tetapi tidak semua orang paham tentang arti dari proses
tersebut.

a. Proses stacking yaitu proses pembongkaran batu bara dari kapal tongkang
di dermaga menuju stockpile.
b. Proses reclaiming adalah peroses pembongkaran batu bara dari stockpile
menuju coal bunker guna pengisisan batubara untuk kebutuhan
pembakaran daidalam boiler.
Secara garis besar, coal handling area di PLTU Jeneponto dapat
dikelompokkan menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
1) Unloading Area
Merupakan tempat pembongkaran pertama batu bara pada pelabuhan atau
biasa disebut dengan jetty atau dermaga. Baru bara di angkut dari kapal tongkang
dengan menggunakan SU (Ship Unloader) yang terdapat di jetty.
Gambar Germaga
2) Coal Stock Area
Merupakan tempat penyimpanan/penimbunan sementara batu bara yang
dikirim dari Unloading area. Coal stock area ini dilengkapi dengan SR (Stacker
Reclaimer), telescopic chute, reclaimner hopper dan weloader atau boulduser.

Gambar Coal Yeard


3) Coal Bunker
Coal bunker merupakan tempat penyimpanan akhir batubara yang ditampung
dalam bunker (silo). Coal bunker dibagi 2 bagian yaitu unit 1 dan unit 2. Unit 1
terdiri dari 2 buah bunker dengan kapasitas 250 ton/bunker. Begitu pula dengan
unit 2, terdiri dari 2 buah bunker dengan kapasitas yang sama.
Komponen Coal Handling
a. Peralatan Utama
1. Belt Conveyor
Belt Conveyor di dalam Coal handling sistem merupakan peralatan yang
sangat vital dan berfungsi untuk mentransmisikan batubara dari unloading area
(Intake Hopper) sampai Coal Bunker (power plant).

Gambar Belt Conveyor

Bagian bagian dari Belt Conveyor yaitu :


a. Belt conveyor : merupakan ban berjalan yang berfungsi untuk membawa
material dan meneruskan gaya.
b. Motor L : berfungsi sebagai penggerak utama dari belt conveyor.
c. Reducer : peralatan yang menghubungkan sumberdaya ke pulley dan
berfungsi mereduksi putaran dari motor agar putaran input dari motor dapat
di kurangi.
d. Pulley : roda tempat terpasang nya belt. Jenis jenis pulley yaitu : drive
pulley, tile pulley, snub pulley, take up pulley, band pulley.
e. Idler : pulley pembawa belt yang terpasang sepanjang conveor. Jenis-jenis
idler yaitu impact idler, caring idler, retrun idler dan steering idler.
f. Counter weight : merupakan pemberat untuk menjaga ketegangan belt.
g. Cleaning device : peralatahn untuk membersihkan belt dari material yang
menempel jenis nya yaitu, belt scrapper, Staker Reclaimer (STRE).rubber
skirt dan plough scrapper.
h. Coal plough : alat untuk menjatuhkan batu bara dari conveor sehingga batu
bara masuk ke bunker.

2. Stacker Reclainmer
Peralatan ini digunakan untuk penimbunan (stacking) dan pengerukan
(reclaiming) batubara di stock area.

Gambar Stacker Reclainmer


Peralatan ini terdiri dari :
a. Bucket whell, yang ditempatkan pada ujung atau akhir boom conveyor sistem
yang berfungsi untuk mengeruk (reclaimer) batubara pada stock area dengan
cara berputar.
b. Boom conveyor, yang berfungsi untuk menyalurkan batubara ke stock area
(stacking) atau menyalurkan batu bara yang curah dari bucket whell ke
conveyor berikut nya. Poisisi boom conveyor bisa digerakan kekiri atau
kekanan (slewing)dan atas ke bawah (luffing).
c. Elevating conveyor, berfungsi untuk menyalurkan batu bara dari conveyor
sebelum nya ke boom conveyor hanya pada saat penimbunan.
d. Gantry system, berfungsi untuk menopang seluruh sistem STRE sehingga
dapat bergerak (mobile) pada jalur (rell) yang sudah di tentukan.

3. Ship Unloader (SU)


Ship Unloader merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk
pembongkaran batubara dari kapal yang tidak mempunyai peralatan bongkar
sendiri (non self Unloading) peralatan ini dilengkapi dengan Grab (bucket) pada
ship unloader.

sGambar Ship Unloader

4. Crusher
Berfungsi untuk menghancurkan, batubara yang lewat peralatan tersebut
mempunyai ukuran lebih besar dari 25 mm Peralatan ini dirancang hanya
untuk menghancurkan batubara. batubata bukan untuk batu atau material lain,
karna peralan ini menggunakan motor dengan daya yang sangat tinggi (1000
kW) maka peralatan ini dilengkapi dengan beberapa alat pengaman diantara
nya ;
a. Vibrasi Sensor
b. Winding Temperatur Sensor
c. Space Heater

Gambar Crusher
5. Hopper
Berada di sisi depan conveyor. Memiliki bentuk yang lebih besar dan
berfungsi untuk menampung batubara dengan kuantitas relatif banyak sebelum
diarahkan ke conveyor. Hopper dilengkapi dengan chute yang memudahkan
batubara untuk meluncur, sehingga tidak menggumpal maupun terjadi
penyumbatan.

6. Weloader dan buldoser


Weloader adalah alat pengangkut yang mempunyai ban melingkar dan terbuat
dari karet. Weloader biasanya beroprasi mengangkut buttom as dan bahan bakar
dalam area PLTU Jeneponto.
Buldoser adalah alat pengankut yang mempunyai ban berupa rel yang khusus
beroprasi di area coal yard. Buldoser bertugas memasukkan batubara ke hoper tail
C8 dan mencegah terbakarnya batubara dengan cara membongkar tumpukan batu
bara.
7. Coal Bunker
Adalah tempat penyimpana akhir batubara yang ditampung dalam bunker
(silo) sebelum digunakan sebagai bahan bakar di boiler.

b. Peralatan Pendukung
1. Magnetic Separator

Magnetic separator berfungsi untuk memisahkan logam besi dari batubara.


Prinsip kerja MS ini berdasarkan induksi elektromagnetik logam besi yang
terbawa pada aliran batubara akan ditarik oleh medan elektromagnetik lalu
menempel pada conveyor M/S dan akan jatuh pada sisi penampungan.

Gambar Magnetik Separator

2. Dust Collector
Berfungsi untuk mengumpulkan debu batubara dengan sistem vacum, secara
garis besar peralatan ini terdiri dari blower penyedot debu.
Gambar Dust Colector

3. Dust Supression

Berfungsi untuk menyemprot batubara yang baru dibongkar dari kapal atau
dikeruk dari reclaimer untuk mengurangi debu yang berterbangan, supaya tidak
menimbulkan polusi udara.

4. Belt Weigher/Belt Scale (Timbangan)


Berfungsi untuk menimbang batu bara yang akan disalurkan ke stock out area
atau ke unit dan untuk mengetahui flow rate yang melewati conveyor tersebut.
Pengukuran berat dilakukan dengan cara menimbang laju aliran batu bara di atas
belt conveyor.
Flow Diagram Proses Coal Handling

Penjelasan Flow Diagram Coal Handling


a. Kapal Tongkang
Batu bara yang dipasok dari luar diangkut dengan kapal tongkang. Kapasitas
kapal tongkang biasanya 8.000 – 10.000 ton. Batu bara yang dipakai oleh PLTU
Jeneponto yaitu Batu bara Adaro,Kideko dan SSP.
b. Ship Unloader ( SU )
Batu bara pada kapal tongkang di bongkar dengan alat ship unloader. Waktu
pembongkaran satu kapal tongkang biasanya memakan waktu 40 – 60 jam. Ship
Unloader memepunyai crappes yang berfungsi mengangkat batu bara dari kapal
tongkang ke Hoper C1. Satu kali crap SU dapat mengangkat 6 – 7 ton batu bara.

c. Conveyor 1 (C1)
Dari Kapal tongkang ,SU langsung mengalirkan batu bara ke C1 melalui
hoper dan cube.Pada C1 Head terdapat magnetik separator yang berfungsi
menjerat benda asing yang ikut bersama dengan batu bara salah satunya besi
dengan bantuan magnet.
d. Conveyor 2 (C2)
Setelah melalui hoper dan cube pada C1 head kemudian lanjut ke C2
tail.Conveyor akan jalan menuju ke C2 head.
e. Conveyor 3 (C3)
Dari C2 head akan masuk ke hoper dan cube selnjutnya masuk ke C3.Pada C3
ini terdapat To Way.To Way ini akan mengatur aliran apakah proses stacking atau
packing yang jalan. Proses stacking berlangsung dan batu bara akan melewati C7
dan ditampung di penampungan sementara yaitu coal yeard. Sedangkan proses
packing terjadi apabila volume bangker menurun dan ada kapal tongkang yang
bongkar muatan di jetty.
f. Conveyor C7
Pada conveyor C7 ini dapat terjadi TackerProses stacking dilakukan alat
stacker reaclainmer apabila volume banker masih besar dan ada kapal tongkang
yang sedang bongkar muatan di jety. Proses stacking berlangsung dan batu bara
akan melewati C7 dan ditampung di penampungan sementara yaitu coal yeard.
Sedangkan proses packing terjadi apabila volume bangker menurun dan ada kapal
tongkang yang bongkar muatan di jetty.
g. Conveyor C8
C8 merupakan conveyor emergency yang digunakan apabila alat SR
mengalami masalah. Batu bara akan didorong oleh bullduser masuk ke hopper tail
C8.

h. Conveyor 4 (C4)
Batu bara yang dialirkan dari C7 dan C8 akan masuk hoper tail C4.Pada C4
terdapat alat crusher yang berfungsi menghancurkan batu bara yang berukuran
besar menjadi ukuran yang lebih kecil.Batu bara selanjutnya menuju C4 head.
i. Conveyor 5 (C5)
Batu bara dari C4 head akan masuk ke hoper dan cube kemudian mengalir ke
C5 tail.Batu bara akan menuju C5 head,pada C5 head terdapat magnetik separator
yang berfungsi menangkap benda asing yang ikut dengan batu bara sebelum
masuk ke hoper dan cube.
j. Conveyor 6 (C6)
Dari hoper cube C5 head akan turun ke C6,pada C6 ini terdapat Dualplat
sebanyak 6 buah yang berfungsi mengarahkan batu bara masuk kedalam bunker.
Pada C6 ini terdapat alat Dust Kolektor yang berfungsi mengisap debu dalam
bunker.
k. Bunker
Batu bara dari C6 akan masukkan dan di tampung dalam bunker sebelum
digunakan dalam furnace sebagai bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai