Anda di halaman 1dari 30

DASAR PENGETAHUAN

KONSTRUKSI DAN STABILITAS KAPAL


BY : AMELIA AGISTA PUTRI
KAPAL
Dalam aturan Pemerintah No. 17 tahun 1988 tentang Penyelenggaraan dan
Pengusahaan Pengangkutan Laut, yang disebut dengan kapal adalah “alat
apung dengan bentuk dan jenis apapun.”

Definisi ini sangat luas jika dibandingkan dengan pengertian yang


terdapat pada pasal 309 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang
menyebutkan kapal sebagai “alat berlayar, bagaimanapun namanya, dan
apapun sifatnya.” Dari pengertian berdasarkan KUHD ini dapat dipahami
bahwa benda-benda apapun yang dapat terapung dapat dikatakan kapal
selama ia bergerak, misalnya mesin penyedot lumpur atau mesin penyedot
pasir.
Definisi lebih spesifik dan detail disebutkan di dalam Undang-
undang no. 17 tahun 2008 mengenai Pelayaran, yang menyebutkan
Kapal adalah “kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,
yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi
lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya
dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat
apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.”
Dengan demikian, kapal tidaklah semata alat yang mengapung
saja, namun segala jenis alat yang berfungsi sebagai
kendaraan, sekalipun ia berada di bawah laut seperti kapal
selam.
JENIS KAPAL (material pembuatannya)
1.Material Kayu
2.Material Fiberglass
3.Material Baja
4.Material Alumunium
5.Material Beton
1. Material Kayu
Proses pembutan kapal kayu dilakukan secara konvensional dengan menggunkan
peralatan yang sederhana. Pada saat ini kapal kayu masih digunakan karena memiliki
karakteristik lebih ringan dan mudah di bentuk, namun untuk saat ini meterial
pembuatnya cukup sulit didapat, Pembuatan kapal kayu didasarkan pada perencaan dan
perancangan yang didalamnya terdapat perencanan jenis kayu berdasarkan kelas kuat
dan kelas awetnya. Semakin besar kapal maka jenis kayu yang pilih dalam pembuatan
kapal juga memiliki kelas kuat dan awet yang lebih baik. Saat ini kapal kayu
digunakan sebagai kapal ikan konvensional, kapal wisata, dan kapal latih.

2. Material Fiberglass
Kapal fiber memiliki karakteristik lebih ringan, mudah dibentuk dan materialnya
mudah didapat. Kapal fiber dapat menggantikan fungsi kapal kayu. Namun, di beberapa
negara maju kapal fiber tidak digunakan karena dianggap memiliki dampak pencemaran
terhadap lingkungan. Saat ini kapal fiber banyak digunakan untuk kapal ikan, kapal
wisata ataupun kapal patroli perairan pantai bahkan sekoci.
3. Material Baja
Proses manufaktur kapal baja melalui proses perakitan dan pengelasan. Kapal
baja memiliki karakteristik kuat terhadap kekuatan tekuk dan meterial mudah di
dapat namun proses pembuatanya lebih sulit dari kapal fiber dan kayu.
Pembuatan kapal baja di dasarkan pada perencanaan dan perancangan yang sangat
kompleks melalui banyak tahapan. Saat ini kapal baja sangat mudah dijumpai
sebagai kapal niaga, kapal perang, kapal wisata, kapal pandu dan lain lain.

4. Material Alumunium
Kapal Aluminium memiliki karakteristik mudah di bentuk, ringan dan material
mudah didapat namun biaya pembuatan kapal aluminium sangat tinggi karena di
bentuk dengan menggunakan pengelasan. Kapal alumininium banyak di jumpai pada
kapal perang, kapal partoli ataupun kapal lainya yang membutuhkan performa
kecepatan kapal. Karena kapal aluminium dapat membuat kapal jauh lebih ringan
dan meningkatkan performa kapal.
5. Material Beton / Ferrocement
Material ini memiliki karakteristik mudah dibentuk, material mudah didapat
namun lemah terhadap getaran. Kapal ferro cement menggunakan konstruksi
berbahan besi beton atau round bar yang berfungsi sebagai penguat
konstruksi dalam cement yang kemudian di lapisi oleh cement/beton yang
membentuk badan kapal. Kapal ferro cement digunakan di perairan yang
tenang, minim ombak dan getaran sebagai, dermaga apung, dock apung ataupun
kapal niaga.
JENIS KAPAL (Fungsinya)
1. Kapal General Cargo
2. Kapal Kontainer / Peti Kemas
3. Kapal Bulk Carrier
4. Kapal Log Carrier/ Timber Carrier
5. Kapal Penumpang
6. Kapal Perang
7. Kapal Tunda / Tug Boat
8. Kapal Keruk / Dredger
Cargo Carrying Capacity
Bale space adalah ruangan didalam palka yang disediakan untuk muatan umum (general cargo) dan biasanya
dinyatakan dalam cft. Besarnya ruangan muatan diukur dari bagian dalam gading-gading dan antara lantai bawah
dengan bagian bawah deck lantai atas. Biasanya digunakan untuk menghitung kapasitas kapal untuk semua
muatan yang bentuknya tidak mengikuti bentuk kapal seperti palet, karung, drum, krat, dan barang lainnya.

Grain Space adalah ruangan dalam palka yang disediakan untuk mutan curah (bulk) dan biasanya dinyatakakan
dalam cft. Besarnya ruangan muatan diukur dari bagian dalam dinding kapal dan dari lantai bawah sampai dengan
bagian bawah dari lantai atas. Muatannya cendrung mengikuti ruangan palka, seperti biji gandum, tepung, beras,
dan barang sejenisnya

Jumlah keseluruhan dari bale space atau grain space dibagi oleh cargo deadweight ton adalah stowage factor dari
sebuah kapal barang.
Ullage sendiri merupakan volume tanki antara permukaan muatan dengan atap tangki
(Top Tank), sedangkan Innage/DIP merupakan volume tanki berdasarkan kedalaman
atau jarak antara dasar tanki (meja ukur) hingga permukaan muatan.
Ukuran Pokok Kapal
Panjang Kapal
• LOA (length over all) adalah panjang keseluruhan dari kapal yang diukur
dari ujung buritan sampai ujung haluan.

• LBP (length between perpendikulars) adalah panjang antara dua garis tegak
buritan dan garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.
• LWL (length on the water line) adalah jarak mendatar antara kedua ujung
garis muat yang diukur dari titik potong dengan linggi haluan sampai titik
potongnya dengan linggi buritan diukur pada bagian luar linggi depan dan
linggi belakang, jadi tidak termasuk tebal kulit lambung.
Lebar Kapal
• BWL (breadth at the water line) lebar pada garis
air muat adalah lebar yang terbesar yang diukur
pada garis air muat.

• BOA (maksimum breadth) lebar maksimum adalah


lebar terbesar dari kapal yang diukur dari kulit
lambung kapal disamping kiri sampai kulit lambung
kapal sampai kanan.kalau ada bagian geladak yang
menonjol keluar melampaui lambung kapal, maka
yang dipakai sebagai B maksimum adalah lebar dari
geladak yang dimaksud.

• Boa adalah lebar yang direncanakan adalah jarak


mendatar gading tengah kapal yang diukur pada
bagian luar gading,jadi tidak termasuk termasuk
tebal kulit lambung kapal.
• Tinggi geladak kapal(H)
Tinggi geladak (depth) adalah jarak tegak
dari garis dasar sampai garis geladak yang
terendah,ditepi diukur ditengah-tengah
panjang kapal.

• Sarat Kapal (T)


T(draught) sarat yang direncanakan adalah
jarak tegak dari garis dasar sampai pada
garis air muat.

Pada saat even keel (beban rata) maka sarat


kapal berlaku untuk seluruh panjang kapal.
Pada saat kapal beban tidak rata maka ada
bermacam-macam sarat kapal.
Weight
Displacement atau sering disebut dengan berat benaman adalah berat zat cair yang
dipindahkan oleh badan kapal yang berada di bawah permukaan cairan dimana kapal
berada, atau bisa dikatakan bahwa displacement adalah berat kapal beserta isinya.

Dead Weight Tonage ( DWT ) atau bobot mati adalah kemampuan kapal untuk mengangkut
beban sampai draft maksimum yang diijinkan, Misalnya : Muatan ( Cargo DWT ), ballast,
bahan bakar, air tawar, store, permakanan dan lain-lain. ( Operating Load ).

Loaded Displacement adalah displacement sedemikian rupa sehingga kapal mempunyai draft
maksimum yang diijinkan.
Gross tonnage (GT) dan net tonnage (NT) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
besarnya volume kapal untuk menampung muatan barang yang hendak dibawa ke tempat
tujuan. Jadi, kedua istilah ini digunakan untuk perhitungan ruang suatu kapal.

BRT (Bruto Register Tonnage) / Gross Tonnage (GT), yaitu isi kotor yang menunjukan ukuran
volume dari seluruh bagian kapal.

NRT (Netto Register Tonnage) / Net Tonnage (NT), yaitu isi bersih yang menunjukan ukuran
volume dari kapal yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan dari aktivitas
pelayaran, seperti untuk pemuatan atau pengiriman barang ke tempat tujuan.
DISPLACEMENT

00

DISPLACEMENT
DISPLACEMENT

04

DISPLACEMENT
DISPLACEMENT

09

DISPLACEMENT
DISPLACEMENT

G
B

16

DISPLACEMENT
DISPLACEMENT

G
B

20

DISPLACEMENT
Apa itu Gross Tonnage (GT)?

Istilah Gross Tonnage (GT) dulunya adalah Gross Register Tonnage (GRT) atau dalam
bahasa Indonesia disebut sebagai tonase kotor. Gross tonnage adalah jumlah seluruh
volume ruangan di bawah geladak (under deck) dan ruangan-ruangan tertutup yang
ada di atasnya (over deck), ditambah dengan isi ruangan beserta semua ruangan
tertutup, termasuk ruangan tertutup yang letaknya di atas geladak paling atas
(superstructure).

GT menggambarkan total volume ruang yang


tertutup dari sebuah kapal mulai dari lunas
kapal hingga cerobong asap/Funnel.
Apa itu Net Tonnage?

Net tonnage dinyatakan dalam satuan ton yang diperoleh dari pengurangan gross tonnage
(GT) dengan isi ruangan-ruangan kediaman awak kapal seperti kamar nahkoda dan perwira,
tempat mesin, dan ruangan lainnya. Jadi, net tonnage adalah ukuran ruangan kapal yang
tersedia untuk keperluan pengangkutan barang muatan atau barang dagangan. Seringkali
Harbour dues diperhitungkan berdasarkan dari Net Tonnage
Basic Stabilitas
Stabilitas sebuah kapal mengacu pada
kemampuan kapal untuk tetap mengapung
tegak di air. Berbagai penyebab dapat
mempengaruhi stabilitas sebuah kapal dan
menyebabkan kapal terbalik.
Stabilitas adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang kemampuan sebuah
kapal untuk kembali kedudukan semula
setelah disengetkan oleh gaya - gaya dari
luar dan gaya-gaya dari dalam.
Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal, merupakan sifat atau kecenderungan dari sebuah kapal
untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat senget (kemiringan) yang disebabkan oleh
gaya-gaya dari luar (Rubianto, 1996). Sama dengan pendapat Wakidjo (1972), bahwa stabilitas
merupakan kemampuan sebuah kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget oleh karena
kapal mendapatkan pengaruh luar, misalnya angin, ombak dan sebagainya.

Secara umum hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal dapat dikelompokkan kedalam dua
kelompok besar yaitu :
a. Faktor internal yaitu tata letak barang/cargo, bentuk ukuran kapal, kebocoran karena kandas atau
tubrukan
b. Faktor eksternal yaitu berupa angin, ombak, arus dan badai

Anda mungkin juga menyukai