Anda di halaman 1dari 32

Soal dan jawaban UKP Bangunan kapal dan Stabilitas

1. Terangkan bagaimana cara memberi nomor pada gading2 (frames) kapal !


jawab :
Cara memberi nomor pada gading2 (frames) kpl, antara lain :

gading2 biasanya diberi nomor dari belakang ke depan yang dimulai dari gading nol (gading2
buritan)

gading2 sebelah depan (gading2 nol) diberi nomor urut 1,2,3,4,dst dengan tanda (+) sedang

gading2 dibelakang (gading2 nol) diberi nomor urut 1,2,3,4,dst dengan tanda (-)/dengan huruf
abjad kecila,b,c,d,dst

2. Double bottom :

apakah kegunaannya

bagaimana ketentuan solas 74 mengenai double bottom

jawab :
kegunaan double bottom,antara lain :

bila kapal kandas & mengalami kebocoran masih ada dasaryang kedap air

sbg ruangan muatan cair : air tawar,bahan bakar,ballast,dsb

membantu stabilitas kapal

menambah kekuatan melintang kapal


- ketentuan solas 74 mengenai double bottom,
antara lain :

panjang kapal 50 m & kurang dari 61 m harus dipasang dasar berganda paling sedikit dari sekat
didepan KM s/d sekat ceruk depan/ sejauh dapat dilaksanakan sedekat mungkin dengan sekat
tersebutp

panjang 61 m (200 ft) & kurang dari 76 m (249 ft) hrs dipasang dasar berganda paling sedikit dari
sekat2 kamar mesin diteruskan sampai ke sekat ceruk haluan & sekat ceruk buritan

untuk kapal yang panjangnya 76 m (249 ft)/lebih harus dipasang dasar berganda dari sekat
ceruk haluan sampai sekat ceruk buritan

bila dasar berganda diharuskan u/dipasang, maka tingginya ditentukan/atas persetujuan


pemerintah & dasar dlm diteruskan sampai ke sisi lambung sehingga dapat melindungi dasar
kapal sampai ke, lengkungan got (bilge) perlindungan ini dianggap memenuhi syarat bila garis
potong antara lempeng samping(margin plate) dengan lajur samping (bilge strake) tidak lebih
rendah dari 1 bidang datar yang melalui titik potong garis gading dengan lunas dimana garis
diagonal tsb membentuk sudut 25 dengan alas & memotong bidang simetri pada setengah lebar
kapalterbesar

got pengering (drain well) yang dibuat dalam dsr berganda yg digunakan u/mengeringkan
palka/ruang muat,dll tdk boleh lebih rendah dari yang diperlukan

dasar berganda diperlukan kompartemen2 kedap air yang berukuran sedang khusus di
pergunakan u/mengangkut minyak & yang melakukan pelayaran internasional jarak dekat secara
teratur

bagi kapal yang mempunyai kompartemen2 yang kedap air yg berukuran sedang khusus di
pergunakan u/mengangkut minyak & yang melakukan pelayaran internasional jarak dekat secara
teratur

3. Jelaskan pengertiaan dari :


1. GRT (gross register ton).
2. NRT (netto register ton).
3. TPC (ton per centimeter).
4. FWA (fresh water allowance).
5. DWA (Dock water allwance).
6. LOA (length over all).
7. LBP (length between perpendicular).
8. lambung bebas (free board).
9. berat benaman (displacement).
10. bobot mati (DWT dead weight tonnage).
11. sarat kapal. 12.
jawab :
1. GRT (gross register ton) adalah volume/isi sebuah kapal dikurangi dengan isi sejumlah ruangan
tertentu uk

keamanan kapal (deducted spaces).


2. NRT (netto register ton) a/volume/isi sebuah kapal dikurangi dengan jumlah isi ruangan2 yg tidak
dapat dipakai u/mengangkut muatan.
3. TPC (ton per centimeter) adalah bobot dalam ton yg diperlukan untuk merubah draft kapal sebesar 1
cm .
4. FWA (fresh water allowance) adalah besarnya perubahan sarat kapal yang terjadi jika kapal yang
mengapung disuatu perairan laut yang memiliki berat jenis 1025 kg/m,berpindah tempat ke perairan
yang memiliki berat jenis1000 kg/m/sebaliknya.
5. DWA (Dock water allwance) a/jarak perpindahan secara otomatis bila kapal berlayar dilaut &
memasuki sungai/air.
6. LOA (length over all) adalah jarak membujur kapal dari titik terdepan linggi haluan kapal sampaike
titik terbelakang dari buritan kapal diukur sejajar lunas.
7. LBP (length between perpendicular) adalah panjang kapal dihitung dari garis tegak depan sampai
ke garis
tegak belakang.
8. lambung bebas (free board) adalah jarak tegak dari garis air sampai geladak lambung bebas/garis
deck (deck line).
9. Berat benaman (displacement) adalah jumlah berat kapal & segalanya yang berada pada kapal tsb
& dinyatakan dalam ton .
10. Bobot mati (DWT dead weight tonnage) a/ selisih berat kapal maksimum dikurangi berat kapal
kosong (load displacement light displacement).
11. Sarat kapal (draft) adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai garis air
(sarat moulded).

POKOK POKOK KONSTRUKSI KAPAL

Konstruksi Kapal
Persoalan utama dalam konstruksi kapal ialah membuat suatu konstruksi yang kokoh dan kuat
dengan berat konstruksi yang seringan-ringannya. Karena dengan kontruksi yang kuat tetapi
ringan, maka kita akan mendapatkan daya muat yang besar sehingga hal ini akan
menguntungkan, yaitu pada kapal niaga akan dapat mengangkut muatan yang lebih besar,
sedangkan pada kapal perang akan memungkinkan penambahan kecepatan kapal dan jarak
jelajah kapal akan menjadi lebih besar.
Kontruksi kapal harus dibuat kuat dan kokoh sehingga dapat menahan / mengatasi gaya dialami
oleh kapal pada waktu berlayar. Untuk itu maka kontruksi lambung kapal dibuat (disusun)
merupakan suatu kerangka yang terdiri dari :
1. Kekuatan hubungan melintang ialah bagian lambung kapal yang membantu kekuatan
melintang kapal. Misalnya : Gading-gading, balok geladak, dinding kedap air.
2. Kekuatan hubungan memanjang ialah lambung kapal yang membantu kekuatan memanjang
kapal. Misalnya : Lunas, penguat dasar memanjang, menguat kulit.
3. Kekuatan hubungan melintang/memanjang ialah bagian lambung kapal yang membantu
kekuatan melintang maupun memanjang kapal. Misalnya : Plat kulit, plat geladak.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA LAMBUNG KAPAL.
1. KEEL (lunas). Lunas adalah bagian lambung kapal yang terpenting, karena lunas ini
merupakan penguat memanjang yang terletak ditengah-tengah kapal, dan semua bagian
kontruksi yang lain secara langsung ataupun tidak dihubungkan dengan lunas ini. Umumnya

lunas ini dibuat dari tiga buah plat yang dilas satu dengan yang lain, sehingga merupakan profil
I, bagian dari bawah profil I ini disebut plat lunas atau keel plate, yang merupakan plat dasar
tengah, sedang pada kapal besar plat ini merupakan penguat sedang plat dasar tengah dipasang
dibawahnya. Bagian yang tegak dari profil I inidinamakan lunas tegak atau vertikal keel sedang
bagian atas dinamakan plat rider atau rider plate.
2. GADING-GADING (Frame). Gading-gading merupakan kerangka dari lambung kapal, kulit
kapal dilekatkan pada gading ini dengan keeling atau las. Menurut biro klasifikasi jarak dari
gading ini satu dengan yang lain maximum adalah 0,5 meter. Gading-gading biasanya dibuat
dari profil siku (L) ada juga yang dibuat dari profil siku dengan bulb (L) atau profil T.
3. DINDING KEDAP AIR (water tight bulk head). Yang dimaksud dengan kedap air ialah kedap
terhadap air dibawah pengaruh suatu tekanan tertentu.
Gunanya dinding kedap air ialah :
a. Untuk membatasi (melokalisir) kebocoran dalam suatu ruangan jangan sampai mengalir
keruangan lain.
b. Untuk membatasi (melokalisir) bahaya kebakaran.
c. Untuk memberikan kekuatan melintang pada kapal.
Setiap kapal minimum harus mempunyai 4 buah dinding kedap air yaitu :

Dinding Pelanggaran. Dinding ini merupakan dinding kedap air pertama dibelakang
linggi haluan. Jarak antara dinding pelanggaran dengan tinggi : haluan diukur pada garis
muat tidak boleh kurang dari 1/20 LOA (panjang seluruh). Kontruksi dari dinding ini
dibuat lebih kuat dan lebih berat dibandingkan dengan dinding kedap air lainnya, karena
dinding pelanggaran ini dimaksudkan untuk membatasi kerusakan atau kebocoran pada
waktu kapal tabrakan.

Dinding kedap air didepan kamar mandi.

Dinding kedap air dibelakang kamar mandi.

Dinding kedap air buritan (after peak bulk head). Ditambah jumlah sesuai dengan
kebutuhan, tergantung pada panjang kapal. Pada kapal pengangkut zat cair (tanker) selain
terdapat dinding kedap air melintang (transvere bulk head) terdapat pula dinding kedap
air memanjang (longitudinal bulk head).

GELADAK DAN SUSUNAN GELADAK.


Selain dibagi secara melintang oleh dinding kedap air, maka lambung kapal juga dibagi secara
mendatar oleh geladak. Jumlah geladak tergantung pada ukuran kapal. Geladak dikapal dagang
diberi nama tertentu, sedangkan pada kapal perang geladak diberi nama dengan huruf besar.
Geladak utama (main deek) ialah geladak yang dipasang mulai dari buritan sampai haluan
dengan tidak terputus-putus. Geladak utama ini adalah geladak yang paling penting dan diberi
tanda dengan huruf H. Geladak dibawah geladak utama diberi tanda berurut kebawah dengan
huruf J.K.L.M. dan seterusnya (huruf I dan O tidak digunakan) geladak diatas geladak utama
diberi tanda berturut-turut keatas dengan huruf G.F.E.D. dan seterusnya. Gunanya geladak dibuat
melengkung keatas ialah memperkuat kontruksi dan supaya bila ada air diatas geladak dapat
mudah mengalir ketepi untuk mempercepat pembuangan. Plat geladak secara melintang ditumpu
oleh balok geladak (deck beam) dari secara memanjang ditumpu oleh penguat geladak
memanjang (deck ginder). Balok geladak dan deck ginder ini dibuat dari bahan yang sama
dengan gading-gading.
DASAR GANDA (double bottom)
Dasar ganda merupakan geladak dari sebuah kapal dan gunanya ialah untuk membatasi bahaya
kebocoran bila kapal mengalami kebocoran dari bawah. Ruang dibawah dasar ganda (double
bottom spare) digunakan sebagai tangki bahan bakar maupun tangki air tawar, karena itu dasar
ganda ini juga di sebut tank top. Dasar ganda ini dipasang mulai dari dinding pelanggaran
sampai dinding kedap air buritan dan lebarnya ialah 0,8 lebar kapal. Bila didalam kapal terdapat
dua tangki yang berbeda isinya maka diantara kedua tangki tersebut harus dipasang tangki
pemisah (Cofferdam). Cofferdam ini gunanya ialah mencegah tercampurnya dua jenis zat cair
yang berbeda bila terjadi kebocoran pada salah satu tangki. Juga sebagai daya apung cadangan.

Langkah Langkah Membongkar Mesin Diesel ( Overhauld )


Hal hal penting yang harus diperhatikan dalam membongkar silinder head adalah :

1. Pastikan mesin diesel dalam kondisi dingin


2. Air pendingin harus dalam kondisi kosong, caranya dengan mengedrain air pendingin.
3. Pastikan semua koneksi pipa ke silinder head harus terlepas semua.

4. Posisikan Top Dead Center (TDC) pada silinder head yang mau di bongkar
5. Lepas baut silinder head dengan special tools
6. Angkat silinder head.
Berikut adalah langkah-langkah dalam bongkar pasang silinder head :
1. Siapkan manual books pemeliharaan melepas cylinder head.
2. Drain / keluarkan air pendingin Jaket Water ( JW ).
3. Tutup stop kran air pendingin JW.
4. Lepas tutup cover cylinder head.
5. Lepas exhaust manifold.
6. Lepas intake manifold.
7. Lepas L Boch.
8. Lepas indicator cock.
9. Tutup stop kran BBM.
10. Lepas pipa injektor.
11. Lepas pipa udara start.
12. Lepas pipa air jaket water yang berhubungan dengan cylinder head.
13. Lepas roker arm dan komponen- komponennya.
14. Lepas cover pengaman komponen diatas cylinder head.
15. Lepas baut cylinder head.
16. Setelah baut cylinder head dilepas cylinder head diangkat & diturunkan.
17. Lepas spring valve intake maupun exhaust, selanjutnya lepas cashing valve exhaust kemudian
setelah valve intake dilepas dibersihkan dan diskur selanjutnya diukur sesuai petunjuk manual books.
18. Rakit kembali chasing valve exhaust, valve intake dirakit pada cylinder head.
19. Lepas starting valve selanjutnya dibersihkan dan diskur setelah selesai dirakit kembali dan dipasang
pada cylinder head.
20. Bersihkan injektor dan ditest tekanannya sesuai standar, kalau tekanannya tidak sesuai dibongkar
kemudian sesuaikan tekanannya selanjutnya pasang kembali pada cylinder head.
21. Setelah komponen-komponen cylinder head dirakit, cek kembali ikatan-ikatannya.
22. Sebelum dipasang cylinder head bloknya dibersihkan dan cek ring cylinder head.
23. Ingatkan waktu memasang cylinder head jangan dipasang dulu exhauste manifol maupun intake
manifol, elboch maupun komponen yang menghambat waktu mengikat cylinder head karena kalau
dipasang cylinder head tidak rapat mengakibatkan kompresi bocor ada toleransi untuk memasang intake
manifol dengan syarat bautya asal bisa masuk saja , bautnya jangan terlalu dalam/rapat,
24. Pasang kembali cylinder head, ikatan sesuai manual books.
25. Pasang kembali perangkat / komponen- komponennya dan stel valve intake maupun exhaust,
clearence sesuai dengan manual book

26. Setelah pekerjaan selesai cek kembali semua ikatan-ikatan pada komponen cylinder head
dan yakinkan tidak ada tools yang ketinggalan.
27. Buka kembali stop kran air pendingin untuk pengisian. Dan buka kran stop BBM selanjutnyajalankan
pompa air pendingin untuk pembuangan angin dan cek kalau ada kebocoran.
28. Yakinkan kondisi mesin siap operasi.

Pengertian Pompa diatas kapal


Pompa adalah suatu pesawat bantu yang di pergunakan untuk memindahkan suatu zat ( cair atau gas )
dari suatu tempat ke tempat lain karena adanya perbedaan tekanan.
Pembagian jenis pompa:
Dari cara geraknya, pompa-pompa pada umumnya dapat dibedakan dalam 2 macam utama yaitu:
a. Pompa dengan gerak lurus bolak balik.
b. Pompa denagn gerak rotasi atau berputar.
pompa dengan gerak lurus bolak-balik di golongkan:
1. Pompa plunyer / torak kerja ganda artinya setiap dua langkah menghasilkan satu volume langah.
2. Pompa plunyer/torak kerja ganda artinya setiap torak menghasilkan volume langkah.
3. Pompa plunyer/torak kerja secara diferensial, pompa ini merupakan gabungan dari pompa kerja
tunggal atau kerja ganda.
Pompa dengan gerak rotasi atau berputar dapat digolongkan yaitu:
1. Pompa sentrifugal
2. Pompa Roda Gigi, pompa ini sering dipakai untuk berbagai jenis seperti pompa minyak lumas, pompa
pemindah bahan bakan, dan bahan bakar untuk ketel uap.
3. Pompa Ulir, termasuk pompa yang dapt menghisap sendiri.
4. Pompa Sayap, pompa ini dianggap sebagai pompa isap dan tekan.

Oil Water Separator

Oily Water Separator (OWS) adalah pesawat yang mampu memisahkan air dari air buangan yang

mengandung minyak sampai hasil pemisahannya mencapai kurang dari 15 ppm.


Bagin-bagian dan fungsi OWS yaitu :

Blige Pump, berfungsi sebagai penghisap air got

Bilge Separator ( Stage I ), berfungsi sebagai tabung pemisah air got dengan minyak.

Coaliser ( Stage II ), berfungsi sebagai penampungan air got yang di pisah oleh bilge separator
dari endapan minyak.

Disk ( Lempengan-lempengan ), berfungssi sebagai alat pemisah air got dengan minyak karena
perbedaan berat jenis

Piston valve, berfungsi sebagai katup untuk mengalirkan air isap yang terpisah yang dimana
minyak air kotor masuk ke Sludge tank.

Selenoide Valve, berfungsi sebgai pengatur aliranair got, bekerja atas dasar kiriman sinyal dari
minyak air kotor ( centra unit )

Sludge Oil Tank ( tangki minyak air kotor ), berfungsi sebagai penampungan minyak air kotor.

Filter, berfungsi sebagai penyaringan yang berada di coaliser ( stage II ).

Prisip dan Kerja OWS :


Air got dihisap oleh Bilge pump diteruskan ke bilge separator ( stage II ) yang bercampur dengan minyak.
Gravity Disck dalam bilge separator yang berputar secara sentrifuse oleh motor penggerak yang
mengakibatkan memisahnya bagian-bagian berat dengan lain-lainnya yang ringan. karena pengaruh
berat jenis antara air got dengan minyak kotor, maka minyak kotor terlempar bagian atas, sedangkan
bagian air got terlempar kebawah ( pengaruh sentrifugal ). minyak tersebut akan mengirim sinyal ke unit
control mengakibatkan selenoide valve bekerja, membuka membran piston valve, sehigga minyak kotor
masuk ke sludge tank,s sedangkan air got masuk ke coaliser ( stage II ) . ke fillter naik keatas sisi
kananmembalik menurun kebawah lewat filtter ke sisi kiri. konsentrasi air got dapat di monitor
menggunakan OPM ( Oil Pollution Monitor ) bila konsentrasi menunjukan 15 ppm maka air got di buang
kelaut namun bila konsentrasi melebihi dari 15 ppm maka keadaan sistem coaliser secara flushing
dengan harapan menurunkan ppm tersebut normal dengan menurunkan overboard. minyak kotor akan
ditampung di sludge tank, selanjutnya di bakar menggunakan Insalator yang mengakibatkan minyak
terbakar menjadi gas dan dikarenakan pencemaran minyak tidak diperbolehkan di buang ke laut.
My Blog"s El-Nino

Maritime Pollution ( MARPOL )


Menyadari akan besarnya bahaya pencemaran minyak di laut serta peningkatan kualitas pencemaran
yang sejalan/sebanding dengan meningkatnya kebutuhan minyak sebagai sumber enrgi, maka timbullah
upaya-upaya untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya tersebut oleh negara-negara maritim yang
selanjutnya dikeluarkan ketentuan lokal oleh IMCO dengan Konvensi MARPOL 1973, dimana dalam
konvesi tersebut diantaranya disebutkan bahwa pada dasarnya tidak dibenarkan membuang minyak ke
laut, sehingga untuk pelaksanaannya timbullah :

Penangadaan tangki ballast terpisah (SBT) atau Crude Oil Washing (COW) pada ukuran kapalkapal tertentu di tambah dengan peralatan-peralatan tertentu.

Batasan-batasannya jumlah minyak yang dapat di buang kelaut.

Daerah-daerah pembuangan minyak.

keharusaannya pelabuhan-pelabuhan, khususnya pelabuhan muat untuk menyediakan tangki


penampungan slop (ballast kotor)

Contingency Plan adalah tata cara penanggulan pencemaran dengan prioritas pada pelaksanaan serta
jenis alat yang digunakan. Cara pembersihan tumpahan minyak :

Menghilankan minyak secara mekanik.


Dengan memakai Boom atau Barier pemakain boom akan lebih baik pada laut yang tidak
berombak.

Absorbents
Zat untuk meng-absorb minyak, ditaburkan diatas tumpahan minyak dan kemudian zat tersebut
meng-absorb minyak tersebut.

Menenggelamkan minyak
Suatu campuran1.00 ton calsium carbonate yang ditambah 1%sodium sterate.

Disepersant
Fungsi disepersant adalah guna bercampur denagn 2 komponen yang lain, masuk ke lapisan
minyak kemudian membentuk emulsi.

Pembakaran
Membakar minyak diatas laut umumnya sedikit sekali dapat berhasil, karena minyak ringan yang
terkandung telah menguap secara cepat.

Istilah-istilah dalam tangki minyak :

Ballast tetap ialah air ballast yang terdapat didalam tangki khusus dipergunakan untuk ballast
dan tidak pernah dipergunakan untuk muatan.

Ballast bersih ialah air ballast yang terdapat di dalam tanki yang sudah dicuci

Ballast kotor ialah air ballast yang terdapat didalam tanki yang bekas dipergunakan untuk
memuat minyak.

sebagai hasil "International Convention for the prevention of pollution from ships " tahun 19973, yang
kemudian di sempurnakan dengan TSPP (Tanker Safety and Pollution Perevention ) protocol 1978 dan
konvesi ini dikenal dengan nama MARPOL 73/78 maka Marpol memuat 5(lima) Annex yang masih
berlaku sampai sekarang yakni

Annex 1 : Peraturan-peraturan pencegahan pencemaran oleh MInyak (oil)

Annex 2 : Peraturan-peraturan pencegahan pencemaran oleh bahan cair berbahaya dalam


keadaaan curah ( Nixious Liquid Substance in packages from )

Annex 3 : Peraturan-peraturan pencegahan pencemaran oleh bahan berbhaya berbentuk dalam


peti kemasan (Harmful Substance in packages from )

Annex 4 : Peraturan -peraturan pencegahan pencemaraan oleh muatan ( sewage )

Annex 5 : Peraturan-peraturan pencegahan pencemaran oleh sampah ( garbage )

Annex 6 : Peraturan-peraturan pencegahan pencemaran oleh Polusi udara ( air pollution )

Soal UKP Teknologi Bahan Part I dan Part II


Soal Ke I Teknologi Bahan

1. Tuliskan kegunaan dibawah ini ?


kegunaan packing-packing di bawah ini:

klingrit :untuk pelapis pd suhu dan tekanan yg tinggi yg berhubungan dg minyak

Tembaga :ialah untuk bagian yg tahan tekanan dan suhu tinggi serta td menemoel pd bidang
paking atau tutup silinder,tutup rumah katup.

Karet :ialah untuk bahan paking, gelang simer, selang, sbg peredam getaran sabuk mesin, sabuk
trfansfer.

Asbes :ialah untuk packing plat, packing sumbat tabung, packing pd sambungan flens, exhaust
manipol ( yg berhubungan dg tem tinggi).

2. Contoh penggunaan bahan tersebut dibawah ini dikapal ?

Baja (steel) : pondasi mesin, baut-baut.

Besi tuang (cast iron) : rumah pompa, rocker arm.

Besi campuran : body mesin,

Besi biasa : pipa-pipa,

Baja campuran : crank shaft, cam shaft.

3) A. Apa yang dimaksud dengan paduan non fero yang berat sebutkan yang terpenting ?
B.Tuliskanlah 2 ( Dua ) paduan tembaga dan 2 ( Dua ) paduan timah dengan timbel dan cantumkan
padanya penggunaan yang terpenting. ?
A.Panduan non fero berat ialah ; suatu cara memadukan dua buah logam non fero berat untuk
mendapat sifat yg lebih baik.Contoh : Bahan yg terpenting dlm panduan dinamakan tembaga ,
timah,timbel.B. Dua paduan tembaga dan kegunaannya:Paduan tembaga nikel dipergunakan dlm
tehnik elektro sbg bhn hambatanPaduan tembaga timah digunakan dlm bhn2 diatas kpl seperti daun
propeller, seal pd stern tube dll.Dua paduan timah dgn timbel dan kegunaannya :Paduan timah timbel
menghasilkan staniol atau kertas perak, yg dipergunakan sbg pembungkus untuk bahan
makanan.Paduan timah antimon menhasilkan britama yg dipergunakan untuk pembuatan barang
logam keperluan rumah tangga.
4).A. Apa logam nonfero itu berikan contoh contohnya

B.Tuliskan unsur paduan dari perunggu dan

cantumkan padanya pengaruh yang dilakukan terhadap paduan.

A.Logam Non ferro adalah Logam bukan besi yg dipergunakan sbg bahan campuran dlm paduan
untuk mendapatkan sifat2 yg lebih baik dlm keperluan tehnik elektro, listrik dll.
Contoh: Wolfrom, babit ( antimon), Molyd deen, Magnesium, Chrom .B.Unsur paduan dari
perunggu adalah terdiri dari susunan tembaga timah dng perbandingan 3 : 2 dng campuran
tambahan timah dan besi Pengaruh yg dilakukan trehadap paduan diantaranya memiliki tegangan
tarik atau SB = 40-50 kg/mm2. dan renggangan 20% tdk mudah patah atau elastis didalam air dng
sedikit berkarat.

5.) Jelaskan pengertian dbwh ini:A.) Nilai pembakaran :B.) Nilai Opal :C.) Titik nyala :D.) Titik Bakar :
A.) Nilai Pembakaran: Banyaknya pns pd suatu pembakaran sempurna yg diserahkan oleh 1 kg bb
yg dinyatakan dlm joul/kg bb.
B.) Nilai opak : Nilai pembakaran di kurangi dg panas kondensasi yg ada dlm bb.
C.) Titik nyala : Suatu temp dimana bila diberi api akan menyala kemudian mati.
D.) Titik bakar : Suatu temp dimana bila diberi api akan menyala atau terbakar sampai habis.

Soal Ke II Teknologi Bahan


1. A.)Ada berapa pelumasan yang terdapat di permesinan kapalPelumasan yg terdapat dipermesinankpl
B.) Apa tujuan pelumasan tersebut. Tujuan pelumasan :
A.Pelumasan yg terdapat dipermesinan kpl adalah

.Pelumasan hidrodinamis : memisahkan dua buah permukaan yg saling bergerak, poros dan
bantalan dipisahkan oleh pelumasan tekanan. Pelumasan , dihasilkan oleh gerakan poros
bantalan .

Pelumasan hidrostatis :Pelumasan terus menerus pd kedua permukaan , menekan pelumas


diantara kedua permukaan

Pelumasan terbatas :Tidak terjadi lapisan permukaan yg tdk terputus diantara kedua permukaan
karena ini terjadi dari hubungan antara metal dan crank shaft.

B. Tujuan pelumasan :

Mengurangi gesekan dan kehausan

Penyaluran panas karena gesekan ( mendinginkan)

Berfungsi sbg penutup rapat

Peredam suara

Perlindungan permukaan thd korosi

3.) a. Pada tatanan logam diketahui logam ferro, logam non ferro dan logam paduan ,apa
perbedaan ketiga macam logam tersebut. b. Tuliskan Bahan utama logam tersebut
diatasjawab.
a. Perbedaan antara logam fero, Logam non fero dan Logam paduan

Logam ferro adalah logam yang mengandung besi ( Fe ) dan Carbon ( C )

Logam non ferro adalah logam yg bahan dasarnya tidak mengandung besi ( FE )dan carbon
(C)

Logam paduan adalah logam paduan 2 logam atau lebih.

b. Bahan utama logam tersebut diatas adalah

Logam fero terdiri dari : Besi (Fe), Carbon (C), Silisium ( Si ), Mangan (Mn), Posphor (P ), Sulfur (
S ).

Logam non fero unsur dasarnya terdiri dari : Alumunium ( Al ), Tembaga ( Cu ), Timbel / Timah
putih ( Sn ), Nikel ( Ni ), Magnesium ( Mg ), Zeng ( Zn ),Timbel / Timah hitam ( Pb ).

Bahan utama logam paduan : tembaga + timah, tembaga + timah + timbel,tembaga + seng

4.) Untuk menjaga struktur atom pd logam perlu perawatan yaitu : memanaskan baja dg cepat hingga
suhu kurang lebih 800 C dan kemudian mendinginkannya dlm minyak atau air, baja tersebut akan
menjadi lebih keras pengolahan panas yg lain adalah memurnikan, mengkarbonkan, meng netraikan,
memijarkan.
C = 80%, H = 3,5 %, S = 1%, O2 = 4%, W = 7% & 7,5%, B = 180 kg/jam,
suhu air pengisian = 400 C (H = 167,4 kj/kg ).Faktor udara ( n ) = 1,6 H( entalphi uap ) = 2,8 Mj/kg uap
Rendemen kete ( hK ) = 75%
Hitunglah :
a.Banyaknya uap yang di hasilkan tiap jam
b.Banyaknya udara yang digunakan tiap Kg bahan bakar
Jawab:
a.NO = 340 c + 1200 ( H 0/8) + 105 S 25 W Rumus
= 340 x 80 + 1200 (3,5 0/8) + 105 1 25 7, 5
= 340 x 80 + 1200 ( 3,5 4/8 ) + 105 x 1 25 x 7, 5
= 27200 + 3600 + 105 187, 5
= 30717, 5 kj/kg

= 1575 kg / jam
b N = 1/ 23,3 ( 8/3 C + 8 H + S O ) Rumus
= 1,6 x 1 /23,3 ( 8/3 x 80 + 8 x 3,5 + 1 4 )= 16,3 kj / kg
5. apa yg dimaksud dgn korosi dan bagaimana cara pencegahannya ?
jawab.
Korosi adalah Proses pencernaan logamyang disebabkan oleh keadaan sekitarnya yag disebabkan oleh
Udara lembab, bahan kimia, air laut ,Gas dan lain lain
Cara pencegahannya :
Paduan / Dilakukan dengan proses paduan.
Baja tampa campuran dapat dilumerkan bersama dengan Cronk, nikel atau gabungan dari padanya
dengan penambahan ini yang membuat lebih tahan karosi Hablur hablur memperoleh sifat tertentu
Memberikan lapisan penutup.
Pemunculan karosi dapat di cega dengan menerapkan lapisan penutup .Lapisan ini terdiri dari beberapa
bahan dan dapat dilapisi dengan berbagai caraseperti dengan memberikan lapisan penutup dengan
bukan logam ; Minyak dan gemuk, Brument, Plastik, Email , Fosfor dan Oksida

A. PROSEDUR KEADAAN DARURAT


1. PENDAHULUAN
Kecelakaan dapat terjadi pada kapal-kapal baik dalam pelayaran, sedang berlabuh
atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun
sudah dilakukan usaha supaya yang kuat untuk menghindarinya.
Manajemen harus memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Health and Safety
work Act, 1974 untuk melindungi pelaut pelayar dan mencegah resiko-resiko dalam
melakukan suatu aktivitas di atas kapal terutama menyangkut kesehatan dan
keselamatan kerja, baik dalam keadaan normal maupun darurat.
Suatu keadaan darurat biasanya terjadi sebagai akibat tidak bekerja normalnya
suatu sistem secara prosedural ataupun karena gangguan alam.

Definisi Prosedur dan Keadaan Darurat


Prosedure :
Suatu tata cara atau pedoman kerja yang harus diikuti dalam melaksanakan suatu
kegiatan agar mendapat hasil yang baik.
Keadaan darurat :
Keadaan yang lain dari keadaan normal yang mempunyai kecenderungan atau
potensi tingkat yang membahayakan baik bagi keselamatan manusia, harta benda
maupun lingkungan.
Prosedur keadaan darurat :
Tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat, dengan
maksud untuk mencegah atau mengurangi kerugian lebih lanjut atau semakin
besar.
Jenis jenis Prosedur Keadaan Darurat :
Prosedur intern (lokal)
Ini merupakan pedoman pelaksanaan untuk masing-masing bagian/ departemen,
dengan pengertian keadaan darurat yang terjadi masih dapat di atasi oleh bagianbagian yang bersangkutan, tanpa melibatkan kapal-kapal atau usaha pelabuhan
setempat.
Prosedur umum (utama)
Merupakan pedoman perusahaan secara keseluruhan dan telah menyangkut
keadaan darurat yang cuku besar atau paling tidak dapat membahayakan kapalkapal lain atau dermaga/terminal.
Dari segi penanggulangannya diperlukan pengerahan tenaga yang banyak atau
melibatkan kapal-kapal / penguasa pelabuhan setempat.
2. JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT
Kapal laut sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan daya dorong pada
kecepatan bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu
tertentu, akan mengalami berbagai problematika yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor seperti cuaca, keadaan alur pelayaran, manusia, kapal dan lain-lain
yang belum dapat diduga oleh kemampuan manusia dan pada akhirnya
menimbulkan gangguan pelayaran dari kapal.
Gangguan pelayaran pada dasarnya dapat berupa gangguan yang dapat langsung
diatasi, bahkan perlu mendapat bantuan langsung dari pihak tertentu, atau
gangguan yang mengakibatkan Nakhoda dan seluruh anak buah kapal harus
terlibat baik untuk mengatasi gangguan tersebut atau untuk hares meninggalkan
kapal.
Keadaan gangguan pelayaran tersebut sesuai situasi dapat dikelompokkan menjadi
keadaan darurat yang didasarkan pada jenis kejadian itu sendiri, sehingga keadaan
darurat ini dapat disusun sebagai berikut :

Tubrukan . Kebakaran/ledakan . Kandas . Kebocoran/tenggelam . Orang jatuh ke


laut .Pencemaran.
Keadaan darurat di kapal dapat merugikan Nakhoda dan anak buah kapal serta
pemilik kapal maupun Iingkungan taut bahkan juga dapat menyebabkan
terganggunya 'ekosistem' dasar taut, sehingga perlu untuk memahami kondisi
keadaan darurat itu sebaik mungkin guna memiliki kemampuan dasar untuk dapat
mengindentifikasi tanda-tanda keadaan darurat agar situasi tersebut dapat diatasi
oleh Nakhoda dan anak buah kapal maupun kerjasama dengan pihak yang terkait.
Tubrukan
Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal dengan dermaga
maupun dengan benda tertentu akan mungkin terdapat situasi kerusakan pada
kapal, korban manusia, tumpahan minyak ke laut (kapal tangki), pencemaran dan
kebakaran. Situasi Iainnya adalah kepanikan atau ketakutan petugas di kapal yang
justru memperlambat tindakan, pengamanan, penyelamatan dan penanggulangan
keadaan darurat tersebut.
Kebakaran / ledakan
Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran,
misalnya di kamar mesin, ruang muatan, gudang penyimpanan perlengkapan
kapal, . instalasi listrik dan tempat akomodasi Nakhoda dan anak buah kapal.
Sedangkan ledakan dapat terjadi karena kebakaran atau sebaliknya kebakaran
terjadi karena ledakan, yang pasti kedua-duanya dapat menimbulkan situasi
darurat serta perlu untuk diatasi.
Keadaan darurat pada situasi kebakaran dan ledakan tentu sangat berbeda dengan
keadaan darurat karena tubrukan, sebab pada situasi yang demikian terdapat
kondisi yang panas dan ruang gerak terbatas dan kadang-kadang kepanikan atau
ketidaksiapan petugas untuk bertindak mengatasi keadaan maupun peralatan yang
digunakan sudah tidak layak atau tempat penyimpanan telah berubah.
Kandas
Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling
terasa berat, asap di cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan
kecepatan kapal berubah kemudian berhenti mendadak.
Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat tergantung pada
permukaan dasar taut atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung
juga pada keadaan kapal tersebut.
Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan menimbulkan
pencemaran atau bahaya tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak
dapat diatasi, sedangkan bahaya kebakaran tentu akan dapat saja terjadi apabila
bahan bakar atau minyak terkondisi dengan jaringan listrik yang rusak
menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi sehingga menimbulkan kebakaran.
Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat saja terjadi karena
situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat terjadi perubahan posisi kapal.
Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat sementara
tergantung pada posisi permukaan dasar laut atau sungai, ataupun cara

mengatasinya sehingga keadaan darurat seperti ini akan membuat situasi di


lingkungan kapal akan terjadi rumit.
Kebocoran/Tenggelam
Kebocoran pada kapal dapat terjadi karena kapal kandas, tetapi dapat juga terjadi
karena tubrukan maupun kebakaran serta kerusakan kulit pelat kapal karena korosi,
sehingga kalau tidak segera diatasi kapal akan segera tenggelam.
Air yang masuk dengan cepat sementara kemampuan mengatasi kebocoran
terbatas, bahkan kapal menjadi miring membuat situasi sulit diatasi. Keadaan
darurat ini akan menjadi rumit apabila pengambilan keputusan dan pelaksanaannya
tidak didukung sepenuhnya oleh seluruh anak buah kapal, karena upaya untuk
mengatasi keadaan tidak didasarkan pada azas keselamatan dan kebersamaan.
Orang jatuh ke laut ( Man Over Board )
Orang jatuh ke laut merupakan salah satu bentuk kecelakaan yang membuat situasi
menjadi darurat dalam upaya melakukan penyelamatan.
Pertolongan yang diberikan tidak dengan mudah dilakukan karena akan sangat
tergantung pada keadaan cuaca saat itu serta kemampuan yang akan memberi
pertolongan, maupun fasilitas yang tersedia.

Pencemaran
Pencemaran taut dapat terjadi karena buangan sampah dan tumpahan minyak saat
bunkering, buangan limbah muatan kapal tangki, buangan limbah kamar mesin
yang melebihi ambang 15 ppm dan karena muatan kapal tangki yang tertumpah
akibat tubrukan atau kebocoran.
Upaya untuk mengatasi pencemaran yang terjadi merupakan hal yang sulit karena
untuk mengatasi pencemaran yang terjadi memerlukan peralatan, tenaga manusia
yang terlatih dan kemungkinan-kemungkinan resiko yang harus ditanggung oleh
pihak yang melanggar ketentuan tentang pencegahan pencemaran.
3. DENAH KEADAAN DARURAT
Persiapan
Perencanaan dan persiapan adalah syarat utama untuk mencapai keberhasilan
pelaksanaan keadaan darurat dikapal.
Nahkoda dan para perwira harus menyadari apa yang mereka harus lakukan pada
keadaan darurat yang bermacam-macam, misalnya kebakaran di tangki muatan,
kamar mesin, kamar A.B.K. dan orang pingsan di dalam tangki, kapal lepas dari
dermaga dan Hanyut, cara kapal lepas dermaga dan lain-lain.
Harus dapat secara cepat dan tepat mengambil keputusan apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi segala macam keadaan darurat.
Data/info yang selalu harus siap :
Jenis jumlah dan pengaturan muatan.

Apakah ada cairan kimia yang berbahaya.


General arrangement dan stabilitas info, serta
Rencana peralatan pemadam kebakaran.
Organisasi keadaan darurat
Suatu organisasi keadaan darurat harus disusun untuk operasi keadaan darurat.
Maksud dan tujuan organisasi bagi setiap situasi adalah untuk :
Menghidupkan tanda bahaya.
Menemukan dan menaksir besarnya kejadian dan kemungkinan bahayanya.
Mengorganisasi tenaga dan peralatan.

Ada empat petunjuk perencanaan yang perlu diikuti :


1. Pusat komando.
Kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan Nahkoda atau perwira
senior serta dilengkapi perangkap komunikasi intern dan extern.

2. Satuan kesadaran darurat.


Kelompok di bawah perwira senior yang dapat menaksir keadaan, melapor kepusat
komando menyarankan tindakan apa yang harus diambil apa dan dari mana
bantuan dibutuhkan.

3. Satuan pendukung.
Kelompok pendukung ini di bawah seorang perwira harus selalu slap membantu
kelompok induk dengan perintah pusat komando dan menyediakan bantuan
pendukung seperti peralatan, perbekalan, bantuan medis, termasuk alat bantuan
pernapasan dan lain-lain.

4. Kelompok ahli mesin.


Kelompok di bawah satuan pendukung Engineer atau Senior Engineer menyediakan
bantuan atas perintah pusat komando.
Tanggung jawab utamanya di ruang kamar mesin, dan bisa memberi bantuan bila
diperlukan.

Tindakan pendahuluan.
Seseorang yang menemukan keadaan darurat harus membunyikan tanda bahaya,
laporkan kepada perwira jaga yang kemudian menyiapkan organisasi, sementara
itu yang berada dilokasi segera mengambil tindakan untuk mengendalikan keadaan
sampai diambil alih oleh organisasi keadaan darurat. Setiap orang harus tahu
dimana tempatnya dan apa tugasnya termaksud kelompok pendukung harus standby menunggu perintah selanjutnya.

Alarm kebakaran kapal.


Pada saat berada di teminal, alarm ini harus diikuti dengan beberapa tiupan
panjang dengan waktu antara tidak kurang dari 10 detik.

Denah peralatan pemadam kebakaran.


Denah peralatan ini harus dipasang tetap pada tempat yang mudah dilihat disetiap
geladak.
Pengawasan dan pemeliharaan.
Karena peralatan pemadam kebakaran harus selalu slap untuk dipergunakan setiap
saat, maka perlu adanya pengecekan secara periodik dan dilaksanakan oleh
perwira yang bertanggung jawab akan pemeliharaan/perbaikan atau pengisian
tabung harus tepat waktu.

Latihan
Untuk menjaga ketrampilan dan kesiapan anak buah maka harus diadakan latihan
balk teori atau praktek secara berkala dan teratur. Bila ada kesempatan untuk
mengadakan latihan bersama atau pertemuan pemadaman kebakaran dengan
personil darat maka harus diadakan tukar informasi balk mengenai jumlah maupun
letak alat pemadam kebakaran guna memperlancar pelaksanaan bila terjadi
kebakaran di kapal.

Keuntungan dibuatnya organisasi penanggulangan keadaan


darurat, antara lain :
Tugas dan tanggung jawab tidak terlalu berat, karena dipikul bersama-sama serta
berbeda-beda.
Tugas dan tanggung jawab dapat tertulis dengan jelas dengan demikian dapat
mengurangi tindakan-tindakan yang kurang disiplin.
Hanya ada satu pimpinan (komando), sehingga perintah, instruksi dan lain-lain
akan lebih terarah, teratur dan terpadu, terhindar dari kesimpangsiuran.
Dapat terhindar dari hambatan hirarki formal yang selalu ada dalam perusahaan,
karena petugas dari berbagai bidang yang diperlukan semuanya sudah tergabung
dalam satu bentuk organisasi.
Apabila terjadi suatu kegagalan karena melaksanakan tugas yang tertentu, maka
hal ini dapat segera dipelajari kembali untuk perbaikan.
Dengan adanya organisasi keadaan darurat, maka semua individu merasa saling
terkait.

4. PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT


Penanggulangan keadaan darurat didasarkan pada suatu pola terpadu yang mampu
mengintegrasikan aktivitas atau upaya. Penanggulangan keadaan darurat tersebut
secara cepat, tepat dan terkendali atas dukungan dari instansi terkait dan sumber
daya manusia serta fasilitas yang tersedia.
Dengan memahami pola penanggulangan keadaan darurat ini dapat diperoleh
manfaat :

Mencegah (menghilangkan) kemungkinan kerusakan akibat meluasnya kejadian


darurat itu.
Memperkecil kerusakan-kerusakan mated dan lingkungan.
Dapat menguasahi keadaan (Under control).

Untuk menanggulangi keadaan darurat diperlukan beberapa


Iangkah mengantisipasi yang terdiri dari :
Pendataan
Dalam menghadapi setia keadaan darurat dikenal selalu diputuskan tindakan yang
akan dilakukan untuk mengatasi peristiwa tersebut maka perlu dilakukan
pendataan sejauh mana keadaan darurat tersebut dapat membahayakan manusia
(pelayar), kapal dan lingkungannya serta bagaimana cara mengatasinya
disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia.

Langkah-Langkah pendataan antara lain :


Tingkat kerusakan kapal
Gangguan keselamatan kapal (Stabilitas)
Keselamatan manusia
Kondisi muatan
Pengaruh kerusakan pada lingkungan
Kemungkinan membahayakan terhadap dermaga atau kapal lain.

Peralatan
Sarana dan prasarana yang akan digunakan disesuaikan dengan keadaan darurat
yang dialami dengan memperhatikan kemampuan kapal dan manusia untuk
melepaskan diri dari keadaan darurat tersebut hingga kondisi normal kembali.
Petugas atau anak buah kapal yang terlibat dalam operasi mengatasi keadaan
darurat ini seharusnya mampu untuk bekerjasama dengan pihak lain bila mana
diperlukan (dermaga, kapal lain/team SAR).

Secara keseluruhan peralatan yang dipergunakan dalam keadaan


darurat adalah :
Breathing Apparatus Alarm
Fireman Out Fit Tandu
Alat Komunikasi dan lain-lain disesuaikan dengan keadaan daruratnya.

Mekanisme kerja
Setiap kapal harus mempunyai team-team yang bertugas dalam perencanaan dan
pengeterapan dalam mengatasi keadaan darurat. Keadaan-keadaan darurat ini
harus meliputi semua aspek dari tindakan-tindakan yang harus diambil pada saat
keadaan darurat serta dibicarakan dengan penguasa pelabuhan, pemadam

kebakaran, alat negara dan instansi lain yang berkaitan dengan pengarahan
tenaga, penyiapan prosedur dan tanggung jawab, organisasi, sistem, komunikasi,
pusat pengawasan , inventaris dan detail lokasinya.

Tata cara dan tindakan yang akan diambil antara lain :


Persiapan, yaitu langkah-langkah persiapan yang diperlukan dalam menangani
keadaan darurat tersebut berdasarkan jenis dan kejadiannya.
Prosedur praktis dari penanganan kejadian yang harus diikuti dari beberapa
kegiatan/bagian secara terpadu.
Organisasi yang solid dengan garis-garis komunikasi dan tanggung jawabnya.
Pelaksanaan berdasarkan 1, 2, dan 3 secara efektif dan terpadu.
Prosedur di atas harus meliputi segala ma cam keadaan darurat yang ditemui, baik
menghadapi kebakaran, kandas, pencemaran, dan lain-lain dan harus dipahami
benar oleh pelaksana yang secara teratur dilatih dan dapat dilaksanakan dengan
baik.
Keseluruhan kegiatan tersebut di atas merupakan suatu mekanisme kerja yang
hendak dengan mudah dapat diikuti oleh setiap manajemen yang ada dikapal,
sehingga kegiatan mengatasi keadaan darurat dapat berlangsung secara bertahap
tanpa harus menggunakan waktu yang lama, aman, lancar dan tingkat penggunaan
biaya yang memadai. untuk itu peran aktif anak buah kapal sangat tergantung
pada kemampuan individual untuk memahami mekanisme kerja yang ada, serta
dorongan rasa tanggung jawab yang didasari pada prinsip kebersamaan dalam
hidup bermasyarakat di kapal.
Mekanisme kerja yang diciptakan dalam situasi darurat tentu sangat berbeda
dengan situasi normal, mobilitas yang tinggi selalu mewarnai aktifitas keadaan
darurat dengan lingkup kerja yang biasanya tidak dapat dibatasi oleh waktu karena
tuntutan keselamatan. Oleh sebab itu loyalitas untuk keselamatan bersama selalu
terjadi karena ikatan moral kerja dan dorongan demi kebersamaan.

5. PENGENALAN ISYARAT BAHAYA


Tanda untuk mengingatkan anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat
atau bahaya adalah dengan kode bahaya.
Sesuai peraturan Internasional isyarat-isyarat bahaya dapat digunakan secara
umum untuk kapal laut adalah sebagai berikut:
Suatu I isyarat letusan yang diperdengarkan dengan selang waktu kira-kira 1 (satu)
menit.
Bunyi yang diperdengarkan secara terus-menerus oleh pesawat pemberi isyarat
kabut (smoke signal )
Cerawat cerawat atau peluru-peluru cahaya yang memancarkan bintang-bintang
memerah yang ditembakkan satu demi satu dengan selang waktu yang pendek.
Isyarat yang dibuat oleh radio telegrafi atau sistim pengisyaratan lain yang terdiri
atas kelompok SOS dari kode morse.

Isyarat yang dipancarkan dengan menggunakan pesawat radio telepon yang terdiri
atas kata yang diucapkan "Mede" (mayday )
Kode isyarat bahaya internasional yang ditujukan dengan NC.
Isyarat yang terdiri atas sehelai bendera segi empat yang di atas atau sesuatu yang
menyerupai bola.
Nyala api di kapal (misalnya yang berasal dari sebuah tong minyak dan sebagainya,
yang sedang menyala).
Cerawat payung atau cerawat tangan yang memancarkan cahaya merah.
Isyarat asap yang menyebarkan sejumlah asa jingga (orange).
Menaik-turunkan lengan-lengan yang terentang kesamping secara perlahan-lahan
dan berulang- ulang.
Isyarat alarm radio telegrafi
Isyarat alarm radio teleponi
Isyarat yang dipancarkan oleh rambu-rambu radio petunjuk posisi darurat.

Sesuai dengan kemungkinan terjadinya situasi darurat di kapal,


isyarat bahaya yang umumnya dapat terjadi adalah :
Isyarat kebakaran
Apabila terjadi kebakaran di atas kapal maka setia orang di atas kapal yang
pertama kali melihat adanya kebakaran wajib melaporkan kejadian tersebut pada
mualim jaga di anjungan.
Mualim jaga akan terus memantau perkembangan upaya pemadaman kebakaran
dan apabila kebakaran tersebut tidak dapat di atasi dengan alat-alat pemadam
portable dan dipandang perlu untuk menggunakan peralatan pemadam kebakaran
tetap serta membutuhkan peran seluruh anak buah kapal, maka atas keputusan
dan perintah Nakhoda isyarat kebakaran wajib dibunyikan dengan kode suling atau
bel satu pendek dan satu panjang secara terus menerus seperti berikut :
. _____________ . ___________ . _________ . __________
Setiap anak buah kapal yang mendengar isyarat kebakaran wajib melaksanakan
tugasnya sesuai dengan perannya pada sijil kebakaran dan segera menuju ke
tempat tugasnya untuk menunggu perintah lebih lanjut dari komandan regu
pemadam kebakaran.

Isyarat sekoci / meninggalkan kapal


Dalam keadaan darurat yang menghendaki Nakhoda dan seluruh anak buah kapal
harus meninggalkan kapal maka kode isyarat yang dibunyikan adalah melalui bel
atau suling kapal sebanyak 7 (tujuh) pendek dan satu panjang secara terus
menerus seperti berikut :
. ___________ . _________ . __________

Isyarat Orang Jatuh ke Laut Man Over Board


Dalam pelayaran sebuah kapal dapat saja terjadi orang jatuh ke laut, bila seorang
awak kapal melihat orang jatuh ke laut, maka tindakan yang harus dilakukan adalah
:
Berteriak "Orang jatuh ke laut"
Melempar pelampung penolong (lifebuoy)
Melapor ke Mualim jaga.
Selanjutnya Mualim jaga yang menerima laporan adanya orang jatuh ke laut dapat
melakukan manouver kapal untuk berputar mengikuti ketentuan "Willemson Turn"
atau "Carnoevan turn" untuk melakukan pertolongan.
Bila ternyata korban tidak dapat ditolong maka kapal yang bersangkutan wajib
menaikkan bendera internasional huruf "O".
Isyarat Bahaya lainnya
Dalam hal-hal tertentu bila terjadi kecelakaan atau keadaan darurat yang sangat
mendesak dengan pertimbangan bahwa bantuan pertolongan dari pihak lain sangat
dibutuhkan maka setiap awak kapal wajib segera memberikan tanda perhatian
dengan membunyikan bel atau benda lainnya maupun berteriak untuk meminta
pertolongan.
Tindakan ini dimaksud agar mendapat bantuan secepatnya sehingga korban dapat
segera ditolong dan untuk mencegah timbulnya korban yang lain atau kecelakaan
maupun bahaya yang sedang terjadi tidak meluas.
Dalam keadaan bahaya atau darurat maka peralatan yang dapat digunakan adalah
peralatan atau mesin-mesin maupun pesawat-pesawat yang mampu beroperasi
dalam keadaan tersebut.
Sebuah kapal didesain dengan memperhitungkan dapat beroperasi pada kondisi
normal dan kondisi darurat.
Oleh sebab itu pada kapal dilengkapi juga dengan mesin atau pesawat yang
mampu beroperasi pada kondisi darurat.

Adapun mesin-mesin atau pesawat-pesawat yang dapat


beroperasi pada keadaan darurat terdiri dari :
Emergency steering gear
Emergency generator
Emergency radio communication
Emergency fire pump
Emergency ladder
Emergency buoy
Emergency escape trunk
Emergency alarm di kamar pendingin, cargo space, engine room space,
accomodation space
Setiap mesin atau pesawat tersebut di atas telah ditetapkan berdasarkan ketentuan
SOLAS 1974 tentang penataan dan kapasitas atau kemampuan operasi.

Sebagai contoh Emergency Fire Pump (pompa pemadam darurat) berdasarkan


ketentuan wajib dipasang di luar kamar mesin dan mempunyai tekanan kerja
antara 3 - 5 kilogram per sentimeter persegi dan digerakkan oleh tenaga penggerak
tersendiri. Sehingga dalam keadaan darurat bila pompa pemadam utama tidak
dapat beroperasi, maka alternatif lain hanya dapat menggunakan pompa pemadam
darurat dengan aman di luar kamar mesin.

6. TINDAKAN DALAM KEADAAN DARURAT


Sijil bahaya atau darurat
Dalam keadaan darurat atau bahaya setia awak kapal wajib bertindak sesuai
ketentuan sijil darurat, oleh sebab itu sijil darurat senantiasa dibuat dan
diinformasikan pada seluruh awak kapal.
Sijil darurat di kapal perlu di gantungkan di tempat yang strategis, sesuai, mudah
dicapai, mudah dilihat dan mudah dibaca oleh seluruh pelayar dan memberikan
perincian prosedur dalam keadaan darurat, seperti :
Alat-alat pemadam kebakaran termasuk panel Tugas-tugas khusus yang harus
ditanggulangi di dalam keadaan darurat oleh setiap anak buah kapal.
Sijil darurat selain menunjukkan tugas-tugas khusus, juga tempat berkumpul
(kemana setiap awak kapal harus pergi).
Sijil darurat bagi setiap penumpang harus dibuat dalam bentuk yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Sebelum kapal berangkat, sijil darurat harus sudah dibuat dan salinannya
digantungkan di beberapa tempat yang strategis di kapal, terutama di ruang ABK.
Di dalam sijil darurat juga diberikan pembagian tugas yang berlainan bagi setiap
ABK, misalnya:
Menutup pintu kedap air, katup-katup, bagian mekanis dari lubang-lubang
pembuangan air di kapal d1l,
Perlengkapan sekoci penolong termasuk perangkat radio jinjing maupun
perlengkapan Iainnya.
Menurunkan sekoci penolong.
Persiapan umum alat-alat penolong / penyelamat lainnya.
Tempat berkumpul dalam keadaan darurat bagi penumpang.
kontrol kebakaran.

6. Selain itu di dalam sijil darurat disebutkan tugas-tugas khusus


yang dikerjakan oleh anak buah kapal bagian CID (koki, pelayan
d1l), seperti :
Memberikan peringatan kepada penumpang.
Memperhatikan apakah mereka memakai rompi renang mereka secara semestinya
atau tidak.
Mengumpulkan para penumpang di tempat berkumpul darurat.
Mengawasi gerakan dari para penumpang dan memberikan petunjuk di gang-gang
atau di tangga.
Memastikan bahwa persediaan selimut telah dibawa sekoci / rakit penolong.

7. Dalam hal yang menyangkut pemadaman kebakaran, sijil darurat


memberikan petunjuk cara-cara yang biasanya dikerjakan dalam terjadi kebakaran,
serta tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan dalam hubungan dengan operasi
pemadaman, peralatan-peralatan dan instalasi pemadam kebakaran di kapal.

8. Sijil darurat harus membedakan secara khusus semboyansemboyan panggilan bagi ASK untuk berkumpul di sekoci penolong mereka
masing-masing, di rakit penolong atau di tempat berkumpul untuk memadamkan
kebakaran. Semboyan-semboyan tersebut diberikan dengan menggunakan ruling
kapal atau sirine, kecuali di kapal penumpang untuk pelayaran internasional jarak
pendek dan di kapal barang yang panjangnya kurang dari 150 kaki (45,7m), yang
harus dilengkapi dengan semboyan-semboyan yang dijalankan secara elektronis,
semua semboyan ini dibunyikan dan anjungan.
Semboyan untuk berkumpul dalam keadaan darurat terdiri dari 7 atau lebih tiup
pendek yang diikuti dengan 1 tiup panjang dengan menggunakan suling kapal atau
sirine dan sebagai tambahan semboyan ini, boleh dilengkapi dengan bunyi bel atau
gong secara terus menerus.
Jika semboyan ini berbunyi, itu berarti semua orang di atas kapal harus
mengenakan pakaian hangat dan baju renang dan menuju ke tempat darurat
mereka. ABK melakukan tugas tempat darurat mereka. Sesuai dengan apa yang
tertera di dalam sijil darurat dan selanjutnya menunggu perintah.
Setiap juru mudi dan anak buah menuju ke sekoci dan mengerjakan :

Membuka tutup sekoci, lipat dan masukkan ke dalam sekoci (sekoci-sekoci kapal
modern sekarang ini sudah tidak memakai tutup lagi tetapi dibiarkan terbuka).
Dua orang di dalam sekoci masing-masing seorang di depan untuk memasang tali
penahan sekoci yang berpasak (cakil) dan seorang yang dibelakang untuk
memasang pro sekoci.
Tali penahan yang berpasak tersebut dipasang sejauh mungkin ke depan tetapi
sebelah dalam dari lapor sekoci dan disebelah luar tali-tali lainnya, lalu
dikencangkan.
Memeriksa apakah semua awak kapal dan penumpang telah memakai rompi
renang dengan benar/tidak.
Selanjutnya siap menunggu perintah.
Untuk mampu bertindak dalam situasi darurat maka setiap awak kapal harus
mengetahui dan terampil menggunakan perlengkapan keselamatan jiwa di laut dan
mampu menggunakan sekoci dan peralatannya maupun cakap menggunakan
peralatan pemadam kebakaran.

Adapun perlengkapan keselamatan jiwa di taut meliputi:


Life saving appliances ,Life boat ,Life jacket ,Life raft ,Bouyant apparatus ,Life
buoy

Line throwing gun ,Life line ,Emergency signal (parachute signal, red hand flare,
orange smoke signal)

Fire fighting equipment :


Emergency fire pump, fire hidrants ,Hose & nozzles ,Fire extinguishers (fixed and
portable)
Smoke detector and fire detector system,C02 Installation ,Sprinkler system
(Automatic water spray)
Axes and crow bars ,Fireman outfits and breathing apparatus ,Sand in boxes.
Sedangkan latihan sekoci dan pemadam kebakaran secara individual dimaksudkan
untuk menguasai bahkan memiliki segala aspek yang menyangkut karakteristik
daripada penggunaan pesawat-pesawat penyelamat dan pemadam kebakaran yang
meliputi pengetahuan dan keterampilan tentang :
Boat drill ,Alarm signal meninggalkan kapal (abandon ship)
Lokasi penempatan life jacket dan cara pemakaian oleh awak kapal dan
penumpang

Kesiapan perlengkapan sekoci


Pembagian tugas awak kapal disetia sekoci terdiri dari komandan dan wakil
komandan, juru motor, juru mudi, membuka lashing dan penutup sekoci,
memasang tali air / keliti tiller / tali monyet / prop, membawa selimut / sekoci /
logbook / kotak P3K / mengarea sekoci l melepas ganco / tangga darurat / menolong
penumpang.
Fire drill
Alarm signal kebakaran di kapal

Pembagian tugas awak kapal terdiri dari :


Pemimpin pemadam, membawa slang, botol api, kapak, linggis, pasir, fireman
outfit, sedangkan perwira jaga, juru mudi jaga di anjungan, menutup pintu dan
jendela kedap air, membawa log book, instalasi C02, menjalankan pompa
pemadam kebakaran, alat P3K.

Tata Cara Khusus Dalam Prosedur Keadaan Darurat


Kejadian Tubrukan (Imminent collision) :
Bunyikan sirine bahaya (Emergency alarm sounded)
Menggerakkan kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan
Pintu-pintu kedap air dan pintu-pintu kebakaran otomatis di tutup
Lampu-lampu dek dinyalakan
Nakhoda diberi tahu
Kamar mesin diberi tahu
VHF dipindah ke chanel 16
Awak kapal dan penumpang dikumpulkan di stasiun darurat

Posisi kapal tersedia di ruangan radio dan diperbaharui bila ada perubahan.
Setelah tubrukan got-got dan tangki-tangki di ukur.

Kandas, Terdampar (Stranding)


Stop mesin
Bunyikan sirine bahaya
Pintu-pintu kedap air di tutup
Nakhoda diberi tahu
Kamar mesin diberi tahu
VHF di pindah ke chanel 16
Tanda-tanda bunyi kapal kandas dibunyikan
Lampu dan sosok-sosok benda diperlihatkan
Lampu dek dinyalakan
Got-got dan tangki-tangki diukur/sounding
Kedalaman laut disekitar kapal diukur.
Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan.

Kebakaran/Fire
Sirine bahaya dibunyikan (internal clan eksternal)
Regu-regu pemadam kebakaran yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi
kebakaran.
Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu-pintu kedap air di tutup.
Lampu-lampu di dek dinyalakan
Nakhoda diberi tahu
Kamar mesin diberi tahu
Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan
Air masuk ke dalam ruangan (Flooding)
Sirine bahaya dibunyikan (internal dan eksternal)
Siap-siap dalam keadaan darurat
Pintu-pintu kedap air di tutup
Nakhoda diberi tahu
Kamar mesin diberi tahu
Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan
Berkumpul di sekoci/rakit penolong (meninggalkan kapal)
Sirine tanda berkumpul di sekoci/rakit penolong untuk meninggalkan kapal,
misalnya kapal akan tenggelam yang dibunyikan atas perintah Nakhoda
Awak kapal berkumpul di sekoci/rakit penolong

Orang jatuh ke laut (Man overboard)


Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan lampu apung dan asap
sedekat orang yang jatuh
Usahakan orang yang jatuh terhindar dari benturan kapal dan baling-baling
Posisi dan letak pelampung diamati
Mengatur gerak untuk menolong (bile tempat untuk mengatur gerak cukup
disarankan menggunakan metode "Williamson" Turn)
Tugaskan seseorang untuk mengawasi orang yang jatuh agar tetap terlihat

Bunyikan tiga suling panjang dan diulang sesuai kebutuhan


Regu penolong slap di sekoci
Nakhoda diberi tahu
Kamar mesin diberi tahu
Letak atau posisi kapal relatif terhadap orang yang jatuh di plot Posisi kapal
tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan

Pencarian dan Penyelamatan (Search and Rescue)


Mengambil pesan bahaya dengan menggunakan radio pencari arah
Pesan bahaya atau S.O.S dipancarkan ulang
Mendengarkan poly semua frekwensi bahaya secara terus menerus
Mempelajari buku petunjuk terbitan SAR (MERSAR)
Mengadakan hubungan antar SAR laut dengan SAR udara pada frekwensi 2182 K
dan atau chanel 16
Posisi, haluan dan kecepatan penolong yang lain di plot
Latihan-latihan bahaya atau darurat
Di kapal penumpang latihan-latihan sekoci dan kebakaran harus dilaksanakan 1 kali
seminggu jika mungkin. Latihan-latihan tersebut di atas juga harus dilakukan bila
meninggalkan suatu. pelabuhan terakhir untuk pelayaran internasional jarak jauh.
Di kapal barang latihan sekoci dan latihan kebakaran harus dilakukan 1 x sebulan.
Latihan-latihan tersebut di atas harus juga dilakukan dalam jangka waktu 24 jam
setelah meninggalkan suatu pelabuhan, dimana ABK telah diganti Iebih dari 25 %.
Latihan-latihan tersebut di atas harus dicatat dalam log book kapal dan bila dalam
jangka waktu 1 minggu (kapal penumpang) atau 1 bulan (kapal barang) tidak
diadakan latihan-latihan, maka harus dicatat dalam log book dengan alasanalasannya.
Di kapal penumpang pada pelayaran internasional jarak jauh dalam waktu 24 jam
setelah meninggalkan pelabuhan harus diadakan latihan-latihan untuk
penanggulangan.
Sekoci-sekoci penolong dalam kelompok penanggulangan harus digunakan secara
bergilir pada latihan-latihan tersebut dan bila mungkin diturunkan ke air dalam
jangka waktu 4 bulan. Latihan-latihan tersebut harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga awak kapal memahami dan memperoleh pengalaman-pengalaman dalam
melakukan tugasnya masing-masing termasuk instruksi-instruksi tentang melayani
rakit-rakit penolong.
Semboyan bahaya untuk penumpang-penumpang supaya berkumpul di stasion
masing-masing, harus terdiri dari 7 atau lebih tiupan pendek disusul dengan tiupan
panjang pada suling kapal dengan cara berturut-turut. Di kapal penumpang pada
pelayaran internasional jarak jauh harus ditambah dengan semboyan-semboyan
yang dilakukan secara elektris.
Maksud dari semua semboyan-semboyan yang berhubungan dengan penumpangpenumpang dan lain-lain instruksi, harus dinyatakan dengan jelas di atas kartukartu dengan bahasa yang bisa dimengerti (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris) dan
dipasang dalam kamar-kamar penumpang dan lain-lain ruangan untuk penumpang.

7. LINTAS-LINTAS PENYELAMATAN DIRI


Mengetahui Lintas Penyelamatan Did (Escape

Routes)

Di dalam keadaan darurat dimana kepanikan sering terjadi maka kadang-kadang


untuk mencapai suatu tempat, misalnya secoci sering mengalami kesulitan. Untuk
itu para pelayar terutama awak kapal harus mengenal/ mengetahui dengan lintas
penyelamatan diri (escape routes), komunikasi di dalam kapal itu sendiri dan sistem
alarmnya.
Untuk itu sesuai ketentuan SOLAS 1974 BAB 11-2 tentang konstruksi-perlindungan
penemuan dan pemadam kebakaran dalam peraturan 53 dipersyaratkan untuk di
dalam dan dari semua ruang awak kapal dan penumpang dan ruangan-ruangan
yang biasa oleh awak kapal untuk bertugas, selain terdapat tangga-tangga di
ruangan permesinan harus ditata sedemikian rupa tersedianya tangga yang menuju
atau keluar dari daerah tersebut secara darurat.
Di kapal lintas-lintas penyelamatan diri secara darurat atau escape router dapat
ditemui pada tempat-tempat tertentu seperti:

Kamar mesin
Adanya lintas darurat menuju ke geladak kapal melalui terowongan poros balingbaling yang sepanjang lintasan tersebut didahului oleh tulisan "Emergency Exit"
dan disusul dengan tanda panah atau simbol orang berlari.

Ruang akomodasi
Pada ruangan akomodasi, khususnya pada ruangan rekreasi ataupun ruangan
makan awak kapal atau daerah tempat berkumpulnya awak kapal dalam ruangan
tertentu selalu dilengkapi dengan pintu darurat atau jendela darurat yang
bertuliskan "Emergency Exit".
Setiap awak kapal wajib mengetahui dan terampil menggunakan jalan-jalan atau
lintas-lintas darurat tersebut sehingga dalam kondisi-kondisi yang tidak
memungkinkan digunakannya lalulintas umum yang tersedia maka demi
keselamatan lintas darurat tersebut dapat dimanfaatkan.
Disamping itu semua awak kapal demi keselamatannya wajib memperhatikan
tanda-tanda gambar yang menuntun setiap orang untuk menuju atau memasuki
maupun melewati laluan ataupun lorong darurat pada saat keadaan darurat,
kelalaian atau keteledoran hanya akan menyebabkan kerugian bagi diri sendiri
bahkan melibatkan orang lain.

Tanda / sign
Jalan menuju pintu darurat (emergency exit) ditandai dengan panah berwarna putih
dengan papan dasar berwarna hijau. Pada kapal penumpang dari ruang penumpang
dan ruang awak kapal pasti tersedia tangga / jalan yang menuju embarkasi dek
sekoci penolong dan rakit penolong. Bila ruang tersebut berada di bawah sekat dek
(bulkhead deck) tersedia dua lintas penyelamatan diri dari ruang bawah air salah
satunya harus bebas dari pintu kedap air. Bila ruang tersebut berada di atas sekat

dek dari zona tengah utama (main vertical zone) harus tersedia minimal dua lintas
penyelamatan diri. Dari kamar mesin akan tersedia dua lintas penyelamatan diri
yang terbuat dari tangga baja yang terpisah satu dengan yang lainnya.

Komunikasi Intern dan Sistem Alarm


Dalam keadaan darurat sangatlah diperlukan komunikasi dan sistem alarm yang
efisien. Untuk itu digunakan sebagai komunikasi darurat dalam meninggalkan kapal
adalah isyarat bunyi (suara) dari lonceng atau sirine atau juga dapat dengan mulut.
Sebagai isyarat yang digunakannya adalah tujuh bunyi pendek atau lebih disusul
dengan satu bunyi panjang dari suling/sirine atau bell listrik.

Alarm keadaan darurat lainnya seperti


Kebakaran, orang jatuh ke laut dan yang lainnya tidak diatur secara nasional, untuk
itu biasanya tiap-tiap perusahaan menciptakan sendiri.

1. Diketahui sebuah poros engkol dengan ukuran dalam milimeter (mm).


buatlah gambar kerja menurut :
- Potongan / pandangan depan.
- Pandangan samping.
- Pandangan atas
- Skala tentukan sendiri.

Ukuran-ukuran yang kurang jelas dapat ditentukan sendiri.

referensi Soal 2010 PUKP V SMG..... semoga bisa buat belajar

Anda mungkin juga menyukai