PENDAHULUAN
Seperti kita ketahui ilmu bangunan kapal merupakan salah satu bagian dari ilmu kecakapan pelaut
(seamanship), yang akhir-akhir ini makin berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Perkembangan
kemajuan teknologi khususnya yang menyangkut teknologi perkapalan telah berkembang sedemikian
pesatnya seperti apa yang kita lihat dalam bentuk dan konstruksi kapal-kapal yang dibangun menurut
jenis dan sifat muatan yang diangkut, bentuk pengapalan muatan, trayek-trayek yang akan dilalui, jenis
pekerjaan untuk apa kapal tersebut dibangun dan lain sebagainya.
Sebagai ilmu,Bangunan Kapal terdiri dari disain,bentuk & konstruksi serta pengoperasian. Ilmu
Bangunan Kapal yang diperuntungkan bagi para pengikut Strata A dan calon-calon Mualim Pelayaran
Besar tingkat III, dibatasi sampai pada tingkat mengetahui bentuk&konstruksi serta pengoperasian
,sebagai pengetahuan dasar untuk:
1. Mengenal bagian-bagian bangunan sebuah kapal, terutama yang menyangkut letak dan fungsi
bagian-bagian tersebut, sehingga dengan demikian dapat mengetahui apakah bagian-bagian tersebut
masih dalam kondisi baik dan berfungsi dengan baik, apakah perlu diperbaiki atau perlu diganti,
sesuai dengan kebutuhan operasionalnya.
2. Mengenai jenis-jenis geladak, kekuatan geladak, letak pipa-pipa geladak, lobang-lobang sounding,
letak bukaan-bukaan di geladak maupun di lambung, sistim pembuang-an palka(got) sehingga
dengan demikian dapat mengetahui:
- Cara-cara pemasangan terapan ganda sehubungan dengan sistim di palka yang bersangkutan.
- Pada bagian mana di geladak atau di dalam palka boleh dipadati dengan muatan dan pada
bagian mana dilarang.
- Pada bagian mana boleh dipadati dengan muatan berat, pada bagian mana tidak boleh, dan lain
sebagainya.
4. Mengenal konstruksi dasar berganda untuk dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk muatan
cair,ballast,bahan bakar,air tawar dan lain-lainya sehingga dapat mengatur keseimbangan kapal bila
diperlukan .
5. Mengenal tipe-tipe kapal dengan demikian dapat mengetahui jenis-jenis muatan yang diangkut,
bagaimana cara-cara penanganan muatan tersebut, dimana seyogyanya muatan tersebut dipadatkan
dan bagaimana di perlakukan Mualim terhadap muatan tersebut baik pada waktu pemuatan,
selama didalam perjalan maupun pada waktu pembongkaran di tempat tujuan. Dengan demikian
kapal selain dapat memenuhi fungsi-nya sebagai alat transpotasi juga dapat memberikan
keuntungan bagi Perusahaan Pelayaran.
Dengan demikian pengetahuan Banguna Kapal bagi seorang tamatan Strata A maupun Mualim Pelayaran
Besar tingkat III, pada hakekatnya lebih di tekankan pada segi-segi pengenalan, sebagai suatu dasar
pengetahuan untuk tingkat yang lebih tinggi selanjutnya.
2
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP
BAB II
TIPE KAPAL
Jenis-jenis kapal
Pada hakekatnya fungsi sebuah kapal ialah sebagai alat pengangkut di air dari suatu tempat ketempat
lain, baik pengangkutan barang, penumpang maupun hewan. Selain sebagai alat angkut, kapal digunakan
untuk rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, alat-alat survey atau laboratorium maupun sebagai
kapal kerja. Sehubungan dengan itu tipe-tipe kapal dapat dibedakan atas :
* Pengertian-pengertian :
4
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP
BAB III
B. Konstruksi Haluan
Haluan sebuah kapal merupakan bagian yang paling besarmendapat tekanan dan
tegangan- tegangan, sebagai akibat terjangan kapal terhadap air dan pukulan-pukulan ombak.
Untuk mengatasi tegangan-tegangan tersebut, konstruksi haluan sebuah kapal harus dibangun
cukup kuat dengan jalan :
1. Di depan sekat pelanggaran bagian bawah, dipasang wrangwrang terbuka yang cukup tinggi
yang diperkuat dengan perkuatan-perkuatan melintang dan balok-balok geladak
2. Wrang-wrang dipasang membentang dari sisi yang satu ke sisi lainnya, dimana bagian atasnya
diperkuat lagi dengan sebuah flens. Pada bagian tengah-tengah wrang secara membujur
dipasang penguat tengah (center girder) yang berhenti pada jarak beberapa gading linggi
depan.
3. Pada bagian di depannya, kulit kapal menjadi sedemikian sempitnya hingga tidak perlu
dipasang penguat tengah lagi.
4. Gading-gading pada haluan, biasanya jaraknya lebih rapat satu sama lain. Pada jarak lebih -
5
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP
15 % panjang kapal terhitung dari linggi depan, gading-gading pada bagian bawah (deep
framing) diperkuat, ( 20 % lebih kua) kelingannya lebih rapat, jugat pelat lutut antara gading-
gading dengan kulit kapal dipertebal. Lajur-lajur di dekat lunas, pelatnya dipertebal.
6
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP
C. Bentuk-bentuk buritan
Bentuk-bentuk buritan
Sebagai modifikasi dari bentuk-bentuk buritan yang ada maka terdapat 2 (dua) bentuk buritan lain
masing-masing :
- buritan eliptika (eleptical stern)
- buritan rata (flat stern)
7
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP
D. Konstruksi buritan
Bingkai baling-baling kapal modren umumnya terbuat dari bajabaja tuang yang dibentuk
streamline atau kadang-kadang terbuat dari pelat baja berat yang dialas secara terpadu. Bentuk
dan tipenya sangat bergantung sebagian besar dari jenis kemudi yang dipasang. Bagian buritan
sebuah kapal konstruksinya hampir sama dengan dengan konstruksi di bagian haluan, dengan
perbedaan bahwa tinggi susunan balok-balok geladak tambahan 2,5 meter, pelat-pelat yang
menghubungkan ujung-ujung senta disebut crutches.
Bagian buritan diatas linggi kemudi, makin membesar untuk mana perlu diberi perkuatan
khusus berupa sebuah tatanan yang disebut transom yang terdiri dari wrang yang kuat dan
berat (wrang penuh) yang mengikat secara kuat linggi kemudi, dan gading-gading melintang serta
blok-blok geladak yang saling dihubungkan satu sama lain secara terpadu. Wrang ini
disebut transom floor, gading-gading yang memperkuat daerah ini disebut transom frame dan
balok-balok geladaknya disebut transom beam.
Konstruksi buritan
8
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP
BAB IV
A. Dimensi Pengukuran
B. Pengertian sarat
Panjang (length) : ialah jarak membujur sebuah kapal dalam meter pada sarat muat musim panas
yang dihitung dari bagian depan linggi haluan sampai sisi belakang poros kemudi
atau tengah-tengah cagak kemudi pada kapal yang tidak memiliki poros kemudi.
Panjang ini tidak kurang dari 96% dan tak lebih dari 97% panjang pada sarat
musim panas maksimum dan merupakan panjang yang ditentukan oleh biro
klasifikasi dimana kapal tersebut dikeluarkan.
Lebar (breadth) : ialah lebar kulit kapal bagian dalam terbesar yang diukur dari bagian sebelah dalam
kulit kapal. Lebar ini juga merupakan lebar menurut ketentuan biro klasifikasi
dimana kapal tersebut dikelaskan.
Dalam (depth) : ialah jarak tegak yang dinyatakan dalam meter pada pertengahan panjang kapal
diukur dari bagian atas lunas sampai bagian atas balok geladak dari geladak jalan
terus teratas.
Tengah-tengah kapal : ialah pertengahan panjang kapal yang diukur dari bagian depan linggi haluan.
(amidship)
10
11
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP
2. Dalam (depth)
Adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal (lunas) sampai ke titik di geladak
lambung bebas tersebut. Dengan kata lain Dalam merupakan jumlah sarat kapal dan lambung
bebas (freeboard). Jarak inipun merupakan Dalam menurut Biro kalasifikasi dimana kapal
tersebut dikelaskan.
12
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP