Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengenalan Umun

Dalam perkerjaan-pekerjaan bangunan sipil yang besar kadang-kadang


dituntut masalah penyelesaian masalah yang cepat, untuk itu perlu pertimbangan
pengunaan alat-alat berat yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang
bersangkutan, hal ini tidak dapat dihindari mengingat pemanfaatan tenaga
manusia secara manual dengan alat-alat kovensional sudah tidak efisien lagi.

Dalam makalah ini penyusun mencoba memberikan pengertian dasar


pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan pemindahan tanah, beberapa hal
akan diuraikan tentang pengertian dasar alat-alat dan pengenalan sifat-sifat tanah
sehubungan dengan pekerjaan pemindahan tanah mekanis.

1.2 Pengenalan Dasar Alat

Faktor yang menentukan dalam penggunaan alat berat adalah :

1. Tenaga yang dibutuhkan (Power Required)


2. Tenaga yang tersedia (Power Available)
3. Tenaga yang dapat dimanfaatkan (Power Usable)

Hubungan antara tenaga yang dibutuhkan, tenaga yang tersedia dan tenaga
yang dapat dimanfaatkan adalah sangat penting dan diketahui karena dapat
menentukan beberapa kapasitas alat yang harus dipilih untuk suatu pekerjaan yang
dilaksanakan.

Beberapa hal yang mempengaruhi besarnya tenaga yang dapat dimanfaatkan


dari alat-alat berat diuraikan sebagai berikut:

1.2.1 Pengaruh Ketinggian

Yang dimaksud dengan ketinggian disini yaitu lokasi atau tempat pekerjaan
alat terhadap permukaan air laut, seperti diketahui mesin dari alat-alat yang
digunakan adalah kebanyakan dari jenis Internal Combustion (pembakaran)
2

enginer yang bekerjanya atas pembakaran campuran zat asam oksigen dari udara
dengan bahan bakar, untuk mendapatkan tenaga yang maksimal dari pembakaran
harus memenuhi syarat-syarat perbandingan yang tepat antara bahan bakar dan
oksigen, apabila akerapatan udara berkurang misalnya berada pada tempat yang
lebih tinggi maka jumlah oksigen persatuan volumenya dalam udara juga
berkurang, segingga mesin tidak dapat mencapai pembakaran yang sempurna.

Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna, tentu saja bahan bakar


dikurangi agar perbandingan bahan bahan bakar dengan oksigen memenuhi
persyaratan, tetapi hal ini menyebabkan tenaga mesin berkurang , dari pengertian
ini berkurangnya tenag mesin sebanding dengan kerapatan udara sehingga untuk
pertimbangan praktis dianggap bahwa berkurangnya tenaga mesin berbanding
lurus dengan bertambahnya ketingiian suatu tepat/lokasi kerja.

1.2.2 Temperature

Apabila suhu udara naik, udara mengembang (kerapatan berkurang), hal ini
akan mengurangi kandunganoksigen persatuan volume udara, sehingga akan
mengurangi tenaga mesin.

Tenaga mesin berkurang sebanyak 1% untuk tiap suhu udara naik 10F
diatas temperature standard 85F atau sebaliknya tenaga mesin bertambah 1%
apabila suhu udara turun tiap 10F dibawah temperature standard 85F.

1.2.3 Koefisien Traksi

Koefisien traksi adalah besarnya tenaga tarik yang menyebabkan slip dibagi
dengan berat kendaraan keseluruhan (untuk roda rantai) atau besarnya tenaga tarik
yang menyebabkan slip dibagi dengan berat kendaraan yang terlimpah pada roda
geraknya.

Besar koefisien traksi ini dipengaruhi beberapa faktor, misalnya untuk


kendaran roda karet kembangan ban, bentuk dan ukuran ban keadaan permukaan
tanah dan sebagainya sangat mempengarusi besarnya koefisien taraksi.
3

Tabel 1.1 Koefisien Traksi

Jenis permukaan Ban karet Crawler


Beton kering dan kasar 0,80 - 1,00 0,45
Tanah liat kering 0,50 - 0,70 0,90
Tanah liat basah 0,40 0,50 0,70
Pasir basah 0,20 0,40 0,50
Pasir kering 0,15 0,20 0,30
Kerikil lepas 0,10 0,30 0,40
Es/salju 0,05 0,10 0,15

1.2.4 Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

Adalah tahan pada gerakan roda kendaraan diatas permukaan tanah,


besarnya tahanan ini tergantung kondisi permukan tanah tempat bekerja
alat/kendaraan (keras, lembek, licin, dan lain sebagainya), tanah yang lembek
akan memberikan tahanan gelinding yang kecil atau hanya rata-rata 2% dari berat
kendaraan.

Pada kendaraan dengan roda karet besarnya tahanan gelinding ini


tergantung pula pada ukuran ban, tekanan angin ban dan kembangan permukaan
ban.

Tabel 1.2 Rolling resistance

Jenis permukaan Ban Crawler Ban karet Ban karet


baja/plan tyre/track (high (low Pres)
bearing vinide Pres)
Beton halus 40 55 35 45
Aspal keadaan baik 40 -70 60 70 40 65 50 65
Tanah padat baik 60 100 60 80 40 70 50 70
Tanah tak terpelihara 100 150 80 110 100 140 70 100
Tanah becek 200 300 140 180 180 220 150 200
berlubang
4

Tanah kerikil lepas 280 320 160 200 260 300 220 260
Tanah sangat becek 350 400 200 - 240 300 - 400 280 - 340

1.2.5 Pengaruh Landai Permukaan (Grade)

Jika sebuah kendaraan melalui jalan yang menanjak, tenaga traksi yang
diperlukan akan naik, kira-kira sebanding dengan jalan yang akan dilalui. Landai
jalan dinyatakan dalam persen (%) ialah perbandingan antara perubahan
ketinggian persatuan panjang jalan. Penambahan dan pengurangan tenaga traksi
akibat adanya tanjakan dan turunan dikatakan berbanding lurus dengan % naik
turunnya landau jalan.

Secara mudah pengaruh landai (Grade) ini adalah sebesar 10 kg atau 20


lbs/ton berat kendaraan sekap & grade. Dalam hitung-hitungan tenaga traksi
dibedakan antara tanjakan dan turunan sebagai berikut:

1. Grade resistance adalah tanjakan yang mengakibatkan bertambahnya tenaga


traksi yang diperlukan.
2. Grade assistance adalah turunan yang mengakibatkan berkurangnnya tenaga
traksi yang diperlukan.

Jadi total Resistance = TR

TR= RR + GR atau TR= RR-GA

Keterangan: TR Total Resistance

RR Rolling Resistance

GR Grade Resistance

GA Grade Asistance

1.2.6 Tenaga Roda ( Rimpull)

Adalah tenaga gerak yang disediakan mesin kepada roda-roda gerak suatu
kendaraan yang dinyatakan dalam kg atau ibs. Jika secara rinci tidak disediakan
oleh pabrik pembuat kendaraan tenaga roda ini dapat dihitung dengan rumus:
5

375
Rimpull= =(ibs)
()

Efisiensi nilai berkisar 80-85%, sedangkan HP adalah tenaga mesin dalam


Horse Power ( tenaga kuda)

1.2.7 Tenaga Tarik ( Draw Bar Pull)

Tenaga yang tersedia pada traktor atau kendaraan yang dapat dihitung
untuk menarik muatan disebut tenaga tarik traktor (Draw bar Pull) ialah tenaga
yang terdapat pada gantol (hook) dibelakang traktor, tersebut yang dinyatakan
dalam kg atau ibs.

Dari tenaga mesin secara keseluruhan setelah dikurangi untuk mengatasi


gesekan-gesekan mekanisme traktor , untuk tenaga menggerakan kendaraannya
sendiri dan pengaruh yang mengurangi daya guna mesin maka sisanya dihitung
sebagai DBP. DBP ini besarnya tergantung dari kecepatan kendaraan (Gear
Selection) untuk masing-masing gigi dinayatakan masing-masing DBP untuk
kecepatan maksimal pada gigi tersebut, pada putaran mesin tersebut (read rpm).
Sebagai contoh dapat dilihat pada table.

Table 1.3 Tenaga tarik atau DBP

Gigi/perseneling Kecepatan (mph) DBP (ibs)


1 1,56 9,909
2 2,20 6,872
3 3,04 4,752
4 3,88 3,626
5 5,30 2,419
Biasanya dalan daftar spesifikasi yang diberikan oleh masing-masing
pabrik telah diperhitungkan besarnya rolling resitance sebesar 110 ibs/ton berat
traktor. Jika dalam kenyataanya nilai RR tersebut lebih kecil atau lebih besar
maka dapat dilakukan penyesuaian nilai DBP .
6

1.2.8 Kemampuan Mendaki Tanjakan ( Grade Bility)

Kemampuan mendaki tanjakan ini adalah landai maksimal yang dapat


ditempuh oleh sebuah traktor atau kendaraan yang dinyatakan dalam % landai.
Kemampuan ini berbeda pada masing-masingkeadaan traktor atau kendaraan yang
kosong atau kecepatan pada gigi yang dipilih dan sebagainya.

Gerak maju traktor sebagai alat penari ( Primer Mover) dibatasi oleh :

1. Daya tarik DBP atau rimpul yang disediakan oleh mesin.


2. Rolling Resistance pada permukaan jalan.
3. Berat total dengan muatan.
4. Landai permukaan jalan yang dilalui.

Untuk crawler traktor kemampuan mendaki dihitung berdasarkan sisa DBP,


setelah dari DBP seluruhnya dikurangi dengan DBP yang dibutuhkan untuk
mengulangi Rolling resistance.

1.2.9 Pengaruh Lain

Disamping beberapa factor yang telah disebutkan diatas, beberapa hal perlu
juga dipertimbangkan dalam mengitung produksi alat, dan pemilihan alat yang
digunakan antara lain :

1. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan


2. Material yang dikerjakan, berat volume, jenis tanah kohesif atau kepasiran.
Untuk jenis tanah kohesif lekatannya besar sehingga perlu dipilih alat yang
sesuai, demikian juga untuk tanah kepasiran ( lepas). Faktor besar kecilnya
kembang susut tanah perlu juga untuk diketahui
3. Kemampuan operator, jika operator mampu dan berpengalaman maka akan
memperoleh hasil yang maksimal.
4. Keadaan medan, yang baik akan mempengaruhi produksi kerja, sebaliknya
bila medan jelek akan mengurangi produksi kerja
5. Efisiensi kerja, disini dipertimbangkan untuk siang atau malam akan berbeda,
hal ini dapat dijelaskan pada table berikut:
7

Tabel 1.4 Efisiensi kerja siang dan malam

Traktor Kerja efektif (menit/jam) Efisensi kerja


Kerja siang
- Crawler 50 0,83
- Whell 45 0,75
Kerja malam
- Crawler 45 0,75
- Whell 40 0,67
6. Kondisi alat yang digunakan, jika alat dalam kondisi baik akan
menghasilkan produsi tetapi sebaliknya jika alat sudah tua dan sering
rusak maka akan menghambat produktivitas kinerja mesin

1.3 Sifat-sifat Tanah

Beberapa sifat tanah sehubungan dengan pemindahan, penggusuran dan


pemampatan perlu diketahui, keadaan tanah yang mempengaruhi volume tanah
yang dijumpai dalam pekerjaan tanah antara lain:

1. Keadaan tanah yang dijumpai sebelum tanah terusik, keadaan ini disebut
dengan keadaan alam dan ukurannya dinyatakan dalam Bank Measure (BM)
keadaan yang demikian ini meliputi juga keadaan sejumlah tanah yang akan
dikerjakan.
2. Keadaan tanah yang lepas/lose, keadaan tanah setelah dilakuakan pengusikan
misalnya penggusuran, digali, dianggkut dan sebagainnya. Ukuran tanah
dalam keadaan ini dinyatakan % BM (BM+WELL) jadi volume tanah lose
lebih besar dibanding dengan volume tanah alam.
3. Keadaan tanah mampat, keadaan tanah setelah diberikan usaha-usaha
pemampatan dengan bermacam cara baik dengan alat maupun tenaga manusia
besarnya ukuran tanah ini sangat tergantung, bisa lebih besar ataupun lebih
kecil.

Bertambahnya volume tanah dari Bank menjadi Lose disebut dengan swell
yang dinyatakan dalam % .
8


SW=( 1) 100 %

Keterangan : SW = % Well

B = berat tanah dalam keadaan bank (alam)

L = Berat tanah dalam keadaan loose ( lepas)

Berkurangnya volume tanah dari keadaan bank menjadi pampat disebut


shrinkage atau susut


Sh= (1 ) 100 %

Keterangan : sh = % shrinkage / susut

B = Berat tanah dalam keadaan bank (alam)

C = Berat tanah dalam keadaan compected ( pampat)

Disamping % swell dan % shrinkage, untuk menyatak konversi keadaan


tanah dapat juga digunakan load factor dan shrinkage factor, dan dihitung
sebagai berikut:


Load factor =


Shrinkage factor =

Sebagai ilustrasi, beberapa macam tanah dengan sifat karakternya dapat dilihat
di table di bawah ini

Table 1.5 sifat-sifat beberapa macam tanah

Jenis Tanah % Swell Load Factor


Lempung alami 38 0,72
Lempung berkerikil kering 36 0,73
Lempung berkerikil basah 33 0,73
Tanah biasa baik, kering 24 0,81
9

Tanah biasa baik, basah 26 0,79


Kerikil 14 0,88
Pasir kering 11 0,90
Pasir basah 12 0,89
Batu 62 0,61

1.4 Contoh soal dari laat-alat yang digunakan

1. Contoh soal 1.1

Sebuah traktor 100 HP ( Four Cycle Engine)bekerja pada ketinggian 10.000


feet dari permukaan air laut

- Tenaga mesin ( diatas muka air laut) = 100 HP


3% (10.0003000) 100
- Pengurangan + = 21 HP
1000

Tenaga efektif = 79 HP

Sehingga untuk keperluan kerja traktor, hanya dihitung kemampuannya


sebesar 79 HP atau bekerja efektif 79% saja.

2. Contoh soal 1.2

Sebuah alatt dengan roda rantai (crawler) berat total alat 3000 kg, dari hasil
pengamatan alat tersebut bekerja pada medan tertentu, roda mengalami slip pada
saat diberikan tenaga traksi sebesar 2400 kg

Jadi koefisien traksi = 2400/3000= 0,8

3. Contoh soal 3.1

Sebuah loader berat total 10.000 kg. 60 % berat kendaraan dilimpahkanpada


roda gerak. Dari hasil pengamatan roda gerak slip pada tenaga tarik sebesar
4000kb.
10

Berat alat yang dilimpahkan pada roda gerak = 0,60x10.000 kg = 6000 kg


4000
koefisien traksi = = 0,667
6000

4. Contoh soal 1.4

Sebuah traktor roda karet dengan dua gerak total 18000 ibs bekerja pada
tanah pasir basah dengan koefisien traksi= 0,3

Maka tenaga traksi yang dapat di manfaatkan = 0,3 x 18.000 = 5400 ibs

5. Contoh soal 1.5

Sebuah truk dengan muatan 20 ton, bergerak pada jalan aspal dengan RRF = 50
ibs/ton

Maka rolling resistancenya = 50 x 20 = 1000 ibs

6. Contoh soal 1.6

Sebuah traktor roda 160 HP, berjalan pada gigi 1 dengan kecepatan 3,6 Mph

Maka rimpull yang tersedia pada roda-roda maksimal :

375 160 0,80


= 13.500 ibs
3,6

7. Contoh soal 1.7

Sebuah traktor seberat 15 ton mempunyai DBP = 5684 ibs diperhitungkan


pada nilai

RRF = 110 ibs/ton. Jika traktor bekerja pada jalan dengan

RRF = 180ibs/ton, maka :

DBP pada RRF 110 ibs/ton = 5684 ibs

Reduksi DBP = (180-110) x 15 = 1050 ibs -

Jadi DBP efektif = 4634 ibs


11

8. Contoh soal 1.8

Sebuah traktor menarik scraper dengan ketentuan sebagai berikut:

Traktor 180 Hp, berat 20 ton scraper dengan muatan penuh berat 36 ton. DBP
traktor pada gigi 3 sebesar 9200 kg rolling resistance (RR) traktor 80 kg/ton, RR
yang diperhitungkan oleh pabrik 50 kg/ton, RR scraper 100kg/ton efisiensi 85%

Hitunglah : -RR tambahan untuk traktor (80-50) = 30 kg/ton

-RR traktor = 20 x 30 = 600 kg

-RR scraper= 36 x 100 = = 3600 kg

Total RR = 4200 kg

Makimal BDP yang dihitung : 85% x 9200 = 7820 kg

Untuk mengatasi RR = 4200 kg

DBP yang tersedia = 3620 kg

Berat traktor + scraper = 20x 36 = 56 ton

Diperlukan tambahan DBP 10 kg/ton untuk tiap landai 1 %, Jadi untuk


traktor x sraper = 10 x 56 = 560 kg untuk tiap 1 % landai naik. Kemampuan
3620
mendaki traktor menarik scraper = x 1 % = 6,46%
560

Untuk traktor dengan roda karet dapat dilakukan hitungan yang sama,
hanya perlu dihitung koefisien traksinya, karena pada traktor jenis ini mempunyai
pengaruh cukup berarti.

9. Contoh 1.9

Traktor roda karet 120HP berat total 12 ton di distribusi beban pada gerak 60
% koefisien 0,5

Traktor menarik traktor scraper berat muatan penuh 25 ton. DBP traktor pada
gigi ke 2 sebesar 4500 kg. RR traktor 60 kg/ton RR yang diperhitungkan dari
pabrik 50 kg/ton. Scraper 70 kg/ton efisiensi mesin 85 %.
12

Hitunglah = -tambahan RR traktor = ( 60-50) x 12 = 120 kg

-RR scraper = 70 x 25 = 1750 kg

RR total = 1870 kg

Control transaksi pada roda gerak

Beban pada roda gerak 60 % x 12000 kg = 7200 kg

Tenaga transaksi sebelum terjadi slip = 0,5 x 7200 = 3600 kg

Maksimal DBP tractor dihitung = 85 % 4500 kg = 3825 kg > 3600 kg

traktor sudah slip

Tenaga yang dapat dimanfaatkan = 3600 kg


Untuk menanggulangi RR = 1870 kg

DBP tersisa = 1730 kg

Berat tractor + scraper = 12 x 25= 37 ton

Tiap % landai perlu tenaga = 10 x 37 = 370 kg

1730
Jadi kemampuan mendaki = x 1 % = 4,67 %
370

10. Contoh 1.10

Jika diketahui T = 750 ibs, pada 2100 rpm , 6=41;7

Pada gigi ke 1 = R = 30 inci w = 140.000 ibs, N= 50 ibs/ton

972 750 41 50
K= - = 4,62 %
30 140.000 20
13

11. Contoh 1.11

Suatu tanah dari hasil penyelidikan diperoleh nilai

- Berat tanah alami 92 lbs/cu-ft


- Berat tanah lepas 72 ibs/cu.ft
- Berat tanah dipaparkan lop ibs/cu.ft
Maka
92
Sw = ( 1) x 100 % = 21%
76
92
Sh = (1 ) 100 % = 15 %
108
12. Contoh 1.12

Bebrapa kali harus diangkut oleh scraper berkapasitas 18 cu.yd yang jika
dibutuhkan tanah lempung yang berkerikil kering sebanyak 800 cu.yd
(uampacted) dengan shrinkage factor 0,80?

8000
Diperlukan tanah = 10.000 cu.yd (bank)
0,80

Kemampuan scraper = 18 x 0,73= 13,14 cu.yd (bank)

10.000
Jika hanya satu scraper yang digunakan maka diperlukan = = 761
13,14

kali pengangkutan

Anda mungkin juga menyukai